Jurnal Kesehatan Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun patologis (Molika, 2015). dimulai pada saat terjadi proses nidasi, oleh beberapa tubuh wanita direspon

EFEKTIFITAS SENAM HAMIL UNTUK MENINGKATKAN DURASI TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPM EKA ERFANA, SST.,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian. primigravida maupun multigravida dengan usia kandungan 22 32

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL

PERBEDAAN PEMBERIAN SENAM HAMIL DAN YOGA TERHADAP PENINGKATAN DURASI TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III NASKAH PUBLIKASI

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian

ABSTRAK ABSTRACT. Aris Puji Utami Prodi D3 Kebidanan STIKES NU Tuban

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami dan menghasilkan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB III METODE PENELITIAN

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Ibu (AKI) yaitu angka kematian ibu akibat langsung dari proses reproduksi,

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun.sementara target Rencana Pembangunan Jangka Menengah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi bila sel telur (ovum) dibuahi dan berkembang sampai menjadi janin (fetus)

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

SKRIPSI SENAM HAMIL MENURUNKAN GANGGUAN TIDUR PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RUMAH SEHAT MADANI LARAS SURYA SORE RIANITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB II TINJAUAN TEORI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING INDIVIDU SEBELUM MELAHIRKAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA IBU POSTPARRTUM

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TRIMESTER III

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa awal adalah bekerja dan berkarier. Hal ini berarti bahwa semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode kehamilan dan persalinan pada wanita merupakan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

HUBUNGAN SENAM YOGA DENGAN KESIAPAN FISIK DAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI KELAS ANTEPARTUM GENTLE YOGA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

PENGARUH KONSUMSI BELIMBING MANIS TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN, KEJADIAN KONSTIPASI DAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KLATEN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SENAM HAMIL TERHADAP PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup umur untuk bisa menghasilkan keturunan atau hamil. Usia normal wanita

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Senam Hamil Mempengaruhi Lama Persalinan Normal pada Primigravida. Pregnant Exercise Influence Vaginal Term Labor On Primigravid

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perasaan penuh tekanan yang muncul dalam diri ibu hamil trimester

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

Transkripsi:

KEMAS 8 (2) (2013) 128-136 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas MANFAAT SENAM HAMIL UNTUK MENINGKATKAN DURASI TIDUR IBU HAMIL Wahyuni & Layinatun Ni mah Jurusan Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima September 2012 Disetujui Oktober 2012 Dipublikasikan Januari 2013 Keywords: Exercise; Pregnant Women; Sleeping Duration; 3 Rd Trimester. Abstrak Gangguan tidur banyak dialami oleh wanita pada kehamilan trimester ketiga, seperti nyeri punggung bawah. Pada masa ini wanita hamil mengalami kecemasan yang berakibat munculnya depresi dan kesulitan tidur. Kesulitan tidur pada wanita hamil bisa berupa penurunan durasi tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat Senam Hamil dalam meningkatkan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga. Penelitian ini menggunakan metode preeksperiment dengan pendekatan quasi eksperiment dan desain penelitian pre and post test without control design. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah dari 9 responden. Tempat penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Surakarta selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam hamil berpengaruh dalam peningkatan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p = 0,004 (p<0,005). Hal ini disebabkan oleh karena senam hamil akan memberikan efek relaksasi pada ibu hamil yang bias berpengaruh terhadap peningkatan durasi tidur bagi ibu hamil. Kesimpulan penelitian ini adalah senam hamil bermanfaat dalam peningkatan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga. Abstract Sleep disorder is the most pathological effect on pregnant women 3 rd trimester, for example : physical uncomfortable. Anxiety and depression will effect on sleeping disorder. The one of sleeping disorder is decreasing sleeping duration on pregnant women. This study was done to know the benefit of exercise on pregnant women to improve sleeping duration at 3 rd trimester. The method of this study was pre experiment with pre and post test without control design. The number of samples were 9 pregnant women in PKU Muhammadiyah Surakarta Hospital. The study was done on 4 weeks. The result of this study was there are benefit of exercise on pregnant women to improve sleeping duration at 3 rd trimester. It is show on the p value = 0,004 (p<0,005). The part of exercise in pregnant women is relaxation, that effect of increasing sleeping duration. The conclution is exercise on pregnant women improve sleeping duration at 3 rd trimester. 2013 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta Jawa Tengah 57162 Email: wahyuni@unnes.ac.id ISSN 1858-1196

Pendahuluan Masa kehamilan merupakan suatu masa yang ditunggu-tunggu oleh sebagian wanita. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia terdapat suatu anggapan bahwa sebelum seorang wanita bisa hamil dan melahirkan, maka wanita tersebut belum dianggap sempurna. Masa kehamilan yang berlangsung selama sembilan bulan merupakan masa yang menyenangkan, tetapi sebagian dari rasa yang menyenangkan tersebut mempunyai akibat yang memunculkan keluhan-keluhan bagi ibu hamil. Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan, mempunyai dampak yang bersifat patologis bagi wanita hamil. Perubahan fisiologis ini dimulai pada saat terjadi proses nidasi yang oleh beberapa tubuh wanita direspon sebagai benda asing. Wanita yang hamil muda akan merasa mual, muntah, meriang dan lemas. Rasa mual dan muntah ini akan berkurang sampai trimester pertama berakhir. Pada trimester kedua tubuh sudah mulai beradaptasi dan rasa mual dan muntah sudah mulai berkurang. Akan tetapi pada trimester ketiga, keluhan yang diakibatkan oleh pembesaran perut, perubahan anatomis dan perubahan hormonal akan menyebabkan munculnya keluhan-keluhan pada ibu hamil (Venkata & Venkateshiah 2009). Keluhan-keluhan tersebut diantaranya adalah nyeri punggung bawah, sesak napas, varises, haemorrhoid, ganggaun tidur, diastasis recti, nyeri pelvis dan lain-lain. Salah satu keluhan ibu hamil adalah gangguan tidur yang sering dialami wanita hamil, walaupun kehamilannya normal. (Santiago, et al., 2001). Sharma dan Franco (2004), mengatakan bahwa 97% wanita hamil pada trimester ketiga mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur yang sering dialami oleh ibu hamil adalah penurunan durasi tidur (Field et al., 2007). Sebagian besar wanita hamil mengalami gangguan tidur dan hanya 1,9% saja wanita yang tidak terbangun pada malam hari selama kehamilan trimester ketiga. Gangguan tidur pada wanita hamil bisa berupa penurunan presentase gelombang tidur yang lamban dan tidur REM yang mungkin meningkat pada stadium satu. Gangguan tidur pada wanita hamil terjadi pada trimester pertama, trimester kedua dan juga trimester ketiga. Gangguan tidur lebih banyak dikeluhkan pada trimester ketiga (Field et al, 2006). Pada trimester tiga jumlah gangguan tidur ini lebih tinggi, karena adanya ketidaknyamanan seperti nyeri pinggang banyak buang air kecil, dan spontan bangun dari tidur. Gerakan janin, nyeri ulu hati (hurtburn), kram pada tungkai, kelelahan dan kesulitan memulai tidur atau sulit tidur sampai pagi (Grace et al, 2004). Penurunan durasi tidur pada ibu hamil dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Hal ini dapat membuat beban kehamilan menjadi semakin berat (Bambang BR, 2004). Gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif. Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam (Field et al, 2007). Kesulitan tidur pada ibu hamil disebabkan oleh adanya rasa cemas dan panik yang berkaitan dengan perubahan tanggung jawab sebagai orang tua. Gangguan tidur selama kehamilan terjadi selama trimester 1 (13%-80%) dan trimester ketiga (66%-97%). Upaya-upaya untuk mengatasi kesulitan tidur ini antara lain dengan olah raga, mengonsumsi obat-obatan yang aman bagi ibu hamil, hipnoterapi, edukasi tidur (sleeping education) dan latihan relaksasi. Tella et al, 2011 melakukan penelitian tentang latihan aerobik yang dikombinasi dengan sleeping education untuk mengatasi gangguan tidur. Dari 30 wanita hamil yang ikut berpartisipasi didapatkan hasil bahwa latihan aerobic dan sleeping education terhadap gangguan tidur atau insomnia. Olahraga yang diperuntukkan bagi ibu hamil adalah olah raga yang aman bagi kehamilannya. Olah raga ini bisa bersifat individual seperti jala-jalan pagi hari atau olah raga yang bersifat kelompok seperti senam hamil. Jenis olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil merupakan suatu bentuk olah raga atau latihan yang terstruktur. Senam hamil mempunyai manfaat: 1) Mengurangi stress selama kehamilan dan pada masa pasca melahirkan, 2) Meningkatkan pertumbu- 129

han janin dan plasenta pada trimester pertama dan kedua, 3) Mengurangi insiden komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan seperti pra-eklampsia dan gestational diabetes, 4) Memudahkan proses persalinan, 5) Mengurangi sakit punggung selama trimester ketiga. Tujuan dan manfaat senam hamil adalah: 1) Menjaga kondisi otot-otot dan persendian., 2) memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot, ligamen, dan jaringan yang berperan dalam mekanisme persalinan, serta membentuk sikap tubuh yang prima, 3) Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis, 4) Memberikan kenyamanan (relaksasi), 5) Menguasai teknikteknik pernafasan. Latihan dalam senam hamil terdiri dari pemanasan, latihan inti, latihan pernafasan dan pendinginan. Gerakan-gerakan dalam latihan pemanasan bermanfaat untuk meningkatkan oksigen yang diangkut ke otot dan jaringan tubuh, memperlancar peredaran darah, serta mengurangi risiko terjadinya kejang atau luka. Sedangkan tujuan gerakan dalam latihan inti adalah pembentukan sikap tubuh, meregangkan dan menguatkan otot terutama otot yang berperan dalam persalinan serta memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah, dan paru dalam mengedarkan nutrisi dan oksigen keseluruh tubuh. Sehingga dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan mengurangi keluhan-keluhan ibu hamil. Latihan pernafasan dan pendinginan dalam senam hamil merupakan suatu metode relaksasi. Dimana relaksasi dalam latihan pernafasan dilakukan dengan cara latihan nafas perut (menaikkan perut saat menarik nafas dan mengempiskan perut saat membuang nafas dari mulut secara perlahan), latihan nafas diafragma/iga (hirup nafas melalui hidung sampai iga terasa mengembang, kemudian hembusksn nafas melalui mulut), latihan nafas dada (hirup nafas melalui hidung sampai dada terasa mengembang, kemudian hembuskan nafas melalui mulut). Latihan pendinginan dilakukan melalui penegangan otot-otot tertentu selama beberapa detik untuk kemudian dilepaskan. Bila ibu hamil melakukan latihan tersebut dengan benar, akan terasa efek relaksasi pada ibu hamil yang berguna untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang ia rasakan selama kehamilan berlangsung (Wulandari, 2006). Secara fisiologis, latihan relaksasi ini akan menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf paraimpatis ini adalah menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan meningkatkan skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormone relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang (Wulandari, 2006). Dengan demikian ibu hamil dapat tidur dengan mudah dan nyaman. Selama latihan, otak melepaskan lebih banyak norepinefrin, yaitu sebuah neurotransmitter yang dapat mengurangi depresi sehingga tubuh menjadi lebih relaks (Corry, 2004). Senam hamil dilakukan selama masa kehamilan dengan gerakan yang disesuaikan dengan kondisi kehamilan dan bermanfaat untuk mempersiapkan proses persalinan, memelihara kesehatan selama kehamilan, mengurangi keluhan yang terjadi akibat perubahan-perubahan kehamilan serta memberikan ketenangan (relaksasi) sehingga ibu hamil dapat melakukan aktivitas tidur dengan nyaman dan durasi tidur yang baik dapat dicapai. Menurut Wulandari (2006) senam hamil merupakan pelayanan prenatal efektif untuk menurunkan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan pertama. Senam hamil juga efektif untuk menurunkan nyeri punggung bawah pada trimester ketiga. Senam hamil juga bisa meningkatkan kadar haemoglobin (Wahyuni & Nida, 2010). Mengingat pentingnya manfaat senam hamil sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi keluhan-keluhan ibu hamil yang mengakibatkan penurunan durasi waktu tidur, maka penelitian ini dilakukan dengan judul pengaruh senam hamil terhadap durasi waktu tidur ibu hamil pada trimester ketiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat senam hamil terhadap peningkatan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga. Metode Penelitian Penelitian ini bertempat di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Surakarta. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2011 sampai tanggal 30 Maret 2011 atau selama satu bulan. Penelitian 130

ini merupakan penelitian Pre experiment, dengan pendekatan quasi experiment. Desain penelitian yang digunakan adalah pre and post test without control group design. Sampel penelitian ini diberikan perlakuan latihan berupa senam hamil secara rutin 2 kali dalam satu minggu selama 1 bulan. Diawali dengan pre test sebelum perlakuan kemudian dilakukan post test setelah 1 bulan perlakuan. Rancangan penelitian adalah sebagai berikut: Keterangan: O 1 : pre test sebelum perlakuan O 2 : post test sesudah perlakuan X 1 : Perlakuan dengan senam hamil Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta senam hamil di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, berdasarkan pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah: 1) Usia kehamilan trimester ketiga (28 minggu - 42 minggu), 2) gangguan tidur bukan karena menderita penyakit tertentu, 3) gangguan tidur bukan karena mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi tidurnya, 4) mengalami kecemasan atau ketidaknyamanan fisik dalam kehamilan di trimeser ketiga, 4) berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang memiliki anak kurang dari 2, 5) keadaan ekonomi dari kelas menengah keatas, 6) peserta baru senam hamil di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, 7) Bersedia mengikuti senam hamil dua kali dalam satu minggu sampai selesai penelitian. Kriteria Eksklusi : 1) memiliki kontra indikasi untuk melakukan senam hamil, 2) tidak rutin mengikuti senam hamil. Kriteria Pengguguran (drop out): 1) tidak menyelesaikan progam senam hamil, 2) mengikuti progam senam hamil tetapi tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Jumlah sampel yang memenuhi syarat 9 responden mengikuti senam hamil. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan memberikan perlakuan berupa senam hamil dan mengukur durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga kehamilan. Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil untuk mempersiapkan ibu hamil secara fisik maupun mental. Metode senam hamil yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari buku Tetap Bugar Dan Energik Selama Hamil oleh Emilia & Freitag (2010). Senam hamil dalam penelitian ini dilakukan selama 1 bulan dengan jadwal 2 kali dalam satu minggu dan durasi latihan selama 40 menit setiap senam. Senam hamil terdiri atas beberapa tahap latihan. Mulai dari pemanasan selama 10 menit, latihan inti selama 15 menit, kemudian dilanjutkan dengan latihan pernafasan selama 10 menit dan terakhir pendinginan selama 5 menit (Emilia & Freitag, 2010). Durasi tidur ibu hamil adalah jumlah waktu tidur yang dicapai oleh individu setiap hari yang di hitung dalam ukuran jam. Pengukuran durasi tidur dalam penelitian ini menggunakan Recall aktivitas tidur ibu hamil. Recall merupakan pengukuran durasi tidur yang yang menggunakan blanko yang berisi catatan waktu tidur. Blanko ini harus diisi oleh sampel sebelum dan setelah bangun tidur selama penelitian berlangsung (1 bulan). Kategori durasi tidur pada ibu hamil dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) 5-6 jam dikatakan kategori durasi tidur rendah, 2) 7-8 jam kategori sedang, 3) 9-10 adalah kategori durasi tidur yang baik. Hasil Subyek dalam penelitian ini adalah ibu hamil peserta senam hamil di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dengan usia kehamilan trimester ketiga yang tidak mengikuti senam hamil. Dari 35 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 9 peserta senam hamil. Pengambilan data penelitian dilakukan pada periode 2 Maret 2011-30 Maret 2011. Deskripsi data responden hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan distribusi pada Tabel 1 sebagian besar ibu hamil yang mengikuti senam hamil ada dalam rentangan umur 31-40 tahun dengan presentasenya sebesar 55,56%. Hasil dalam penelitian ini umur ibu hamil yang tidak 131

mengikuti senam hamil mayoritas dalam rentangan umur 20-30 sebesar 76,92%. Sedangkan pada kelompok perlakuan (senam hamil) mayoritas dalam rentangan umur 31-40 tahun dengan presentase sebesar 55,56%. Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi Prosentase (%) Umur 20 30 4 44,44 31 40 5 55,56 Tingkat Pendidikan SD 0 0,00 SLTP 0 0,00 SLTA 2 22,22 PT 7 77,78 Pekerjaan IRT 9 100,00 Buruh 0 0,00 Swasta 0 0,00 Paritas 0 7 77,78 1 2 22,22 Pekerjaan Suami PNS 2 22,22 TNI/POLRI 0 0,00 Pegawai 2 22,22 Swasta 5 55,56 Menurut data distribusi di atas, ibu hamil yang mengikuti senam hamil memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi (PT) sebanyak 7 orang atau 77,78%. Hasil dalam penelitian ini Ibu hamil yang mengikuti senam hamil sebagian besar berpendidikan yang lebih tinggi (PT) mencapai 77,8% dan ibu hamil yang tidak mengikuti senam hamil sebagian besar berpendidikan SMA mencapai 84,6%. Dari data di atas pekerjaan yang dominan dari subyek yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT) mencapai 100%. Dari penelitian ini diperoleh data bahwa persentase terbesar dari peserta senam hamil yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT) mencapai 100%. Berdasarkan data di atas maka paritas (jumlah kehamilan yang dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki) yang dominan dari subyek yang mengikuti senam hamil yaitu 0 (merupakan kehamilan yang pertama) mencapai 77,78%. Menurut data distribusi di atas, suami yang bekerja swasta memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 55,56%, kemudian diikuti yang bekerja sebagai pegawai (Bank, Pajak, BUMN, Bea Cukai). Pekerjaan suami responden pada penelitian ini baik pada ibu hamil yang mengikuti senam hamil dan tidak mengikuti senam hamil yaitu bekerja swasta memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 55,56%, kemudian diikuti yang bekerja sebagai pegawai (Bank, Pajak, BUMN, Bea Cukai) Memiliki persentase sebesar 53,85%. Penilaian hasil pengukuran durasi tidur masing-masing kelompok penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Durasi Tidur Kelompok Perlakuan Durasi Sebelum Sesudah tidur (jam) F % F % 4 1 11,1 0 0,0 5 5 55,6 0 0,0 6 3 33,3 1 11,1 7 0 0,0 5 11,6 8 0 0,0 3 33,3 Jumlah 9 100,0 9 100,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa durasi tidur ibu hamil kelompok perlakuan yang diukur di awal penelitian sebesar 5 jam memiliki presentase terbesar yaitu 55,56%. Menurut Siallagan (2010) durasi tidur 5-6 jam bagi ibu hamil trimester ketiga termasuk kategori kurang. Sedangkan data durasi tidur yang diukur sete- 132

lah dilakukan perlakuan dengan senam hamil diperoleh nilai durasi tidur 7 jam terbesar 55,56%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan durasi tidur dari kategori kurang menjadi cukup/sedang. Tella et al (2011) menyatakan bahwa setelah dilakukan latihan aerobic dan sleeping education pada 30 wanita hamil, setelah enam minggu perlakuan didapatkan penurunan tingkat insomnia dari 18,4 ± 7,9 menjadi 2,9 ± 0,4 dengan pengukuran Insomnia Severity index (ISI). Uji normalitas dilakukan untuk meyakinkan apakah populasi yang dibandingkan rata-ratanya mengikuti sebaran atau berdistribusi normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas data pada responden tidak senam hamil dan mengikuti senam hamil pada ibu hamil trimester tiga dengan menggunakan Shapiro-wilk test. Hasil pengujian ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Statistic p-value Keterangan Senam 0,773 0,010 Tidak normal Berdasarkan hasil uji normalitas baik pada kelompok ibu hamil yang tidak senam maupun ibu hamil yang melakukan senam diperoleh kesimpulan bahwa data berdistribusi tidak normal, dengan p<0,05 sehingga pengujian hipotesis menggunakan wilcoxon dan mann whitney. Berdasarkan hasil uji homogenitas terhadap kelompok kontrol dan perlakuan diperoleh p-value sebesar 0,713. Hal ini menunjukkan bahwa subyek penelitian adalah homogen. Uji pengaruh antara kelompok kontrol dan perlakuan dengan menggunakan wilcoxon test dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Hasil Uji Pengaruh Kelompok Jumlah p-value Kesimpulan Perlakuan 9 0,004 Signifikan Berdasarkan hasil uji pengaruh diperoleh nilai p < 0,05, artinya, senam hamil ber- manfaat terhadap peningkatan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga, dengan presentase peningkatan durasi tidur sebesar 36,4%. Pembahasan Keikutsertaan senam hamil dipengaruhi oleh faktor umur. Pada rentangan umur 20-30 tahun merupakan kategori aman dalam kehamilan dan persalinan, karena fungsi fisiologis tubuh dan fungsi reproduksi masih bekerja secara normal. Sedangkan pada rentangan umur 31-40 tahun merupakan usia berat dalam kehamilan, karena pada umur tersebut telah terjadi kemunduran fungsi fisiologis organorgan tubuh secara umum dan kemunduran fungsi reproduksi. Usia 20-40 merupakan masa dewasa muda. Pada masa ini secara kepribadian seorang wanita sudah siap secara kognitif, perkembangan intelegensia dan pola pikirnya sudah matang. Dengan mengikuti senam hamil, ibu hamil lebih siap secara fisik maupun mental dalam menghadapi persalinan nantinya. Hal ini di dukung oleh penelitian yang menyatakan karakteristik ibu hamil yang mengikuti senam hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi menyatakan bahwa ibu hamil yang mengikuti senam hamil mayoritas berumur 30-35 tahun. Tingkat pendidikan berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh responden, hal ini mempengaruhi keikutsertaan senam hamil. Hasil penelitian tentang karakteristik ibu hamil yang mengikuti senam hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi menyatakan bahwa ibu hamil yang mengikuti senam hamil mayoritas berpendidikan menengah keatas yaitu tamat SMA/SMK dan minoritas berpendidikan rendah yaitu tamat SMP/MTs. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kuantitas tidur. Dimana pekerjaan yang terlalu berat akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun psikis. Hasil penelitian tentang karakteristik ibu hamil yang mengikuti senam hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi menyatakan bahwa ibu hamil yang mengikuti senam hamil mayoritas tidak bekerja (ibu rumah tangga) dan minoritas ibu hamil yang bekerja. Hal ini dikarenakan ibu hamil yang tidak bekerja (IRT) memiliki waktu senggang yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil yang bekerja. Sosial ekomomi 133

pada ibu hamil yang mengikuti senam adalah menengah keatas, karena gangguan tidur yang muncul bukan oleh karena permasalahan sosial ekonomi. Paritas akan mempengaruhi kuantitas tidur ibu hamil. Dimana pada kehamilan pertama (primigravida) Ibu hamil belum mempunyai pengalaman yang cukup untuk melahirkan, sehingga merasa lebih cemas dan takut untuk mengalami persalinan nantinya dibandingkan dengan ibu yang sudah sering melahirkan, kecemasan ini membuat ibu hamil sulit untuk melakukan aktivitas tidur, untuk mengurangi rasa takut dan cemas ibu hamil melakukan kegiatan yang membuatnya merasa tenang. Salah satu kegiatan tersebut adalah dengan melakukan senam hamil (Wulandari, 2006). Pekerjaan suami berhubungan dengan tingkat ekonomi ibu hamil. Dimana tingkat ekonomi mempengaruhi kuatitas tidur. Tingkat ekonomi rendah akan membuat ibu hamil menjadi lebih cemas dalam menghadapi kehamilannya. Penurunan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga ( 28 42 minggu) adalah karena ibu susah untuk tidur (insomnia). Ini dirasakan sebagai akibat dari meningkatnya kecemasan atau kekhawatiran dan ketidaknyamanan fisik. Kecemasan yang dirasakan oleh ibu hamil di trimesster ketiga. Ini merupakan refleksi dari kesadaran akan kehamilannya yang mendekati akhir, sehingga ada rasa takut akan proses persalinan yang tidak normal, kecemasan tentang apakah bayinya dapat lahir dengan selamat, dan khawatir apabila bayinya lahir dalam keadaan tidak normal. Ketidaknyamanan fisik berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, ketidaknyamanan fisik ini seperti sakit punggung bawah, dan rasa pegalpegal pada badan. Kecemasan dan ketidaknyamanan fisik merupakan stressor yang dapat merangsang sistem syaraf simpatis dan modula kelenjar adrenal. Pada keadaan ini akan terjadi peningkatan sekresi hormone adrenalin atau epinefrin, sehingga dapat meningkatkan ketegangan pada ibu hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih gelisah dan tidak mampu berkonsentrasi. Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan fisik lebih lanjut sehingga ibu hamil lebih sulit untuk tidur. Untuk mengatasi keluhan-keluhan ibu hamil yang dapat mengakibatkan penurunan durasi tidur, maka senam hamil sebagai salah satu pelayanan prenatal, merupakan suatu alternatif terapi yang dapat diberikan pada ibu hamil. Pemberian senam hamil terutama latihan releksasi akan menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan meningkatkan skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormone relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang (Wulandari, 2006). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wulandari (2006), yang menyatakan bahwa senam hamil sebagai pelayanan prenatal efektif dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan pertama. Selain itu, senam hamil juga efektif untuk menurunkan nyeri punggung bawah pada trimester ketiga, dengan hasil ada pengurangan nyeri punggung bawah sebesar 25,1% setelah mengikuti senam hamil. Hal ini juga didukung oleh penelitian Tela et al (2011) yang menyatakan bahwa latihan aerobik dan edukasi tidur yang baik juga akan menurunkan gangguan tidur yang berupa insomnia. Gangguan tidur yang dialami oleh wanita hamil juga berkaitan dengan adanya major depressive disorder (MDD), seperti energi, napsu makan, perubahan berat badan, tidur dan keluhan-keluhan somatik. Manfaat latihan pada gangguan tidur berkaitan dengan penurunan level depresi dengan memproduksi dan merelease amine seperti serotonin. Ini juga merupakan salah satu mekanisme yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Penurunan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga ( 28 42 minggu) terjadi karena ibu hamil susah untuk tidur (insomnia). Ini dirasakan sebagai akibat dari meningkatnya kecemasan atau kekhawatiran dan ketidaknyamanan fisik. Kecemasan yang dirasakan oleh ibu hamil di trimesster ketiga merupakan refleksi dari kesadaran akan kehamilannya yang mendekati akhir, sehingga ada rasa takut akan proses persalinan yang tidak normal, kecemasan tentang apakah bayinya dapat lahir dengan selamat, dan khawatir apabila bayinya 134

lahir dalam keadaan tidak normal. Ketidaknyamanan fisik berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, ketidaknyamanan fisik ini seperti sakit punggung bawah, dan rasa pegal-pegal pada badan. Senam hamil memberikan banyak manfaat, antara lain penurunan berat badan yang berlebih, meningkatnya energi dan stamina, dan memberikan ketenangan (relaksasi) pada tubuh ibu hamil. Selama latihan, otak melepaskan lebih banyak norepinefrin, yaitu sebuah neurotransmiter yang dapat mengurangi depresi (tubuh menjadi relaks) (Corry, 2004). Jenis olahraga yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil. Latihan dalam senam hamil terdiri dari pemanasan, inti, latihan pernafasan dan pendinginan. Gerakan-gerakan dalam latihan pemanasan bermanfaat untuk meningkatkan oksigen yang diangkut ke otot dan jaringan tubuh, memperlancar peredaran darah, serta mengurangi risiko terjadinya kejang atau luka. Sedangkan tujuan gerakan dalam latihan inti adalah pembentukan sikap tubuh, meregangkan dan menguatkan otot terutama otot yang berperan dalam persalinan serta memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah, dan paru dalam mengedarkan nutrisi dan oksigen keseluruh tubuh. Sehingga dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan mengurangi keluhan-keluhan ibu hamil. Latihan relaksasi pada senam hamil secara fisiologis akan menimbulkan efek relaks yang melibatkan syaraf parasimpatis dalam sistem syaraf pusat. Dimana salah satu fungsi syaraf parasimpatis ini adalah menurunkan produksi hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan meningkatkan skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormone relaks) sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan pada ibu hamil yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks dan tenang (Wulandari, 2006). Dengan demikian ibu hamil dapat tidur dengan mudah dan nyaman. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa ada pengaruh senam hamil terhadap durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga, sehingga senam hamil efektif untuk meningkatkan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. 1. Adanya faktor internal dalam diri responden, misalnya adanya masalah keluarga yang tidak dapat terkontrol. 2. Lingkungan tempat tinggal responden yang tidak dapat terkontrol. 3. Terbatasnya jumlah responden yang memiliki karekteritis yang hampir sama. 4. Aktifitas sehari-hari ibu hamil yang tidak dapat terkontrol. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwasenam hamil bermanfaat terhadap peningkatan durasi tidur ibu hamil pada trimester ketiga, dengan nilai p = 0,004 (< 0,05). Ibu hamil hendaknya memperhatikan durasi tidur untuk menjaga kesehatan bayi dan dirinya. Apabila terjadi kesulitan dalam tidur, maka perlu melakukan gerakangerakan olah raga atau senam yang mampu merelaksasikan otot-otot. Penelitian ini tidak dapat sempurna apabila tidak ada peneliti lain yang melanjutkan. Untuk itu, perlu adanya penelitian serupa dengan sampel yang lebih banyak lagi dan metode pendekatan yang berbeda, sehingga hasilnya dapat dijadikan rujukan bagi penelitian. Daftar Pustaka Bambang BR. 2006. Upaya Prevebtif di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Jurnal KEMAS Vol. 1 No. 2, Hal. 69-74 Corry M. 2004. Guidelines For Exercise in Pregnancy. University of Western Australia Emilia O & Freitag H. 2010. Tetap Bugar Dan Energik Selama Hamil. PT Agro Media Pustaka: Jakarta Selatan Field T., Diego M., Reif M. H., Figueiredo B., Schan B. S., and Khun C. 2006. Sleep Disturbansces in Depressed Pregnant Women and Their Newborns. Infant Behavior and Development 30(2007):127-13 Grace W. Pien, MD. Richard J. Schwab, MD. 2004. Sleep Disorder During Pregnancy. SLEEP, Vol. 27, No. 7, 2004 Santiago J. R., Nolledo M. S., Kinzier W., and Santiago T. V. 2001. Sleep and Disorders in Pregnancy. Annals of Internal Medicine Vol. 134, 135

No.5, Page :396-408 Sharma S. and Franco R. 2004. Sleep and its Disorders in Pregnancy. Wisconsin Medical Journal Vol. 103, No. 5 Tella, BA. Sokunbi, OG, Akinlami, OF, and Afolabi, B. 2011. Effects Of Aerobic Exercises On The Level Of Insomnia And Fatigue In Pregnant Women. The Internet Journal of Gynecology and Obstetrics. 2011 Volume 15 Number 1 Venkata C. and Venkatashiah S. B. 2009. Sleep Disordered Breathing During Pregnancy. The Journal of the American Board of Family Medicine 22(2):158-168 Wahyuni & Nida. Q, 2010. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Kehamilan Trimester Ketiga. Jurnal Kesehatan Vol. 3, No. 2. Desember 2010 Wulandari P. Y. 2006. Efektivitas Senam Hamil Sebagai Pelayanan Prenatal Dalam Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama. INSAV vol. 8. No. 2: 144 Agustus 2006 136