BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa jumlah pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. keadaan yang lebih baik.pendidikan sebagai pranata pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

1.1. PENGERTIAN MANUSIA PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya. Dalam menghadapi tantangan global, baik berupa persaingan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenal, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar instelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan terencana, sistematis dan logis dalam rangka membina manusia menuju proses pendewasaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan hidup dilingkungannya. Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara pengajar dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kondisi perekonomian ternyata belum terealisasi, seharusnya dengan kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik pula. Namun pada 1

kenyataannya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia masih banyak. Masalah pengangguran tersebut menuntut pemerintah melakukan upaya mengatasinya. Maka pada tahun 1995 terbitlah instruksi dari Presiden (Inpres) nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudidayakan Kewirausahaan (GNMK). Sejak saat itu kewirausahaan mulai diselenggarakan di Indonesia. Namun pada kenyataanya jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat sedikit, seperti yang dikatakan oleh Deputi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Agus Muharam mengatakan bahwa Jumlah Wirausaha di Indonesia saat ini 1,56% kita masih di bawah Cina, Jepang, Singapura, dan Malaysia yang jumlah wirausahanya sudah diatas 5%. Padahal idealnya Indonesia saat ini memiliki 4,8 juta wirausaha. Data tersebut menunjukkan bahwa wirausaha di Indonesia dikatakan masih sedikit. Terdapat dua hal yang menghambat perkembangan seseorang untuk berwirausaha. Pertama adalah persoalan mindset atau pola pikir yakni masih banyak lulusan yang berpikir sebagai pencari kerja, bukan pencipta kerja. Sehingga persaingan dalam mencari pekerjaan semakin ketat dan lapangan pekerjaan yang tersedia semakin sedikit. Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menurut mahasiswa dan kaum muda harus lebih berfikir kreatif. Semangat entrepreneur ini sudah menjadi 2

tuntutan zaman, meski ada juga sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. Majunya suatu Negara dapat dilihat dari banyaknya wirausahawan di Negara tersebut, semakin banyak jumlah wirausahawan semakin besar harapan masyarkat usia kerja dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, sehingga dapat meningkatkan derajat hidup masyarakat suatu Negara, karena akan tercipta lapangan pekerjaan dan akan mengurangi tingkat pengangguran. Minat warga Negara negara maju untuk menjadi wirausaha adalah cukup besar, orientasi masyarakat Negara maju tidak lagi menginginkan menjadi pegawai negeri, tapi lebih berorientasi pada sektor tersier yaitu sektor jasa lebih diminati. Penghargaan masyarakat kepada PNS dari pada wirausaha juga merupakan pemicu masyarakat Indonesia kurang berminat untuk menjadi wirasaha, karena dalam pemikiran masyarakat dalam berwirausaha diperlukan modal yang besar, menjadi wirausaha adalah karena bakat dan keturunan. Untuk mengurangi tingkat pengangguran terhadap lulusan perguruan tinggi melalui pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan. semakin tingginya tingkat pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan, menuntut generasi muda kita untuk mampu membuka peluang usaha yang mandiri. Menurut Dr. Riant Nugroho, (2009) mengemukakan bahwa : Sekolah atau pendidikan menjadi tempat yang sangat strategis untuk menumbuhkan bakat wirausaha. Beberapa alasan sekolah formal dapat 3

menumbuhkan bakat wirausaha, yaitu: Pertama, sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat dipercaya masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Kedua, jaringan sudah ada di seluruh pelosok negeri. Ketiga, melalui sekolah juga bisa menjangkau dan mempengaruhi keluarga anak didik. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah formal di bawah Departemen Pendidikan nasional, mempunyai tujuan antara lain adalah menghasilkan tamatan yang siap memasuki lapangan kerja secara mandiri sebagai wirausaha (entrepreneur). Dengan usia siswa yang rata-rata masih dalam masa yang produktif untuk menerima ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk di dalamnya ilmu wirausaha, maka SMK menjadi sangat penting dalam menyiapkan tamatan yang siap berwirausaha. Untuk itu, karakteristik wirausaha di SMK perlu dikondisikan baik melalui jalur kegiatan intrakulikuler, kokulikuler maupun ekstrakulikuler. Sehingga diharapkan dengan kondisi lingkungan yang menerapkan karakteristik wirausaha, siswa menjadi terbiasa untuk menerapkannya dan pada akhirnya akan menjadi karakter kepribadian siswa. Pembelajaran kewirausahaan bagi peserta didik seluruh program studi di SMKN 4 Bandung, diharapkan dapat memberikan pembelajaran, pengetahuan akan membuka cakrawala peserta didik tentang kewirausahaan, dengan itu dapat memicu minat peserta didik untuk menjadi wirausaha. Pemerintah memiliki harapan yang besar terhadap SMK, untuk dapat menanggulangi pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain kinerja SMK yang telah ada ternyata belum optimal, Menurut 4

Suyanto (2007) belum optimalnya kinerja SMK ini ditandai oleh pencapaian indikator keberhasilan yang belum optimal. Indikator-indikator yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Terserapnya tamatan di dunia kerja sesuai dengan kompetensi pada program keahliannya. 2. Mampu mengembangkan diri dalam berwirausaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru. 3. Mampu bersaing dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. SMKN 4 Bandung pada tahun ajaran 2015/2016 telah menetapkan bahwa mata pelajaran kewirausahaan diwajibkan untuk seluruh program pendidikan. Pemberlakuan wajib terhadap mata pelajaran Kewirausahaan bagi seluruh peserta didik antar bidang studi, diharapkan setelah lulus dari SMK akan berkurang minat lulusan untuk mencapai pekerjaan akan tetapi muncul sikap dan perilaku wirausahawan yang menjadikan pada lulusan menjadi wirausahawan. Dari hasil observasi, masih banyak peserta didik yang kurang berminat terhadap pembelajaran kewirausahaan. Masih banyak peserta didik yang ingin menjadi pencari kerja bukan sebagai pencipta kerja. Hal ini di dasari dari kurangnya penanaman motivasi sejak dini terhadap siswa Kelas X di SMK Negeri 4 Bandung. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang kewirausahaan menjadi salah satu alasan mereka tidak berminat menjadi wirausaha. Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Perilaku Wirausahaan Pada Peserta Didik Kelas 5

X Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMK Negeri 4 Bandung (Studi Kasus Pada Pembelajaran Business Plan) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Kurangnya minat peserta didik terhadap mata pelajaran kewirausahaan. 2. Persoalan mindset atau pola pikir yakni masih banyak lulusan yang berpikir sebagai pencari kerja, bukan pencipta kerja. 3. Masalah pengangguran terdidik di Indonesia. 4. Kurangnya penanaman motivasi sejak dini terhadap peserta didik Kelas X di SMK Negeri 4 Bandung. 5. Perubahan pola pikir lulusan SMK dari pencari kerja menjadi pencipta kerja. 1.3 Rumusan dan Batasan Masalah 1.3.1 Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pembelajaran kewirausahaan materi ajar business plan kelas X pada jurusan rekayasa perangkat lunak di SMK Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2015 / 2016? 6

2. Bagaimana pemahaman perilaku wirausaha siswa kelas X pada jurusan rekayasa perangkat lunak di SMK Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2015/2016? 3. Seberapa besar pengaruh pembelajaran kewirausahaan materi ajar business plan terhadap perilaku berwirausha siswa kelas X rekayasa perangkat lunak di SMK Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2015 / 2016? 1.3.2 Batasan Masalah Pada proposal ini masalah di batasi pada : 1. Masalah pada pembelajaran kewirausahaan pokok bahasan menyusun business plan. 2. Fokus pada penelitian ini dibatasi pada penyajian materi sikap wirausaha pada pokok bahasan menyusun business plan. 3. Objek yang di teliti adalah siswa kelas X SMK Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2015/2016. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan adalah sebagai berikut : 1. Menanalisis pembelajaran kewirausahaan materi ajar menyusun business plan pada peserta didik kelas X jurusan rekayasa perangkat lunak di SMK Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2015 / 2016. 2. Menganalisis perilaku wirausaha peserta didik kelas X pada jurusan rekayasa perangkat lunak di SMK Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2015/2016. 7

3. Menaganalisis seberapa besar pengaruh pembelajaran kewirausahaan materi ajar menyusun bisnis plan teradap sikap wirausaha peserta didik kelas X pada jurusan rekayasa perangkat lunak di SMK Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2015/2016. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti lain serta masyarakat luas dalam mengembangkan bidang kajian sejenis, khususnya bidang pembelajaran kewirausahaan. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : a. Bagi sekolah Diharapkan dari penelitian ini dapat meningkatkan mutu atau kualitas lulusan SMK Negeri 4 Bandung dalam berwirausaha. b. Bagi lembaga pendidik SMK Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi untuk mengambil kebijakan dalam pemahaman perilaku berwirausaha bagi para siswa. c. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya pembelajaran kewirausahaan guna menumbuhkan sikap dan perilaku 8

berwirausaha, sehingga para siswa dapat menjadi seorang wirausaha dan tidak tergantung sebagai pencari kerja bahkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. 1.6 Definisi Operasioanal Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa penelitian yang dilaksanakan menggunakan beberapa istilah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pemakaian sebuah istilah maka sebaiknya penulis akan mengungkapkan definisi variabel yang akan di teliti. M. Nazir (2005, h. 126) dalam bukunya Metode Penelitian, mengungkapkan pengertian definisi operasional sebagai berikut: Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan atauun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengaruh adalah hubungan sebabakibat yang ditimbulkan oleh dua variable (variabel bebas dan variabel terikat). 2. Menurut Eman Suherman (2010, h. 20) pembelajaran kewirausahan adalah pola yang dijasikan pedoman dasar berupa kebijakan global melalui tahapantahapan yang diarahkan untuk melaksanakan interaksi yang ideal anatara pengelola lembaga pendidikan, pendidik dan peserta didik, yang terencana serta terorganisasikan dalam mekanisme pengelolaan pendidikan dan berisi faktor-faktor rancang bangun kegiatan guru mempelajari kewirausahaan. 9

3. Menurut Notoatmodjo, (2003) Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian istilah diatas, maka yang dimaksud dengan Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Pembentukan Perilaku Wirausahaan Pada Peserta Didik Kelas X Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMK Negeri 4 Bandung (Studi Kasus Pada Pembelajaran Business Plan ) dalam penelitian ini adalah suatu tindakan atau aktivitas yang berani berusaha secara mandiri dengan mengarahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi yang timbul atas pembelajaran kewirausahaan. 10