I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Kehidupan era Globalisasi ini, remaja sering kali diselingi hal-hal

ABSTRAK STUDI TINGKAT KEPATUHAN PESERTA DIDIK JALUR BINA LINGKUNGAN DAN NON BINA LINGKUNGAN. (Aan Suardi, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan pesat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mencerdaskan kehidupan dan untuk memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia. Seluruh warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran baik dari kalangan ekonomi atas maupun kalangan ekonomi bawah. Pendidikan pada hakekatnya memberikan bimbingan tentang bagaimana menjadi manusia yang berkualitas dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pemerintah berkewajiban memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup bangsa sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, yang mewajibkan pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum. Pemerintah juga wajib menyediakan layanan pendidikan berupa sarana dan pra sarana yang berkualitas dengan upaya seperti adanya jaminan hak yaitu Pasal 31 ayat (1) mengatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, ayat (2) bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

2 Penegasan serupa tentang hak warga negara atas pendidikan juga tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem Pendidikan Nasional yang diatur secara sitematis dan terencana. Pendidikan diharapkan paling tidak mampu membebaskan masyarakat dari belenggu paling mendasar yaitu buta huruf, kebodohan, keterbelakangan, dan kelemahan. Pendidikan berusaha mengenalkan huruf, kata, kalimat dan susunan kalimat kedalam sebuah narasi sehingga masyarakat tidak buta huruf. Pendidikan juga menyampaikan informasi keilmuan menjadikan masyarakat mengetahui, mengerti, memahami, dan memiliki wawasan yang semakin luas. Selain itu pendidikan juga memberikan motivasi untuk bergerak maju memacu mereka bangkit dari keterbelakangan. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi wara negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

3 Akan tetapi terkadang warga negara yang kurang beruntung tidak bisa mendapatkan hak atas pendidikannya karena kemampuan ekonomi yang lemah, disamping itu juga karena kemampuan kognitif yang rendah, sehingga untuk dapat mengenyam pendidikan pada jenjang pendidikan formal sangat sulit didapatkan. Padahal pendidikan sangatlah dibutuhkan oleh warga negara terutama bagi anak-anak usia sekolah agar dapat menjadi manusia yang lebih baik dan penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia. Salah satu upaya nyata pemerintah dalam rangka memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada warga negara yaitu dengan diberlakukanya Program Penerimaan Peserta Didik Baru Jalur Bina Lingkungan. Tujuan dari program jalur bina lingkungan ini adalah untuk memperluas akses pendidikan serta memberikan kesempatan kepada warga negara khususnya anak-anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi pada satuan pendidikan. Program jalur bina lingkungan adalah sebuah jalur penerimaan peserta didik baru pada sekolah Negeri tanpa tes dengan suatu sistem dan ketentuan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 01 Tahun 2012 tetang Penyelenggaraan Pendidikan. Dengan diadakanya program jalur bina lingkugan ini diharapkan dapat membantu peserta didik dari keluarga kurang mampu yang memiliki semangat bersekolah tinggi untuk melanjutkan pendidikan, serta adanya dukungan dari pihak keluarga atau orang tua yang tidak keberatan anaknya untuk melanjutkan sekolah meskipun dari keluarga yang kurang mampu.

4 Namun dalam pelaksanaan dilapangan, program bina lingkungan mendapati berbagai persoalan diantaranya yaitu adanya kondisi peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan yang hanya bersekolah saja tanpa memiliki motivasi yang baik untuk belajar, serta kesadaran akan pendidikan dan untuk disiplin rendah dibandingkan peserta didik yang diterima melalui jalur non bina lingkungan. Hal ini terbukti dari pengamatan hasil observasi dan wawancara dengan guru. Dari hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung tentang kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan, didapatlah data sebagai berikut: Tabel 1.1 Pelanggaran Peserta Didik di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. No Jenis Pelanggaran Intensitas Tinggi Sedang Rendah 1. Terlambat datang/masuk sekolah. 2. Tidak memakai seragam sekolah (tidak rapih atau tidak sesuai dengan ketentuan). 3. Tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 4. Membawa barang-barang tanpa rekomendasi dari guru. 5. Keluar kelas pada waktu pergantian jam pelajaran. 6. Rambut gondrong, tidak rapi, atau tidak sesuai dengan ketentuan. 7. Merusak fasilitas sekolah (mencoret-coret dinding dll.) 8. Membolos. 9. Berkelahi, baik didalam maupun di luar lingkungan sekolah. 10. Melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan citra buruk pada sekolah. Sumber: Waka Kesiswaan SMA Negeri 5 Bandar Lampung

5 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa terdapat pelanggaranpelanggaran disiplin dan tata tertib yang dilakukan oleh peserta didik di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Selain itu, diduga adanya perbedaan kepatuhan, kesadaran, dan motivasi belajar peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan. Disamping itu dari hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung, diduga bahwa peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan cenderung lebih sering melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib sekolah. Sedangkan peserta didik yang diterima melalui jalur non bina lingkungan diduga cenderung lebih disiplin dan memiliki kepatuhan yang lebih baik sehingga lebih tertib dalam mematuhi peraturan atau tata tertib sekolah. Adapun faktor yang diduga menjadi penyebab masalah kurangnya kepatuhan peserta didik bina lingkungan dalam melaksanakan disiplin di sekolah tersebut adalah kurangnya dukungan serta motivasi dari orang tua, sehingga peserta didik hanya bersekolah saja tanpa memiliki motivasi atau tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sebagai peserta didik dengan baik. Disamping itu kesadaran peserta didik akan pentingnya pendidikan masih rendah, sehingga peserta didik terkesan hanya asal-asalan dalam bersekolah dan sering melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah. Program jalur bina lingkungan ini dibiayai oleh pemerintah, sehingga seharusnya peserta didik memiliki keinginan dan niat untuk menjadi lebih baik lagi dan tidak menjadi peserta didik yang tidak patuh.

6 Dilain pihak pergaulan dilingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap peserta didik. Apalagi peserta didik termasuk anak yang baru menginjak masa remaja. Pada masa ini peserta didik cenderung memiliki emosional yang tidak stabil dan berfikir bahwa yang dilakukannya selalu benar, apalagi jika lingkungan tempat tinggalnya sangat rendah akan kesadaran pendidikan. Biasanya hal ini terjadi didalam lingkungan dan keluarga yang kurang mampu, mereka berfikir sekolah atau tidak sama saja. Sebagaimana diketahui bahwa kepatuhan peserta didik di sekolah dapat menciptakan disiplin dan orientasi akademis warga sekolah sehingga prestasi belajar akan terus meningkat, serta meningkatkan capaian sekolah untuk mendapat mutu yang lebih baik. Jadi seharusnya baik peserta didik bina lingkungan maupun non bina lingkungan ini tidak ada perbedaan, seharusnya mereka memiliki kepatuhan yang sama akan peraturan yang berlaku di sekolah. Mengingat pendidikan merupakan hak seluruh warga negara maka selayaknya pemerintah berupaya mewujudkan Pendidikan Nasional secara merata. Dengan demikian maka pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, maka upaya pemerintah dalam hal pemerataan akses dan perwujudan pendidikan yang berkualitas untuk semua lapisan masyarakat wajib didukung oleh semua pihak. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian dengan judul studi tentang tingkat kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan sehingga dapat diangkat sebagai masalah penelitian ini yaitu

7 Studi Tentang Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diangkat menjadi permasalahan. Adapun yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut: 1. Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan yang dimiliki peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dibandingkan dengan jalur non bina lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. 2. Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dibandingkan dengan jalur non bina lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. 3. Kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan jalur non bina lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. 4. Perbedaan kepatuhan, kesadaran, dan motivasi belajar peserta didik melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi, maka penulis membatasi masalah penelitian ini pada Tingkat Kepatuhan Peserta didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

8 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut Bagaimanakah Tingkat Kepatuhan Peserta didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan Tingkat Kepatuhan Peserta didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritik penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan jalur non bina lingkungan, serta peningkatan mutu pendidikan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. b. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan masukan kepada:

9 1. Bagi pemerintah khususnya lembaga pendidikan sebagai dasar menetapkan dan melaksanakan kebijakan terkait dengan penerimaan peserta didik baru melalui jalur bina lingkungan dan jalur non bina lingkungan dengan syarat-syarat tertentu. 2. Bagi sekolah untuk dapat meningkatkan kualitasnya dalam peran sebagai wadah pendidikan dan proses belajar mengajar bagi peserta didik, sehingga peserta didik memiliki motivasi dan kesadaran akan pendidikan yang jauh lebih baik. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk kedalam ruang lingkup ilmu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan wilayah kajian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai moral Pancasila. 2. Ruang Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah tingkat kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X dan XI di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

10 5. Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkanya surat izin penelitian pendahuluan serta surat keterangan oleh Dekan FKIP Unila pada tanggal 7 Oktober 2014, kemudian dilanjutkan dengan surat izin penelitian pada tanggal 5 Januari 2015 sampai tanggal 8 Januari 2015.