JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

I. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT MATRIKS RESIN BERPENGUAT SERAT ALAM DENGAN BERBAGAI VARIAN TATA LETAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

DAFTAR PUSTAKA. Aruma, Arifu Apa Itu Komposit. Available at : (Diakses tanggal 12 Mei 2013 pukul WIB).

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

DAFTAR PUSTAKA. Arumaarifu Apa itu Komposit. Diakses 12 Mei 2012.

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Serat Pelepah Batang Pisang Kepok Material Fiber Komposit Matriks Recycled Polypropylene (RPP) Terhadap Sifat Mekanik dan SEM

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

PEMBUATAN TAMENG PERISAI DEPAN MOTOR DARI BAHAN KOMPOSIT DENGAN PENGUAT SERAT IJUK

Djati Hery Setyawan D

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN. Poros yang berbahan komposit serat batang pisang adalah poros

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pengujian Komposisi Kimia Serat Ijuk di Laboratium Tekno logi Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

STUDI FRAKSI VOLUME SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT POLYESTER BERPENGUAT SERAT POHON AREN (IJUK)

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT DAN LAMA WAKTU PERENDAMAN NaOH TERHADAP KEKUATAN IMPAK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGUAT SERAT IJUK

BAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATANBENDING KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA DENGAN MATRIK POLYESTER. Suryanto, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KAYU GELAM(MELALEUCE LEUCANDENDRA) KEKUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

BAB III METODOLOGI. Mulai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

JMPM: Jurnal Material dan Proses Manufaktur - Vol.1, No.1, 31-34, Juni 2017

PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN UKURAN PARTIKEL KOMPOSIT POLYESTER RESIN BERPENGUAT PARTIKEL GENTING TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN BENDING ABSTRACT

OPTIMASI DESAIN RANGKA SEPEDA BERBAHAN BAKU KOMPOSIT BERBASIS METODE ANOVA

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT KULIT JAGUNG DENGAN MATRIKS EPOKSI. Eldo Jones Surbakti, Perdinan Sinuhaji,Tua Raja Simbolon

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

PERBANDINGAN KOMPOSIT SERAT ALAM DAN SERAT SINTETIS MELALUI UJI TARIK DENGAN BAHAN SERAT JUTE DAN E-GLASS

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Analisa Sifat-Sifat Serat Alam Sebagai Penguat Komposit Ditinjau Dari Kekuatan Mekanik

Transkripsi:

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY Efri Mahmuda 1), Shirley Savetlana 2) dan Sugiyanto 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung 2) Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung Jln. Prof.Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung H FT Lt. 2 Bandar Lampung Telp. (0721) 3555519, Fax. (0721) 704947 E-mail: efrimahmuda@gmail.com Abstract Serat ijuk merupakan serat alami yang diperoleh dari pohon aren (Arenga Pinnata Merr), dan dapat terdegradasi secara alami serta harganya lebih murah disbanding serat sintetis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh panjang serat terhadap kekuatan tarik komposit berpenguat serat ijuk dengan matrik epoxy. Pada penelitian ini, pengekstrakan serat ijuk menggunakan sisir kawat yang berfungsi memisahkan serat ijuk dari pelepahnya lalu dilakukan pemilihan serat berdiameter 3 mm menggunakan micrometer sekrup.kemudian serat ijuk direndam dalam larutan NaOH 5% selama 2 jam dan dikeringkan selama 15 menit. Serat selanjutnya dipotong dengan panjang 30 mm, 60 mm, dan 90 mm.lebih lanjut, pembuatan komposit menggunakan metode hand lay up dengan pencampuran resin epoxy dan hardener dengan perbandingan campuran 1:1 mengacu pada ASTM D638. Selanjutnya dilakukan pencampuran matrik dan serat dengan fraksi massa 80% : 20% menggunakan o variasi panjang serat. Selanjutnya specimen uji dipanaskan dalam oven dengan suhu70 C selama 10 menit. Kemudian dilakukan pengujian tarik untuk resin epoxy murni dan untuk komposit dengan variasi panjang serat 30 mm, 60 mm, dan 90 mm. Fhoto daerah patahan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) digunakan untuk melihat mekanisme perpatahan komposit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan regangan tertinggi dicapai pada komposit dengan panjang serat 90 mm. Kekuatan tarik yang didapat sebesar 36,37 MPa dan regangan sebesar9,34 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan komposit ialah daya ikat serat dengan matrik, pendistribusian serat yang merata, dan panjang kritis serat. Hasil foto SEM pada patahan komposit serat ijuk menunjukkan terjadinya fiber breaking. Hal ini menunjukan bahwa daya ikat antara matrik dan serat yang cukup baik, tetapi sebaran serat pada matrik tidak merata yang mengakibatkan kekuatan tarik komposit yang optimal tidak bisa dicapai. Keywords : Serat ijuk, kekuatan tarik, SEM PENDAHULUAN Perkembangan teknologi menuntut industri kontruksi untuk berkembang sebagai pendukung perkembangan tersebut. Sehingga kebutuhan akan material semakin meningkat. Material logam paling banyak digunakan pada industri kontruksi akan tetapi tingginya biaya produksi dan pemesinan sehingga para konsumen mulai beralih kematerial non logam seperti komposit.[1] Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda.kelebihan material komposit jika dibandingkan dengan logam adalah memiliki sifat mekanik yang baik, tidak mudah korosi, bahan baku yang mudah diperoleh dengan harga yang lebih murah, dan memilik massa jenis yang lebih rendah dibanding dengan serat 79

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 mineral.[5] Komposit serat alam sepert serat ijuk memiliki keunggulan lain bila dibandingkan dengan serat sintetis, komposit serat alam lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan serat sintetis.[3] Serat ijuk memiliki kelebihan dibandingkan dengan serat alam lainnya. Serat yang dihasilkan dari pohon aren memilki banyak keistimewaan diantaranya : tahan lama, tahan terhadap asam dan garam air laut, dan memperlambat pelapukan kayuserta mencegah serangan rayap tanah.[6] Menurut Ratni pada pembuatan komposit secara lamina bermatrik polyester menggunakan serat pisang dan ijuk, penambahan lapisan serat menurunkan nilai kekuatan tarik komposit, sedangkan untuk komposit bermatriks epoksi dengan penguat serat ijuk diperoleh nilai kekuatan tarik tertinggi sebesar 45,44 MPa pada variasi lamina 3 lapis.[8] Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kekuatan dan regangan tarik komposit memiliki harga optimum untuk perlakuan serat 2 jam, yaitu kekuatan tarik sebesar 190.27 Mpa dan regangan sebesar 0.44%.Serat rami direndam di dalam larutan alkali (5% NaOH) selama 0, 2, 4, dan 6 jam. Matrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin unsaturated polyester 157 BQTN dengan hardner MEKPO 1%. Komposit dibuat dengan metode cetak tekan pada Vf = 35%. Semua spesimen dilakukan post cure pada suhu 62 o C selama 4 jam.[9] Hasil analisa serat ijuk, diperoleh komposisi kimia serat ijuk dengan pemanasan selama 15 menit. Kandungan kimia berupa kadar air selulosa 85,27 %, lignin 36,44 %, kadar air 17,97 %, dan kadar abu 5,49 %. Berdasarkan dari hasil analisa serat ijuk, serat ijuk yang dipilih untuk penguat komposit berdasarkan kandungan selulosa yang tinggi dan lignin yang sedikit. Diameter mempengaruhi kekuatan tarik pada serat ijuk. Semakin kecil diameter serat ijuk maka kekuatan tariknya semakin besar. Penelitian Imam pada serat ijuk dengan diameter 3 mm, 4 mm, dan 5 mm menunjukkan hasil kekuatan tarik rata-rata terbesar pada diameter 3 mm, yaitu kekuatan tarik sebesar 208,22 MPa dan regangan sebesar 0,19 %.[6] METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian Serat ijuk yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung. Pengesktrakan serat ijuk menggunakan sisir kawat yang berfungsi memisahkan serat ijuk dari pelepahnya. Timbangan digital digunakan untuk mengukur massa pencampuran pada resin dan serat ijuk.serat diseleksi dengan menggunakan alat micrometer untuk mendapatkan serat berdiameter 3 mm. Larutan alkali (NaOH 5%) digunakansebagai penghilang kotoran dan lapisan lilin pada permukaan serat. Resin epoxy berfungsi sebagai matrik dalam komposit, sedangkan hardener digunakan untuk mempercepat proses pengerasan pada komposit. Mirror glaze digunakan untuk melapisi antara cetakan dengan komposit, sehingga komposit mudah untuk dilepaskan dari cetakan. B. Prosedur Percobaan Cetakan menggunakan plat besi dengan ketebalan besi 3 mm. Pembuatan komposit dengan mengikuti standar ASTM D638-02a, ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Geometri dan Dimensi Spesimen Uji Tarik Statik ASTM D 638-02a Pengolesan mirror glaze pada permukaan plat besi sehingga komposit mudah untuk dilepaskan dari cetakan. Penuangan campuran resin ke dalam cetakan, kemudian penempatan serat ijuk yang telah disusun secara acak. Setelah itu, tekan dengan menggunakan pemberat selama proses pengeringan. Lalu, masukkan ke dalam oven untuk dilakukan proses curing, waktu yang diperlukan untuk 80

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 proses ini selama 10 menit dengan suhu 70 o C Pembuatan komposit sebanyak 5 spesimen dengan fraksi 80% : 20%. Pengujian tarik dilakukan untuk resin epoxy murni dan komposit dengan panjang serat 30 mm, 60 mm, dan 90 mm. Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui besarnya kekuatan tarik dari bahan komposit. Pengujian ini dilakukan dengan mesin uji Universal Testing Machine (UTM), seperti pada gambar dibawah ini. ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 3. Nilai tegangan tarik bahan komposit Gambar 2. Skema alat pengujian tarik dengan UTM Langkah-langkah pengujian tarik dalam penelitian ini antara lain pengukuran spesimen uji meliputi panjang daerah cekam, panjang daerah uji, lebar daerah uj dan tebal daerah uji. Pemasangan pencekam (gripp holder), lalu jalankan mesin uji tarik Setalah patah, hentikan proses penarikan secepatnya. Pengamatan patahan komposit dilakukan dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Machine) dengan ukuran yang dibuat sesuai dengan bentuk kubus dengan panjang tiap sisinya 5 mm. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kekuatan Tarik Tabel 1 menunjukkan nilai tegangan tarik pada epoxy murni sebesar 46,35 MPa. Nilai tegangan tarik rata-rata tertinggi sebesar 36,37 MPa dicapai pada komposit dengan panjang serat 90 mm. Nilai tegangan tarik terendah sebesar 27,07 MPa dicapai pada komposit dengan panjang serat 30 mm, seperti Semakin panjang serat ijuk maka semakin besar nilai regangan. Persentase pertambahan panjang komposit saat patah mengalami penurunan dari 14,27 % untuk epoxy murni, menjadi 5,98 % untuk komposit dengan panjang serat 30 mm.. Perpanjangan ini mengalami peningkatan sebesar 6,46 % untuk panjang serat ijuk 60 mm dan terus meningkat pada komposit panjang serat ijuk 90 mm sebesar 9,34 %, sepert ditunjukkan pada gambar 3. Gambar 4. Nilai regangan tarik bahan komposit Modulus elastisitas resin murni 10,12 GPa menurun menjadi 8,21 GPa pada panjang serat ijuk 30 mm. Pada panjang serat ijuk 60 mm modulus elastisitas yang dihasilkan sebesar 8,03 GPa, yang pada akhirnya modulus elastisitas terendah yang didapat sebesar 6,60 GPa pada panjang serat ijuk 90 mm seperti pada gambar 4. 81

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 menjadi besar, dan begitu juga sebaliknya. seperti ditunjukkan pada gambar 5. Gambar 4. Nilai modulus elastisitas bahan komposit Gambar 5. Aspect Ratio pada serat ijuk Pengaruh panjang serat terhadap kekuatantarikkomposit berpenguat serat ijuk dengan matriks epoxy pada tabel 1. Tabel 1. Pengaruh panjang serat terhadap sifat mekanis komposit berpenguat serat ijuk dengan matriks epoxy No Panjang Serat Tegangan Tarik Regangan Tarik Modulus Elastisitas MPa % GPa 1 Epoxy 45,64 14,27 10,12 2 30 mm 27,23 5,98 8,21 3 60 mm 30,59 6,46 8,03 4 90 mm 36,37 9,34 6,60 Panjang dan diameter serat sangat berpengaruh pada kekuatan kekuatan tarik dan regangan. Panjang serat berbanding dengan diameter serat disebut sebagai aspect ratio.[5] Jika aspect ratio makin besar maka semakin besar pula kekuatan tarik serat pada komposit tersebut. Hal ini yang membuat panjang serat 90 mm lebih tinggi tegangan tarik dan regangan tariknya dari pada panjang serat 30 mm dan 60 mm. Faktor yang mempengaruhi variasi panjang serat chopped fiber composite adalah critical length (panjang kritis). Panjang kritis adalah panjang minimum serat pada suatu diameter serat yang dibutuhkan untuk mencapai tegangan optimal.[2] Adanya perlakuan alkali (dengan perendaman 5% NaOH) memberikan efek wettability permukaan serat terhadap matrik, sehingga meningkatkan kekuatan dayaikatantarapada serat ijuk dan epoxy. Panjang serat dalam pembuatan komposit pada matriks sangat berpengaruh terhadap kekuatan tarik. Penggunaan serat dalam komposit ini berupa serat panjang. Panjang serat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi performa atau kekuatan komposit, seperti pada tabel 2, komposit serat ijuk dengan panjang serat 90 mm lebih tinggi kekuatan tarik dan regangan dari pada serat ijuk dengan panjang serat 30 mm maupun 60 mm. Hal ini disebabkan semakin panjang serat di dalam matriks, maka permukaan serat yang menanggung beban yang diberikan oleh matriks Gambar 6. Permukaan patahan komposit panjang serat ijuk 30 mm 82

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Gambar 7. Permukaan patahan komposit panjang serat ijuk 60 mm regangan tertinggi yaitu 45,05 MPa dan 8,65 %. 2. Panjang serat 90 mm lebih kuat tegangan tarik dan regangannya dari pada panjang serat 30 mm dan 60 mm hal ini disebabkan semakin panjang serat di dalam matriks, maka permukaan serat yang menanggung beban yang diberikan oleh matriks menjadi besar, dan begitu juga sebaliknya. 3. Pendistribusian serat yang tidak merata menyebabkan kekuatan komposit serat acak lebih rendah daripada epoxy murni. 4. Hal ini dapat dilihat dari hasil foto SEM yang memperlihatkan adanya serat yang patah bersama dengan matrik. Gambar 8. Permukaan patahan komposit panjang serat ijuk 90 mm Daya ikat komposit (bonding strength) mempengaruhi kekuatan komposit dalam menahan beban yang diberikan. Hasil fhoto SEM memperlihatkanpenempang komposit serat ijuk dengan panjang 30 mm, 60 mm, dan 90 mm. Fhoto SEM menunjukkan adanya serat yang patah bersama dengan matrik. Hal ini menunjukkan ikatan yang baik antara serat dan matrik. SIMPULAN Dari hasil penelitian pengaruh panjang serat terhadap sifat mekanis dan fisik komposit berpenguat serat ijuk dengan matrik epoxy dapat diambil kesimpulan : 1. Komposit epoxy yang diperkuat dengan serat ijuk dengan panjang serat 90 mm memiliki harga tegangan tarik dan DAFTAR PUSTAKA [1] Widodo, B., 2007. Analisis Sifat Mekanik Komposit Epoksi Dengan Penguat Serat Pohon Aren (Ijuk) Model Lamina Berorientasi Sudut Acak (Random). Institut Teknologi Nasional. Malang. [2] Schwardz M.M. 1984. Composite Material Handbook, Mc Graw hill. Singapore. [3] Christiani, Evi. 2008. Tesis, Karakteristik Ijuk Pada Papan Komposit Ijuk Serat Pendek Sebagai Perisai Radiasi Neutron. Sumatera Utara. [4] Michael, H.W., 1998, Stress and Analysis of Fiber Rein Forced Composite Material, Mc Graw Hill International Edition. [5] Porwanto, Daniel Andri. Johar, Lizda. 2006. Karakteristik Komposit Berpenguat Serat Bambu dan Serat Gelas Sebagai alternatif Bahan Baku Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [6] Munandar, Imam. 2012. Sifat Mekanik Dan Sifat Fisis Pada Serat Ijuk (Arenga Pinnata Merr). Universitas Lampung. Bandar Lampung. [7] Diharjo, K., dan Triyono, t.,2003. Buku Pegangan Kuliah Material Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. [8] Kartini, Ratni. 2002. Pembuatan Dan Karakterisasi Komposit Polimer Berpenguat Serat Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor. [9] Diharjo, Kuncoro. 2006. Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Sifat Tarik 83

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Bahan Komposit Serat Rami-Polyester. Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta 84