PERHITUNGAN LAJU PENGUAP AN AIR KOLAM PENDINGIN REAKTOR RSG-GAS. Sukmanto Dibyo. Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset -BATAN

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI PENDINGINAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBAGUNA SIWABESSY DI KOLAM PENYIMPANAN SEMENTARA

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN KEBUTUHAN COOLING TOWER PADA RANCANG BANGUN UNTAI UJI SISTEM KENDALI REAKTOR RISET

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

Before UTS. Kode Mata Kuliah :

E V A P O R A S I PENGUAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

Campuran udara uap air

E V A P O R A S I PENGUAPAN

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR (*)

...(2) adalah perbedaan harga tengah entalphi untuk suatu bagian. kecil dari volume.

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

Aplikasi data keseimbangan uap-cair: 1. Penentuan kondisi jenuh, seperti uap jenuh dan cair jenuh. 2. Penentuan jumlah stage pada Menara Distilasi.

KOLOM BERPACKING ( H E T P )

ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PRIMER RSG-GAS MODA SATU JALUR

DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

ANALISIS PENYUMBATAN PIPA-PIPA PENUKAR KALOR REAKTOR RSG-GAS

EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB 4 HASIL & ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI KINERJA ALAT PENUKAR PANAS RSG-GAS PASCA INSPEKSI. Djunaidi, Aep Saepudin Catur, Syafrul *)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENGUAP DAN MENDIDIH

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Refrigerant. Proses pendinginan atau refrigerasi pada hakekatnya merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung di dalam ruangan tersebut.

TRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN. Hukum Newton - Viskositas RYN

PERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

Pengaruh Densitas Arus Listrik Terhadap Kinerja Sistem Elektrolisis Air Suhu Tinggi Menggunakan Molten Salt Nuclear Reactor (MSR)

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

PENENTUAN KONSTANTA PENGERINGAN PATHILO DENGAN MENGGUNAKAN SINAR MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K

NATURAL EVAPORATOR UNTUK PENGOLAHAN

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

Makalah Termodinamika Pemicu 4: Kesetimbangan Fasa Uap-Cair

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB I DISTILASI BATCH

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

BAB 9. Kurva Kelembaban (Psychrometric) dan Penggunaannya

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Instruksional Khusus I.4 Manfaat Percobaan

RENCANA PEMBELAJARAN (RP) / GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) E-LEARNING MATA KULIAH FENOMENA TRANSPORT

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

Perbandingan Unjuk Kerja Menara Pendingin Sistem Terbuka dan Tertutup

BAB II DESKRIPSI PROSES

Suhu, Cahaya dan Warna Laut. Materi Kuliah 6 MK Oseanografi Umum (ITK221)

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH JENIS SPRAYER TERHADAP EFEKTIVITAS DIRECT EVAPORATIVE COOLING DENGAN COOLING PAD SERABUT KELAPA

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA

Transkripsi:

Prosiding Seminar ke- 7 Teknologi don Keselamatan PLTN Serlo Fasilitas Nuklir PERHITUNGAN LAJU PENGUAP AN AIR KOLAM PENDINGIN REAKTOR RSG-GAS Sukmanto Dibyo Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset -BATAN ABSTRAK PERHITUNGAN LAJU PENGUAPAN AIR KOLAM PENDINGIN REAKTOR RSG-GAS. Laju penguapan kol3il1 reaktor perlu diketahui karena berkaitan dengan proses pengendalian humiditas ruangan clan pen3il1bahan air kol3il1. Telah dihitung besarnya laju penguapan air dati kol3il1 reaktor clan kol3il1 penyimpan bahan bakar pada balai operasi reaktor RSG-GAS. Laju penguapan dapat dihitung berdasarkan data suhu, tekanan, koefisien transfer massa clan par3il1eter pendukung lainnya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa suhu kol3il1 reaktor sangat berpengaruh terhadap laju penguapan air kol3il1, sedangkan suhu udara tidak memberikan d3il1pak yang cukup signifikan terhadap penguapan. Berdasarkan data yang tersedia clan dengan mengganggap suhu sistem air hangat sebesar 46 c menunjukkan laju penguapan adalah :i:8 kg/j3il1. Penguapan ini 13Il1bat-laun dapat menyebabkan tingginya humiditas balai operasi bil3il1ana suhu sistem pendingin ventilasi senantiasa berada di atas titik embun. Penurunan ketinggian air kol3il1 akibat penguapan relatif kecil, meskipun tanpa pen3il1bahan air kol3il1 reaktor. Batas minimum ketinggian air kol3il1 akan tercapai setelah 46 hari. Kata kunci : laju penguapan, reaktor ABSTRACT EVAPORATION RATE CALCULATION OF THE RSG-GAS REACTOR COOLING POOL WATER: Evaporation rate is necessary to be known because it is closely related to humidity control and make-up of pool water. This paper calculates the evaporation rate from the reactor pool to the operation hall of the RSG-GAS. The evaporation rate was calculated based on temperature, pressure, mass-transfer coefficient and other complement data. Calculation result indicates that the reactor pool temperature has a great influence to the evaporation rate. Whereas air temperature gives very small effect to the evaporation. Based on the collecting data and warm water layer temperature of 4~C, the evaporation rate was found to be 8 kglhr. This evaporation causes gradually humidity increase at the operation hall if temperature of ventilation cooling system is mostly higher than its dew point. As the consequence of evaporation, the decrease of pool water level is relatively small even without the pool make-up system operation. The minimum level of pool water will be reached after 46 days. Kevwords: Evaporation Rate, Reactor. 234

Prosiding Seminar ke-7 Tekn%gi don Kese/amatan PLTN Serlo Fasi/itas Nuk/ir Bandung, 19 Febrnari 2002 ISSN.. 0854-2910 PENDAHULUAN Reaktor RSG-GAS merupakan jenis reaktor kolam terbuka yang mempunyai sistem pendingin untuk mengambil kalor yang dibangkitkan oleh teras reaktor dengan menggunakan pompa-pompa sirkulasi. Energi kalor ini dipindahkan oleh sistem pendingin dan dilepaskan ke lingkungan melalui menara pendingin. Salah satu langkah penting untuk mengoperasikan reaktor dengan arnan adalah mengetahui laju besamya penguapan air kolam ke udara balai operasi (operation hall) reaktor RSG-GAS. Ada 2 faktor utama yang berperan dan berpengaruh terhadap kandungan air di balai operasi yakni penguapan air kolam dan kandungan air yang dibawa oleh pasokan udara luar. Penguapan adalah proses terjadinya transfer massa uap air dati kolam reaktor dan kolam penyimpan bahan bakar bekas ke udara yang dapat memberikan sumbangsih pada kandungan air di ruang tersebut. Laju penguapan dapat dihitung dengan menggunakan hukum Fick yang disusun dati persamaan kontinyuitas massa koordinat tegak (z). Kandungan air yang tinggi di suatu ruangan dapat berdampak negatif seperti peningkatan laju korosi pada komponen yang ada di ruang tersebut, yang selanjutnya dapat mengakibatkan terganggunya operasi reaktor. Disamping itu hat tersebut, juga berakibat buruk pada ketahanan dan usia komponen instrumentasi pengendali reaktor. Perlu diketahui bahwa umumnya komponen elektronik mempunyai sensivitas yang tinggi terhadap kelembaban. Telah dilaporkan bahwa kinerja pendingin sistem ventilasi balai operasi tidak bekerja secara maksimal sehingga hurniditas pada ruangan tersebut seringkali mencapai batas maksimum (70%), sementara itu untuk menurunkannya telah dilakukan langkahlangkah sementara yaitu dengan cara menaikkan suhu udara ruangan.ii) Beberapa detektor neutron juga telah diupayakan untuk menghindari humiditas yang tinggi. Tujuan perhitungan ini adalah untuk memperkirakan besarnya laju penguapan uap air dati permukaan kolam reaktor yang terlepas di balai operasi reaktor RSG-GAS. Dengan diketahuinya laju penguapan ini, maka salah satu faktor penyebab kenaikan hurniditas ruangan ini dapat diidentifikasi, selanjutnya langkah solusi yang tepat diharapkan dapat dilakukan terhadap proses kondensasi pada sistem ventilasi. 235

} Prosiding Seminar ke-7 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Bandung. 19 Februari 2002 ISSN: 0854-2910 SISTEM KOLAM REAKTOR Ruangan Balai Operasi Gambar Ilustrasi Penguapan air kolam Kolam terdiri dari dua bagian yakni kolam reaktor dan kolam penyimpan bahan bakar bekas sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1. Pada Gambar ini diperlihatkan bahwa penguapan bisa terjadi pada ke dua kolam tersebut. Udara di atas kolam adalah ruangan tertutup (balai operasi) yang dilengkapi dengan sistem ventilasi. Tekanan ruangan sekitar 1 mbar lebih rendah daripada tekanan udara luar. Data geometri kolam ditunjukkan sebagai berikut : [2).Diameter Kolam Reaktor : 5,00 m. (luas permukaan : 19,64 m2) Kedalarnan Kolarn Reaktor: 13,75 m Panjang Kalam Penyimpan Bahan Bakar : 5,70 m Lebar Kalam Penyimpan Bahan Bakar : 5,00 m 2 Luas pemlukaan : 28,5 m.kedalaman.ketinggian Kolam Penyimpan Bahan Bakar : 6,60 m Normal Air Kolam Reaktor: 12,5 m Data pendukung untuk melengkapi perhitungan sebagai berikut:.tekanan udara 0,999 bar. (llpudara=o,1 mbar).suhu sistem air hangat sampai 46 C. Suhu udara Balai Operasisampai 2SoC. Penguapan dapat berlangsung ketika udara berada dalam keadaan tidak jenuh (unsaturated) dan disertai dengan proses transfer kalor. Transfer kalor merupakan fenomena yang senantiasa dapat terjadi akibat perbedaan suhu media dan kalor laten. 236

Prosiding Seminar ke- 7 Teknologi dan Keselamafan PLTN Serfa Fasilifas Nuklir Bandung, 19 Februari 2002 ISSN.. 0854-2910 Sistem kolam reaktor memiliki lapisan air hangat (warm water layer) pada permukaan kolam di mana suhunya lebih tinggi daripada suhu air kolam, dengan kedalaman air hangat sekitar 1,5 m dati permukaan air. Sistem air hangat ini berfungsi untuk menjaga naiknya impuritas aktivasi material ke permukaan kolam. Sementara suhu udara ruangan balai operasi dipengaruhi oleh sistem pendingin ventilasi dan larnpu-iampu mangan. Di atas peffilukaan kolam reaktor dilengkapi dengan sistem ventilasi kolam reaktor KLA-60 sehingga dapat mengurangi udara kontarninan sebagai akibat produk penguapan terlepas di balai operasi. METODA PERHITUNGAN Apabila udara tidak jenuh berada di perrnukaan air maka akan terjadi penguapan air ke udara, hat ini kemudian berakibat terhadap kenaikan humiditas udara. Perbedaan suhu antara udara dan perrnukaan air juga mengakibatkan transfer kalor. Pada keadaan kesetimbangan, kalor yang ditransfer merupakan energi yang terbawa ketika proses penguapan terj ad i. Jadi laju penguapan merupakan proses laju transfer massa pada interface antara air dengan udara. Penguapan air adalah proses transfer antar fasa yang dapat terjadi secara "difusi molekuler" maupun transfer massa secara "konveksi". Hukum Fick untuk kejadian ini adalah menyusun suatu fluks massa molar dari persamaan kontinuitas sistem koordinat yang diturunkan menjadi persamaan sebagai berikut: [4] NQ =-cdquvxq +xq(nq +N. (1) Pa1 Gambar 2. Transfer Massa Sistem Biner Koordinat z 237

Prosiding Seminar ke-7 Tekn%gi don Kese/amalan PLTN Serlo Fasi/ilas Nuk/ir Persamaan fluks penguapan dengan meninjau koordinat sumbu z (tegak lurus) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 adalah : t t -+ Fluks dng Difusi Bulk flow Meninjau sb,z Oleh karena transfer massa udara (gas) ke air sangat kecil (NaZ»>NuZ) maka laju transfer massa melalui interface air-udara menjadi, cd au ~ Naz = -~ dz.(3) N az I z = z! = - ~!!-ln ~. (Z2 -Zl) Xa).(4) Pemyataan ini menunjukkan bahwa transfer massa berhubungan dengan fraksi molar (x), kemudian persamaan ini dapat juga dinyatakan dalam tekanan total dad tekanan parsial sebagai berikut : N az I z = zl = - pdau RT (Z2 -ZI) Infu Pili.(5) Keterangan: NaZ : Fluks penguapan (gmol/detik.cm1; Dau: koefisien difusi air dengan udara (0,28 cm2/detik) [5). R : konstanta gas (84784 gr.cm/gmol.k). T: suhu udara (OC+273) ; p: tekanan (gr/cm1, Laju Penguapan : NaZ x Luas Permukaan Kolam x Berat Mol.H20 Penguapan air ke udara selalu berkaitan dengan humiditas, kenaikan kandungan uap air (moisture) di udara adalal1 merupakan proses humidifikasi. Dalam proses ini, uap air ditransfer oleh air ke udara melalui penguapan clan difusi clan secara simultan mentransfer kalor dan massa uap air. Unit massa uap air yang ada pada unit massa udara kering (disebut humiditas) ini diungkapkan dalam grafik yang lazim digunakan untuk menemukan watak campuran udara-uap air. Grafik ini dikenal sebagai grafik psikrometrik (Psychrometric chart) yang disajikan pada Gambar 3(6). 238

Prosiding Seminar ke- 7 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serra Fasilitas Nuklir Hubungan suhu udara sebagai sumbu aksis terhadap hurniditas ditunjukkan oleh gambar ini. Suhu titik embun (dew point) dapat diperoleh dengan cara menarik garis dati grafik hu~ditas udara (X%) menuju garis jenuh (hurniditas 100%) [71. Gambar 3. Grafik Psikrometri Berdasarkan deskripsi sistem kolam reaktor dan data yang tersedia dapat dihitung besamya laju penguapan memakai persamaan (5). Peubah (variable) suhu udara dad suhu kolam reaktor digunakan dalam perhitungan, dengan maksud untuk mengetahui berbagai pengaruh suhu terhadap besaran kuantitatiflaju penguapan. Untuk perhitungan ini dikerjakan dengan membuat program komputer. Selanjutnya penguapan berdampak pacta kenaikan humiditas, oleh karena itu kondisi humiditas udara perlu diketahui lebih lanjut dengan bantuan grafik Gambar 3. Beberapa asurnsi logis yang dipakai dalam perhitungan laju penguapan adalah : Koefisien difusi uap air ke udara relatiftetap. Penguapan berlangsung melalui difusi ketebalan lapis an (superimpose) dan transfer massa konveksi antar fasa (air ke udara). Gerakan Udara di ruangan diabaikan. 239.

.~~ ~.*~ Prosiding Seminar ke- 7 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir Bandung. 19 Februari 2002 ISSN: 0854-2910 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4 menyajikan hasil perhitungan laju penguapan air yang teras di ruang balai operasi, laju penguapan tampak sedikit berkurang sebagai akibat kenaikan suhu udara Apabila suhu ruangan naik 2 C maka kenaikan suhu tersebut hanya akan mengurangi laju penguapan sekitar 0,7%. Gambar 4 juga menunjukkan laju penguapan ketika reaktor sedang dioperasikan maupun ketika reaktor dalam keadaan padam, ada kenaikan suhu pada sistem air hangat kolam reaktor dengan laju penguapan sebesar 8 kg/jam. Dalam kondisi reaktor tidak dioperasikan, jumlah penguapan air dati kolam relatif sedikit (sekitar 38% lebih rendah dibanding kondisi operasi). Namun demikian hal ini dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap kondisi hurniditas ruangan balai operasi. Pengaruh ini terjadi karena jumlah uap yang dikondensasikan tidak sebesar jumlah uap yang dibangkitkan. ~t. 18 20 22 24 Suhu Udara (Ruangan) -Operasi...~ Tdak Operasi oc 26 28 Garnbar 4. Laju Penguapan vs. Suhu Udara Penguapan air yang terus-menerus dari kolam menyebabkan kenaikan humiditas udara, hal ini didukung dengan kondisi suhu sistem ventilasi di balai operasi yang cukup tinggi, sementara itu humiditas udara di balai operasi bertluktuasi pada kisaran 60% sampai 70%[1]. Kondisi yang dikehendaki adalah apabila sistem pendingin ventilasi yang mampu menurunkan suhu udara di dalam pengembun (condenser) di bawah suhu titik embun. Grafik Psikrometri dapat digunakan untuk menentukan suhu titik embun, pada suhu udara 26 C dengan humiditas 60% titik embunnya adalah 16 C, sehingga dalam 24C

Prosiding Seminar ke-7 Teknologi don Keselamafan PLTN Serra Fasilifas Nuklir hal ini dapat difahami bahwa kondensasi dapat terjadi bilamana suhu udara berada di bawah titik embunnya. Kondensasi yang tidak sempuma dapat mengakibatkan massa uap air yang tidak terkondensasi bertambah sebagai fungsi waktu, kondisi ini mengakibatkan mudah tercapainya batas humiditas yang disyaratkan di balai operasi reaktor. Pada sisi lain, data pengamatan menunjukkan bahwa humiditas udara luar cukup tinggi yaitu sekitar antara 85% hingga 91%[8). Telah dilaporkan dalam penelitian sebelumnnya bahwa basil pengukuran volume air kondensat dati sistem ventilasi "daerah radiasi" menunjukkan kisaran antara 4,4 hingga 9,0 liter/jam [9). Angka ini tentunya dapat dikatakan rendah dibandingkan dengan basil perhitungan laju penguapan, mengingat pasokan udara luar juga membawa kandungan air dengan humiditas tinggi. 10 ~Peng\JapaI1TQtal E.~ -c, ~ cm 0- m :J '" CQ) Q. :J 'to' -' 7 6 5 4 ;,-.;,-.;.;, :c.;._.;,-",.,-.-;;;.;-.;;;;,;,,;-;;.--;;;."~ 3 -- : 0t:...~.. ~,.-_.;_., ;.-~ 20 24 28 32 36 40 44 Suhu Air Hangat Kolam Reaktor (oc) Gambar 5. Laju Penguapan vs. Suhu Air hangat Kolam Pada bagian di atas kolarn reaktor, kondensat hasil pendinginan sistem ventilasi kolarn reaktor (KLA 60) di kembalikan ke kolarn penyimpanan bahan bakar bekas (JAA 02). Sistem ventilasi KLA 60 ill juga dapat memicu laju transfer massa konveksi. Berdasarkan data ventilasi menunjukkan bahwa sekitar 60% udara di atas permukaan kolarn reaktor melalui sistem ventilasi ini!l). Oari keadaan ini maka dapat dikatakan sumber penguapan adalah dari kolarn reaktor sekitar 40% ditarnbah penguapan kolam penyimpanan bahan bakar. Besamya penguapan air kolam dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar ill menampilkan pengaruh suhu sistem air hangat kolam terhadap laju 241

Prosiding Seminar ke-7 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir penguapan. Grafik penguapan menunjukkan peningkatan penguapan uap air yang sangat berarti oleh kenaikan suhu kolam. Penguapan uap air kolam juga berakibat berkurangnya ketinggian (level) air kolam tetapi angka penurunan ini relatif kecil sekalipun tanpa penambahan air, batas minimum ketinggian 12,245 m akan tercapai setelah 46 hari (Gambar 6). waktu (hari) Garnbar 6. Grafik Ketinggian Air Kolarn KESIMPULAN Dari uraian yang dikemukakan pada pembahasan dapat dituliskan beberapa pokok kesimpulan sebagai berikut : Laju penguapan air dari kolam ketika reaktor beroperasi adalah 8 kg/jam, sedangkan pada kondisi reaktor tidak beroperasi, laju penguapan turun sebesar 38 %. Pada rentang suhu udara antara 20 C sampai 28 C, perbedaan terhadap laju penguapan kolam tidak signifikan. Untuk itu disarankan perlunya pengendalian humiditas dengan peningkatan kinerja condenser pada sistem ventilasi di balai operasi. Kondensasi yang sempurna tidak dapat terjadi bilamana suhu pendingin di dalam sistem ventilasi dengan humiditas mendekati nilai batas ini berada di atas titik embunnya. Massa uap yang tidak terkondensasi di udara balai operasi akan bertambah sebagai fungsi waktu. 242

N.Y. 5. Prosiding Seminar ke-7 Teknologi don Keselamalan PLTN Serlo Fasililas Nuklir Bandung, 19 Febroari 2002 ISSN: 0854 DAFTARPUSTAKA SLAMET WlRANTO dkk, 'Pengaruh Pemadaman Lampu Besar Terhadap Kelembaban Udara Balai Operasi', Prosiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Th.2000, hat 96. 2. BATAN, 'Safety Analysis Report', chapters, Rev.8, 1999. 3. SRIA W AN dkk., Rancangan Sistent Saluran Kondensasi KLA-60, Pro siding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Th.2000, hall 05. 4 BIRTH RB eta.,' Interphase Transport in Isothermal Systems', Transport Phenomena, Chapter 6, Dept.of Chem.Eng.Univ.of Wisconsin, J.Wiley & Sons, CUSSLER EL,'Mass Transfer In CAMBRIDGE UNIVERSITY PRESS, 1984 Fluid System', Part II-Diffusion, 6. PERRY HR, 'Chentical Engineer's Hand Book', 6 Edition, Sect. 10, Mc.Graw Hill Book Co, New York, 1984. 7. CABE MC-SMITH J, 'Mass Transfer', Unit Operation of Chemical Engineering, Chapter 10, International Student Edition, Mc.Graw Hill Book Co, 1958. 8. SENTOT A.H, Evaluasi Unjuk Kerja Sistem Ventilasi RSG-GAS Setelah 10 Th. Operasi, Prosiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Th.1999, hal.94. 9. SUDIYONO dkk., Evaluasi Linlpahan Limbah Cair Aktivitas Rendah Basil Kondensasi, Prosiding Seminar Hasil Penelitian P2TRR Th.2000, hal 98.

Prosiding Seminar ke- 7 Teknologi don Keselama/an PLTN Serlo Fasili/as Nuklir DISKUSI: PERTANYAAN: (Jati Susilo -P2TRR) CJ Mengapa pada hasil perhitungan penguapan air di kolam penyimpanan bahan bakar menunjukan garis turns padahal suhu semakin naik? JAWABAN : (Sukmanto Dibyo) Q Saya mengasumsikan suhu kolam penyimpanan bahan bakar bekas tetap ( tidak dipengaruhi adanya warm water layer kolam reaktor) 244