BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

Oleh : Dalmasius N A P.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

BAB III LANDASAN TEORI

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

ANALISA JALUR EKSTENSION PADA PABX PANASONIC SERI KXT - 206SBX

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup

Teknik Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

Sistem Telekomunikasi

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Pertemuan 2 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Dasar- dasar Penyiaran

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX

DTG2F3. Sistem Komunikasi. Pendahuluan. By : Dwi Andi Nurmantris

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

ANALISA RANGKAIAN CENTRAL OFFICE LINE INTERFACE PADA PRIVATE AUTOMATIC BRANCH EXCHANGE PANASONIC KX-T206SBX

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 ET 3200

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB III PERANCANGAN. Sistem yang dibuat memiliki dua buah subsistem utama yang terpisah yaitu

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

Code Division multiple Access (CDMA)

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

TUGAS KOMUMIKASI DIGITAL. Modulasi Phase Shift Keying

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI PENGUKURAN LEVEL PERMUKAAN AIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK

Layer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB II LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor Mekanik Ketinggian Level Air Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Sebuah tranduser digunakan untuk mengkonversi suatu besaran energi menjadi sebuah besaran energi lainnya, sehingga besaran energi tersebut dapat diukur dan dihitung, hasil pengukuran dan perhitungan dari konversi besaran energi tersebut menjadi sangat berguna bagi kehidupan umat manusia. Sedangkan Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar, kimia, maupun ketinggian air laut dan mengubahnya menjadi tegangan dan arus listrik yang sangat dibutuhkan untuk selanjutnya digunakan sebagai salah satu masukan bagi pengambilan keputusan atau selanjutnya digunakan sebagai informasi untuk pengolahan data kembali. Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Atas dasar itulah maka dalam sistem ini penulis berusaha mengaplikasikan Sensor mekanik ketinggian air. Sensor ini berfungsi untuk mengubah energi dari ketinggian air laut dan mengubahnya menjadi besaran energi listrik untuk mengaktifkan perintah pengiriman sinyal tanda bahaya bahwa ketinggian air laut sudah mencapai titik kritis dan bahaya tsunami siap datang mengancam. 7

8 2.2 Teknologi Dual Tone Multi Frekuensi ( DTMF ) DTMF adalah sebuah metode telekomunikasi yang digunakan untuk signaling perangkat telekomunikasi dengan melewati jalur telepon sebagai media telekomunikasinya. DTMF berguna sebagai signaling antara perangkat telepon, atau perangkat telekomunikasi lainnya dengan sentral telepon. DTMF berada di domain frekuensi audio yang dapat terdengar oleh suara manusia. Salah satu versi dari DTMF adalah menggunakan peralatan tombol sentuh untuk melakukan panggilan, sistem ini dinamakan nada sentuh ( Touch Tone ) yang dikembangkan oleh Western Electric dan pertama kali digunakan oleh bell sistem. DTMF distandarisasi oleh ITU-T dengan recomendasi Q.23 dan dikenal di inggris dengan nama MF4. Protocol signaling dengan banyak frekuensi ini banyak dikembangkan oleh CCITT dan dibuat Oleh Bell System. Sistem ini pertama kali digunakan sebagai signaling antar sentral switching dimana operator jarak jauh menggunakan 16 digit keypad untuk mengacu kepada tujuan dari nomor telepon tersebut, signaling dan switching semi otomatis ini sukses terbukti baik dalam kecepatannya dan efektifnya. Karena terbukti berhasil maka bell system mengembangkan lagi teknologi DTMF sebagai signaling untuk pelanggan dengan sentral switching dan lebih dapat diandalkan bila dibandingkan dengan berbicara ke telepon dengan bantuan operator. Nada DTMF juga digunakan oleh beberapa perusahaan televisi berbayar dan jaringan radio untuk memberikan sinyal kepada stasiun radio remote sebagai identifikasinya. Sebelumnya jalur stasiun televisi juga menggunakan DTMF untuk mematikan atau menghidupkan stasiun pemancar jarak jauh mereka.

9 Gambar 2.1 Frekuensi campuran dari nada 1209Hz dan nada 697Hz AT&Ts Compatibility Bulletin No. 105 menggambarkan metode ini sebagai signaling tombol tekan dari pelanggan dengan menggunakan jalur transmisi suara. untuk mengatasi interferensi telepon pelanggan dengan Multi frekuensi untuk routing dan switching maka DTMF memiliki frekuensi yang berbeda. 2.2.1 DTMF Keypad Sistem DTMF menggunakan 8 buah frekuensi yang berbeda dan mengirimkan signal sepasang untuk menggambarkan 16 nomor yang berbeda, symbol dan huruf seperti table dibawah :

10 Tabel 2.1 DTMF Frekuensi dan Tombol Representasinya FREQ 1209 Hz 1336 Hz 1477 Hz 1633 Hz 697 Hz 1 2 3 A 770 Hz 4 5 6 B 852 Hz 7 8 9 C 941 Hz * 0 # D Tombol DTMF terdiri dari matrix 4x4, dengan setiap baris merepresentasikan Frekuensi rendah dan setiap kolom merepresentasikan Frekuensi tinggi. Menekan tombol 1 akan menghasilkan 1 nada sinusoida untuk setiap 2 buah frekuensi ( 697 Hz dan 1209 Hz ). Banyak nada yang berbeda menyebabkan system ini disebut dengan banyak frekuensi. Nada ini kemudian di decodekan oleh sentral switching untuk menentukan tombol mana yang telah ditekan. Sistem telepon nasional banyak Negara biasanya menggunakan standar DTMF namun beberapa seperti amerika menambahkan frekuensi untuk fungsi khusus seperti tabel tambahan di bawah :

11 Tabel 2.2 Frekuensi DTMF dengan Fungsi khusus Event Low Frekuensi High frekuensi Busy signal 480 Hz 620 Hz Ringback tone (US) 440 Hz 480 Hz Dial tone 350 Hz 440 Hz Sedangkan untuk beberapa Negara di eropa memiliki masing-masing standarisasi frekuensi untuk fungsi khusus seperti tabel tambahan di bawah : Tabel 2.3 Frekuensi DTMF fungsi khusus untuk beberapa negara Eropa Event Low frequency High frequency Busy signal (Most of Europe) 425 Hz ---- Ringback tone (UK & Ireland) 400 Hz 450 Hz Ringback tone (Most of Europe) 425 Hz ---- Dial tone (UK) 350 Hz 450 Hz Dial tone (Most of Europe) 425 Hz ----

12 2.2.2 Standarisasi dari DTMF Frekuensi dari nada DTMF telah didefinisikan oleh standarisasi yang dikenal dengan nama Precise Tone Plan, sehingga menurut standar tersebut harmonics dan intermodulasi product dari dua buah frekuensi yang berbeda tidak akan menghasilkan sinyal yang salah. Tidak ada frekuensi yang merupakan kelipatan dari frekuensi lainnya, perbedaan dan jumlah 2 frekuensi tidak sama dengan frekuensi yang lain. Frekuensi didesain dengan ratio 21/19, sehingga akan memiliki perbedaan yang tipis dengan keseluruhan nada DTMF yang lainnya. Frekuensinya pun tidak boleh bervariasi lebih dari + 1,8% dan - 1,8% dari frekuensi aslinya. Perbedaan kencangnya suara antar frekuensi rendah dan frekuensi tinggi di sebut dengan Twist dan hanya memiliki level 3 desibels saja. Durasi dari sebuah nada memiliki kisaran 70 ms, meskipun beberapa Negara memiliki standar 45 ms. 2.2.3 Algoritma Goertzel Seperti banyak penerima multi frekuensi lainnya, DTMF pada awalnya di decodekan dengan menggunakan Tuned Filter Banks. namun kemajuan teknologi abad ke 20 telah menggantikan dengan metode baru yaitu dengan teknologi DSP ( Digital Signal Processing ). DTMF sekarang didecodekan dengan menggunakan Algoritma Goertzel. Algoritma Goertzel adalah sebuah metode pengolahan sinyal digital yang digunakan untuk mengidentifikasi komponen-komponen frekuensi dari sebuah sinyal. Ditemukan oleh Dr. Gerald Goertzel pada 1958 dengan menggunakan FFT ( Fast Fourier Transform ) algoritma untuk menghitung keseluruhan bandwidth

13 sebuah sinyal yang datang. Algoritma Goertzel melihat dengan spesifik pada frekuensi bandwith. Berikut adalah Algoritma Goertzel yang diaplikasikan untuk DTMF. ( Persamaan 2.1 ) 2.3 Teknologi Modulasi Demodulasi FM Modulasi adalah sebuah proses mentransformasikan sinyal Sinusoida audio berfrekuensi rendah sehingga memiliki karakteristik sinyal sinusoida frekuensi tinggi. Sinyal sinusoida berfrekuensi tinggi itu sering dinamakan dengan Carrier wave ( gelombang pembawa ). Dalam bahasa sederhananya modulasi adalah proses untuk memasukan sebuah pesan kedalam sinyal lain sehingga dapat ditranmisikan. ada banyak tipe-tipe modulasi yang sudah dikembangkan namun pada kali ini hanya modulasi berbasis frekuensi saja yang akan dibahas. 2.3.1 Modulasi FM Pada teknologi telekomunikasi dan teknologi pengolahan signal, Modulasi frekuensi adalah memasukan informasi kedalam gelombang pembawa ( Carrier Wave ) dengan memvariasikan frekuensi Gelombang pembawa sesuai dengan informasi aslinya. Hal ini berlawanan dengan Modulasi Amplitudo, Gelombang pembawa memiliki amplitude yang berubah-ubah namun memiliki frekuensi yang tetap. Pada aplikasi analog, perbedaan antara sinyal utama dengan perubahan

14 sinyal secara langsung merupakan hasil pengubahan dari nilai proporsi dari amplitude sinyal input. Frekuensi modulasi dapat menjadi modulasi Fasa, dengan cara mengintegral waktu dari signal modulasi FM sehingga menjadi gelombang pembawa dari modulasi fasa. Pada modulasi digital data digital dapat dikirim dengan cara mengeser frekuensi dari gelombang pembawa sesuai dengan pengaturannya, hal ini dikenal dengan nama teknik Frequency Shift Keying (FSK). Teknik FM digital atau FSK banyak digunakan untuk Modem data dan Modem Fax dan juga kode Morse. Modulasi dengan teknik FM banyak digunakan untuk Telemetry, Radar, perkiraan Seismic dan lain-lain. Teknik Modulasi phasa merupakan pengembangan dari teknik modulasi FM dengan pengintegralan terhadap waktu. Gambar 2.2 Modulasi Sinyal Informasi dengan metode FM dan AM Apabila kita jabarkan maka sinyal informasi yang akan dikirim memiliki bentuk Xm(t) dan sinyal pembawa memiliki bentuk :

15 ( Persamaan 2.2 ) Dimana : Fc adalah frekuensi dari gelombang pembawa tersebut Ac adalah amplitudo dari gelombang pembawa tersebut Dengan modulator menggabungkan kedua frekuensi tersebut, antara frekuensi sinyal dan frekuensi gelombang pembawa sehingga didapat sinyal yang ditransmisikan : ( Persamaan 2.3 ) Dimana : adalah frekuensi yang dihasilkan oleh osillator adalah simpangan frekuensi yang menggambarkan adanya pergeseran terbesar dari frekuensi gelombang pembawa pada satu arah Sinyal FM dapat dihasilkan dengan metode langsung maupun tidak langsung. Untuk metode langsung sinyal FM dapat dicapai dengan cara

16 memasukan sinyal informasi langsung kepada input dari VCO ( Voltage Controlled Osillator ). Sedangkan untuk metode tidak langsung sinyal informasi dibuat sebagai penghasil sinyal fasa yang termodulasi. Hal ini menggunakan oscillator Kristal, sehingga akan menghasilkan kelipatan frekuensi yang menghasilkan gelombang pembawa FM dengan sinyal informasi yang telah termodulasi didalamnya. 2.3.2 Demodulasi FM Demodulasi adalah sebuah proses mentransformasikan sinyal Sinusoida berfrekuensi tinggi menjadi sinyal sinusoida audio berfrekuensi rendah. Sinyal sinusoida berfrekuensi rendah tersebut adalah sinyal informasi yang sebelumnya telah ditumpangkan ke dalam gelombang pembawa sehingga bisa dikirimkan oleh pemancara radio melalui media tanpa kabel. Banyak rangkaian detector FM yang dikembangkan, metode yang sering digunakan untuk mengembalikan informasi yang telah di modulasikan adalah dengan teknik Foster-Seeley Discriminator. Teknik Phase Lock Loop ( PLL ) juga dapat digunakan sebagai FM demodulator, yaitu dengan mendeteksi lereng dari fasa yang berubah dengan rangkaian yang telah di tunning sehingga memiliki frekuensi resonansi yang bereda sedikit offsetnya dari frekuensi gelombang pembawa informasi, sehingga ketika frekuensi naik dan turun akan menyebabkan respon amplitude menjadi berubah sehingga mengubah teknik FM menjadi teknik AM. Memang beberapa Penerima radio Am bisa menerima transmisi FM namun sangat tidak efisien untuk menerima semua siaran FM

17 Pada awalnya radio penerima FM sangatlah sederhana sehingga hanya memiliki beberapa blok saja, yaitu Blok antenna, blok RF amplifier, blok demodulator FM, dan blok penguat audio. Radio FM jenis ini disebut dengan jenis radio Straight. Namun dalam pengembangannya demodulasi FM dengan jenis radio straight dirasakan kurang sensitive sehingga menuntut adanya pengembangan kembali. Pada tahun 1918 seorang engineer yang bernama Edwin Howard Armstrong menemukan sistem yang disebut Radio penerima Super Heterodyne. Gambar 2.3 Demodulasi Signal FM dengan metode Superheterodyne Pada gambar diatas menunjukan blok dasar dari radio penerima superheterodyne. Elemen-elemen terpenting adalah sebuah osilator local dan sebuah mixer dan diikuti oleh filter dan penguat IF. Untuk menekan harga perancangan dari local osilator dan mixer dijadikan 1 buah system yang sering dinamakan dengan tahapan konversi. Keuntungan

18 dengan menggunakan metode ini adalah penguat sinyal radio harus peka hanya terhadap lebar frekuensi tertentu saja, sehingga Hanya Front End yang harus peka terhadap semua frekuensi. Sebagai contoh Front End harus peka terhadap spectrum frekuensi dengan lebar 88.00 Mhz 108.00 Mhz namun keseluruhan blok dari radio penerima lainnya hanya memerlukan kepekaan kepada satu frekuensi IF yaitu 10.7 Mhz. sehingga bisa dikatakan hanya satu atau dua blok saja yang harus di atur untuk mendapatkan frekuensi yang diinginkan sedangkan semua blok IF beroperasi pada frekuensi yang tetap sehingga tidak memerlukan pengaturan kembali. RF Front End adalah sesuatu yang umum pada radio penerima yang berfungsi menguatkan sinyal RF dan mengeluarkan sinyal IF. Kebanyakan dari arsitektur Radio penerima superheterodyne bagian ini memiliki sebuah rangkaian pencocok impedansi dengan sinyal RF yang di terima oleh antenna, sebuah bandpass filter untuk menghilangkan gangguan frekuensi lainnya, dan sebuah rangkaian pencocok impedansi lainnya untuk input penguat dengan noise rendah ( LNA ). LNA sendiri bertanggung jawab untuk mengatur sensitifitas dari penerima, dengan menawarkan penguatan yang besar dan noise yang sangat kecil. Kemudian setelah LNA kembali ada rangkaian pencocok impedansi antara output LNA dan output dari oscillator lokal. Mixer berfungsi untuk mencampur frekuensi yang dikeluarkan oleh LNA dan dari osillator lokal. Dengan cara ini maka frekuensi IF akan dihasilkan yaitu penjumlahan frekuensi dari LNA dan osilator atau selisih dari frekuensi LNA dan Osilator.

19 FM detector berfungsi untuk mengubah sinyal IF kembali menjadi Sinyal informasi dengan cara menterjemahkan frekuensi yang ada menjadi amplitude dari sinyal informasi. 2.4 Sistem Komunikasi Radio Broadcasting Sistem komunikasi broadcasting adalah sistem komunikasi satu arah yang mendistribusikan suara, gambar, maupun data digital untuk dikirimkan secara merata kepada para penerimanya, baik dengan menggunakan radio, televise, maupun media transmisi digital lainnya. Sebuah sistem broadcast dapat didistribusikan melalui banyak cara. Jika menggunakan radio atau televisi maka harus menggunakan antenna untuk memancarkan sinyal informasi tersebut, namun ada juga broadcasting yang menggunakan kabel seperti sistem IP ( Internet Protocol ) pada computer dan sistem TV Kabel.

20 Gambar 2.4 Sistem broadcast dengan menggunakan satelit Arah komunikasi Radio Broadcasting adalah satu arah. Dalam radio broadcasting sistem akan mentransmisikan sinyal informasi ke segala arah dari sebuah antenna radio pemancar menuju ke banyak antenna radio penerima dengan tujuan agar sinyal informasi dapat mencapai banyak penggunanya. Teknologi radio broadcasting memiliki banyak tipe salah satunya adalah dengan teknologi modulasi AM dan FM.