Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

Pengembangan Penilaian Kinerja Praktikum Berbasis Generik Sains untuk Mengukur Keterampilan Peserta Didik SMA Kelas X

PENGEMBANGAN PENILAIAN AUTENTIK GUNA MENGUKUR PENGETAHUAN DAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 6 PURWOREJO

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT SIKAP ILMIAH BERBASIS SELF ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN OTENTIK TES TERTULIS PILIHAN JAMAK BERALASAN DENGAN SCIENTIFIC APPROACH

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

Atina Nur Faizah, Eko Setyadi Kurniawan, Nurhidayati

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KURIKULUM 2013

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk mengembangkan suatu produk. Adapun produk yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

Dian Saputri, Ashari, Eko Setyadi Kurniawan

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PENUNTUN TUGAS KINERJA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kerja Siswa (LKS) materi matriks dengan pendekatan PMR untuk siswa

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL DI MAN YOGYAKARTA I

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMA PADA PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Sensor Air Hujan Menggunakan Hukum Archimedes Untuk Jemuran Pakaian Otomatis Berbasis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Fisika

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

Pengembangan Buletin Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Melingkar Pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS JOYFULL LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI TEKS EKSPOSISI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI DENGAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN A.

Mahardika Intan Rahmawati

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN KOMUNIKASI SAINS SISWA SMA

Kata kunci: Efektivitas, keterampilan proses, pendekatan induktif, sikap ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

Rina Yulianti, Eko Setyadi Kurniawan, Sriyono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO (PORTOFOLIO ASSESSMENT) GURU MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 2 BANYUDONO

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

Radiasi Vol.5 No.1.September2014

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nuraini S., 2015

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

Transkripsi:

Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika Nadya Nur Anggraheni, Sriyono, Nur Ngazizah Universitas Muhammadiyah Purworejo Jl. K. H. Ahmad Dahlan 6 Purworejo 54111 email: nadya.anggraeny@ymail.com Intisari Telah dilakukan penelitian pengembangan guna menghasilkan instrumen penilaian autentik yang layak digunakan untuk mengukur sikap sosial peserta didik SMA kelas X pada mata pelajaran fisika dengan pokok bahasan Optik Geometri. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA-1 dan X MIA-2, SMA Negeri 5 Purworejo yang berjumlah 58 peserta didik. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Instrumen penilaian autentik yang dikembangkan merupakan lembar penilaian yang disajikan dengan menggunakan penilaian proyek dan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor validasi ahli sebesar 3,399 dengan kategori baik. Sedangkan hasil validitas butir soal diperoleh rerata skor sebesar 0,601 dengan kategori tinggi dan hasil perhitungan reliabilitas adalah sebesar 0,959 dengan kategori reliabilitas sempurna. Rerata keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunkan penilaian autentik adalah sebesar 3,39 dengan kategori baik. Serta respon peserta didik terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik mendapatkan skor sebesar 85,8%. Dengan demikian Lembar Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA kelas X pada Mata Pelajaran Fisika layak digunakan sebagai instrumen penilaian dalam pembelajaran fisika. Kata kunci: Instrumen Penilaiana Atentik, Sikap Sosial I. PENDAHULUAN Penilaian diartikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (PP No.32 Tahun 2013). Perkembangan penilaian hasil belajar peserta didik sejalan dengan perkembangan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan penilaian merupakan salah satu komponen yang terkait langsung dengan kurikulum. Dengan diterapkannya kurikulum 2013 pada sistem pendidikan di Indonesia, membuat berbagai macam aspek pendidikan yang ada di dalamnya harus ikut diperbaharui. Salah satu elemen perubahan pada kurikulum 2013 terletak pada standar penilaian, yang mana penilaian autentik merupakan penilaian yang paling esensial. Konsep dasar pada penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan hasil belajar peserta didik. Penilaian autentik menekankan pada kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah dimiliki secara nyata dan bermakna. Kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan tentang pengetahuan yang telah diketahui peserta didik, melainkan juga pada kinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai. Penilaian dalam dunia pendidikan mencakup tiga kompetensi yaitu kompetensi kognitif yang berhubungan dengan kemampuan berfikir peserta didik, kompetensi afektif yang berhubungan dengan sikap peserta didik, dan kompetensi psikomotor yang berhubungan dengan keterampilan peserta didik. Radiasi Vol. 7 No. 2 September 2015 1

Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 yang mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dilakuan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Kompetensi afektif atau sikap merupakan kompetensi yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai salah satu hasil belajar. Sehingga masalah afekif dirasakan penting oleh semua orang. Namun pada realitanya penilaian sikap masih jarang dilakukan. Dalam suatu penilaian pembelajaran, kebanyakan guru hanya terfokus pada aspek kognitif dengan mengesampingkan aspek-aspek yang lainnya seperti aspek afektif dan psikomotor. Dimana penilaian sikap hanya berupa anecdotal record yaitu penilaian yang berdasarkan pengamatan sesaat guru dari penampilan fisik peserta didik. Artinya penilaian dilaksanakan hanya sebagai tugas sekolah untuk memberi materi tanpa ada pemaknaan yang serius. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelit merasa tertarik untuk mengembangkan penilaian autentik untuk mengukur sikap sosial peserta didik SMA kelas X pada pembelajaran fisika. secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk penilaian autentik yang dapat digunakan untuk mengukur sikap sosial peserta didik, sedangkan lebih khusus adalah untuk menghasilkan produk penilaian berupa penilaian autentik yang berbasis pada penilaian proyek dan pendekatan saintifik yang digunakan untuk mengukur sikap sosial peserta didik. II. LANDASAN TEORI A. Kajian Teori Penilaian sebagai proses pengumpulan informasi tentang peserta didik tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan sistem penilaiannya. Disinilah sebenarnya peran utama guru sebagai guru dibutuhkan. Menurut Eko Putro Widoyoko (2013: 29) sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baik. Jenis penilaian dalam pembelajaran terus mengalami perkembangan. Awalnya, penilaian standar dalam pembelajaran terdapat enam jenis. Hal ini sejalan dengan yang dituliskan oleh Meyer (Bhakti, Kusairi & Mardjito, 2013:2) [3] bahwa penilaian standar yaitu alternative assessment, informal assessment, authentic assessment, performance assessment, descriptive assessment, dan direct assessment. Selain itu Simonson (Bhakti, Kusairi & Mardjito, 2013:2) menjelaskan bahwa jenis penilaian adalah alternative assessment dan traditional assessment. Pada traditional assessment instrumen yang digunakan berupa multiple-choice tests, true/ false tests, short answers, and essays. Sedangkan pada alternative assessment terdapat tiga pendekatan yang digunakan yaitu authentic assessment, performance-based assessment, and constructivist assessment. Penilaian otentik (autentik) merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran (Permendikbud No. 66 Tahun 2013). Penilaian autentik mengajarkan kepada siswa tentang pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran dengan mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik ke dalam dunia nyata Adapun ciri-ciri dari penilaian autentik menurut Kunandar (2014: 38) adalah, (1) harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk; (2) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung; (3) menggunakan berbagai cara dan sumber; (4) tes hanyalah salah satu alat pengumpul data penilaian; (5) tugas yang diberikan mencerminkan kehidupan nyata; (6) penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas). Radiasi Vol. 7 No. 2 September 2015 2

Sedangkan karakteristik dari penilaian autentik menurut Kunandar (2014: 39) adalah, (1) bisa digunakan untuk formatif atau sumatif; (2) mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta; (3) berkesinambungan dan terintegrasi; (4) dapat digunakan sebagai feed back. Setiap pelaksanaan penilaian autentik, peserta didik diminta untuk menampilkan sejumlah tugas yang mencerminkan kehidupan nyata yang memperlihatkan aplikasi dari keterampilan, pengetahuan serta sikap. Sehingga di dalam melakukan penilaian autentik perlu adanya perancangan terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menyiapkan rancangan penilaian autentik menurut Abdul Majid (2014: 101) ditampilkan dalam Gambar 1. Skor Rujukan atau Benchmark STANDAR TUGAS-TUGAS AUTENTIK KRITERIA RUBRIK Penyesuaian Pembelajaran Gambar 1. Diagram Alur Penyiapan Penilaian Autentik B. Pustaka Kajian terdahulu telah dilakukan oleh Ilham Majid dan Ika A (2014) dengan judul Penerapan Penilaian Autentik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada SMP N 7 Kota Ternate. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah profil pembelajaran Biologi dengan penerapan penilaian autentik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada SMP Negeri 7 Kota Ternate. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif model survey dengan menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan dan pengetahuan penilaian autentik untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 7 Kota Ternate tergolong dalam kategori sangat baik. Hasil analisa data angket Guru, menunjukkan bahwa nilai x > M + 1,5 ( 4,43 ) = 67,145 atau 181,5 > 67,145 dan hasil analisa tentang hasil belajar siswa adalah 88,57%. Hasil yang diperoleh tergolong dalam kategori sangat baik. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang dikembangkan dengan menggunakan model ADDIE (analisi, design, development, implementation dan evaluation). Tahap analysis (analisis) merupakan studi pendahuluan yang dilakukan untuk menyusun rancangan awal melalui analisis kebutuhan dan analisis tugas. Tahap design (perancangan) dilakukan dengan caramenyusunan indikator serta kisi-kisi intrumen dan kemudian dilanjutkan dengan merancang instrumen penilaian autentik, merancang model pembelajaran yang digunakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tahap development (pengembangan) dilakukan dengan cara memvalidasi intrumen yang telah dikembangkan, kemudian merevisi intrumen dan selanjutnya akan di uji cobakan secara terbatas. Setelah dilakukan uji coba terbatas maka akan dilakukan revisi. Tahap implement (implementasi) dilakukan dengan cara menerapkan instrumen penilaian autentik yang telah divalidasi beserta perangkat pembelajarannya pada uji coba yang lebih luas. Setelah dilakukan uji coba lebih luas, selanjutnya dilakukan revisi terhadap hasil uji coba tersebut. Tahap evaluation (evaluasi) dilakukan untuk mengevaluasi hasil dari uji coba secara luas sehingga diperoleh instrumen final. Penelitian ini dirancang dan dikembangkan di Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dan telah dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2014/2015 di SMA N 5 Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 April sampai 23 Mei 2015. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Purworejo yang berjumlah 58. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teknik angket, dan observasi. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar penilaian diri yang digunakan untuk mengukur sikap sosial peserta didik. Radiasi Vol. 7 No. 2 September 2015 3

Selain itu juga terdapat angket respon peserta didik yang digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik mengenai penilaian autentik dan untuk mengetahui kelayakan perangkat penilaian yang telah dibuat. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap penilaian proyek yang dikerjakan oleh peserta didik dalam materi optik geometri dan pengamatan terhadap keterlaksanaan proses pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan saintifik. Jenis data dalam pengembangan instrumen penilaian autentik yang digunakan untuk mengukur sikap sosial peserta didik meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berkaitan dengan validasi dan reliabilitas instrumen penilaian, selain itu juga diperoleh data penilaian sikap sosial peserta didik selama pembelajaran fisika. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari tanggapan ahli mata pelajaran fisika dan guru fisika SMA tentang instrumen penilaian yang telah dikembangkan. Selain itu data kualitatif juga diperoleh melalui tanggapan peserta didik terhadap penilaian autentik dan desain pembelajaran yang telah dikembangkan melalui angket respon siswa. Dalam uji coba terbatas juga diperoleh data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Validasi Ahli Berdasarkan hasil validasi instrumen penilaian autentik oleh ahli mata pelajaran fisika dan guru fisika SMA diperoleh rerata hasil validasi sebesar 3,399 dengan kategori baik. Hasil validasi yang deproleh dari ketiga validator menunjukkan bahwa lembar penilaian autentik untuk mengukur sikap sosial peserta didik dinyatakan layak dan dapat digunakan dalam penelitian, meskipun terdapat beberapa perbaikan sebelum diujicobakan. Adapun data hasil validasi ahli disajikan dalam Gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Diagram Hasil Validasi Ahli B. Hasil Validitas Butir Soal Validasi yang dilakukan setelah uji coba terbatas merupakan validasi butir soal. Validasi ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari tiap butir soal yang terdapat dalam instrumen penilaian apakah layak digunakan atau tidak. Untuk mengetahui validasi butir soal digunakan persamaan korelasi poin biserial Hasil dari validasi ini diketahui bahwa terdapat 15 butir soal yang dinyatakan tidak valid, yang memiliki nilai korelasi kurang dari 0,3. Dan terdapat 48 soal lainnya yang dinyatakan valid dengan nilai korelasi diatas 0,3. Dari 15 soal yang dinyatakan tidak valid di buang, karena setiap indikator yang telah terwakili. C. Hasil Reliabilitas Hasil analisis reliabilitas terhadap hasil uji coba diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,94 dengan kategori baik sekali. Karena terdapat beberapa butir soal yang dinyatakan tidak valid dalam validasi tiap butir, maka dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap instrumen yang telah direvisi. Nilai reliabilitas yang diperoleh setelah instrumen penilaian autentik untuk mengukur sikap sosial peserta didik setelah dilakukan revisi adalah sebesar 0,959. Dengan hasil tersebut maka instrumen penilaian autentik yang telah dikembangkan mempunyai tingkat konsistensi yang tinggi. D. Keterlaksanaan Pembelajaran Keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik yang berdasarkan pada pendekatan saintifik ini dilakukan selama 4 kali pertemuan. Radiasi Vol. 7 No. 2 September 2015 4

Rerata hasil pengamatan pada keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakna penilaian autentik adalah 3,39 dengan interpretasi baik. Adapun tingkat ketercapaian keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian autentik disajikan dalam Tabel di bawah ini. Tabel 1. Tingkat Ketercapaian Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Skor Ketercapaian (%) P-1 3.35 83.65 P-2 3.27 81.73 P-3 3.54 88.46 P-4 3.42 85.58 Rerata 3.39 84.86 E. Respon Peserta Didik Terhadap Penilaian Autentik Data respon peserta didik terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik dapat diketahui dari angket yang diedarkan peneliti setelah semua tahapan pembelajaran dalam materi Optik Geometri selesai. Respon siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung mencakup aspek penerapan RPP, penerapan penilaian autentik, penerapan pendekatan ilmiah, dan aspek penerapan sikap sosial. Data angket respon peserta didik terhadap proses pembelajaran diperoleh rerata sebesar 3,432 dengan tingkat ketercapaian mencapai 85,8% dengan kategori sangat positif.hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik merasa senang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan penilaian proyek dalam bentuk penilaian autentik untuk mengukur sikap sosial. F. Ketercapaian Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik Berikut penjelasan dari masingmasing aspek sikap yang terdapat dalam sikap sosial dengan menggunakan penilaian autentik berdasarkan penilaia proyek. 1) Jujur Dalam aspek jujur sebagian besar peserta didik telah menunjukkan sikap jujur di dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tingkat ketercapain aspek jujur diperoleh sebesar 73,33% dengan rerata 2,93 termasuk dalam kategori baik. 2) Disiplin Sebagian besar peserta didik dalam pembelajaran sudah menerapkan sikap disiplin, sehingga tingkat ketercapaian untuk aspek disiplin adalah sebesar 72.48% dengan rerata 2.90 termasuk dalam kategori baik. 3) Tanggungjawab Sebagian besar peserta didik telah mampu untuk menampilkan atau mengaplikasikan sikap tanggung jawab dalam pembelajran fisika dalm pokok bahasan Optik Geometri. Hal ini dibutikan dengan tingkat ketercapaian aspek sikap tanggungjawab yang mencapai 89.91% dengan rerata 3.59 yang termasuk dalam kategori sangat baik. 4) Toleransi Dalam kegiatan pembelajaran fisika pada pokok bahasan Optik Geometri hampir seluruh peserta didik mampu menerapkan atau menampilkan sikap toleransi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat ketercapaian aspek toleransi yang mencapai 90%, dengan rerata sikap sebesar 3.6 termasuk dalam kategori sangat baik. 5) Gotong Royong Tingkat ketercapain sikap gotong royong yang ditampilkan peserta didik dalam pembelajaran pada materi Optik Geometri dalam kategori baik. Hal ini berdasarkan rerata hasil penilaian terhadap sikap gotong royong yang mencapai 3,24 dengan persentase tingkat ketercapaian sebesar 80,99%. 6) Santun Sebagian besar peserta didik sudah menampilkan sikap santun baik dalam pembelajaran fisika dikelas maupun saat berada di luar kelas. Hal ini dibuktikan dengan tingkat ketercapaian sikap santun yang mencapai rerata 3.55 dengan prosentase 88,80% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Radiasi Vol. 7 No. 2 September 2015 5

7) Percaya Diri Tingkat ketercapaian sikap percaya diri dalam pembelajaran fisika dalam pokok bahasan Optik Geometri termasuk dalam kategori baik. hal ini berdasarkan rerata yang diperoleh dalam aspek percaya diri yang mencapai 3,00 dengan persentase 75,1%. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian pengembangan ini dihasilkan produk berupa lembar penilaian autentik berdasarkan penilaian proyek dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk mengukur sikap sosial peserta didik kelas X SMA N 5 Purworejo tahun pembelajaran 2014/2015. Kualitas instrumen penilaian autentik untuk mengukur sikap sosial peserta didik pada materi optik geometri yang telah dikembangkan termasuk dalam kategori baik. Hal ini berdasarkan hasil validasi oleh tiga validator yaitu dua dosen program studi pendidikan fisika dan satu guru fisika SMA yang diperoleh rerata sebesar 3,399. Selain itu juga berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal yang diperoleh nilai sebesar 0,601 dan nilai reliabilitas yang mencapai 0,959. Sehingga secara keseluruhan instrumen yang dikembangkan memenuhi kriteria layak digunakan dalam pembelajaran fisika SMA kelas X untuk mengukur sikap sosial. Respon peserta didik terhadap instrumen penilaian autentik yang dikembangkan termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 3,43 dan tingkat ketercapaian sebesar 85,8% sehingga dapat diartikan bahwa instrumen penilaian autentik yang dikembangkan menarik dan dapat digunakan untuk mengukur sikap sosial. Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan penilaian autentik dengan pendekatan saintifik termasuk dalam kategori baik. Sehingga instrumen penilaian autentik yang berupa penilaian proyek dapat digunakan untuk mengukur sikap sosial peserta didik. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terimakasih kepada SMA Negeri 5 Purworejo yang telah memberikan ijin melakukan dan banyak membantu dalam keterlaksananan penelitian ini.. PUSTAKA Artikel jurnal: [1] Bhakti, A.S.,et.al. 2014. Pengembanan Model Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013. Jurnal online UM Vol.2, No.1. [2] Ilham Majid, Ika A. 2012. Penerapan Penilaian Autentik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada SMP N 7 Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi. Vol.1, No.1, 32-38. Buku: [3] Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. [4] Eko Putro Widoyoko, S. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [5] Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud. [6] Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo. [7] Abdul Majid. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Radiasi Vol. 7 No. 2 September 2015 6