LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN BUPATI KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 02 / MEN /III / 2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH MURUNG RAYA NOMOR : 22 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPMEN NO. 228 TH 2003

TENTANG DI KOTA CIMAHI. Ketenagakerjaan. Kerja Asing;

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

2015, No IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tent

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagaker

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-07/MEN/IV/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : Tahun 2016 TANGGAL : 2016 SOP BIDANG NAKERTRANS

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA) DI KABUPATEN SERANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/V/2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G PENYELENGGARAAN PERIZINAN BURSA KERJA LUAR NEGERI DI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 17/MEN/VII/2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 8 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 4 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

BERITA NEGARA. No.11, 2014 KEMENAKERTRANS. Data. Informasi. Ketenagakerjaan. Klasifikasi. Karakteristik. Perubahan.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PENGGUNAAN TKA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. /MEN/ /2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 64 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BANTUL

BAB I KETENTUAN U M U M

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 31 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Satuan Kerja : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

KEPMEN NO. 231 TH 2003

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 4 Tahun : 2002 Seri : D Nomor : 4

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/8/PBI/2007 TENTANG PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING DAN PROGRAM ALIH PENGETAHUAN DI SEKTOR PERBANKAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.261/MEN/XI/2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/IX/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAGANGAN DI DALAM NEGERI

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.03/2017 TENTANG PEMANFAATAN TENAGA KERJA ASING DAN PROGRAM ALIH PENGETAHUAN DI SEKTOR PERBANKAN

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 29 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI DAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (4), Pasal 23 ayat (2) dan (3), Pasal 25 ayat (5) dan Pasal 28 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan, dipandang perlu ditetapkan Pedoman Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang ; b. bahwa untuk maksud sebagaimana pada huruf a, perlu diatur dengan Peraturan Bupati. Mengingat :. 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4279); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional; 8. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 88 Concerning The Organization Of The Employment Service (Konvensi ILO Nomor 88 mengenai Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Karawang; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan ketenagakerjaan; 12. Peraturan Bupati Karawang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang; 13. Peraturan Bupati Nomor 104 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI DAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Karawang 2. Pemerintah Daerah adalah pemerintah Kabupaten Karawang 3. Bupati adalah Bupati Karawang. 4. Dinas adalah Dinas yang bertanggung jawab pada bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Karawang. 5. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 6. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 7. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 8. Pencari kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 9. Pengusaha/Pemberi Kerja adalah: a. orang perseorangan. persekutuan. atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; 2

b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. 10. Perusahaan adalah : a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 11. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) adalah lembaga yang berbadan hukum yang memperoleh ijin oprasional sebagai pelaksana penempatan tenaga kerja dari dinas 12. Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja (PPJP) adalah perusahaan berbadan hukum yang dalam kegiatan usahanya menyediakan jasa pekerja/buruh untuk dipekerjakan di perusahaan pemberi pekerjaan. 13. Bursa Kerja Khusus (BKK) adalah bursa kerja khusus yang memperoleh ijin operasional untuk melaksanakan pelayanan antar kerja lembaga, perguruan tinggi/menengah dan LPK dari dinas 14. Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalarn penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan. 15. Informasi ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian, dan analisis data yang berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan. 16. IMTA adalah izin mempekerjakan tenaga kerja warga Negara asing pendatang yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. 17. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan. serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. 18. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. 19. Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk mempertemukan tenaga kerja dan peberi kerja sehinggatenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya dan pemberi kerja dapat memperoleh tanaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya. 20. Pelaksana Pelayanan Penempatan tenaga kerja adalah lembaga pemerintah atau lembaga pelayanan penempatan tenaga kerja swasta yang berbadan hukum. 21. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. 22. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban semua pihak. 3

23. Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsure pekerjaan, upah, dan perintah. 24. Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuatsyarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan. 25. Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau gabungan serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instasi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha dan atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat hak dan kewajiban kedua belah pihak. 26. Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun. 27. Siang hari adalah waktu antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00. 28. 1 (satu) hari adalah waktu selama 24 (dua puluh empat) jam. 29. Seminggu adalah waktu selama 7 (tujuh) hari. 30. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. BAB II PENCARI KERJA Pasal 2 (1) Setiap pencari kerja berhak memperoleh pelayanan yang sama untuk memperoleh pekerjaan. (2) Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemberian informasi, pendaftaran, bimbingan dan penyuluhan jabatan, pelatihan untuk penempatan, serta tindak lanjut penempatan. (3) Pencari kerja yang memerlukan pelayanan penempatan tenaga kerja harus mendaftarkan diri secara langsung ke bursa kerja dinas; (4) Pencari kerja yang telah mendaftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperoleh tanda bukti pendaftaran dari pelaksana dengan menggunakan formulir bentuk AK/I terlampir. (5) Pelaksana mengidentifikasi data pencari kerja dengan menggunakan formulir bentuk AK/II terlampir. (6) Pelaksana dalam melakukan pelayanan dilarang memungut biaya dari pencari kerja. Pasal 3 (1) Setiap pencari kerja mempunyai kesempatan yang sama untuk mengisi lowongan pekerjaan. (2) Untuk mengisi lowongan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) pencari kerja harus memenuhi kualifikasi persyaratan jabatan yang dibutuhkan. (3) Kegiatan pendaftaran pencari kerja dilaksanakan oleh pengantar kerja dan/atau yang ditunjuk oleh dinas. (4) Pencari kerja dalam jangka waktu 6 (enam) bulan berturut turut tidak rnelapor ke dinas maka harus mendaftar kembali jika masih sebagai pencari kerja. 4

Pasal 4 Pencari kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (4) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Usia minimal 18 (delapan belas) tahun; b. Foto copy kartu tanda penduduk; c. Foto copy ijazah terakhir dan/atau bisa baca tulis; d. Pas photo berwarna ukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar. BAB III PEMBERI KERIA Pasal 5 (1) Pemberi kerja dapat merekrut sendiri tenaga kerja yang diperlukan atau melalui Pelaksana Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja (2) Pemberi kerja yang merekrut tenaga kerja harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Mempunyai alamat dan atau nama penanggung jawab yang jelas; b. Memiliki rencana penempatan tenaga kerja bagi pemberi kerja. (3) Bagi perusahaan penyedia jasa pekerja (PPJP) yang melakukan rekrut harus berkoordinasi dengan dinas. Pasal 6 (1) Pemberi kerja dan perusahaan penyedia jasa pekerja (PPJP) wajib melaporkan setiap lowongan pekerjaan kepada Dinas dengan menggunakan formulir Wajib Lapor Lowongan (WLL) pekerjaan yang berupa WLL I dan WLL II. (2) Informasi lowongan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya memuat : a. Nama jabatan; b. Jumlah jabatan; c. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada setiap jabatan; d. Syarat jabatan; e. Batas waktu pemenuhan lowongan; f. Alamat pemberi kerja. (3) Pemberi kerja atau pihak-pihak yang menginformasikan pekerjaan bertanggung jawab atas kebenaran informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2). BAB IV PELAKSANA PELAYANAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DALAM NEGERI Pasal 7 Pelaksana pelayanan penempatan tenaga kerja dalam negeri terdiri dari : a. Dinas; b. Bursa Kerja Khusus ; c. Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) ; d. Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja (PPJP). 5

Pasal 8 (1) Bursa Kerja Khusus (BKK) harus memperoleh surat persetujuan pendirian dari dinas; (2) Bursa Kerja Khusus (BKK) dilarang menyalurkan pencari kerja yang bukan berasal dari lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan kerja yang membawahinya. Pasal 9 Persyaratan pendirian Bursa Kerja Khusus (BKK) ; a. Surat permohonan mendirikan BKK ditujukan kepada Kepala Dinas; b. Surat penunjukan dari kepala sekolah; c. Struktur organisasi BKK; d. Rencana kerja satu tahun kedepan; e. Poto copy KTP ketua BKK; f. Pas photo berwarna ketua BKK ukuran 4x6 cm sebanyak 2 lembar; g. Nomor telepon dan alamat sekolah. Pasal 10 Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) harus memperoleh surat persetujuan pendirian dari dinas dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut ; a. Surat permohonan mendirikan LPTKS ditujukan kepada Kepala Dinas; b. Akte Notaris, ada jasa tenaga kerja berbentuk CV/ PT/ koperasi; c. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari kecamatan; d. NPWP; e. Struktur organisasi; f. Keterangan domisili perusahaan dari desa/kelurahan; g. Surat pernyataan tidak melakukan kegiatan out sourching; h. Rencana kegiatan satu tahun kedepan; i. Poto copy kartu tanda penduduk manager / ketua dan manager operasional; j. Paspoto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 buah; k. Nomor telepon kantor. Pasal 11 Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja (PPJP) harus memperoleh surat persetujuan pendirian dari dinas. Pasal 12 LPTKS harus menyusun rencana penempatan tenaga kerja dan menyebarluaskan informasi pasar kerja kepada masyarakat. Pasal 13 Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 mempunyai kewajiban : a. Melaksanakan penempatan tenaga kerja; b. Melaporkan hasil penempatan tenaga kerja kepada dinas; c. Menyimpan dan memelihara bank data tenaga kerja; d. Memiliki petugas yang telah lulus pelatihan pengantar kerja yang diselenggarakan oleh dinas. Pasal 14 Pelayanan penempatan tenaga kerja di dalam negeri terdiri dari : a. Antar Kerja Antar Daerah (AKAD); b. Antar Kerja Lokal (AKAL). 6

Pasal 15 (1) Setiap pemberi kerja atau pelaksana yang akan melaksanakan penempatan kerja melalui AKAD harus memiliki SPP. (2) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh dinas provinsi penerima untuk penempatan kerja dari satu provinsi pengirim. BAB V PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA WARGA NEGARA ASING PENDATANG Pasal 16 (1) Pemberi kerja dilarang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) lebih dari 1 (satu) jabatan. (2) Pemberi kerja dilarang mempekerjakan TKA yang telah dipekerjakan oleh pemberi kerja yang lain. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikecualikan bagi TKA yang diangkat untuk menduduki jabatan Direktur atau Komisaris di perusahaln lain berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). BAB VI PERPANJANGAN IMTA Pasal 17 (1) Dalam hal pemberi kerja TKA akan memperpanjang IMTA maka harus mengajukan permohonan perpanjangan kepada Direktur Jendral Penempatan Tenaga Kerja atau Bupati. (2) Perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh : a. Direktur Jendral untuk TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) wilayah Provinsi. b. Gubernur atau pejabat yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan di provinsi untuk TKA yang lokasi kerjanya lintas kabupaten atau kota dalam 1 (satu) provinsi. c. Bupati atau Kepala Dinas untuk TKA yang lokasi kerjanya dalam 1 (satu) wilayah kabupaten. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum jangka waktu berlakunya IMTA berakhir. (4) Permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengisi formulir perpanjangan IMTA dengan melampirkan : a. copy IMTA yang masih berlaku; b. bukti pembayaran dana kompesasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Bupati ; c. copy polis asuransi ; d. pelatihan kepada TKI pendamping ; e. copy keputusan RPTKA yang masih berlaku ; dan f. foto berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar. (5) Dalam.hal persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah lengkap maka Direktur Jendral Penempatan Tenaga Kerja atau Bupati menerbitkan IMTA paling lama 3 (tiga) hari kerja. (6) Bentuk formulir permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. 7

Pasal 18 (1) IMTA dapat diperpanjang sesuai jangka waktu berlakunya RPTKA dengan ketentuan setiap kali perpanjang paling lama 1 (satu) tahun. (2) IMTA perpanjangan sebagaimana dimaksud ayat (1) digunakan sebagai dasar untuk memperpanjang KITAS. BAB VII IMTA UNTUK PEKERJAAN DARURAT Pasal 19 (1) Pemberi kerja TKA yang akan mempekerjakan TKA untuk pekerjaan yang bersifat darurat wajib mengajukan permohonan IMTA kepada Direktur. (2) Pekerjaan yang bersifat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari. (3) Pekerjaan yang bersifat darurat dapat ditetapkan oleh instansi pemerintah yang membidangi sektor usaha yang bersangkutan. Pasal 20 Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 disampaikan kepada Direktur dengan melampirkan : a. rekomendasi dari instansi pemerintah yang berwenang ; b. copy polis asuransi; c. copy paspor TKA yang bersangkutan; d. pas photo TKA ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; e. bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Bupati; dan f. bukti ijin keimigrasian yang masih berlaku. Pasal 21 Direktur harus menerbitkan IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dalam waktu paling lama 1 (satu) hari kerja. BAB VIII IMTA UNTUK PEMEGANG KARTU IJIN TINGGAL TETAP (KITAP) Pasal 22 (1) Pemberi kerja yang akan mempekerjakan TKA pemegang ijin tinggal tetap wajib mengajukan permohonan kepada Direktur dengan melampirkan : a. copy RPTKA yang masih berlaku; b. copy ijin tinggal tetap yang masih berlaku; c. daftar riwayat hidup TKA yang akan dipekerjakan; d. copy ijasah atau pengalaman kerja; e. bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Bupati; f. copy polis asuransi; dan g. pas photo berwama ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar. (2) Dalam hal dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lengkap dan memenuhi persyaratan, Direktur Jendral menerbitkan IMTA. 8

BAB VIII IMTA UNTUK PEMANDU NYANYI/KARAOKE Pasal 23 Pemberi kerja yang akan memberi kerja TKA sebagai pemandu nyanyi/karaoke wajib memiliki ijin tertulis dari Direktur. Pasal 24 Untuk mendapatkan ijin sebagaimana dimaksud dalam pasal 23, pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan IMTA dengan melampirkan: a. copy ijin tempat usaha yang memiliki fasilitas karaoke; b. RPTKA yang telah disahkan oleh direktur; c. bukti pembayaran dana.kompensasi penggunaan TKA melalui bank yang ditunjuk oleh bupati; d. copy polis asuransi; dan e. perjanjian kerja TKA dengan pemberi kerja. Pasal 25 Jangka waktu penggunaan TKA sebagai pemandu nyanyi/karaoke diberikan paling lama 6 (enam) bulan dan tidak dapat diperpanjang. Pasal 26 Pemberi kerja yang mempekerjakan TKA sebagai pemandu nyanyi/karaoke disuatu tempat kerja, harus mempekerjakan pemandu/karaoke tenaga kerja warga. negara Indonesia yang jumlahnya 5 (lima) kali jumlah pemandu nyanyi/karaoke TKA. Pasal 27 (1) Pemberi kerja TKA instansi pemerintah atau lembaga pemerintah atau badan internasional yang akan memindahkan TKA yang dipekerjakannya ke instansi pemerintah atau lembaga pemerintah atau badan internasional lainnya harus mengajukan rekomendasi alih status kepada Direktur. (2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Direktur jenderal imigrasi untuk perubahan KITAS/KITAP. (3) KITAS/KITAP sebagimana dimaksud pada ayat (2), digunakan sebagai dasar perubahan IMTA atau penerbitan IMTA baru. BAB X ALIH STATUS Pasal 28 (1) Dalam hal pemberi kerja TKA berganti nama, Direktur menerbitkan rekomendasi kepada Direktur Jenderal imigrasi untuk mengubah KITAS/KITAP. (2) Pemberi kerja TKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyampaikan permohonan dengan melampirkan : a. copy RPTKA yang masih bertaku; b. copy KITAS/KITAP yang masih trerlaku: c. copy IMTA yang masih berlaku; d. copy bukti perubahan nama perusahaan yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang. (3) Sebelum rekomendasi.sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan, pemberi kerja TKA terlebih dahulu mengajukan permohonan perubahan RPTKA kepada Direktur. 9

(4) KITAS/KITAP yang baru digunakan sebagai dasar perubahan IMTA. BAB XI PERUBAHAN LOKASI KERJA Pasal 29 Dalam hal pemberi kerja TKA melakukan perubahan lokasi kerja TKA, pemberi kerja wajib mengajukan permohonan perubahan lokasi kerja TKA kepada Bupati dengan melapirkan copy RPTKA dan IMTA yang masih berlaku. BAB XII PELAPORAN Pasal 30 (1) Pemberi kerja TKA wajib melaporkan penggunaan TKA dan pendamping TKA di perusahaan secara periodik 6 (enam) bulan sekali kepada Bupati dengan tembusan kepada kepala dinas. (2) Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing harus melaporkan IMTA yang diterbitkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan kepada Bupati dengan tembusan kepada dinas. BAB XIII PENCABUTAN IJIN Pasal 31 Dalam hal pemberi kerja mempekerjakan TKA tidak sesuai dengan IMTA, Direktur Jendral atau Bupati berwenang mencabut IMTA. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 (1) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Bupati ini, semua peraturan yang mengatur tentang penempatan tenaga kerja, perlindungan tenaga kerja, lembaga pelayanan penempatan swasta, IMTA dan bursa kerja yang telah ditetapkan oleh instansi teknis dan/atau lembaga lain dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diubah atau diganti berdasarkan Peraturan Bupati ini. (2) Penyesuaian peraturan tentang pelatihan kerja yang bertentangan dengan Peraturan Bupati ini, wajib disesuaikan paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan. Pasal 35 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Karawang. 10

Ditetapkan di K a r a w a n g pada tanggal 31 Oktober 2011 BUPATI KARAWANG, ttd Diundangkan di Karawang pada tanggal 31 Oktober 2011 A D E S W A R A SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN K A R A W A N G, ttd I M A N S U M A N T R I BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2011 NOMOR : 29 SERI : E. 11