BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak-pihak. mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan mempunyai fungsi utama sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Sebagai upaya pengembangan bisnisnya, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. modal, maka mendorong makin banyak perusahaan yang akan go public, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan bagi investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. satu pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan sebagai wadah investasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Industri biasa dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dengan kompetitornya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu sendiri adalah memiliki wewenang dalam pembuatan laporan

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan sebagai bukti

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan kepada stakeholdersdalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Laporan keuangan yang menjadi sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB l PENDAHULUAN. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang berminat pada investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan menjadi pihak sentral yang berperan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. (Brigham Gapensi, 1996 dalam Natalia, 2010). Laporan keuangan merupakan. dan laporan arus kas (standar akuntansi keuangan no. 1).

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memulai usahanya. Salah satunya perusahaan yang. bergerak di bidang manufaktur yang kian semakin pesat dikarenakan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan karakter masing-masing investor. Pasar modal tentunya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi,

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. modal Indonesia dianjurkan lebih gencar mempersiapkan diri meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan ekonomik negara adalah alokasi sumber daya ekonomik

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang akan datang, dengan diketahuinya perkembangan keuntungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dengan demikian semakin bertambah pula jumlah penduduk yang. menikmati penghasilan atau pendapatan yang layak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap perusahaan dapat mengelola dan melaksanakan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi. dalam pasar modal untuk menyediakan fasilitas atau wahana yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pembiayaan usaha. Pasar modal merupakan sarana untuk

BAB I. oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menjadi alat yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. ditopang oleh sektor pertanian, sehingga sektor pertanian menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal perusahaan. 1 Laporan keuangan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam. perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki modal penting dalam kehidupan ekonomi, sejalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dipasar perdana (primary market) maupun di pasar sekunder (secondary

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization (SRO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang tersaji pada laporan keuangan harus relevan karena laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Dalam pasar modal, laporan keuangan memiliki fungsi yang sangat penting bagi para investor karena merupakan alat bantu untuk mempertimbangkan keputusan yang akan diambil dalam melakukan investasi. Menurut Harahap (2012:130), Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus relevan agar dapat memenuhi kebutuhan pemakai dalam pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Isu-isu tentang penurunan nilai relevansi informasi laba akuntansi banyak terdengar belakangan ini. Adanya penurunan nilai relevansi informasi laba kemungkinan disebabkan karena tindakan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Dalam perspektif pengambilan keputusan investasi oleh investor berfokus pada informasi laba tanpa memperhatikan laba tersebut dihasilkan. Dasar inilah yang membuat manajemen kecenderungan untuk melakukan kecurangan pada laporan laba rugi. Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen atau penyusun laporan laba rugi ini disebut dengan manajemen laba. 1

Fenomena ini didukung pula dengan banyaknya penelitian tentang perkembangan nilai informasi akuntansi yang telah mengalami penyesuaian karena adanya perubahan kondisi seperti perubahan dan perbedaan standar akuntansi, kualitas laba dan praktik manajemen laba maupun kondisi ekonomi dan praktik bisnis lainnya suatu negara. Penelitian yang menghubungkan antara kualitas laba dan praktik manajemen laba dengan relevansi nilai informasi akuntansi telah dilakukan oleh Whelan & McNamara (2004), Marquardt & Wiedman (2004), dan Habib (2004). Hasil penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008); Harahap (2011); dan Agustin (2008) yang menyimpulkan bahwa laba berhubungan dengan harga saham. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang tidak melakukan kecurangan dalam pembuatan laporan keuangannya karena akan mengakibatkan informasi yang dihasilkan di dalam laporan tersebut tidak sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Banyak perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba, biasanya praktik ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan dalam periode akuntansi tertentu bagi pihak berkepentingan. Manajemen laba ini dilakukan agar pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut memandang positif kinerja perusahaan dalam periode tersebut. Skandal manajemen laba yang terjadi di Bursa Efek Indonesia, yaitu kasus PT. Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, dan PT. Lippo mengindikasikan adanya manupulasi laba tersebut. PT Kimia Farma Tbk pada tahun 2002 mengindikasikan adanya praktek manajemen laba dengan menaikkan laba hingga Rp 31,7milyar. PT Indofarma Tbk pada tahun 2004 melakukan 2

praktek manajemen laba dengan menyajikan laba dengan menaikkan overstated laba bersih senilai Rp. 28,780 milyar, sehingga dampak dari penilaian persediaan barang dalam proses yang lebih tinggi dari yang seharusnya, sehingga harga pokok penjualan tahun tersebut understated. Sedangkan Lippo Bank menerbitkan 3 versi laporan keuangan sekaligus yang saling berbeda antara satu dengan yang lain, yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan dalam media massa, laporan keuangan yang dilaporkan kepada Bapepam, dan laporan keuangan yang disampaikan akuntan public kepada manajer perusahaan ini. Selain itu, perusahaan ini dinilai telah mencantumkan pendapatan audit secara tidak hatihati. Target yang ingin dicapai dalam praktik ini adalah menaikkan laba (Bapepam, 2004 dalam Handayani, 2009). Berikut ini adalah kinerja PT Indofarma periode tahun 2011 sampai tahun 2014 yang tergambarkan dalam laba bersih perusahaan yang tersaji dalam grafik 1.1. PT INDOFARMA 40,000,000,000 30,000,000,000 20,000,000,000 10,000,000,000 - (10,000,000,000) (20,000,000,000) (30,000,000,000) (40,000,000,000) 2011 2012 2013 2014 LABA 29,861,783,385 23,346,531,496 (30,404,803,84 2,402,407,449 Gambar 1.1 Grafik Laba Bersih Tahun 2011-2014 3

Pada tahun 2013 PT Indofarma mengalami kerugian milyaran rupiah. Padahal di tahun sebelumnya perseroan ini sempat meraup laba sebesar 23,3 milyar rupiah. Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah beban pokok penjualan. Melemahnya rupiah yang membuat harga bahan baku naik dan ini membuat pengeluaran lebih besar. Impor bahan baku lebih dari 90 persen. Selain itu melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika, PT Indofarma juga tertekan karena adanya kenaikan UM P. Kinerja Perusahaan yang terus menerus menurun dari tahun 2011 hingga tahun 2013, dan pada tahun 2014 laba meningkat positif. Dengan kondisi seperti ini pastinya akan berdampak kepada reaksi investor yang ingin menanamkan modal di perusahaan tersebut. Dalam kondisi demikian, manajemen laba adalah salah satu alternatif bagi manajemen untuk memperbaiki kondisi laporan keuangan perusahaan menjadi lebih baik. Banyaknya kasus penyimpangan laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal, seharusnya terdapat regulasi mengenai proteksi yang baik terhadap investor. Namun, salah satu isu yang berkembang di pasar modal adalah proteksi investor yang rendah. Perlindungan investor dalam transaksi di pasar modal sangatlah diperlukan agar jumlah investor bertambah dan transaksinya dianggap benar dan wajar. Pasar modal tidak akan mengalami fluktuasi tanpa adanya investor tersebut. Studi komperatif internasional U-Thai (2005) dikutip dalam Handayani (2014:23) tentang manajemen laba dan proteksi investor dengan sampel 33 negara, Indonesia berada pada kelompok negara dengan rata-rata manajemen laba paling tinggi, dan tingkat proteksi investor di Indonesia dinilai relatif rendah. 4

Saham merupakan salah satu instrumen yang diperjual-belikan dalam transaksi di pasar modal. Saham menyatakan bahwa pemilik saham adalah sebagian dari perusahaan. Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (H.M Jogiyanto, 2000:8). Harga saham terbentuk di pasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan (Agus Sartono, 2001:9). Laba dan Arus Kas merupakan parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor. Pada saat investor dihadapkan pada kedua ukuran kinerja tersebut, investor harus yakin bahwa kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka merupakan ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik. Menurut Statement of financial Accounting Concept (SFAC) No 1, Informasi laba merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba ini akan membantu stakeholder melakukan penaksiran atas earning power perusahaan di masa datang. Laba merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi lebih tinggi. Laba sering dijadikan sumber untuk mengukur kinerja perusahaan. Dalam perspektif pengambilan keputusan investasi, informasi laba penting bagi investor untuk mengetahui kualitas laba suatu perusahaan 5

sehingga mereka dapat mengurangi risiko informasi. Oleh karena itu kualitas laba menjadi pusat perhatian investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi dan pemerintah. (Abdurrahman dan Handayani, 2014:3). Sedangkan Arus kas memberikan informasi mengenai penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahaan bersih pada kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, pendanaan selama satu periode. Informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para investor, kreditor, dan pihak lainnya menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan, dan kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta memungkinkan pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. (Luciana Spica Almilia dan Dwi Sulistyowati, 2007:3). Permasalahan yang terjadi adalah ketika informasi laba yang menjadi parameter pengukuran kinerja perusahaan terpengaruh atau terpapar dengan tindakan manajemen laba. Suatu perusahaan yang terindikasi melakukan manajemen laba tentunya memiliki relevansi informasi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Ketika hal ini terjadi, maka informasi arus kas dapat digunakan sebagai parameter lainnya bagi investor dalam menentukan keputusan investasinya. Tetapi menurut riset yang dilakukan oleh Triyono dan Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga atau return saham, tetapi pemisahan arus kas ke dalam tiga komponen arus kas yaitu arus kas 6

dari aktivitas pendanaan, investasi dan operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga atau return saham. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Binti (2015:21) disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif variabel arus kas bersih terhadap relevansi akuntansi (harga saham). Arus kas digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas. Manajemen laba sebagai variabel pemoderasi tidak mampu meningkatkan pengaruh arus kas bersih terhadap harga saham. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. 250 EARNING PER SHARE 200 150 100 50 0-50 2012 2013 2014 2015 Gambar 1.2 Grafik Laba Per Lembar Saham AISA ALTO CEKA PSDN ROTI STTP ULTJ 7

Grafik 1.2 menunjukkan kondisi Earning Per Share (EPS) dari tujuh perusahaan makanan dan minuman selama empat tahun. Berdasarkan grafik tersebut dapat terlihat kondisi laba perusahaan yang bergerak fluktuatif setiap tahunnya. PT CEKA pada tahun 2013 memeperoleh laba sebesar Rp 219 per lembar saham atau meningkat 11,73% bila dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu Rp 196 per lembar saham, namun pada tahun berikutnya yaitu tahun 2014 perusahaan ini mengalami kerugian yang cukup signifikan dengan hanya memperoleh laba Rp 69 per lembar saham atau merugi sebesar 68,5%. Sedangkan PT PSDN mengalami kerugian yang paling buruk diantara perusahaan lainnya. Pada tahun 2014 PT PSDN mendapatkan laba minus sebesar Rp 20,96 per lembar sahamnya dibandingkan tahun 2013 yaitu Rp 5,48 per lembarnya atau mengalami kerugian sebesar 482%. Kerugian yang dialami PT PSDN berlanjut hingga tahun 2015 dengan memperoleh laba hingga minus 32,66% per lembar sahamnya. Pada tahun 2015 PT ALTO juga mengalami kerugian dengan memeproleh laba sebesar Rp 11 per lembar saham dibandingkan tahun 2014 yaitu Rp 4,6% per lembarnya atau merugi 339 %. Pergerakan laba yang tidak stabil dan cenderung menurun menunjukkan bahwa kondisi perusahaan tersebut tidak selalu baik, sementara informasi laba merupakan indikator yang paling diminati oleh investor. Informasi laba cenderung bergerak fluktuatif, sedangkan informasi arus kas lebih stabil. Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi (Harahap, 2010:257). 8

400.00 Cash Flow per Share 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 AISA ALTO CEKA PSDN ROTI STTP ULTJ - 2012 2013 2014 2015 Gambar 1.3 Grafik Total Arus Kas per Lembar Saham Grafik 1.3 menunjukan grafik perubahan total arus kas per lembar saham beberapa perusahaan makanan dan minuman periode tahun 2012-2015. Pergerakan arus kas per lembar saham perusahaan-perusahaan tersebut menunjukan kondisi yang fluktuatif. PT AISA mengalami peningkatan arus kas yang sangat tajam pada tahun 2014, akan tetapi pada tahun berikutnya menurun drastis. Sedangkan arus kas per lembar saham PT Roti terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Informasi arus kas ini menunjukan tingkat likuiditas perusahaan-perusahaan tersebut yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, sehingga informasi arus kas menjadi salah satu parameter yang digunakan investor sebagai pertimbangan investasinya. Pada penelitian Handayani (2014:36) menunjukan bahwa laba dan nilai buku merupakan informasi yang paling diminati para investor dalam pross 9

penilaian pada industri manufaktur. Dampak manajemen laba sangat terlihat pada relevansi informasi laba dan nilai buku, karena laba dan nilai buku berkitan langsung dengan proses manajemen laba, namun relevansi informasi arus kas tidak terkena dampak dari aktifitas manajemen laba. Dapat disimpulkan bahwa relevansi informasi laba dan nilai buku akan menurun akibat dari tindakan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Hasil penelitian terbaru Maria (2016:108) menyimpulkan bahwa Laba dan nilai buku secara simultan memiliki nilai relevansi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Manajemen laba berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap relevansi informasi nilai buku pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Manajemen laba berpengruh negatif terhadap relevansi informasi nilai buku pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Industri manufaktur merupakan industri yang kegiatannya membeli bahan baku yang kemudian mengolah bahan baku dengan mengeluarkan biayabiaya lain menjadi barang jadi yang siap untuk dijual ke konsumen. Banyaknya daftar perusahaan publik (emiten) yang masuk dalam sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menjadi alasan peneliti memilih industri manufaktur ini karena karakteristik industri manufaktur yang kompleks akan 10

menyebabkan proses pelaporan keuangannya menjadi lebih kompleks sehingga memberi peluang bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba. Berdasarkan hasil antara ketiga penelitian sebelumnya diatas menunjukan adanya perbedaan hasil. Sehingga motivasi penelitian ini adalah karena adanya gap riset. Selain itu juga karena masih sedikitnya penelitian mengenai dampak manajemen laba terhadap arus kas membuat saya termotivasi melakukan penelitian. 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah : 1. Relevansi informasi laba akan menurun jika laporan keuangan terdistorsi oleh manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Indonesia. 2. Lemahnya peraturan proteksi investasi bagi investor di Indonesia. 3. Kondisi Laba per lembar saham (Earning per Share) yang fluktuatif pada perusahaan makanan dan minuman selama tahun penelitian. 4. Kondisi Total Arus Kas per lembar saham yang fluktuatif pada perushaan makanan dan minuman selama tahun penelitian 1.2.2 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah relevansi informasi laba yang diukur dengan laba per lembar saham, Arus kas yang diukur dengan total 11

arus kas per lembar saham, dan manajemen laba yang diukur dengan model Modified Jones dengan obyek penelitian perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 1.3 Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah yang telah dijelasakan diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah Informasi Laba dan Arus Kas secara simultan memiliki Nilai Relevansi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 2. Apakah Informasi Laba secara parsial memiliki Nilai Relevansi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 3. Apakah Informasi Arus Kas secara parsial memiliki Nilai Relevansi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 4. Apakah Manajemen Laba berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 5. Apakah Manajemen Laba berpengaruh terhadap Relevansi Informasi Laba pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 12

6. Apakah Manajemen Laba berpengaruh terhadap Relevansi Arus Kas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah : 1. Untuk menganalisis Informasi Laba dan Arus Kas secara simultan memiliki Nilai Relevansi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 2. Untuk menganalisis Informasi Laba secara parsial memiliki Nilai Relevansi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 3. Untuk menganalisis Informasi Arus Kas secara parsial memiliki Nilai Relevansi pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 4. Untuk menganalisis Manajemen Laba berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 5. Untuk menganalisis Manajemen Laba berpengaruh terhadap Relevansi Informasi Laba pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 13

6. Untuk menganalisis Manajemen Laba berpengaruh terhadap Relevansi Arus Kas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasinya. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan untuk dapat membuat laporan keuangan yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya agar informasi yang dihasilkan relevan, memberikan informasi tentang reaksi investor terhadap perusahaan yang melakukan manajemen laba sehingga manajemen perusahaan dapat menentukan langkah yang terbaik agar investor tetap berinvestasi di perusahaannya. 3. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang akuntansi khususnya tentang dampak manajemen laba terhadap relevasi informasi laba, arus kas, dan harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 14