BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang muncul dinegara yang sedang berkembang adalah. bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

DAFTAR TABEL. Jawa Tengah Tahun Realisasi Proyek dan Investasi Penanaman Modal di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, oleh karena itu harus

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perdagangan dunia, ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. usaha memajukan pembangunan bangsa karena terkait dengan kesejahteraan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

[ OPISSEN YUDISYUS ]

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Hubungan keduanya dijelaskan dalam Hukum Okun yang menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTORAL DI PROVINSI SUMATERA UTARA Periode

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB VI PENUTUP. hasil analisis yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

ANALISIS PERMINTAAN TENAGA KERJA SEKTOR FORMAL DI JAWA TENGAH TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap, mental dan kelembagaan, ketimpangan, dan mengatasi kemiskinan (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi perkembangan penyerapan tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung semakin membuka penyerapan tenaga kerja, begitu juga sebaliknya. Sebagian masalah yang muncul di negara yang sedang berkembang antara lain bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Perubahan jumlah orang yang bekerja baik meningkat maupun menurun yang diakibatkan oleh perubahan faktor tertentu yang diakibatkan oleh perubahan faktor tertentu yang mempengaruhinya merupakan gambaran jumlah tingkat penyerapan tenaga kerja. Secara garis besar, jumlah orang yang bekerja pada tahun 2004 menunjukkan angka 93.722.036 atau 90,14% terhadap angkatan kerja. Hal ini menunjukkan peningkatan angka penyerapan tenaga kerja sebesar 2.937.119 dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2003 yang menunjukkan angka 90.784.917 atau sekitar 90,50% terhadap angkatan kerja. Selisih angka 2.937.119 menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja baru. Provinsi dengan jumlah orang bekerja yang paling tinggi terdapat pada provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 17.374.955, kemudian diikuti Jawa Tengah yaitu 15.528.110, dan Jawa Barat sebesar 14.618.934. Sedangkan 1

2 provinsi yang jumlah orang bekerjanya rendah adalah Gorontalo 323.625 kemudian diikuti Maluku Utara 351.345 (BPS, 2004). Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada tahun terakhir yaitu tahun 2004, di Indonesia terdapat 153,9 juta penduduk usia kerja atau sekitar 62,45% terdiri dari mereka berada di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja. TPAK di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 67,55% mengalami peningkatan di banding tahun 2003 yang sebesar 65,72%. Secara langsung naik turunnya faktor produksi ini akan memberikan dampak terhadap tinggi rendahnya faktor permintaan dan penawaran (Demand and Supplay) tenaga kerja. Pada tahun 2004 terdapat variasi yang besar pada TPAK antar provinsi. Provinsi Kalimantan Timur memiliki TPAK paling rendah dan yang tertinggi terdapat di provinsi NTT. Provinsi dengan TPAK dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) rendah adalah Kalimantan Timur, diikuti oleh Gorontalo, Sulawesi Utara, adan DKI Jakarta (BPS, 2004). Penduduk yang ikut serta dalam kegiatan ekonomi adalah penduduk yang telah mencapai usia kerja. Di Indonesia penduduk usia kerja yang dipakai adalah penduduk dengan batasan umur 15 tahun keatas,

3 tanpa batas maksimum, karena umur 65 tahun keatas yang bekerja masih cukup banyak (Suseno, 1990 : 105). Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat akan mengakibatkan pada peningkatan jumlah tenaga kerja. Angkatan kerja merupakan bagian dari tingkat kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produksi. Sedangkan tingkat kerja itu sendiri dimaksudkan sebagai penduduk usia kerja yaitu berusia 10 tahun keatas sampai dengan usia 65 tahun, jumlah angkatan kerja berkaitan erat dengan kesempatan kerja. Apabila kesempatan kerja banyak maka jumlah pengangguran akan berkurang (Siregar, 1982 : 194). Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai faktor yang positif dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Artinya semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik, dengan catatan mereka mempunyai daya beli, sehingga permintaan akan meningkat (Todaro, 1997 : 63). Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Namun jumlah penduduk yang bekerja tidak sepenuhnya dapat dipandang sebagai jumlah kesempatan kerja yang ada, hal ini dikarenakan sering terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Apabila lowongan kerja tidak terpenuhi penempatannya keadaan ini menunjukkan terjadinya mismatch dalam pasar kerja. Pada tahun 2004, jumlah angkatan

4 kerja sebesar 103,9 juta jiwa, terdapat sekitar 90,14% dari mereka telah bekerja. Sebagian dari mereka yang bekerja masih berpendidikan rendah (di bawah SLTA) dan yang lainnya berpendidikan tinggi (SLTA ke atas). Disisi lain dapat pula dianalisa bagian angkatan kerja yang masih mencari pekerjaan atau disebut pengangguran terbuka. Pada tahun 2004, dari 10 angkatan kerja sekitar 1 orang diantaranya masih mencari pekerjaan sedangkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia besarnya 10,2 juta jiwa, di mana ada dari mereka yang berpendidikan rendah dan juga berpendidikan tinggi (BPS, 2004). Kesempatan kerja meliputi lapangan pekerjaan yang sudah di tempati dan belum di tempati (lowong). Dari lapangan pekerjaan yang lowong tersebut timbul permintaan tenaga kerja yang datang. Adanya permintaan tersebut mempunyai arti bahwa ada kesempatan kerja bagi penganggur. Besarnya lapangan kerja yang belum di tempati atau permintaan tenaga kerja yang secara riil dibutuhkan oleh perusahaan tergantung pada banyak faktor, diantaranya yang paling penting adalah prospek usaha atau pertumbuhan output dari perusahaan yang meminta tenaga kerja, biaya tenaga kerja yang harus dibayar dan harga dari faktor produksi lainnya (Tambunan, 1996 : 63-64). Dari 93,7 juta penduduk yang bekerja, sekitar 40,6 juta penduduk dari mereka yang telah bekerja di sektor pertanian. Sektor-sektor lain yang cukup besar peranannya dalam ketenagakerjaan diantaranya adalah sektor perdagangan sebesar 19,1 juta penduduk, sektor industri sebesar 11,0 juta

5 penduduk dan sektor jasa sebesar 1,1 juta penduduk. Di Pulau Jawa peranan sektor pertanian, dalam ketenagakerjaan tampak lebih rendah dari pulau-pulau lainnya. Sebaliknya sektor industri maupun perdagangan dalam ketenagakerjaan di pulau Jawa lebih tinggi dari pulau-pulau lainnya. Jumlah karyawan atau buruh di Indonesia pada tahun 2004 meningkat. Karyawan atau buruh terbesar berturut-turut bekerja di sektor pertanian, perdagangan, industri dan jasa (BPS, 2004). Meskipun dari tahun 2003 hingga tahun 2004 angka lowongan kerja masih jauh lebih rendah dari angka mencari kerja, namun pada kenyataannya tidak semua lowongan pekerjaan terpenuhi penempatannya. Pada tahun 2003 tersedia 132,2 ribu lowongan kerja namun hanya 61,0 ribu lowongan kerja yang terpenuhi penempatannya. Meskipun pada tahun tersebut terdapat 427,5 ribu pekerja. Keadaan ini menunjukkan mismatch dalam pasar kerja. Dari segi penawaran, pencari kerja perempuan lebih banyak dari lowongan kerja laki-laki. Demikian juga dari segi permintaan, lowongan kerja perempuan lebih banyak dari lowongan laki-laki (BPS, 2004). Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan di atas penulis ingin melakukan penelitian tentang Studi Faktor Pendorong Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Tahun 2004.

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah variabel produk domestik regional bruto tiap-tiap provinsi, pengeluaran pemerintah tiap-tiap provinsi, investasi dari dalam negeri maupun luar negeri tiap-tiap provinsi dan upah minimum provinsi mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja di Indonesia pada tahun 2004? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PDRB tiap provinsi, pengeluaran pemerintah tiap provinsi, tingkat investasi baik PMDN maupun PMA tiap provinsi dan upah minimum provinsi (UMP) terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja di Indonesia tahun 2004 dengan melihat koefisien regresi yang merupakan nilai elastisitas dari masing-masing variabel. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan bagi pemerintah atau instansi terkait lainnya untuk memecahkan masalah yang terjadi di Indonesia yaitu tingginya angka pengangguran dan mengambil kebijakan-kebijakan yang mampu mengatasi jumlah pengangguran tersebut.

7 2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang datadata bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian ini. E. Metode Penelitian 1. Alat dan Model Analisis. Untuk menganalisa permasalahan yang ada, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis regresi OLS (Ordinary Last Square) yang dirumuskan sebagai berikut : Ln L = β 0 + β 1 Ln PDRB + β 2 LnG + β 3 Ln INV + β 4 Ln W + U t Di mana : Ln L Ln PDRB Ln G Ln INV β 0 β 1 β 4 U t : Penyerapan tenaga kerja tip-tiap provinsi : Produk domestik regional bruto tiap-tipa provinsi : Pengeluaran pemerintah tiap-tiap provinsi : Investasi tiap-tiap provinsi : Konstanta : Koefisien regresi : Variabel pengganggu 2. Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dan instansi terkait. Sumber data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), data yang digunakan data satu tahun (Crossection) 2004.

8 F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini tersusun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Meliputi teori konsep permintaan tenaga kerja, teori konsep penawaran tenaga kerja, penyerapan tenaga kerja, GNP dan hukum Okun, faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, penelitian terdahulu, hipotesis penelitian. BAB III METODELOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian meliputi : Alat dan metode analisis, regresi OLS (Ordinary Least Square), uji kepenuhan asumsi klasik (uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas), uji kebaikan model (interprestasi R 2, uji F), uji validitas pengaruh (uji t), data dan sumber data (definisi dan operasional variabel, sumber data).

9 BAB IV ANALISA DATA Analisa ini meliputi : Deskripsi data, hasil uji kepenuhan asumsi klasik (uji multiolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji spesifikasi model, uji normalitas), uji kebaikan model (interpretasi R 2, uji F), uji validitas pengaruh (uji t) dan interpretasi ekonomi. BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Penutup meliputi : Kesimpulan dan saran.