BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi yang pesat ini membawa konsekuensi meningkatnya pendapatan per kapita dan masuknya investasi asing dalam jumlah besar. Keadaan ini mengakibatkan menjamurnya pembangunan infrastruktur seperti gedung, jembatan, pelabuhan, jalan, dan berbagai fasilitas publik lainnya. Dewasa ini isu lingkungan juga sangat santer didengungkan oleh berbagai pihak, kebijakan pemerintah pun sekarang dipaksa untuk pro-lingkungan. Hal ini harus dilakukan karena pembangunan infrastruktur sangat erat kaitannya dengan dampak lingkungan yang akan terjadi sebelum dan setelah masa pembangunan tersebut. Oleh karena itu, banyaknya pembangunan infrastruktur akan berakibat banyaknya sampah atau material sisa pembangunan tersebut. Berikut adalah Tabel 1.1 yang memaparkan porsi limbah padat dari hasil konstruksi di berbagai negara. Tabel 1.1. Proporsi limbah padat konstruksi di berbagai negara. Negara Australia Brazil Perancis Jerman Italia Jepang Belanda Spanyol Inggris USA Arabani & Azarhoosh (2012) Porsi dari limbah konstruksi terhadap limbah total (%) 44 15 25 19 30 36 26 70 >50 29 Limbah yang didaur ulang (%) 51 8 20-30 40-60 10 65 75 17 40 25 Sehubungan dengan upaya pembangunan yang ramah lingkungan, material yang dipergunakan dalam pembangunan infrastuktur sebisa mungkin 1
mempergunakan material yang ramah lingkungan atau menggunakan material daur ulang. Limbah beton sisa konstruksi menyumbang proporsi yang cukup besar dari total material sisa pembangunan. Namun bagaimanapun juga limbah beton ini tidak dapat langsung digunakan untuk bahan campuran perkerasan. Limbah beton tersebut harus diteliti dan diolah terlebih dahulu. Pengolahan yang dimaksud adalah dengan memasukkan limbah beton tersebut ke dalam unit crusher dan menjadikannya sesuai dengan ukuran butir dalam ketentuan gradasi. Limbah beton ini memiliki karakteristik khas yang berupa terdapatnya selimut tipis beton yang terdapat pada permukaan agregatnya, sehingga memiliki sifat-sifat fisik dan mekanis yang berbeda dengan agregat baru. Pasta semen yang menyelimuti ini mengurangi ketahanan agregat terhadap abrasi dan meningkatkan nilai kapasitas penyerapan air. Namun pemanfaatan agregat dari limbah beton ini dapat memberikan keuntungan berupa: 1. Keuntungan ekonomis Pemanfaatan limbah beton sebagai agregat dapat mengurangi biaya pembangunan dan biaya penimbunan material sisa. 2. Keuntungan dari segi lingkungan Pemanfaatan limbah beton sebagai agregat dapat mengurangi permintaan terhadap agregat baru yang berakibat pada menurunnya volum penambangan batu dan pasir, serta mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari proses transportasi. 3. Keuntungan dari segi teknis Pemanfaatan limbah beton dapat meningkatkan efisiensi dari campuran aspal. 2
B. Identifikasi Masalah Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Perbandingan ideal antara agregat murni dengan agregat daur ulang. 2. Nilai masing-masing kadar aspal optimum dari campuran yang menggunakan agregat baru, agregat daur ulang, dan agregat kombinasi. 3. Karakteristik Marshall dari campuran yang menggunakan agregat baru, agregat daur ulang, dan agregat kombinasi. C. Maksud dan Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pemikiran baru sebagai bahan masukan kepada semua pihak yang bersangkutan, khususnya Departemen Pekerjaan Umum bidang jalan raya. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui karakteristik limbah beton sebagai material pengganti agregat kasar pada campuran AC-WC. 2. Mengetahui karakteristik Marshall pada campuran AC-WC dengan limbah beton sebagai agregat kasar yang meliputi; nilai stabilitas, nilai flow, dan nilai Marshall Quotient. 3. Mengetahui potensi pemanfaatan limbah beton sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran AC-WC. 3
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat baik, antara lain: 1. Penelitian masalah pemanfaatan limbah beton sebagai agregat kasar pada campuran beton aspal yang menggunakan bahan perekat Pertamina pen 60/70, merupakan suatu alternatif pada pengembangan ilmu pengetahuan tentang memilih bahan agregat kasar yang akan digunakan dalam campuran beton aspal pada lapis perkerasan jalan dengan metode hotmix. 2. Untuk memberikan informasi dasar untuk penelitian selanjutnya. 3. Memberikan masukan, hasil penelitian ini dapat memberikan suatu informasi yang tepat dalam pemakaian agregat limbah beton sebagai bahan campuran perkerasan AC (Asphalt Concrete) dengan metode pencampuran Hotmix sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi pada proyek. E. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penggunaan limbah beton sebagai pengganti agregat kasar yang didapat dari limbah beton pondasi pile pada proyek Indo- LuxeHotel Yogyakarta. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada. Ruang lingkup terbatas pada: 1. Benda uji berbentuk silinder dimensi diameter 100 mm dan tinggi 60-70 mm dengan komposisi penyusun berupa agregat kasar, agregat halus, filler, dan aspal Pertamina pen 60/70. 2. Agregat kasar terdiri dari tiga macam yaitu; agregat kombinasi, agregat murni baru, dan agregat murni daur ulang dengan komposisi 0%, 73%, dan 100%. 3. Limbah beton sebagai pengganti agregat kasar digunakan pada gradasi lolos saringan berdiamater ¾ tertahan ½ dan lolos ½ tertahan 3/8. 4. Agregat halus menggunakan pasir kali jenis kuarsa dari Clereng, Kulonprogo. 4
5. Bahan pengisi campuran (filler) menggunakan abu batu. 6. Aspal yang digunakan untuk campuran perkerasan AC ini menggunakan aspal Pertamina 60/70. 7. Pencampuran dengan hotmix menggunakan spesifikasi yang dikeluarkan oleh Bina Marga Spesifikasi Umum 2010 revisi-2. 8. Penentuan kadar aspal optimum (KAO) menggunakan variasi kadar perkiraan ±1,5% dengan interval 0,5% yaitu -1%; -0,5%; Pb; +0,5%; +1%. 9. Penelitian ini tidak memperhitungkan kandungan mineral yang terdapat pada agregat dan aspal. 10. Pengujian mutu campuran dilakukan dengan alat Marshall Testing Machine. 11. Uji Marshall standar dengan 2x75 kali tumbukan. F. Keaslian Penelitian Penelitian serupa tentang penggunaan agregat kasar dari bahan plastik dalam campuran untuk perkerasan jalan sudah pernah dilakukan oleh Ery Rahman pada tahun 2005 dengan judul penelitian Penggunaan Limbah Beton Sebagai Agregat Pengganti Pada Campuran HRS-WC Perbedaan dari penelitian ini adalah perbedaan penggunaan komposisi beton dan lapisan yang diteliti. Komposisi yang digunakan adalah 0%, 73%, dan 100%. Lapisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapis AC-WC. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai pengaruh limbah beton sebagai agregat kasar pengganti pada campuran Asphalt Concrete Wearing Course. 5