2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Rosdiana, 2015 Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kharismayanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi terhadap kemampuan hasil passingbola yang benar

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Ladder Training Dengan Metode Repetisi Terhadap Kelincahan Gerak Pada Atlet BolaBasket SMAN 10 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Irvan Andriana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu yang terencana, seperti yang diungkapkan Rusli Lutan dkk (1991:57)

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak hingga orang dewasa, hal itu menunjukkan bahwa sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga permainan yang di gemari oleh seluruh masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing beranggotakan lima orang di dalam lapangan.menurut Murhananto (2008;7) Futsal adalah kata yang digunakan secara internasional untuk permainan sepakbola dalam ruangan. Olahraga yang sekarang berkembang cepat sesuai dengan perkembangan jaman. Di indonesia muncul olahraga futsal dikarenakan para penggembar sepak bola yang tidak bisa melakukan permainan sepak bola, yang di sebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, lapangan sepak bola yang sedikit, jumlah pemain yang relatif banyak yaitu 11 orang per-tim maka sebagai solusinya adalah dengan melakukan olahraga futsal yang cara melakukan permainannya mirip dengansepak bola. Ciri lain dari berkembangnya olahraga futsal yaitu, dengan semakin banyak gor lapangan futsal di berbagai daerah. Di sekolah-sekolah yang tidak memiliki lapangan yang luas futsal menjadi alternatif untuk menggantikan olahraga sepak bola dengan ukuran yang jauh lebih kecil dari ukuran sepak bola. Permainan futsal menjadi bagian lebih penting dalam proses pemberdaayaan siswa malalui aktivitas-aktivitas jasmani dan nilainilai pendidikan yang ada didalamnya. Melalui permainan futsal diharapkan para siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas yang memiliki tanggung jawab, kerjasama, dan nilai norma yang baik. Untuk dapat bermain futsal dengan baik dan benar maka para pemainnya harus menguasai teknik dasarnya, oleh sebab itu siswa harus di bina saat belajar di sekolah dan dilatih saat program latihan ekstrakulikuler di sekolah atau dengan berlatih di klub. Oleh karena itu, guru olahraga atau pelatih futsal harus mengetahui teknik dasar permainan futsal dengan benar, serta mengetahui komponen kondisi fisik yang mendukung dan yang dominan dalam futsal. Tujuan pembinaan atau pelatihan olahraga adalah untuk membantu atlet meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai kemampuan. Harsono (1988: 100) mengatakan bahwa ada empat aspek latihan

2 yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik, teknik, taktik, dan mental. Aspek latihan fisik lebih didahulukan, karena merupakan pondasi dari suatu olahraga prestasi. Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Oleh karena itu, latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian yang serius direncanakan secara baik dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Latihan fisik merupakan bagian terpenting untuk semua cabang olahraga. Tujuannya adalah untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Sajoto (1988) yang dikutip oleh Satriya dkk (2007: 51) mengatakan bahwa Kondisi fisik adalah suatu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Begitu juga Bompa (2000) yang dikutip oleh Satriya dkk (2007: 51) mengatakan bahwa Persiapan fisik merupakan salah satu yang harus diperhatikan dipertimbangkan dari beberapa kasus penting sebagai unsure yang diperlukan dalam latihan untuk mencapai puncak penampilan (prestasi). Kemampuan fisik merupakan kebutuhan dasar dalam penampilan olahraga futsal, dan kemampuan fisik juga harus dipertimbangkan sebagai bagian penting untuk menampilkan teknik dan taktik yang sempurna seperti dalam olahraga futsal. Banyaknya komponen fisik yang menjadi kebutuhan prestasi atlet futsal menuntut pelatih untuk berusaha keras memahami dengan baik tentang pelatihanpelatihan komponen fisik, seperti : kemampuan kelenturan, kecepatan gerak (dalam bentuk speed, agility, maupun quickness), kekuatan maksimal, kekuatan yang cepat (power), daya tahan kekuatan, daya tahan anaerob, dan juga daya tahan aerob. Semua komponen fisik tersebut pada prinsipnya merupakan kemampuan dinamis anaerobik dan aerobik. Dalam permainan futsal, komponen kondisi fisik yang dominan salah satunya adalah kecepatan. Karena seorang pemain futsal harus mempunyai kecepatan yang baik, agar dapat bertahan dan melakukan serangan balik yang lebih cepat dan lebih efisien. dan

3 Speed atau disebut juga kecepatan maksimal merupakan salah satu komponen fisik yang harus dimiliki oleh seorang atlet. Mengenai kecepatan Jerver (1974:53) menyatakan bahwa : Kecepatan adalah kemampuan untuk bergerak dengan kecepatan yang paling cepat. Macam-macam kecepatan yaitu: 1. Kecepatan umum yaitu kapasitas untuk melakukan beberapa macam gerakan (reaksi motorik) dengan cara yang cepat. 2. Kecepatan khusus yaitu kecepatan untuk melakukan suatu latihan atau keterampilan pada kecepatan tertentu, biasanya sangat tinggi. Wahjoedi (2000:61) mengemukakan bahwa kecepatan adalah Kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan tidak hanya dibutuhkan untuk berlari tetapi pada dasarnya kecepatan dapat dipergunakan dalam segala bentuk aktivitas. Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuhdalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam lari sprint, kecepatan larinya ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari tungkai yang dilakukan secara cepat. Menurut Nurhasan (1994) yang dikutip oleh Saifudin (1999:1-11), kecepatan gerakan dan kecepatan reaksi sering dianggap sebagai ciri dari atlet berprestasi. Yang dapat diamati dalam cabang-cabang olahraga yang membutuhkan mobilitas tinggi, seperti kecepatan lari seorang pemain futsal. Krembel (1984:19), menyatakan bahwa : Kecepatan sprint adalah kemampuan seseorang untuk bergerakke depan dengan kuat dan kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Kecepatan didefinisikan sebagai kemampuan organisme atletmelakukangerakan-gerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untukmencapai hasil yangsebaik-baiknya (Suharno HP, 1978: 26).

4 Banyak metode dan bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan para atlet, seperti latihan harness, pliometrik, uphill, dan downhill. Banyak cara untuk meningkatkan kebutuhan kecepatan atlet dengan baik, banyak metode latihan dan tempat yang bisa digunakan untuk berlatih. Atas dasar penjelasan yang telah dipaparkan diatas peneliti ingin mencoba membandingkan dua metode latihan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini metode latihan yang digunakan adalah lari uphill dan downhill. Daerah yang memiliki jalan/permukaan yang menanjak, merupakan sesuatu yang menarik untuk dijadikan tempat latihan. Selain itu latihan di daerah yang memiliki jalan.permukaan menanjak mayoritas bertempat di daerah dataran tinggi/pegunungan. Dengan udara yang sejuk, dapat mengurangi rasa jenuh atlet dalam melakukan latihan. Brown, Ferrigno, Santana Mengatakan bahwa : Adapun bentuk latihan yang lain untuk mengembangkan latihan lari uphill, yaitu lari di anak tangga (stadium stairs). Latihan lari cepat di lintasan menurun (downhill) sangat baik untuk meningkatkan kecepatan frekuensi langkah lari. Menurut Harsono (1988:119) mengatakan bahwa : Downhill lari menuruni bukit, untuk melatih kecepatan frekuensi langkah gerak kaki, lebih baik lagi kalau ada angin dari belakang. Latihan lari pada tempat yang menurun, dapat mengurangi bahkan dihilangkan beban sebagai akibat gaya gravitasi bumi. Saat lari di lintasan menurun seseorang dituntut untuk melakukan gerakan lari ke depan secepat mungkin. Hal ini dapat merangsang kerja sistem syaraf gerak untuk kerja lebih cepat. Hal ini sangat baik bagi peningkatan kecepatan dan frekuensi langkah lari. Dari penjelasan yang telah diuraikan tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Latihan Lari Uphill dan Downhill Terhadap Peningkatan Kecepatan Pada Atlet Futsal. B. Rumusan Masalah Berdasakan pokok bahasan dalam latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara latihan lari uphill dengan latihan lari downhill terhadap peningkatan kecepatan pada atlet futsal?

5 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis tetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari latihan lari uphill dan lari downhill terhadap peningkatan kecepatan lari atlet futsal. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah manfaat secara teoritis dan secara praktis, yang dipaparkan sebagai berikut: 1) Manfaat secara teoritis a. Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan keilmuan dan informasi dalam proses langkah awal pembinaan dan pelatihan atlet, khususnya cabang olahraga futsal. b. Memperoleh pemahaman dan gambaran secara teoritis mengenai perbandingan antara program latihan gabungan dan program latihan terstruktur dalam meningkatkan kemampuan kecepatan khususnya dalam cabang olahraga futsal. 2) Manfaat secara praktis a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan atau acuan bagi para pelatih dan pembina olahraga futsal agar melakukan proses pembinaan ini. b. Dapat dijadikan landasan untuk mendiagnosa terhadap kekurangankekurangan mengenai peningkatan kecepatancabang olahraga futsal. c. Hasil tes dapat dijadikan sebagai acuan awal bagi pelatih untuk menentukan program latihan selanjutnya.

6 E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul penelitian, maka penulis menjelaskan istilah-istilah penting dalam penelitian ini, yaitu: 1) Latihan Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. (Harsono, 1988: 101) 2) Kecepatan Kecepatan ialah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. (Harsono, 2001: 36) 3) Uphill Uphill adalah lari naik bukit, latihan ini baik sekali untuk mengembangkan dinamicstrength dalam otot-otot tungkai. Dynamic strength bisa juga dikembangkan dengan lari di air yang dangkal, di pasir, salju, ataupun lapangan yang empuk. (Harsono, 2001: 36) 4) Downhill Downhill adalah lari menuruni bukit, untuk melatih kecepatan frekuensi gerak kaki;libih baik lagi kalau ada angin dari belakang. (Harsono, 2001: 36) 5) Futsal Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. (Law of The Game, 2012/2013). F. Struktur Organisasi Skripsi Bab I Pendahuluan: (Latar belakang Penelitian. Rumusan Masalah. Tujuan masalah Penellitian. Manfaat Penelitian. Definisi Operasional. Dan Struktur Organisasi Skripsi). Bab II kajian Pustaka : (Landasan Teori Olahraga Futsal.

7 Karakteristik permainan futsal. Kondisi Fisik. Kondisi Fisik. Kecepatan. Lari Uphill. Lari Downhill).Kerangka Pemikiran. Dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian: (Metode Dan Prosedur Penelitian. Lokasi Dan Populasi/Sampel Penelitian. Instrumen Penelitian. Teknik Pengolahan. Dan Analisis Data. Bab IV Hasil Pengolahan Dan Analisi Data: (Diskusi Penemuan. Analisi. Dan Deskriptif Data). Bab V Kesimpulan Dan Saran