III. METODE PELAKSAAA 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun percobaan Rambatan, Tanah Datar pada ketinggian 525 m dari permukaan laut. Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret Mei 2015. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah: parang, sabit, cangkul, gembor, tali rafia, timbangan, ember, penggaris atau mistar, kamera. Bahan yang digunakan adalah: benih kacang kacang hijau varietas Kutilang, dan Vima 1, pupuk Urea, SP36 dan KCl. 3.3 Metode Laporan Tugas Akhir ini ditulis berdasarkan hasil percobaan sederhana tentang budidaya tanaman kacang hijau dengan membandingkan dua varietas. Varietas yang digunakan adalah varietas Kutilang dan Vima 1. Varietas Kutilang dijadikan sebagai pembanding (kontrol) atau varietas yang biasa digunakan petani di daerah Tanah Datar. Sedangkan varietas Vima 1 merupakan varietas baru atau varietas yang diujikan, sehingga dianggap sebagai perlakuan. Ukuran petakan adalah 28 m 2 pada tiap varietas dan diamati sebanyak 20 sampel yang diambil secara acak.
11 Untuk mengetahui perbedaan parameter pengamatan pada masing-masing aplikasi perlakuan dilakukan dengan uji t pada taraf 5% dan 1% dengan rumus sebagai berikut: t hit = SDx 1 Mx My 2 + SDy 1 2 Dimana : SDx= x² SDy= y² Keterangan : X = ilai masing-masing variabel pengamatan pada perlakuan (varietas Vima 1) Y = ilai masing-masing variabel pengamatan pada lahan kontrol (varietas Kutilang) Mx, My SDx,SDy = Rata-rata nilai variable x dan y = Jumlah sampel tanaman = Standar Deviasi variable x dan y Hipotesis : Ho = Terdapat perbedaan yang tidak nyata antara varietas Vima 1 dengan varietas Kutilang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau (t hitung < t tabel 5%).
12 H1 = Terdapat perbedaan yang nyata antara varietas Vima 1 dengan varietas Kutilang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau (t hitung > t tabel 5% dan 1%). 3.4 Pelaksanaan 1. Pengadaan benih Benih kacang hijau yang digunakan yaitu varietas Kutilang dan Vima 1. Benih tersebut merupakan benih kacang hijau bersertifikat yang didapatkan dari Balitkabi Malang. 2. Pengolahan tanah Tanah diolah dengan menggunakan cangkul sebanyak 2 kali, kemudian sisasisa rumput dan gulma dibuang keluar petakan dengan menggunakan garu. 3. Penanaman Penanaman dilakukan dengan cara tugal pada kedalaman 3 cm, jarak tanam 40 x 15 cm dan setiap lobang diisi 2 biji. setelah ditanam, lobang ditutup dengan tanah halus supaya benih yang berkecambah tidak sukar menembus tanah. 4.Pemupukan Pupuk diberikan setelah tanaman berumur 2 mst dengan dosis 50 kg Urea + 50 kg SP36 + 50 kg KCl per hektar. Cara pemberian dengan menugal disamping tanaman sedalam 3 cm dan ditutup kembali dengan tanah.
13 5. Pemeliharaan Untuk mengurangi gangguan gulma, dilakukan penyiangan pada umur 3 dan 6 mst. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul kecil dan hasil siangan dibuang ke luar petakan. 6. Pengamatan Adapun parameter yang diamati adalah pertumbuhan vegetatif meliputi tinggi tanaman, jumlah daun tripoliat, serta pertumbuhan generatif meliputi umur 50% berbunga, umur panen, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per polong, berat 100 biji dan produksi kacang hijau. Cara pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tinggi tanaman: pengamatan dilakukan setelah umur tanaman 26 hari setelah tanam sampai 40 hari setelah tanam, pengamatan dilaksanakan 1 kali dalam seminggu. b. Jumlah daun trifoliat : pengamatan jumlah daun tripoliat dilakukan dengan menghitung daun tripoliat yang muncul. c. Umur 50% berbunga: umur berbunga adalah jumlah hari diperlukan tanaman sejak benih ditugal sampai tanaman mengeluarkan bunga, yang ditetapkan bila sekitar 50% dari jumlah tanaman per petak telah mengeluarkan bunga. d. Umur panen: kriteria umur panen adalah bila polong telah berwarna coklat atau hitam. Umur panen dihitung mulai benih ditanam sampai saat panen berlangsung. e. Bobot 100 biji : dihitung setelah panen selesai dengan cara menimbang bobot 100 biji dari sampel
14 f. Jumlah biji per polong; dengan cara menghitung jumlah biji dari jumlah polong pada sampel g. Produksi kacang hijau; hasil biji kering per hektar didapatkan dengan cara terlebih dahulu ditimbang berat biji per petak, kemudian dikonversikan.