Oleh: J U R I A H Guru SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: ETI SUHAETI Guru Sekolah Dasar Negeri Buahkapas

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Hedi Wahyu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel :

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X SMA PGRI 89 CIPANAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

Oleh: Rudi Wibowo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

RANI HANDAYANI NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI METODE COPY THE MASTER SISWA KELAS XII SMA TAMANSISWA CABANG BINJAI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO AJARAN 2013/2014

MAKALAH. Oleh IWAN HERAWAN

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB V PENUTUP. N 1 Rembang, Purbalingga yang dilaksanakan dalam dua siklus. Namun, sebelum

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN MELALUI TEKNIK COPY THE MASTER

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK PADA SISWA KELAS VIII MTS MASDARUL ULUM OGAN ILIR

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA RAKYAT MENGGUNAKAN MEDIA FILM PADA SISWA KELAS X4 SMA NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

ABSTRAK. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Selanjutnya, dari perhitungan uji hipotesis diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK TAMTAMA PREMBUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT LANGSUNG MENJADI KALIMAT TIDAK LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA SISWA SD

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG

Nim Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

MAKALAH. Oleh ETI SUHARTINI

Transkripsi:

MENINGKATKAN KECAKAPAN SISWA KELAS VIII DALAM MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN RESPONS PEMBACA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Semester II Tahun Ajaran 2015/2016) Oleh: J U R I A H Guru SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka ABSTRAK Sebagian besar siswa mengalami banyak kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan dan kebingungan dalam pemilihan kata (diksi). Kesulitan yang dialami siswa juga pada umumnya berkaitan dengan tema, cara penulisan, menentukan kata (diksi), menentukan amanat, rima yang terkandung dalam puisi, penentuan imaji, majas dan kata konkret. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Pendekatan Respons Pembaca. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pembelajaran dimulai dengan pemberian beberapa teks puisi atau buku kumpulan puisi kemudian siswa membacanya; 2) Setelah membaca, siswa diminta untuk mengungkapkan pendapatnya, menyatakan apa saja yang ada dipikirannya. 3) Siswa menuangkan gagasan atau ide yang telah mereka dapat dari respons ke dalam menulis puisi baru. Pemberian tindakan pada siklus I, dan II, pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca terbukti mampu 80% meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Kata Kunci: Puisi, Respons Pembaca PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah sejak kelas 1 SD. Mereka memulai dari tidak mampu menjadi mampu untuk mengembangkan kemampuannya dalam hal apapun. Pada masa tersebut materi pelajaran Bahasa Indonesia hanya mencakup membaca, menulis sambung serta membuat karangan singkat, baik berupa karangan bebas hingga mengarang dengan ilustrasi gambar. Sampai ke tingkat-tingkat selanjutnya pola yang digunakan juga praktis tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pengajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat para siswa mulai merasakan gejala kejenuhan akan belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut diperparah dengan adanya buku paket yang menjadi buku wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga cenderung bersifat hafalan yang membosankan. Inilah yang kemudian akan memupuk sifat menganggap mudah pelajaran Bahasa Indonesia karena materi yang diajarkan hanya itu-itu saja. Sejalan dengan hal tersebut, sebagian besar siswa mengalami banyak kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan dan kebingungan dalam pemilihan kata (diksi). Kesulitan yang dialami siswa juga pada umumnya berkaitan dengan tema, cara penulisan, menentukan kata (diksi), menentukan amanat, rima yang terkandung dalam puisi, penentuan imaji, majas dan kata konkret. Sejalan dengan perkembangan zaman, saat ini banyak bermunculan model pembelajaran yang efektif dengan strategi dan media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu diantaranya adalah pendekatan respons pembaca yang menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk merespons sebuah karya sastra. Setelah itu, mereka berlatih membuat karya yang serupa. Salah satu faktor kesulitan tersebut adalah siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran menulis. Tidak adanya antusiasme yang tinggi, telah membuat pelajaran ini menjadi pelajaran yang kalah penting dibanding dengan pelajaran lain. Minat siswa menyangkut menulis puisi menurun. Padahal, bila kebiasan menulis sukses diterapkan sejak kelas empat seharusnya saat kelas enam siswa telah mampu mengungkapkan gagasan dan perasaan mereka secara kreatif baik dalam bentuk puisi terikat, atau puisi bebas yang Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII Halaman 9

diperlihatkan melalui pemuatan tulisan mereka di surat kabar. Hasil tersebut sebagai motivasi untuk menulis puisi lebih baik. Dalam penelitian ini, Pendekatan Respons Pembaca diterapkan dalam menulis puisi. Siswa diminta untuk membaca puisi dari buku kumpulan puisi, setelah membaca, siswa diminta untuk bereaksi, menyatakan apa saja yang ada dalam pikirannya selanjutnya siswa menyusun puisi yang sesuai tema. Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra tidak pernah lepas dari pengajaran di sekolah. Tujuan pengajaran sastra adalah untuk mengapresiasi nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra, kegairahan pada puisi, serta kenikmatan yang timbul akibat dari semua itu. Kosasih (2006:44) mengungkapkan bahwa Siswa hendaknya diajak mengapresiasi, memberikan tanggapan terhadap karya sastra. Mengapresiasi dan menanggapi karya sastra itu tidak datang dengan sendirinya dan dengan serta merta berkembang. Untuk itu, diperlukan bimbingan untuk menemukan kesan utama atau kekhususan sebuah karya sastra. Target yang akan di capai dalam penelitian ini, siswa yang dinyatakan lulus atau mampu adalah siswa yang memperoleh nilai minimal 4 dengan tingkat keberhasilan 80%. Artinya 80% siswa dari jumlah siswa di kelas VI SD Negeri Balagedog I itu memperoleh nilai 4 ke atas, sehingga sudah mampu menyusun puisi dengan baik sesuai kaidah. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini peningkatan kecakapan siswa dengan menggunakan penerapan pendekatan respons pembaca. Adapun pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. 2. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau PTK (classroom action research). 3. Lokasi Penelitian Penulis melaksanakan penelitian ini di Kelas VI SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Semester II Tahun Ajaran 2016/2017. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data penelitian, penulis menggunakan tes, wawancara, studi dokumentasi. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan kriteria tertentu yang berlaku. Misalnya untuk mengolah nilai hasil belajar siswa penulis menggunakan kriteria penilaian dengan skala penilaian 0-100 (skala 100). Untuk mengolah nilai proses mengacu pada penilaian yang dikeluarkan depdiknas. Sesudah data hasil dan proses belajar diolah, kemudian di analisis dengan menggunakan prosentasi hasil dan proses belajar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan perbaikan pembelajaran, maka pembahasannya sebagai berikut: 1. Hasil studi pendahuluan menunjukkan semua siswa yang diteliti belum mampu menulis puisi dengan sempurna. Ketidakmampuan mereka pada umumnya masih belum mampu menggunakan pemilihan kata (diksi) yang tepat pada puisi mereka, penyusunan judul dan tema kurang menarik, rima yang tidak sesuai dengan isi puisi, amanat yang tidak terlihat dalam pembuatan puisinya, pengimajiannya tidak digunakan dengan tepat. 2. Menindaklanjuti temuan pada studi pendahuluan, peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus I. dari hasil analisis data pada siklus I, diperoleh data bahwa dari 35 puisi siswa, 4 puisi siswa masuk kategori sangat kurang karena siswa belum mampu untuk mengapresiasikan hasil bacanya terhadap puisi yang baru dan siswa masih belum mampu menunjukkan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi, 27 puisi siswa masuk dalam kategori kurang karena siswa belum mampu untuk mengapresiasikan hasil bacanya terhadap puisi yang baru, 3 puisi siswa masuk kategori cukup karena siswa telah mampu untuk mengapresiasikan hasil bacanya terhadap puisi yang baru tapi masih ada yang kurang dalam aspek unsur dan sisanya 1 puisi siswa masuk dalam kategori baik karena siswa telah mampu untuk mengapresiasikan hasil bacanya terhadap puisi yang baru dan mampu mengungkapkan 10 Halaman Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII

unsur-unsur yang terkandung dalam puisi tersebut. Hasil menulis puisi siswa menunjukan beberapa kelemahan, diantaranya (1) masih ada siswa yang menyusun judul dan tema menyimpang dari isi puisi, (2) rima yang ada dalam puisi banyak yang tidak tepat (3) amanat yang terkandung dalam puisi tidak dapat terlihat karena bersifat subjektif (4) pemilihan kata yang digunakan siswa terkadang menyimpang dengan unsur keseluruhan (5) pengimajian yang terkadung dalam puisi siswa tidak fokus dan tidak sesuai dengan apa yang imaji taktil, imaji visual dan imaji audio. 3. Hasil menulis siswa setelah diberikan tindakan pembelajaran pada siklus II, menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis puisi dari siklus I. hasil menulis puisi pada siklus II sangat baik, walaupun ada beberapa puisi siswa yang berkategori cukup. Berdasarkan hasil analisis hasil menulis puisi siswa pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis puisi mengalami kemajuan, yaitu 28 (80%) puisi siswa berkategori baik, dan sisanya 7 puisi siswa (20%) berkategori cukup. 4. Pemberian tindakan pada siklus I, dan II, pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca terbukti mampu 80% meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. 5. Lembar observasi aktivitas guru, baik observer 1 dan 2 menilai penampilan guru pada pembelajaran siklus pertama sampai siklus kedua pada umumnya sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Beberapa hal yang dikomentari oleh observer akan peneliti pertimbangkan sebagai bahan perbaikan siklus kedua. Berdasarkan komentar observer tersebut, pada siklus berikutnya guru harus memperbaikinya dengan cara berikut. a. Memberikan kebebasan pada siswa untuk mengembangkan materi disertai dengan contoh-contoh yang mereka ketahui. b. Mobilitas posisi guru harus lebih fleksibel dan tidak terlalu kaku. c. Lebih cermat lagi dalam memanfaatkan alokasi waktu. d. Memberikan langkah-langkah evaluasi yang jelas. e. Merefleksikan kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 6. Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, observasi yang dilakukan peneliti maupun para observer, pada umumnya siswa mampu mengikuti alur pembelajaran dengan cukup baik dan lancar. Hal tersebut terlihat dari keseriusan dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keseriusan siswa memang sangat serius dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa mendengarkan penjelasan materi yang guru sampaikan, seluruh siswa memahami dengan baik instruksi kegiatan pembelajaran tidak ada yang sibuk dengan kegiatan sendiri. Apabila dilihat dari aspek keaktifan, pada umumnya sebagian siswa tidak mengalami masalah dalam mengungkapkan ide atau gagasan mereka setiap pembelajaran yang dilakukan. Mereka dapat mengungkapkan hasil dan manfaat belajar yang telah didapatkan. Sebagian besar siswa cukup antusias tidak malu saat guru meminta beberapa orang untuk membaca puisi yang baik. 7. Berdasarkan catatan lapangan, penilaian yang telah diberikan oleh observer, peneliti menemukan beberapa kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung. Kendala yang paling utama adalah mengenai kesesuaian pemanfaatan alokasi waktu yang direncanakan dengan alokasi waktu pada saat pelaksanaan. Mengingat bahwa setiap siswa memerlukan waktu sekitar 15 sampai dengan 20 menit untuk membuat puisi, terkadang waktu untuk mengevaluasi sangat terbatas, sehingga terburu-buru dan seadanya. Selain kendala di atas, peneliti menemukan kendala lain, yaitu saat pemberian materi pengantar. Guru masih terlalu terfokus pada contohcontoh materi dalam buku teks, sehingga siswa belum diberikan kebebasan untuk mengembangkan materi. Terkadang guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi. Hal tersebut peneliti maklumi mengingat bahwa alokasi waktu yang disediakan selama 2 x 40 menit masih kurang, sehingga guru harus mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. 8. Jurnal siswa bertujuan untuk melihat respons siswa terhadap pembelajaran. Peneliti ingin mengetahui apakah siswa paham dengan materi yang disampaikan oleh guru mengenai langkah-langkah menulis puisi dan struktur fisik dan struktur batin puisi. Maka dari itu, pertanyaan pertama berbunyi Materi apakah yang kamu dapatkan hari ini? Berdasarkan Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII Halaman 11

jawaban siswa terhadap pertanyaan pertama tersebut, pada umumnya siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Meskipun jawaban dari siswa hanya memahami materi secara garis besar dengan menjawab materi menulis puisi Pada pertanyaan kedua, peneliti bermaksud ingin mengetahui manfaat apa saja yang didapatkan oleh siswa selama proses pembelajaran, jawaban yang diungkapkan oleh siswa cukup bervariasi. Ada yang mengungkapkan dapat lebih mengetahui bagaimana cara membuat puisi dan unsur yang terdapat di dalamnya, bahkan ada yang mengungkapkan dapat belajar jadi penyair. Sedangkan pada pertanyaan ketiga, peneliti menanyakan saran siswa untuk pembelajaran pada pertemuan berkutnya. Siswa memberikan saran sebagai berikut. a. Harus lebih baik dan menarik lagi! b. Lebih baik kedepannya dan jangan pernah bosan mengajar dikelas VIII E. c. Diadakan sebuah permainan, dimana dapat membuat siswa lebih berpikir, semuanya mencoba. d. Untuk pelajaran selanjutnya lebih enak dan belajarnya santai tapi serius. e. Puisi lagi eaa bu! f. Menulis puisi pakai pendekatan respons pembaca lebih menarik, tapi contoh puisinya kurang membawa saya berimajinasi. 9. Refleksi secara keseluruhan, pembelajaran menulis puisi dari siklus pertama sampai kedua berjalan sesuai dengan rencana penelitian. Beberapa kekurangan yang ditemukan pada setiap siklus sudah dapat teratasi dengan diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Perbaikan yang harus dilakaukan setiap kekurangan adalah sebagai berikut. a. Perbaikan yang harus dilakukan berdasarkan lembar observasi aktivitas guru, guru harus mampu memanfaatkan waktu, kondisi siswa dan kelas, serta penyampaian materi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. b. Perbaikan yang harus dilakukan berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, guru harus mampu mengajak siswa yang masih belum dapat membuat puisi dan belum berani serta aktif dalam dalam mengungkapkan ide atau gagasan. c. Perbaikan yang harus dilakukan berdasarkan catatan lapangan adalah guru harus lebih memanfaatkan alokasi waktu yang tersedia, serta lebih jelas memberikan pemahaman tentang puisi. d. Kekurangan berdasarkan hasil tes siswa menulis puisi adalah masih ada sebagian besar siswa yang belum mampu memanfaatkan contoh teks puisi yang diberikan sebelum diminta untuk membuat puisi baru. Perbaikiannya adalah dengan menerapkan sebuah teknik pelatihan yang dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam menulis puisi. e. Perbaikan yang harus dilakukan berdasarkan jurnal siswa adalah guru harus lebih dapat memanfaatkan waktu dengan kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil simpulan bahwa Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi menggunakan pendekatan respons pembaca dilakukan sebagai berikut: 1) Pembelajaran dimulai dengan pemberian beberapa teks puisi atau buku kumpulan puisi kemudian siswa membacanya; 2) Setelah membaca, siswa diminta untuk mengungkapkan pendapatnya, menyatakan apa saja yang ada dipikirannya. 3) Siswa menuangkan gagasan atau ide yang telah mereka dapat dari respons ke dalam menulis puisi baru. Pemberian tindakan pada siklus I, dan II, pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca terbukti mampu 80% meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, Chaedar dan Senny, Suzanna. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama. Aminudin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Atzmaki. (1991). Analisis Sajak, Teori, Metodelogi, dan Aplikasi. Bandung: Angkasa. 12 Halaman Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII

Cahyaningsih, Yani. (2005). Penggunaan Alam Sekitar sebagai Media Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SDN Karang Anyar III Leuwigoong, Garut). tidak diterbitkan. Goleman, Daniel. (1999). Respons and Analysis (online). Tersedia: http://www. fkipuninus. org/index. php/artikel-fkipuninus-bandung/artikel pendidikan/57- model-pembelajaran-sastra-yangberorientasi-pada respons-pembaca. (11 Agustus 2009) Herwono. (2004). Quantum Writing. Bandung: MCL Joyce, Bruce dan Marsha Weil. (1980). Inquiry Training Model (online). Tersedia:http://www. google. co. id/#q=respons+pembaca&hl=id&s tart=10&sa=n&fp=952627baff9e53e. (15 Juni 2010). Kosasih, E. (2006). Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: CV. Yrama Widya. Lengkanawati, Nenden Sri. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen\ Press. Luxemburg, Jan Van, dkk. (1989). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia. Marahimin, Ismail. (2004). Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Merita, Devi Safitri. (2007). Pembelajaran Menulis Cerita Pendek dengan Menggunakan Pendekatan Respons Pembaca (penelitian tindakan kelas di kelas XI Bahasa SMA Negeri Lembang Tahun Ajaran 2006/2007). tidak diterbitkan. Nurgiyantoro, Burhan. (1998). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: BPFE. \. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Pradopo, Rachmat. D. (1995). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Probst, Robert E. (1988). Respons and Analysis (online). Tersedia: http://www. fkipuninus. org/index. php/artikel-fkipuninus-bandung/artikel pendidikan/57- model-pembelajaran-sastra-yangberorientasi-pada respons-pembaca. (11 Agustus 2009) Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Rusyana, Yus. (1988). Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang Situmorang, BP. (1983). Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Surabaya: Nusa Indah. Sumardjo, Jakob dan K. M, Saini. (1991). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Syamsudin dan Vismaia, Damaianti. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tarigan, H. G. (1994). Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman J. (1995). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia. Wardani, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Penerbitan Terbuka Wiati, Iis. (1997). Studi Deskriftif Keterampilan Menulis Puisi melalui Reka Gambar di Kelas II SLTP PGRI 2 Bandung Tahun Pelajaran 1996-1997. tidak diterbitkan. Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII Halaman 13

14 Halaman Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas VIII