Laboratorium Bahan, Struktur, dan Konstruksi Bangunan, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton antara Destructive Test dan Non-Destructive Test dalam Perawatan Basah dan Kering

PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA)

Beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, lokal, sehingga beton sangat populer dipakai untuk struktur-struktur besar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT DAN SERAT IJUK PADA BETON K-225 TERHADAP KUAT GESER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KUALITAS BETON DENGAN PENAMBAHAN VIBER BENDRAT

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Salah satu yang meningkat

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

PEMAKAIAN SERAT HAREX SF DENGAN SERUTAN BAJA LIMBAH LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIKA STTNAS TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

PENGARUH SUSUNAN LAPISAN KAWAT TERHADAP KUAT TEKAN SERTA BEBERAPA SIFAT FISIS BETON. Skripsi

I. PENDAHULUAN. Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self Compacting Concrete (Beton memadat Mandiri) adalah campuran

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI DAN FLY ASH DENGAN KANDUNGAN SEMEN 350 kg/m 3

commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT ALAM TERHADAP KEKUATAN GESER BALOK BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

baku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SERAT DAUN NENAS DENGAN KONSENTRASI SERAT 0,075% DAN VARIASI PANJANG SERAT 0,5cm; 1,0cm; 1,5cm TERHADAP KUAT TARIK BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan seperti kekuatan tarik dan sifat daktilitas yang relatif rendah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari

PENGARUH PEMANFAATAN SERAT SABUT KELAPA DENGAN PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

Kekuatan Lentur dan Tekuk Beton Pengganti Agregat Kasar dengan Limbah Kantong Plastik.

I. PENDAHULUAN. dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan bahan

PENGARUH SUSUNAN BAMBU TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

PERBAIKAN DAN PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER TIPE WOVEN ROVING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

bangunan Teknik Sipil belum banyak dikenal dan belum banyak digunakan dalam

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA 4D DRAMIX TERHADAP KUAT TEKAN, TARIK BELAH, DAN LENTUR PADA BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB I PENDAHULUAN. Quality control yang kurang baik di lapangan telah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ini, para insinyur dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi baru agar bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul

Scanned by CamScanner

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

PENGARUH PEMAKAIAN SERAT BAJA HAREX SF TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN ARAH SERAT BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON PADA BETON NORMAL

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

penggunaan admixture merupakan salah satu langkah yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, dan lebih tahan terhadap korosi.

Kuat Tekan Beton Daur Ulang sebagai Bahan Struktur pada Bangunan Sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

The Influence of Steel Fiber Amount And L/D ratio to Mechanical Properties of Concrete

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Kardiyono Tjokrodimuljo, 1994, Teknologi Beton.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kali kita membahas tentang konstruksi bangunan, tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

PERILAKU LENTUR MORTAR DENGAN SABUT KELAPA. Istiqomah 1 dan Iswandi Imran 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Analisis Pengaruh Metode Perawatan ( and Curing) terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur dengan Perkuatan Serat Baja, Serat Sintetik, dan Serat Alami Nasruddin, Victor Sampebulu, Pratiwi Mushar Laboratorium Bahan, Struktur, dan Konstruksi Bangunan, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui jenis metode perawatan beton (perawatan basah atau kering) yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kuat tekan dan lentur beton serat, 2) Untuk mengetahui apakah kekuatan tekan dan lentur beton untuk setiap jenis perkuatan serat akan meningkat seiring dengan peningkatan variasi umur beton (7, 14, 21, 28 hari), 3) Untuk mengetahui jenis beton serat (baja, sintetik, dan alami) yang memiliki kecenderungan peningkatan kekuatan beton yang stabil. Adapun variabel penelitian yang digunakan adalah; metode perawatan beton yaitu; perawatan kering (dry ) dan perawatan basah (wet ), umur beton yaitu; umur 7, 14, 21, dan 28 hari, dan jenis perkuatan serat yaitu serat baja, serat sintetik (karbon), dan serat alami (ijuk). Jumlah benda uji yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 192 selinder beton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekuatan beton antara jenis-jenis serat namun uji statistik menunjukkan kekuatannya tidak berbeda secara signifikan sekalipun kekuatan beton rata-rata wet lebih tinggi dibandingkan dry. Kata-kunci : beton serat, metode perawatan, kuat tekan, kuat lentur, perkuatan serat, umur beton Pengantar Penelitian telah banyak dilakukan untuk meningkatkan performa beton guna mendapat-kan beton mutu tinggi. Dari penelitian yang pernah dilakukan diantaranya adalah meninjau segi hubungan antara beton dengan tulangan (struktur beton) dan juga meningkatkan mutu material betonnya. Penambahan serat (fiber) pada campuran beton dapat meningkatkan mutu beton. Penambahan ini bertujuan untuk memberi perkuatan pada beton dengan serat (fiber) yang disebar secara merata (uniform) kedalam campuran beton dengan orientasi random, sehingga dapat mencegah terjadinya retakan mikro. Penggunaan serat (fiber) sebenarnya sudah ada sejak dahulu, misalnya jerami digunakan untuk memperkuat batubata dan rambut kuda untuk memperkuat plesteran. Pada tahun 1900 sudah ada peneliti yang menggunakan asbes dalam pasta semen. Meskipun demikian serat baru mulai populer digunakan dalam adukan beton pada akhir tahun 1950. Berbagai macam serat yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki sifat mekanis beton antara lain adalah serat baja (steel fibre), serat kaca (glass fibre), serat polypropylene(sejenis plastik mutu tinggi), karbon (carbon) serta serat alami yang berasal dari bahan alami (natural fibre) seperti ijuk, serat bambu, sabut kelapa, serat goni, dan lain sebagainya. Dari penelitian yang menggunakan material serat yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa orang peneliti seperti yang dilakukan oleh Ngudiyono, 2012 dibuktikan bahwa penggunaan fiber bendrat mampu memperbaiki sifatsifat mekanik pada beton (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser,kuat lentur daktilitas, ketahanan terhadap kejut dan abrasi). Dan Nilai kemam-puan menyerap energi pada beton serat bendrat jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan beton normal. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 013

Analisis Pengaruh Metode Perawatan ( and Curing) terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur dengan Perkuatan Serat Baja, Serat Sintetik, dan Serat Alami Dari segi ekonomis, beberapa jenis serat seperti ijuk dan sabuk kelapa yang dicampurkan dengan semen lebih murah harganya dari pada campuran pasir serta semen dengan volume yang sama pula. Dengan begitu kita dapat menghemat biaya, bukan hanya itu saja, ijuk dan sabut kelapa tersebut tidak mudah busuk serta dapat mengikat campuran beton sehingga beton tidak mudah patah dan berat beton menjadi lebih ringan dan kuat. (Triwahyudi, 2013). Setiap jenis serat memiliki kelebihan dan kekurangan, masing-masing tergantung pada tujuan pemakaiannya. Perilaku fisik beton serat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain sifatsifat fisik serat matriknya dan perlekatan/ interaksi antara serat dan matriksnya. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif eksperimental. Teknik analisis data berdasarkan 3 variabel yaitu metode perawatan beton, umur beton, dan jenis perkuatan serat Analisis dan Interpretasi Sebelum beton dicetak, terlebih dahulu dilakukan slump test untuk mengetahui tingkat workability beton. Nilai slump untuk campuran beton konvensional, beton ijuk, beton baja, dan beton karbon secara berturut-turut adalah 11,4 cm, 5,5 cm, 11,4 cm, dan 10 cm. Disini terlihat bahwa nilai workability beton ijuk yang paling rendah. 4,095 4,891 7,462 5,254 6,165 7,042 8,036 8,212 Kuat Tekan Ijuk Tabel 2. Perbandingan kuat tekan beton ijuk 3,817 5,369 7,435 7,217 6,228 7,870 8,555 5,971 Tabel 4. Perbandingan kuat tarik beton ijuk 3,817 5,369 7,435 7,217 6,228 7,870 8,555 5,971 Kuat Tekan Baja Tabel 5. Perbandingan kuat tekan beton baja Kuat Tekan Konvensional Tabel 1. Perbandingan kuat tekan beton konvensional 9,932 16,304 19,171 21,005 15,667 22,343 24,390 27,747 15,420 24,232 25,966 26,832 Tabel 2. Perbandingan kuat tarik beton konvensional 15,636 16,513 22,936 26,462 Tabel 6. Perbandingan kuat tarik beton baja 2,998 5,009 5,766 4,417 H 014 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

3,330 5,601 7,470 8,362 Nasruddin Kuat tekan beton konvensional untuk perawatan dry bertambah disetiap umur pengujian 22% untuk setiap umur pengujian. Dari regresi R 2 bernilai 0,6685, angka ini juga menunjukkan beton sebesar 66,85%. Dan dari model regresi 0,8332 yang menunjukkan bahwa pengaruh 83,32%. Untuk perawatan wet, peningkatan kuat tekan beton bertambah bertambah rata-rata 23% disetiap umur perawatan dan Dari regresi linear sederhana didapat koefisien determinasi R 2 bernilai 0,8602, angka ini juga menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tekan beton sebesar 86,02%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu model regresi polinomial. Koefisien determinasi R 2 bernilai 0,913 yang menunjukkan beton sebesar 91,3%. Kuat Tekan Karbon Tabel 7. Perbandingan kuat tekan beton karbon 10,926 13,137 15,351 16,161 12,237 18,111 19,429 21,031 Tabel 8. Perbandingan kuat tekan beton karbon BETON UMUR 3,149 4,413 5,338 4,839 3,860 5,075 6,203 6,265 Perbandingan Kekuatan Untuk Setiap Pengujian Konvensional Kuat tarik beton konvensional untuk perawatan dry bertambah disetiap umur pengujian 14% untuk setiap umur pengujian namun diumur 28 hari kuat tarik menurun -30%. Dari regresi R 2 bernilai 0,2067, angka ini juga menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 20,67%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu model regresi polinomial. Koefisien determinasi R 2 bernilai 0,4758 yang menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 47,58%. Untuk perawatan wet, peningkatan kuat tarik beton bertambah ber-tambah rata-rata 10% disetiap umur perawatan dan dari regresi R 2 bernilai 0,8954, angka ini juga menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 89,54%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu model regresi polinomial. Koefisien determinasi R 2 bernilai 0,8966 yang menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 89,66%. Ijuk Kuat tekan beton ijuk untuk perawatan dry bertambah disetiap umur pengujian dengan rata-rata peningkatan kekuatan sebesar 14% untuk setiap umur pengujian.dari regresi R 2 bernilai 0,7608, angka ini juga menunjukkan beton sebesar 76,08%. Dan dari model regresi 0,7794 yang menunjukkan bahwa pengaruh 77,94%. Untuk perawatan wet, peningkatan kuat tekan beton bertambah bertambah rata-rata 10% disetiap umur perawatan, namun diumur 21 hari kuat tekan menurun sebanyak - 2% dan dari regresi linear sederhana didapat koefisien determinasi R 2 bernilai 0,7059, angka Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 015

Analisis Pengaruh Metode Perawatan ( and Curing) terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur dengan Perkuatan Serat Baja, Serat Sintetik, dan Serat Alami ini juga menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tekan beton sebesar 70,59%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu model regresi polinomial. Koefisien determinasi R 2 bernilai 0,7517 yang menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tekan beton sebesar 75,17%. Kuat tarik beton ijuk untuk perawatan dry bertambah disetiap umur pengujian dengan rata-rata peningkatan kekuatan sebesar 25% untuk setiap umur pengujian namun diumur 28 hari kuat tarik menurun -3%. Dari regresi linear sederhana didapat koefisien determinasi R 2 bernilai 0,7013, angka ini juga menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 70,13%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu model regresi 0,7704 yang menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 77,04%. Untuk perawatan wet, peningkatan kuat tarik beton bertambah bertambah rata-rata 2% disetiap umur perawatan, namun diumur 28 hari kuat tariknya menurut sebanyak -30% dan dari regresi R2 bernilai 0,3531, angka ini juga kuat tarik beton sebesar 35,31%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu R 2 bernilai 0,5536 yang menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 55,36%. Baja H 016 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Kuat tekan beton baja untuk perawatan dry bertambah disetiap umur pengujian 30% untuk setiap umur pengujian.dari regresi R 2 bernilai 0,6998, angka ini juga menunjukkan beton sebesar 69,98%. Dan dari model regresi 0,8863 yang menunjukkan bahwa pengaruh 88,63%. Untuk perawatan wet, peningkatan kuat tekan beton bertambah bertambah rata-rata 20% disetiap umur perawatan dan dari regresi linear sederhana didapat koefisien determinasi R 2 bernilai 0,8964, angka ini juga kuat tekan beton sebesar 89,64%. Dan dari model regresi non linear yang diguna-kan yaitu R 2 bernilai 0,9111 yang menunjuk-kan beton sebesar 91,11%. Kuat tarik beton baja untuk perawatan dry bertambah disetiap umur pengujian dengan rata-rata peningkatan kekuatan sebesar 20% untuk setiap umur pengujian namun diumur 28 hari kuat tarik menurun 23%. Dari regresi R 2 bernilai 0,5859, angka ini juga kuat tarik beton sebesar 58,59%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu R 2 bernilai 0,8388 yang menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 83,88%. Untuk perawatan wet, peningkatan kuat tarik beton bertambah bertambah rata-rata 38% disetiap umur perawatan, dari regresi linear sederhana didapat koefisien determinasi R 2 bernilai 0,9028, angka ini juga kuat tarik beton sebesar 90,28%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu R 2 bernilai 0,9672 yang menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 96,72%. Karbon Kuat tekan beton karbon untuk perawatan dry bertambah disetiap umur pengujian 14% untuk setiap umur pengujian.dari regresi R 2 bernilai 0,754, angka ini juga menunjukkan beton sebesar 75,4%. Dan dari model regresi

0,8392 yang menunjukkan bahwa pengaruh 83,92%. Untuk perawatan wet, peningkatan kuat tekan beton bertambah ber-tambah rata-rata 21% disetiap umur perawatan dan dari regresi linear sederhana didapat koefisien determinasi R 2 bernilai 0,9362, angka ini juga kuat tekan beton sebesar 93,62%. Dan dari model regresi non linear yang diguna-kan yaitu R 2 bernilai 0,9449 yang menunjuk-kan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tekan beton sebesar 94,49%. Kuat tarik beton karbon untuk perawatan dry bertambah disetiap umur pengujian dengan rata-rata peningkatan kekuatan sebesar 17% untuk setiap umur pengujian namun diumur 28 hari kuat tarik menurun 9%. Dari regresi R 2 bernilai 0,6064, angka ini juga menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 60,64%. Dan dari model regresi 0,866 yang menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton se-besar 86,6%. Untuk perawatan wet, peningkatan kuat tarik beton bertambah bertambah rata-rata 18% disetiap umur perawatan, dari regresi linear sederhana didapat koefisien determinasi R 2 bernilai 0,8669, angka ini juga menunjukkan bahwa pengaruh umur terhadap kuat tarik beton sebesar 86,69%. Dan dari model regresi non linear yang digunakan yaitu model regresi polinomial. Koefisien determinasi R 2 bernilai 0,945 yang kuat tarik beton se-besar 94,5%. Uji Komparasi Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Pada Jenis Perawatan Yang Berbeda Kuat Tekan Konvensional Untuk uji komparasi kuat tekan perawatan dengan wet pada beton konvensional digunakan uji statistik untuk mengetahui signifikansi perbedaan kuat tekan beton dengan Nasruddin perawatan yang berbeda. Hasil yang diperoleh terlihat Asymp.Sig/Asymptotic significance adalah 1.000 jadi probabilitasnya di atas 0,05. Maka disimpulkan bahwa nilai kuat tekan beton konvensional yang diberikan perawatan dry dan wet tidak berbeda secara signifikan, sekalipun kuat tekan rata-rata beton konvensional perawatan wet lebih besar dibandingkan dengan dry. Kuat Tarik Konvensional Uji komparasi yang digunakan adalah uji statistik dan didapatkan hasil bahwa Asymp. Sig /Asymptotic significance dua sisi adalah 0,083 yang berarti probabilitasnya diatas 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat tarik beton konvensional dengan metode wet dan tidak berbeda secara signifikan sekalipun Mean Rank wet lebih tinggi dari. Kuat Tekan Ijuk Uji komparasi digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan kuat tekan beton ijuk dengan uji statistik dan didapatkan hasil bahwa Asymptotic significance dua sisi adalah 0,145 yang berarti probabilitasnya diatas 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat tekan beton ijuk dengan metode wet dan dry tidak berbeda secara signifikan sekalipun Mean Rank wet lebih tinggi dari dry. Kuat Tarik Ijuk Uji komparasi digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan kuat tarik beton ijuk dengan uji statistik dan didapatkan hasil bahwa Asymptotic significance dua sisi adalah 0,248 yang berarti probabilitasnya diatas 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat tekan beton ijuk dengan metode wet dan tidak berbeda secara signifikan sekalipun Mean Rank wet lebih tinggi dari dry. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 017

Analisis Pengaruh Metode Perawatan ( and Curing) terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur dengan Perkuatan Serat Baja, Serat Sintetik, dan Serat Alami Kuat Tekan Teton Baja Uji komparasi untuk mengetahui signifikasi perbedaan kuat tekan beton baja dengan uji statistik, didapatkan hasil bahwa Asymptotic significance dua sisi adalah 0,386 yang berarti probabilitasnya diatas 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat tekan beton ijuk dengan metode wet dan dry tidak berbeda secara signifikan sekalipun Mean Rank wet lebih tinggi dari dry. Kuat Tarik Baja Uji komparasi untuk mengetahui signifikasi perbedaan kuat tarik beton baja dengan uji statistik, didapatkan hasil bahwa Asymptotic significance dua sisi adalah 0,248 yang berarti probabilitasnya diatas 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat tekan beton ijuk dengan metode wet dan dry tidak berbeda secara signifikan sekalipun Mean Rank wet lebih tinggi dari dry. Kuat Tekan Karbon Uji komparasi untuk mengetahui signifikasi perbedaan kuat tekan beton karbon dengan uji statistik, didapatkan hasil bahwa Asymptotic significance dua sisi adalah 0,149 yang berarti probabilitasnya diatas 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat tekan beton ijuk dengan metode wet dan dry tidak berbeda secara signifikan sekalipun Mean Rank wet lebih tinggi dari dry Kuat Tarik Karbon Uji komparasi untuk mengetahui signifikasi perbedaan kuat tekan beton karbon dengan uji statistik, didapatkan hasil bahwa Asymptotic significance dua sisi adalah 0,180 yang berarti probabilitasnya diatas 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat tekan beton ijuk dengan metode wet dan dry tidak berbeda secara signifikan sekalipun Mean Rank wet lebih tinggi dari dry. Kesimpulan Perbedaan kekuatan beton, baik secara tekan maupun secara belah/tarik yang menggunakan metoda perawatan wet dan dry hasilnya menunjukkan tidak berbeda secara signifikan, walaupun mean rank wet lebih besar dibanding dry. Hal ini berlaku untuk semua jenis beton yang digunakan dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Ezeldin, A.S., and Cheng Tzu Thomas Hsu, 1992. Optimazation of Reinforced Fibrous Concrete Beams. Tittle No.89 S12, ACI Structural Journal, American Concrete Institute, Detroit, Michigan. Mehta, P.K. & Monteiro, P.J.M (2006), Concrete: Microstructure, Propoerties, and Materials, Mc Graw-Hill Companies, Third Edition. Mudji Suhardiman, 2011, Kajian Pengaruh Penambahan Serat Bambu Ori Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Janabadra Vol 1 No.2 Neville, A.n. (1982), Properties of Concret, Pitman Massachusets Publishing Inc, Third Edition. Ngudiyono. 2012. Metode Perbaikan Tegangan Geser dengan Fiber Bendrat, Jurnal Teknik Rekayasa Vol. 13, No.1 Sampebulu, V. (2013), Draft pidato pengukuhan sebagai Guru Besar dalam bidang Struktur dan Teknologi Bahan Bangunan pada Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Safrin Zuraidah, et.al, 2009, Peningkatan Kuat Lentur pada dengan Penambahan Fiber Polyprophylene dan Copper Slag (Terak Tembaga), Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah Triwahyudi, 2013, Penggunaan Ijuk dan Sabut Kelapa Terhadap Kuat Tekan Pada K-100, Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian, Vol.1, No.1 Yamada, J. and Ariizumi, A. (1997), Knowledge of cement and concrete (In Japanese), Kajima Press H 018 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016