BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-Qur an surah Ar-Ra du ayat 11 Allah SWT berfirman: ...

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya perkembangan dan kemajuan zaman, maka Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Dalam Q.S ar-ra d/13: 11 Allah Swt. berfirman: kemunduran menuju kemajuan. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan. Dalam Alqur an surah 13 Ar-Ra d/ :11 Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan siswa (siswa) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu, itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. orang berusaha membekali diri dengan iman, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sejahtera lahir dan batin. Semua itu diperoleh dengan menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan terus dilaksanakan, terutama untuk menunjang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi demi mewujudkan suatu bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman: ال ي غ ي ر م ا ب ق و م ح م ع ق ب ات م ن ب ي ن ي د ي و م ن خ ل ف ي ح ف ظ ون م ن أ م ر ا ل إ ن ا ل ت ى ي غ ي ر وا ب ق و م س وء ا ف ال م ر د و م ا ه م م ن د ون م ن و ال م ا ب أ ن ف س ه م و إ ذ ا أ ر اد ا ل Ayat tersebut memberi tuntunan kepada manusia agar selalu berusaha mengubah keadaan, dari situasi buruk menuju situasi yang baik atau dari kemunduran menuju kemajuan. Kemajuan itulah yang selalu dikehendaki oleh setiap bangsa termasuk Indonesia. Pendidikan di negara Indonesia tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-undang no.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 12.

2 Demi mewujudkan tujuan pendidikan nasional, diperlukan penyelenggaraan pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan penguasaan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini diiringi dengan kesiapan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan intelektual dan moralitas tinggi. Sejalan dengan itu, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat ditunjang oleh kemajuan diberbagai segi pendidikan. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidak dapat dipisahkan dari keberadaan matematika sebagai dasar dari segala ilmu pengetahuan dan kedudukannya sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif yang diperlukan oleh bidang-bidang ilmu lain. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terus disajikan dalam proses pendidikan dimana matematika ini selalu diperlukan oleh berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Disamping itu pula, matematika mampu untuk menghadapi tantangan akan kehidupan masa depan karena matematika merupakan dasar ilmu pengetahuan. Salah satu faktor pendukung agar hal tersebut dapat tercapai adalah lembaga pendidikan sekolah harus memiliki guru yang berkualitas atau profesional dalam bidang pengajaran, jadi guru harus memiliki keterampilan dalam mengajar serta dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif. Berbagai keterampilan yang guru harus miliki antara lain penguasaan materi, alat peraga, metode mengajar dan evaluasi. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya disegala aspek kehidupan. Dikatakan demikian, karena seluruh aktivitas manusia selalu

3 berhubungan dengan pekerjaan menghitung, mengukur, memprediksi, dan lainlain. Dalam hal ini, Abdurahhman mengemukan bahwa matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, pengembangan kreativitas, dan meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. 2 Matematika sebagai bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas memiliki karakteristik yang membedakannya dengan ilmu pengetahuan lain, karakteristik itu diantaranya adalah objeknya real dan abstrak, pembahasannya mengandalkan daya nalar konsep, dan prinsipnya berjenjang dan melibatkan perhitungan (operasi). Berbagai model dalam pembelajaran matematika ditingkatkan untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. 3 2 Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet.ke-2, h. 257. 3 Doantara Yasa,(10 Mei 2008), Metode Pembelajaran Kooperatif, http://www. Ipote Wordpress. com/2008/05 /10/metode-pembelajaran-kooperatif/, diakses 13 Februari 2013.

4 Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi, salah satunya pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team Assisted Individualization). Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) merupakan model pembelajaran dengan kelompok heterogen yang memberikan informasi untuk memahami suatu konsep matematika. TAI dapat digunakandalampembelajaran matematika. Dalam TAI, siswa bekerja sama antar kelompok dalam usaha memecahkan masalah, dengan demikian dapat memberikan peluang kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk dapat meningkatkan kemampuannya karena termotivasi oleh siswa lain yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi. Diharapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. Berdasarkan penelitian Umi Farikah dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team AssistedIndividualization) Dengan Media LKS (Lembar Kerja Siswa) TerhadapPrestasi Belajar Matematika Pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar PadaSiswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Gajah Demak TahunPelajaran 2010/2011,disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Nilai rata-rata untuk kelas eksperimen adalah 72,06 dan nilai rata-rata untuk kelas kontrol adalah 69,86. 4 4 Umi Farikah, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team AssistedIndividualization) Dengan Media LKS (Lembar Kerja Siswa) TerhadapPrestasi Belajar Matematika Pada Materi Faktorisasi Suku Aljabar PadaSiswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Gajah Demak TahunPelajaran 2010/2011, http://etd. eprints. ums. ac. id/17004/html., diakses 12 Januari 2013.

5 Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan wawancara dengan guru matematika di MTsN Maliku Baru, pembelajaran disana adalah pembelajaran konvensional atau ceramah. Pembelajaran konvensional seperti ini yang mendominasi pembelajaran adalah guru, sedangkan siswa sebagai pendengar, sehingga interaksi antara siswa dengan guru sangat kurang. Selain pembelajaran konvensional guru matematika pada MTsN Maliku Baru juga memberikan soal latihan dengan sistem pembagian kelompok sesuai dengan nomor urut absen atau teman duduk masing-masing. pembelajaran seperti inilah yang bisa membuat siswa terkadang jenuh, bosan, tidak bersemangat, serta tidak ada ketertarikan untuk memperdalam pelajaran matematika karena pembelajaran tersebut sangat monoton dan sedikit variasi, inilah yang menyebabkan penurunan hasil belajar. Pelajaran matematika memiliki beberapa cakupan diantaranya bilangan, geometri, aljabar, dan lain-lain. Dalam bilangan terbagi lagi yang salah satu diantaranya adalah bilangan bulat. Bilangan bulat merupakan materi yang diajarkan di kelas VII semester pertama. Bilangan bulat adalah materi yang dianggap sulit oleh sebagian siswa, ini terlihat yang didasarkan pada data yang diperoleh disekolah yaitu sekitar 41,93% siswa mengalami kesulitan seperti pada penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, yang mana bilangan bulat negatif lebih besar dari bilangan bulat positif sebagaimana contoh soalnya (-9) + 4 = 5, pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif seperti(-5) (- 6) = 1 kemudian pengurangan bilangan positif tetapi pengurangannya lebih besar seperti (5) (8) = -3. Soal soal tersebut akan sulit diselesaikan bila siswa

6 tersebut belum menguasai sepenuhnya konsep-konsep pada operasi hitung bilangan bulat. Hal ini sejalan dengan penelitian Asman Arfandi dalam skripsinya yang berjudul Kemampuan Menyelesaikan Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas VII MTs Algazaliah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2007/2008 menyimpulkan, ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat dikarenakan siswa tidak memahami konsep pengerjaan operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal baik yang secara langsung maupun yang sesuai dengan aturan (menggunakan langkah-langkah) operasi hitung, rata-rata nilainya adalah 50,35. 5 Sejalan juga dengan skripsi Juriati yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Materi operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas VII MTsN Hambawang Hulu Sungai Tengah menjelaskan bahwa materi operasi hitung bilangan bulat akan sulit dikerjakan apabila siswa tersebut tidak menguasai konsep pengerjaannya secara benar. 6 Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team AssistedIndividualization)Pada Operasi Hitung Bilangan Bulat SiswaKelas VII MTsN Maliku BaruTahun Pelajaran 2013/2014. 5 Asman Arfandi, Kemampuan Menyelesaikan Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas VII MTs Algazaliah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2007/2008, Skripsi, (Banjarmasin, Perpustakaan IAIN Antasari, 2008), h. 63, t.d. 6 Juriati, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Materi operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas VII MTsN Hambawang Hulu Sungai Tengah, Skripsi, (Banjarmasin, Perpustakaan IAIN Antasari, 2011), h. 7, t.d.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team AssistedIndividualization)pada operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VII MTsN Maliku Baru? 2. Bagaimana hasil belajar siswadengan pembelajaran konvensionalpada operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VII MTsN Maliku Baru? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan pembelajaran konvensional pada operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VII MTsN Maliku Baru? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VII MTsN Maliku Baru. 2. Mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran konvensional pada operasi hitung bilangan bulat siswa kelas VII MTsN Maliku Baru. 3. Mengetahui perbedaan antarahasil belajar siswa padapembelajaran kooperatif tipe TAI (Team AssistedIndividualization)dan hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional padaoperasi hitung bilangan bulat siswa kelas VII MTsN Maliku Baru.

8 D. Definisi Operasional dan Batasan Masalah 1. Definisi Operasional a. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempuyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). 7 b. Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team AssistedIndividualization)merupakan model pembelajaran dengan kelompok heterogen yang memberikan informasi untuk memahami suatu konsep matematika. TAI dapat digunakandalampembelajaran matematika. Dalam TAI, siswa bekerja sama antar kelompok dalam usaha memecahkan masalah. Dengan demikian dapat memberikan peluang kepada siswa yang berkemampuan rendah untuk dapat meningkatkan kemampuannya karena termotivasi oleh siswa lain yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi.diharapkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika akan meningkat sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. c. Operasi hitung bilangan bulat adalah operasi hitung atau pengerjaan hitung pada bilangan bulat. d. Hasil Belajar dari dua kata yaitu hasil dan belajar. 242. 7 Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media, 2008), Ed. 1, Cet. ke-4,h.

9 1) Hasil berarti sesuatu yang ada (terjadi oleh suatu kerja). 8 2) Sedangkan belajar adalah proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan,dan sikap. e. Hasil belajar matematika adalah skor siswa dalam menyelesaikan materi operasi hitung bilangan bulat yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan pembelajaran konvensional. 2. Batasan Masalah Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIIMTsN Maliku Barutahun pelajaran 2013/2014. b. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)dan pembelajaran konvensional. c. Penelitian dilakukan pada materi operasi hitung bilangan bulat yang terdiri dari penjumlahan bilangan bulat, pengurangan bilangan bulat, perkalian bilangan bulat, pembagian bilangan bulat. d. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai post testpada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat. Jadi, tujuan penelitian ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team h.12. 8 Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet. ke-2,

10 Assisted Individualization) dan hasil belajar siswa pada pembelajaran konvensional pada operasi hitung bilangan bulatsiswa kelasviimtsn Maliku Baru. E. Signifikansi Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam mengembangkan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan sistem pengajaran matematika untuk mencapai tujuan maksimal. 2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi siswa dalam: a. Meningkatkan hasil belajar matematika pada operasi hitung bilangan bulat. b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. c. Mengenal berbagai variasi metode pembelajaran matematika. 3. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). 4. Sebagai bahan informasi dan wawasan pengetahuan bagi mahasiswa atau peneliti lain dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Memperkaya khazanah dan ilmu pengetahuan khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin.

11 F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa: a. Guru mempunyai pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan mampu melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam pembelajaran matematika. b. Setiap siswa memiliki kemampuan dasar, tingkat perkembangan intelektual dan usia yang relatif sama. c. Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. d. Distribusi jam belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama. e. Alat evaluasi yang digunakan memenuhi kriteria alat ukur yang baik. 2. Hipotesis H 0 :Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan hasil belajar siswa pada pembelajaran konvensional pada operasi hitung bilangan bulat. H a : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan hasil belajar siswa pada pembelajaran konvensional pada operasi hitung bilangan bulat.

12 G. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, anggapan dasar dan hipotesis, dan sistematika penulisan. Bab II adalah tinjauan teoritis yang berisi pengertian belajar matematika,faktor-faktor yang mempengaruhi belajar matematika, pembelajaran,pembelajaran matematika di MTs, hasil belajar matematika,pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization), pembelajaran konvensional,bilangan bulat dan lambangnya dan operasi hitung bilangan bulat. Bab III adalah metode penelitian yang berisi jenis dan pendekatan, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, desain pengukuran, teknik analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV adalah penyajian data dan analisis berisideskripsi lokasi penelitian, pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen, deskripsi kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen, deskripsi kemampuan awal siswa, uji beda kemampuan awal siswa, deskripsi hasil belajar matematika siswa, uji beda hasil belajar matematika siswadan pembahasan hasil penelitian. Bab V adalah penutup yang bersisi simpulan dan saran.