BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka. Kematian Ibu (AKI) di dunia khususnya bagian ASEAN yaitu 923 per

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan

BAB I PENDAHULUAN. waktu dan tempat, salah satunya adalah kematian janin sewaktu masih

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB IV METODE PENELITIAN

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI PERSALINAN SPONTAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SRAGEN TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia 2010 adalah meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

1

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

PENGARUH UMUR, KOMPLIKASI LAIN DAN JENIS PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR PADA IBU PREEKLAMPSIA BERAT DI RSUDP MATARAM TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN

ALI SADIKIN NIM : J

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. tergolong cukup tinggi. Angka kejadian preeklampsia sebanyak 861 dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor penyebab kematian ibu hamil dipengaruhi oleh penyakit ibu, yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia. Abruptio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada corpus uteri sebelum janin lahir. Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan terjadi ante, intra, dan post partum yang ditandai dengan edema, proteinuria, dan hipertensi (Wiknjosastro, 2010; h.542-543). Sunarto, dkk (2010) mengungkapkan bahwa angka kejadian ibu hamil yang mengalami hipertensi dan proteinuria + cukup tinggi yaitu 34,1%. Hipertensi ini hampir seluruhnya (94,7%) terjadi saat hamil setelah usia kehamilan 20 minggu dan sisanya hipertensi yang dialami sebelum hamil. Hipertensi yang terjadi selama hamil setelah kehamilan 20 minggu atau lebih diikuti dengan proteinuria disebut dengan preeklampsia. Preeklampsia dan eklampsia dapat meningkatkan angka kematian ibu yaitu karena ketidaksadaran atau ketidaktahuan akan tanda bahaya kehamilan khususnya yang berhubungan dengan gangguan hipertensi selama kehamilan. Hal ini didukung oleh data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 dan sudah melampaui target

MDG s yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun Angka Kematian Bayi (AKB) juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011 dan sudah melewati target MDG s yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup (Anonymous, 2012). Menurut penelitian Djannah SN dan Arianti IS (2010) Faktor penyebab terjadinya preeklampsia yaitu faktor usia, tingkat ANC, riwayat hipertensi, dan tingkat pendidikan. Menurut penelitiannya, dari 118 penderita preeklampsia sebanyak 76 orang (64,4%) berusia 20-35 tahun, dari 118 penderita preeklampsia sebanyak 90 orang (76,3%) melakukan pemeriksaan ANC kurang dari 4 kali, dari 118 penderita preeklampsia sebanyak 99 orang (83,9%) tidak memiliki riwayat hipertensi, dan dari 118 penderita preeklampsia sebanyak 47 orang (39,8%) dengan tingkat pendidikan SLTA. Eklampsia merupakan kelanjutan preeklampsia berat dengan tambahan gejala kejang dan koma. Insiden eklampsia di negara berkembang lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju, yaitu disebabkan karena kebanyakan pasien tidak melakukan pemeriksaan antenatal (ANC) rutin selama kehamilan sebagai deteksi dini dan pengobatan eklampsia. Di Nigeria dari 10.163 kelahiran, 120 diantaranya eklampsia dan 83 penderita eklampsia tersebut tidak pernah melaksanakan pemeriksaan antenatal (ANC) selama kehamilannya (Jido TA, 2012). Komplikasi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan preeklampsia dan eklampsia adalah BBLR, kelahiran premature, asfiksia neonatorum. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sunarto, dkk (2010) yaitu

bahwa ibu bersalin yang mengalami hipertensi dan proteiuria + sebagian besar (82,1%) bayi yang dilahirkan mengalami asfiksia. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang mengalami preeklampsia cenderung akan melahirkan bayi yang asfiksia. Pada awal proses kelahiran, setiap bayi akan mengalami hipoksia relative dan akan terjadi adaptasi akibat aktifitas bernafas dan menangis. Apabila proses adaptasi terganggu, maka bayi bisa dikatakan mengalami asfiksia. Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO 2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya seperti jantung, paru-paru, dan ginjal (Wiknjosastro, 2010; h.347). Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum menurut Oxorn (2010) dalam Marsofely RL, dkk (2013) adalah diantaranya sebab-sebab maternal seperti toxemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia), sebabsebab pada plasenta dan funikulus umbilikalis, sebab-sebab fetal seperti ketuban pecah dini (KPD), dan sebab-sebab pada saat persalinan seperti partus lama. Angka kejadian asfiksia pada bayi yang dilahirkan dengan seksio sesarea atas indikasi preeklampsia berat (PEB) dengan anastesi spinal lebih rendah dibandingkan dengan anastesi umum, hal ini diduga karena durasi hipotensinya hanya singkat, mudah dalam penatalaksanaannya serta bayi mempunyai mekanisme kompensasi untuk tetap mempertahankan kecukupan oksigennya dengan meningkatkan laju nadi bayi, sehingga

anastesi spinal aman untuk diberikan pada ibu dengan preeklampsia (Wijayanto, dkk, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, pada tahun 2012 terdapat kasus preeklampsia sebesar 551 per 5.583 persalinan, kasus eklampsia sebesar 65 per 5.583 persalinan, dan kasus kasus asfiksia sebesar 478 per 5.583 persalinan. Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Analisis Hubungan Preeklampsia dan Eklampsia pada Ibu Bersalin dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. B. Perumusan Masalah Dari uraian masalah di atas, maka penulis membuat rumusan masalah Apakah ada hubungan antara preeklampsia dan eklampsia pada ibu bersalin dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk menganalisis hubungan antara preeklampsia dan eklampsia pada ibu bersalin dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi preeklampsia dan eklampsia di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi asfiksia neonatorum di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto c. Untuk mengetahui hubungan preeklampsia dan eklampsia pada ibu bersalin dan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Praktis Untuk memberikan informasi kepada petugas kesehatan khususnya petugas kesehatan di RSUD Margono Soekarjo tentang hubungan preeklampsia dan eklampsia terhadap kejadian asfiksia neonatorum, supaya petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu bersalin untuk menghindari terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. b. Manfaat Teoritis Untuk dijadikan sumber bacaan, referensi untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian penelitian Penelitian yang sama pernah dilakukan oleh: a. Ambarwati WN dan Irdawati (2009) yang berjudul Hubungan preeklampsia dengan kondisi bayi yang dilahirkan secara sectio

sesarea, penelitian ini menggunakan studi dokumentatif dengan menggunakan rekam medik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan hasilnya adalah ada hubungan atara preeklampsia dengan kejadian asfiksia neonatorum b. Wijayanto et al. (2012) yang berjudul pengaruh anastesi regional dan general pada sectio sesarea pada ibu dengan preeklmapsia berat terhadap apgar score, penelitian ini adalah penelitian prospective randomized control trial, hasilnya adalah apgar score bayi yang lahir dari pasien sectio sesarea karena preeklampsia berat pada kelompok anastesi spinal lebih tinggi daripada anastesi umum, tetapi secara klinis berdasarkan kategori apgar score kedua kelompok sama. c. Sunarto et al. (2010) yang berjudul hubungan antara hipertensi, proteeinuria, ibu preeklampsia dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSU Dr. Harjono S. Ponorogo dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antara hipertensi, proteinuria pada ibu preeklampsia dengan kejadian asfiksia neonatorum. Jenis penelitian ini survey analitik dengan pendekatan cross sectional, dan hasilnya adalah ada hubungan antara hipertensi dan proteinuria pada ibu preeklampsia dengan kejadian asfiksia neonatorum. d. Marsofely RL et al. (2013) yang berjudul hubungan preeklampsia, partus lama, dan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia

neonatorum di ruang C1 Kebidanan RSMY Bengkulu yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara preeklampsia, partus lama, ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan case control, hasilnya adalah ada hubungan antara ibu dengan preeklampsia, partus lama, dan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum. e. Jido TA (2012) yang berjudul eklampsia: maternal and fetal outcome. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil keluaran ibu dan janin pada penderita eklampsia.. penelitian ini menggunakan studi analitik dengan pendekatan prospektif, hasilnya adalah ibu mengalami kejang dan bayi yang dilahirkan mengalami asfiksia. f. Mmbaga et al. (2012) yang berjudul causes of perinatal death at tertiary care hospital in northern tanzania 2000-2010: a registry based study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kematian perinatal. Penelitian ini menggunakan rekam medik untuk pengumpulan data. Hasilnya adalah bahwa penyebab kematian perinatal antara lain adalah asfiksia, komplikasi obstetri, dan penyakit ibu. g. Djannah SN dan Arianti IS (2010) yang berjudul gambaran epidemiologi kejadian preeklampsia atau eklampsia di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2007 sampai 2009. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi preeklampsia atau eklampsia di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2007 sampai 2009. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian ini adalah selama 2007 sampai 2009 terdapat kasus 118 preeklampsia atau eklampsia dari total persalinan yairu 3.036 persalinan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan preeklampsia dan eklampsia pada ibu bersalin dan kejadian asfiksia neonatorum menggunakan studi analitik dengan pendekatan case control menggunakan rekam medik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.