Materi 3 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

dokumen-dokumen yang mirip
DATA MINING. Pertemuan 3. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi

Materi 3 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

DATA MINING. Pertemuan 4. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi

Materi 4 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

DATA MINING. Pertemuan 4. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi

Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

Materi 3 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

Materi 2 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

DATA PREPROCESSING. Budi Susanto (versi 1.2)

2. Data & Proses Datamining

MODUL 2 DATA DAN EKSPLORASI DATA

Data Mining Outline BAB I Pendahuluan. Proses Data Mining. Recap

DATA MINING. Pertemuan 1. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi

3.6 Data Mining Klasifikasi Algoritma k-nn (k-nearest Neighbor) Similaritas atribut numerik

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining

BAB 3 METODE PENELITIAN

2. Tinjauan Pustaka. Gambar 2-1 : Knowledge discovery in database

Data Preprocessing. oleh: Entin Martiana

Task III : Data Transformation (Transformasi Data) Beberapa Pendekatan Transformasi Data. Smoothing. Normalization (#2) Normalization (#1)

DATA MINING. Pertemuan 9. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan besar data yang tersimspan dalam penyimpanan dengan

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Data

( ) ( ) (3) II-1 ( ) ( )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi 1 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

BAB II LANDASAN TEORI

4 HASIL DA PEMBAHASA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV METEDOLOGI PENELITIAN

BAB IV PREPROCESSING DATA MINING

PE DAHULUA. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

SISTEM BASIS DATA. Pertemuan 3. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Text Mining

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA

SISTEM BASIS DATA (Lanjutan) :

ANALISIS PENERAPAN TEKNIK DATAMINING DALAM PENGIMPLEMENTASIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL ACTIVE LEARNING DENGAN METODE KELOMPOK

Materi 1 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Data Mining DATA MINING & KNOWLEDGE DISCOVERY IN DATABASES. Bertalya Universitas Gunadarma 2009

Materi 1 SISTEM BASIS DATA 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2017 Nizar Rabbi Radliya

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering

ANALISIS DATA POLA PEMBELIAN KONSUMEN DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TRANSAKSI PENJUALAN SUPERMARKET PAMELLA YOGYAKARTA 1.

BAB II LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 14 DATA WAREHOUSE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN BASIS DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BASIS DATA. Pertemuan 1. 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi Nizar Rabbi Radliya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam tinjauan pustaka dibawah ini terdapat 6 referensi sebagai berikut : - Algoritma Naïve Bayes Classifier

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAKARIR. : Mengelompokkan suatu objek yang memiliki kesamaan. : Kelompok atau kelas

Materi 4 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep dan Teknik Data Mining

KLASIFIKASI PENENTUAN TIM UTAMA OLAHRAGA HOCKEY MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS : HOCKEY KABUPATEN KENDAL)

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

Siklus Pengambilan Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

Tahapan Proses KDD (Peter Cabena) Business Objective Determination (#1) Business Objective Determination (#2) Business Objective Determination (#4)

Materi 2 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Integrasi Peringkas Dokumen Otomatis Dengan Penggabungan Metode Fitur dan Metode Latent Semantic Analysis (LSA) Sebagai Feature Reduction

PENGELOMPOKAN NASABAH BANK MENGGUNAKAN ALGORITMA K- MEANS UNTUK MEMBERIKAN PENAWARAN YANG TEPAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset

K-PROTOTYPE UNTUK PENGELOMPOKAN DATA CAMPURAN

Tahapan Proses KDD (Peter Cabena)

BAB II LANDASAN TEORI

Penghitungan k-nn pada Adaptive Synthetic-Nominal (ADASYN-N) dan Adaptive Synthetic-kNN (ADASYN-kNN) untuk Data Nominal- Multi Kategori

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK

Data Preprocessing dengan RapidMiner Budi Susanto. RapidMiner - Budi Susanto

Apa itu DATA? Apa bedanya DATA & INFORMASI?

Pengenalan Pola. Klasterisasi Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menerapkan metode clustering dengan algoritma K-Means untuk penelitiannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

Transkripsi:

Materi 3 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar Memahami definisi set data, tipe data, kualitas data, serta similaritas dan dissimaliritas. Pokok Bahasan Set Data: 1. Definisi dan tipe data 2. Kualitas data 3. Similaritas dan dissimilaritas I. Definisi Set Data Set data (data set/himpunan data) merupakan kumpulan objek dan atributnya. Nama lain dari objek yang sering digunakan diantaranya record, point, vector, pattern, event, observation, case, sample, instance, entitas. Objek digambarkan dengan sejumlah atribut yang menerangkan sifat atau karakteristik dari objek tersebut. Atribut juga sering disebut variabel, field, fitur, atau dimensi. Atribut adalah sifat/properti/karakteristik objek yang nilainya bisa bermacam-macam dari satu objek dengan objek lainnya, dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Sebagai contoh seorang pelanggan merupakan objek, dimana objek pelanggan tersebut memiliki beberapa atribut seperti id pelanggan, nama, alamat dan lain-lain. Setiap pelanggan memungkinkan memiliki nilai atribut yang berbeda dengan pelanggan lainnya, serta memungkinkan perubahan nilai atribut dari waktu ke waktu. atribut id_pelanggan nama_pelanggan almt_pelanggan 101 Santi Gafani Jl. Supratman No.321 102 Ridwan Kamil Jl. Peta No.14 103 Asep Marinka Jl. Dipatiukur No.7 objek Gambar 1. Perbedaan Atribut dan Objek 1

II. Tipe Data Tipe atribut dapat dibedakan dari nilai beserta sifatnya. Ada empat sifat yang dimiliki atribut secara umum, yaitu: 1. Pembeda (distinctness): = dan 2. Urutan (order): <, >,, 3. Penjumlahan, Pengurangan (addition): + dan 4. Perkalian, Pembagian (multiplication): * dan / Umumnya tipe atribut ini ada dua yaitu kategori (kualitatif) dan numerik (kuantitatif). Dari kedua tipe tersebut dibagi lagi menjadi beberapa sub tipe yang disesuaikan dengan sifat nilai yang dimilikinya. Kategoris (Kualitatif) Tabel 1. Tipe Atribut Tipe Atribut Penjelasan Contoh Nominal Nilai atribut berupa nominal memberikan Kode Pos, Jenis nilai berupa nama. Dengan nama inilah Kelamin. sebuah atribut membedakan dirinya pada data yang satu dengan yang lain (=, ). Numerik (Kuantitatif) Ordinal Interval Rasio Nilai atribut bertipe ordinal mempunyai nilai berupa nama yang mempunyai arti informasi terurut (<, >,, ). Nilai atribut dimana perbedaan diantara dua nilai mempunyai makna yang berarti (+, -). Nilai atribut dimana perbedaan diantara dua nilai dan rasio dua nilai mempunyai makna yang berarti (*, /) Indek Nilai (A, B, C, D, E) Tanggal Panjang, berat, tinggi Atribut nominal dan ordinal merupakan tipe kategoris, nilainya kualitatif; dimana nilai tersebut sebenarnya simbolik; tidak mungkin dilakukan operasi aritmatika. Sedangkan interval dan rasio merupakan tipe numerik, nilainya kuantitatif; dimana nilai tersebut dapat dilakukan operasi aritmatika; bisa direpresentasikan dengan nilai integer atau kontinu. yaitu: Sementara berdasarkan jumlah nilainya, atribut dapat dibedakan menjadi dua, 1. Diskret Sebuah atribut dapat bernilai diskret jika mempunyai nilai dalam himpunan jumlah yang terbatas. Jenis ini bisa ditemukan pada atribut kategoris yang hanya mempunyai beberapa variasi nilai (domain), seperti indek nilai yang hanya mempunyai lima 2

kemungkinan nilai (A, B, C, D, E). Contoh lainnya adalah jenis kelamin (pria, wanita), benar/salah, ya/tidak, 0/1. 2. Kontinu Sedangkan atribut yang bernilai kontinu akan mempunyai jangkauan nilai real. Seperti variabel panjang, tinggi, berat dimana nilainya biasanya menggunakan representasi floating point (desimal). Namun, meskipun menggunakan representasi real, ukuran presisi jumlah angka di belakang koma tetap digunakan. III. Karakteristik Set Data Ada tiga karakteristik umum set data yang mempunyai pengaruh besar dalam data mining, yaitu dimensionalitas, sparsitas, resolusi. Berikut adalah penjelasan dari ketiga karakteristik tersebut: 1. Dimensionalitas (dimensionality) a. Dimensionalitas dapat diartikan sebagai jumlah atribut yang dimiliki oleh objekobjek dalam data set. b. Data dengan jumlah dimensi yang sedikit (rendah) punya kecendrungan berbeda secara kualitatif dengan data dalam kontek yang sama, tetapi dengan jumlah dimensi yang lebih banyak (tinggi). c. Kesulitan yang berhubungan dengan data dimensi tinggi sering disebut sebagai curse of dimensionality. d. Untuk itu pada tahap preprocessing (proses awal) perlu dilakukan pengurangan dimensi (dimensionality reduction) 2. Sparsitas (sparsity) a. Untuk set data dengan fitur asimetrik (jumlah fitur yang terisi nilai tidak sama antara satu data dengan data yang lain), banyak atribut data mempunyai nilai 0 di dalmnya; dalam banyak kasus, kurang dari 1% mempunyain nilai bukan 0. b. Dalam praktiknya, tentu ini menguntungkan karena komputasi menjadi lebih ringan (cepat) dan kapasitas penyimpanan juga lebih sedikit. 3. Resolusi (resolution) a. Untuk data yang digambarkan dalam bentuk grafik yang memerlukan koordinat spasial, karakteristik resolusi yang digunakan juga akan berpengaruh. b. Pola dalam data bergantung pada level resolusi. c. Jika resolusi terlalu baik (tidak ada perbedaan/halus), pola mungkin tidak akan kelihatan, jika resolusi terlalu kasar atau sempit, pola juga akan hilang. 3

IV. Jenis Set Data Jenis data dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu data record, data berbasis grafik (graph data), dan data terurut (ordered data). Pada perkuliahan ini kita hanya akan menggunakan data record untuk proses data mining. Kebanyakan metode data mining mengasumsikan bahwa set data yang diproses adalah kumpulan baris data (record/entries/objects), dimana setiap barisnya terdiri atas sejumlah fitur (atribut) yang tetap. Dalam set data berbentuk data record, tidak ada hubungan antara baris data dengan baris data yang satu dengan baris data yang lainnya dan juga dengan set data yang lain. Setiap baris data berdiri sendiri sebagai sebuah data individu. Dalam sistem basis data, umumnya ada sejumlah tabel yang saling berhubungan menggunakan suatu kunci (kunci utama, kunci tamu). Akan tetapi dalam set data record, diasumsikan bahwa hanya ada satu tabel yang berisi sejumlah baris data. Oleh karena itu, biasanya set data yang diolah dalam data mining adalah keluaran dari sistem data warehouse yang menggunakan query untuk melakukan pengambilan data dari sejumlah tabel dalam sistem basis data. Ada beberapa contoh set data yang masuk dalam jenis data record, diantaranya data matrik (matrix data), data keranjang belanja (market basket data), dan data dokumen. 1. Data Matrik Jika set data berisi kumpulan data yang mempunyai sejumlah atribut (fitur) numerik yang sama, set data tersebut dapat dipandang sebagai vektor (data) dalam wilayah multidimensi, dimana masing-masing dimensi menyatakan satu atribut yang berbeda. Sekumpulan data matrik dapat diinterpretasikan sebagai mantrik M x N, dimana M adalah jumlah baris (satu baris menyatakan satu record/objek) dan N adalah jumlah kolom (dimana satu kolom menyatakan satu atribut/fitur). Contoh data matrik dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Contoh Data Matrik Tinggi Berat Sepatu Celana 168 60 38 30 175 85 42 35 170 77 39 39 4

2. Data Keranjang Belanja/Transaksi Data keranjang belanja (data transaksi) adalah set data yang setiap recordnya berisi sejumlah item dan jumlah item untuk sebuah transaksi bisa berbeda dengan transaksi yang lain. Contohnya bisa dilihat pada kasus keranjang belanja di pasar atau supermarket, dimana setiap pembeli melakukan pembelian barang yang jumlah dan jenisnya bisa berbeda dengan pembeli yang lain. Contoh data transaksi dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. TID 1 Susu, Bedak, Sabun 2 Susu, Mentega 3 Bedak, Gula, Sabun, Roti 3. Data Dokumen Tabel 3. Contoh Data Transaksi Item Setiap dokumen merupakan satu vektor term. Tiap term merupakan satu komponen (atribut) dari vektor tersebut. Nilai dari setiap komponen menyatakan berapa kali kemunculan term tersebut dalam suatu dokumen. Contoh dari data dokumen dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Contoh Data Dokumen Sistem Informasi Data Proses Makalah 1 18 19 15 9 Makalah 2 6 6 4 8 Makalah 3 14 0 2 12 V. Kualitas Data Permasalahan kualitas data ditinjau dari aspek pengukuran data dan pengumpulan data. 1. Kesalahan Pengukuran (Measurement Error) Kesalahan ini mengacu pada permasalahan hasil dari proses pengukuran. Problem yang umum terjadi adalah nilai yang dicatat berbeda dari nilai sebenarnya untuk beberapa tingkat. Pada atribut kontinu, beda numerik dari hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya disebut dengan error. Yang termasuk dalam jenis kesalahan pengukuran adalah: 5

a. Noise Merupakan komponen random dari suatu error pengukuran. Noise berkaitan dengan modifikasi dari nilai asli. Contoh: distorsi atau penyimpangan dari suara orang saat berbicara di telepon yang jaringannya buruk. b. Bias Suatu variasi pengukuran dari kuantitas yang sedang diukur dengan pengurangan antara mean dan nilai kuantitas yang diketahui. c. Precision Kedekatan dari pengukuran berulang (dari kuantitas yang sama) satu dengan yang lainnya. Diukur dengan standar deviasi. d. Accuracy Kedekatan pengukuran terhadap nilai sebenarnya dari kuantitas yang sedang diukur. Contoh kasus: Terdapat berat standar laboratorium suatu benda adalah 1 gram dan kita akan menghitung precision dan bias dari skala benda dari hasil pengukuran yang baru. Kita melakukan pengukuran sebanyak lima kali dan memperoleh {1.015, 0.990, 1.013, 1.001, 0.986}. Jawab: Mean = (1.015 + 0.990 + 1.013 + 1.001 + 0.986) / 5 = 1.001 Bias = 1.001 1 = 0.001 Precision= (1.015 1.001)2 + (0.990 1.001) 2 + (1.013 1.001) 2 + (1.001 1.001) 2 + (0.986 1.001) 2 4 2. Kesalahan Pengumpulan (Collection Error) Mengacu pada kesalahan-kesalahan (error) seperti hilangnya objek data atau nilai atribut, atau lingkup objek data yang tidak tepat. Yang temasuk dalam kesalahan pengumpulan diantaranya: a. Outliers Merupakan objek data dengan sifat yang berbeda sekali dari kebanyakan objek data dalam data-set. Misalkan, terdapat data penelitian tentang tinggi anak siswa SMA yakni 160cm sampai 180cm. Tetapi dalam data tersebut terdapat anak yang mempunyai tinggi 6

140cm. Data anak dengan tinggi 140cm tersebut yang disebut data outlier, karena berbeda sangat jelas. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi munculnya data outlier antara lain: 1) Kesalahan dalam pemasukan data 2) Kesalahan dalam pengambilan sample 3) Memang ada data-data ekstrim yang tidak dapat dihindarkan keberadaannya. b. Missing value Merupakan nilai dari suatu atribut yang tidak ditemukan. Asalannya terjadinya missing value adalah: 1) Informasi tidak diperoleh (misal, orang-orang menolak untuk memberikan data umur dan berat bedan) 2) Atribut yang mungkin tidak bisa diterapkan ke semua kasus (misal, pendapatan tahunan tidak bisa diterapkan pada seseorang yang pengangguran) Penanganan missing values adalah dengan: 1) Mengurangi objek data 2) Memperkirakan missing values 3) Mengabaikan missing values pada saat analisis 4) Mengganti dengan semua nilai yang mungkin (tergantung probabilitasnya) c. Duplicate data Set data mungkin terdiri dari objek data yang ganda (duplikat), atau hampir selalu terjadi duplikasi antara satu dengan yang lainnya. Persoalan utama ketika menggabungkan data dari sumber-sumber yang bervariasi (heterogen). Contoh: orang yang sama dengan alamat email yang lebih dari satu. Pembersihan data (data cleaning) merupakan proses yang berkaitan dengan permasalahan data yang duplikat. VI. Similaritas dan Dissimilaritas Kemiripan (similarity) adalah ukuran numerik dimana dua objeknya mirip, nilai 0 jika tidak mirip dan nilai 1 jika mirip penuh. Sementara ketidakmiripan (dissimilarity) adalah derajat numerik dimana dua objek yang berbeda, jangkauan nilai 0 sampai 1 atau bahkan sampai. 7

4.1. Kemiripan dan Ketidakmiripan Data Satu Atribut Istilah ketidakmiripan juga dapat disebut sebagai ukuran jarak (distance) antara dua data. Jika s adalah ukuran kemiripan dan d adalah ukuran ketidakmiripan, serta jika interval/range nilainya adalah [0,1], maka dapat dirumuskan bahwa s+d=1. Sebenarnya ukuran kemiripan dan ketidakmiripan tidak harus selalu dalam interval [0,1], tetapi boleh juga menggunakan interval seperti [0,10], [0,100], bahkan menggunakan nilai negative seperti [-1,1], [-10,10] dan sebagainya. Transformasi nilai s dan d tidak hanya terbatas pada formula s+d=1, karena ada juga yang menggunakan s = 1 1+d atau s = e-d. Pada metode tertentu dalam klasifikasi, ada juga yang mengharuskan agar nilai interval ketidakmiripan data harus ditransformasi dalam interval yang ternormalisasi [0,1]. Sebagai contoh, ada data dengan nilai ketidakmiripan {10, 12, 25, 30, 40} dengan intervalnya [10,40]. Jika akan ditransformasi ke dalam interval [0,1], kita bisa menggunakan formula x = x min (x) max(x) min(x) ditransformasi menjadi {0, 0.667, 0.5, 0.6667, 1}. sehingga nilai-nilai ketidakmiripan tersebut Untuk fitur yang menggunakan tipe ordinal, misalnya sebuah atribut yang mengukur kualitas produk dengan skala {rusak, jelek, sedang, bagus, sempurna}, skala tersebut harus ditransformasikan ke dalam nilai numerik, misalnya {rusak=0, jelek=1, sedang=2, bagus=3, sempurna=4}. Kemudian, ada dua produk P1 dengan kualitas bagus dan P2 dengan kualitas jelek. Jarak (ketidakmiripan) antara P1 dan P2 dapat dihitung dengan cara D(P1,P2) = 3-1 = 2, atau jika dalam interval [0,1] menjadi 3 1 sedangkan nilai kemiripannya adalah 1-0.5 = 5. 4 = 0.5, Untuk atribut bertipe numerik (interval dan rasio), nilai ketidakmiripan didapat dari selisih absolut di antara dua data. Misalnya atribut usia, jika P1 adalah usia 45 dan P2 usia 25, sedangkan jangkauan nilai usia dalam data adalah [5,75], nilai ketidakmiripan P1 dan P2 adalah D(P1,P2) = 45-25 = 20, atau jika dalam interval [0,1] menjadi 20 5 75 5 = 0.21, sedangkan nilai kemiripannya adalah 1-0.21 = 0.79. Tabel 5. Formula Kemiripan dan Ketidakmiripan Dua Data Dengan Satu Atribut Nominal Tipe Atribut Kemiripan Ketidakmiripan s = { 1 jika x = y 0 jika x y d = { 0 jika x = y 1 jika x y Ordinal s = 1 d d = x y /(n 1) 8

Interval dan Rasio s = -d, s = s = 1 1+d, s = e-d, d min (d) max(d) min(d) D = x y 4.2. Ketidakmiripan Data Multiatribut Terdapat banyak cara untuk menghitung jarak (ketidakmiripan) yang dapat digunakan untuk menghitung dua data dari beberapa atribut untuk setiap data (dari dua objek), diantaranya: 1. Jarak Euclidian n D(x,y) = j=1 x y 2 2. Jarak Manhattan/City Block n D(x,y) = j=1 3. Jarak Chebyshev x y D(x,y) = max j=1 N ( x j y j ) Sebagai contoh kita akan melakukan pengukuran jarak antardata dengan jarak Euclidean pada data tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Contoh Data Dua Dimensi Point x y P1 1 1 P2 4 1 P3 1 2 Tabel 7. Hasil Pengukuran Jarak Euclidean Euclidean P1 P2 P3 P1 0 3 1 P2 3 0 3.16 P3 1 3.16 0 VII. Daftar Pustaka [1] Astuti, F.A. 2013. Data Mining. Yogyakarta: Andi. [2] Kusrini & Taufiz, E.L. 2009. Algoritma Data Mining. Yogyakarta: Andi. 9

[3] Prasetyo, E. 2012. Data Mining: Konsep dan Aplikasi Menggunakan MATLAB. Yogyakarta: Andi. [4] Prasetyo, E. 2014. Data Mining: Mengolah Data Menjadi Informasi Menggunakan MATLAB. Yogyakarta: Andi. VIII. Materi Berikutnya Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Pemrosesan Awal Data 1. Agregasi (aggregation) 2. Penarikan contoh (sampling) 3. Diskretisasi dan binerisasi (discretization and binarization) 4. Pemilihan fitur (feature subset selection) 5. Pembuatan fitur (feature creation) 6. Transformasi atribut (attribute transformation) 10