BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada jenjang. Sekolah Dasar, telah menjadi komitmen pemerintah yang harus

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

STRATEGI PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU PADA MGMP BAHASA INGGRIS SMP POKJA 5 KARANGANYAR

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian dan hasil analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dari pengalaman negara-negara maju di dunia ini, tidak dapat

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (information

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm

BAB I PENDAHULUAN. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Guru mempunyai posisi

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pelatihan dan pengajaran,kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Judul BAB I PENDAHULUAN

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kemandirian. Dengan pengetahuan manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya menjadi lebih baik (Subadi, 2009:103). Dengan pendidikan diharapkan akan tercipta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang handal. Dengan sumber daya manusia yang unggul suatu bangsa akan menjadi maju dan sejahtera. Mutu sumber daya manusia berkaitan erat dengan mutu pendidian. Sumber manusia pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan pendidikan. Menurut Sujanto (2007 dalam Tri Mulyanto, 2011:2) bahwa mutu dalam konteks pendidikan berkaitan dengan upaya memberikan pelayanan yang paripurna dan memuaskan bagi pemakai jasa pendidikan. Dengan sumber daya manusia yang baik akan berdampak pada semakin baik kinerja dalam menjalankan suatu organisasi. Meningkatkan kinerja sumber daya manusia memerlukan pengelolaan yang sistematis dan 1

terarah, agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk meraih suatu prestasi di dunia pendidikan, peran guru tidak bisa dielakkan bahkan sangat penting dan utama. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas (Subadi, 2013 : 59) Tugas dan tanggung jawab sebagai guru harus ditegakkan dalam mengelola pembelajaran yang positif, dinamis, efektif dan efesien. Hal itu akan ditunjukkan sebagai seorang guru profesional yang menguasai syarat-syarat kompetensi baik di bidang penguasaan keahlian materi keilmuan maupun metodologi. Seorang guru yang profesional dan progresif harus mengetahui dengan pasti kompetensi apa yang dituntut oleh masyarakat dewasa ini bagi dirinya (Subadi, 2009:92) Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan organis, harmonis, dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan (Raharjo, 2014:35). Pendidikan apapun saat ini telah menjadi suatu keharusan bagi setiap 2

manusia. Apapun bidang dan profesinya bahwa pendidikan dinilai sangat penting berkaitan dengan hidup seseorang. Dengan pendidikan seseorang akan mampu menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang kian cepat berubah. Ki Hajar Dewantoro mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa hakikat pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan martabat seseorang yang seimbang antara aspek individual, sosial, moral dan religi dalam menjalani kehidupan bersama sebagai anggota masyarakat. Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Kelancaran proses kegiatan pendidikan di sekolah dan di kelas merupakan tanggung jawab para guru. Peran guru adalah mengatur, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan proses 3

pembelajaran dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu komponen sumber daya manusia guru harus dibina dan dikembangkan terus-menerus agar memiliki kemampuan maksimal, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat. Peningkatan profesionalitas guru harus disadari merupakan suatu hal yang sangat mendasar dan penting guna meningkatkan mutu pendidikan. Potensi sumber daya guru itu perlu terus tumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara maksimal. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terusmenerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat (Rudi, 2013). Pada proses belajar mengajar, seorang guru harus menggunakan berbagai variasi dalam menyampaikan pelajaran. Joyce dan Weil dalam Subadi (2013: 74) menjelaskan bahwa hakikat mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya dan cara bagaimana belajar. Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang bervariasi, maka diperlukan adanya kemampuan atau kompetensi guru. Kompetensi guru harus terus ditingkatkan, terutama dalam hal penguasaan teknologi. Hal ini karena agar proses belajar mengajar sesuai dengan tuntutan zaman. Seorang guru harus terus berusaha meningkatkan 4

kompetensinya agar siswa merasa tertarik dengan mata pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam UU Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa sebagai guru profesional harus menguasai empat kompetensi dalam melaksanakan pekerjaannya. Keempat kompetensi itu adalah (1) kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan pribadi guru yang menunjukkan kepribadian yang berwibawa, mantap, stabil, dewasa, arif dan berakhlak mulia, sebagai teladan bagi siswa; (2) kompetensi pedagogis, yaitu terkait dengan subtansi kegiatan praktik pendidikan dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi dirinya; (3) kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi, melayani, dan bergaul dengan baik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar serta mampu menjaga emosi dan perilaku yang baik; (4) kompetensi profesional, yaitu mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan secara filosofi dan psikologis, menguasai materi pembelajaran secara mendalam, menerapkan metode belajar yang sesuai, menguasai teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku siswa. 5

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan salah satu bentuk media pembinaan terhadap guru dalam rangka meningkatkan kualitasnya sebagai seorang pendidik profesional. Forum MGMP merupakan wadah berkumpulnya para guru mata pelajaran sejenis secara kolaboratif dalam suatu wilayah tertentu (kabupaten /kota) dalam rangka mengidentifikasi dan memecahkan masalah, menguji coba dan mengembangkan ide-ide baru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran. Forum ini dipercaya sebagai salah satu sarana yang efektif untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam kerangka kegiatan oleh, dari dan untuk guru (Jalal, 2005:55). Dari pernyataan itu mempunyai maksud bahwa untuk mengembangkan inovasi, kreativitas, konsultasi, komunikasi, dan koordinasi diantara sesama guru-guru mata pelajaran yang sejenis guna meningkatkan mutu pembelajaran adalah melalui forum MGMP. Selain itu berbagai pengetahuan, pengalaman, dan pelatihan akan berkontribusi dalam meningkatkan motivasi kinerja guru. Organisasi MGMP bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya untuk memberikan kontribusi masing-masing (Soetjipto,2007:36). MGMP memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran yang kreatif, variatif, inovatif dan evaluatif melalui implementasi kegiatannya. Program yang dilakukan MGMP dalam perbaikan kualitas pembelajaran misalnya membuat rencana kegiatan pembelajaran, membuat dan menggunakan model-model 6

pembelajaran/media pembelajaran, mendatangkan pakar, menyelenggarakan workshop dan lain-lain. Peran serta guru yang proaktif dan didukung dengan kegiatan MGMP yang bervariatif adalah faktor yang membuat semaraknya kegiatan MGMP. Dengan keterlibatan guru di forum MGMP berdampak baik terhadap kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Guru mampu melakukan kegiatan lebih baik dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Namun yang dirasakan selama ini adalah bahwa implementasi program MGMP belum mampu melaksanakan perannya secara optimal. Program MGMP telah dilaksanakan di hampir setiap kabupaten/kota, tetapi dalam implementasi kegiatannya sering belum bisa dipercaya sebagai forum untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dan sarana pembinaan profesionalitas guru. Hal ini sejalan dengan apa yang telah diidentifikasi oleh Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK, 2006) bahwa ada berbagai faktor yang menyebabkan ketidakefektifan forum MGMP ini, diantaranya adalah (1) manajemen MGMP kurang berfungsi secara oftimal dimana koordinasi di antara sesama pengurus MGMP tidak solid dan kurang terprogramnya perencanaan kegiatan dengan baik; (2) rendahnya partisipasi guru anggota MGMP yang terlibat dalam kegiatan; (3) program-program MGMP kurang signifikan dimana kurang 7

pekanya pengurus terhadap isu-isu baru tentang kependidikan sehingga seakanakan pelaksanaan kegiatan MGMP hanya kegiatan rutin saja; (4) dana pendukung kurang proporsional; (5) rendahnya perhatian dan kontribusi pemerintah kabupaten/kota melalui dinas pendidikan terkait terhadap MGMP; (6) rendahnya dukungan asosiasi profesi terhadap MGMP; (7) kurang diberdayakan eksistensi dan signifikansi MGMP dalam peningkatan mutu pembelajaran yang berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional; (8) profesionalitas lewat MGMP rendah. Mengingat kurang berfungsinya MGMP secara optimal ini, maka Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan sejak tahun 2006 berupaya meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui salah satu diantaranya adalah mengadakan kegiatan revitalisasi MGMP secara berkesinambungan yang didanai dari dana block grant. Dana block grant diberikan kepada kelompokkelompok MGMP untuk mata pelajaran yang diujinasionalkan. Program revitalisasi MGMP merupakan upaya untuk lebih memberdayakan MGMP yang selama ini kurang berfungsi dan berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan upaya pembinaan profesionalisme guru (Sumardi, 2010 : 2) Berkenaan dengan keberadaan forum pertemuan MGMP yang begitu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja guru, maka pelaksanaan pemberdayaan MGMP merupakan hal mendesak yang harus segera 8

diimplementasikan. Berbagai upaya dilakukan melalui berbagai pelatihan instruktur, peningkatan sarana prasarana, dan peningkatan mutu manajemen MGMP. Agar kegiatan MGMP dapat berjalan dengan baik dan membawa implikasi bagi peningkatan profesionalitas guru diperlukan suatu strategi yang baik pula. Maka dari sini peneliti tertarik melakukan penelitian tentang strategi yang dilakukan MGMP yang dalam hal ini MGMP bahasa Inggris SMP kelompok kerja 5 Karanganyar dalam tesis yang berjudul Strategi Peningkatan profesionalitas guru pada MGMP Bahasa Inggris (Studi kasus pada pokja 5 SMP Karanganyar). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas fokus dari penelitian ini adalah Bagaimanakah strategi peningkatan profesionalitas guru pada MGMP bahasa Inggris SMP pokja 5 Karanganyar? Fokus tersebut dijabarkan menjadi sub fokus sebagai berikut : 1. Bagaimanakah peran MGMP dalam peningkatan profesionalitas guru pada MGMP Bahasa Inggris SMP pokja 5 Karanganyar? 2. Bagaimanakah model peningkatan profesionalitas guru pada MGMP Bahasa Inggris SMP pokja 5 Karanganyar? 3. Bagaimanakah keefektifan model pengembangan peningkatan profesionalitas guru bahasa Inggris pada MGMP Bahasa Inggris SMP pokja 5 Karanganyar? 9

C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui strategi MGMP Bahasa Inggris SMP Kelompok Kerja 5 Karanganyar dalam meningkatkan profesionalitas guru. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan peran MGMP dalam peningkatan profesionalitas guru pada MGMP bahasa Inggris SMP pokja 5 Karanganyar. 2. Mengetahui model peningkatan profesionalitas guru pada MGMP bahasa Inggris SMP pokja 5 Karanganyar.. 3. Mengetahui tingkat keefektifan model pengembangan profesionalitas guru bahasa Inggris pada MGMP bahasa Inggris SMP pokja 5 Karanganyar. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan pemberdayaan guru dalam MGMP bahasa Inggris SMP di Kelompok Kerja 5 Karanganyar baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis a. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran untuk perluasan kajian akademik berkaitan dengan peran forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan profesionalitas guru serta sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut. 10

b. Untuk dapat dipakai sebagai bahan renungan dan kajian dalam kegiatan pemberdayaan MGMP bahasa Inggris. 2. Manfaat praktis a. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan program-program pemberdayaan MGMP ke depan, baik yang dilaksanakan oleh pengurus MGMP, MKKS, Dinas Pendidikan, LPMP, LPTK, LSM ataupun Perguruan Tinggi. b. Sebagai referensi bagi stakeholders pendidikan dalam peningkatan profesionalitas guru. 11