BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi Pemerintah yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB I PENDAHULUAN. pula. Reformasi di bidang keuangan negara menjadi sarana peningkatan performa

ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk terwujudnya good governance dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan single-entry. Sistem double-entry baru diterapkan pada 2005 seiring

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkannya, salah satunya dalam bidang keuangan pemerintahan. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi

BAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

I. PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan yang transparan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi pengelolaan keuangan Negara masih terus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Koreksi atas posisi Laporan Operasional pada Pemerintah Kota

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertuang dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: UU No. 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan setiap instansi pemerintah,

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual

BAB I PENDAHULUAN. kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 71

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya otonomi daerah, mengakibatkan daerah memiliki. hak, wewenang dan kewajibannya dalam mengatur dan mengurus secara

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan penyelenggaraan negara. dilakukan oleh badan eksekutif dan jajaranya dalam rangka mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Indonesia untuk seluruh instansi pemerintah baik

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perubahan dalam penerapan standar akuntansi. akuntansi pemerintah menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun

Agnes Evira Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Menurut Goldberg (1965) dikutip oleh Wise (2010) teori kepemimpinan

Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya reformasi pada pemerintahan yang mengarahkan pemerintah

DAFTAR ISI Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dapat

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik


GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN PADA PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk mempunyai strategi khusus dalam menjaga kesaatuan dari negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pusat untuk mengatur pemerintahannnya sendiri. Kewenangan pemerintah daerah

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah di inginkan untuk berbuat lebih banyak dalam perubahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pelayanan publik kepada masyarakat. Pada periode lama, output yang

LAPORAN KEUANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2016 (AUDITED)

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi kesimpulan atas kajian yang telah dilakukan dan

Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia: Berbagai Permasalahannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. dalam UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kelogisannya. Standar itu disebut standar akuntansi, di Indonesia berlaku Prinsip

BAB I PERBANDINGAN STANDAR AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DENGAN BASIS KAS MENUJU AKRUAL

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan laporan keuangan. Sesuai amanat undang-undang yaitu Pasal 5

2. Klasifikasi Belanja a). Jenis Belanja - Belanja operasi dirinci menjadi belanja pegawai, belanja barang 3 = membuat klasifikasi dengan lengkap

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber Daya Manusia merupakan aset yang penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan akuntansi pada pemerintahan sebelum dilakukan. reformasi pengelolaan keuangan negara, telah menerapkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PENUTUP. dibandingkan dengan basis akrual penuh di BPKAD Kota Madiun tahun. ini dibuktikan dengan adanya paket Undang-Undang Keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

TINJAUAN UMUM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Fungsi informasi dalam laporan keuangan tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

SEJARAH AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah. dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan anggaran.

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

TANTANGAN PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DI PEMERINTAHAN INDONESIA Oleh: Muhammad Ahyaruddin

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan memberikan pengaruh yang besar dalam perubahan sistem akuntansi yang diterapkan oleh pemerintah daerah. Perubahan yang paling mempengaruhi sistem akuntansi dalam peraturan tersebut adalah perubahan basis akuntansi. Pada PP No. 24 Tahun 2005 basis akuntansi yang dianut adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual), sedangkan pada PP No. 71 Tahun 2010 basis akuntansi yang dianut adalah basis akrual. Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pertanggungjawaban pemerintah. Setelah dikeluarkan Peraturan Pemerintah ini bisa dikatakan sebagai penyempurnan SAP Basis Kas Menuju Akrual. Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat. Penggunaan basis akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk 1

memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas. Penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintah diatur dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang menjelaskan bahwa: a. Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual b. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan c. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Dalam Study Nomor 14 yang diterbitkan oleh International Public Sector Accounting Standards Board (2011), dinyatakan bahwa pelaporan dengan basis akrual akan dapat: 1. menunjukkan bagaimana pemerintah membiayai aktivitas aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan dananya; 2. memungkinkan pengguna laporan untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah saat ini untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dan komitmen-komitmennya; 2

3. menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan posisi keuangannya; 4. memberikan kesempatan pada pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan sumber daya yang dikelolanya; 5. bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektifivitas penggunaan sumber daya. Setelah terbitnya Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 secara rinci maka dikeluarkanlah Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 64 Tahun 2013 yang mewajibkan seluruh lembaga Pemerintah mulai pusat sampai daerah menerapkan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual. Jika pada SAP berbasis kas menuju akrual pendapatan, belanja, dan pembiayaan diakui dengan basis kas, serta aset, utang, dan ekuitas dana diakui dengan basis akrual. Sedangkan pada SAP berbasis akrual pengakuan pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan APBN/APBD. Dengan adanya perubahan basis ini maka dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah dibutuhkan beberapa perubahan dalam sistem organisasi, baik pada Pemerintah pusat maupun daerah. Peraturan ini dikeluarkan dengan harapan agar Pemerintah memiliki satu kesatuan dalam pengelolaan keuangan negara sehingga dapat menselaraskan Laporan Keuangan Pemerintah dan juga diharapkan untuk bisa menjaga aset-aset yang sesuai pada pos-posnya masing-masing. Sehingga dapat mewujudkan Pemerintahan yang lebih baik nantinya. 3

Setelah sekian lama Pemerintah menerapkan akuntansi berbasis kas, secara bertahap dilakukan persiapan penerapan akuntansi berbasis akrual dengan menerapkan basis kas menuju akrual. Sebelumnya akuntansi berbasis akrual diberikan waktu untuk segera diimplementasikan paling lama tahun 2008 atau lima tahun setelah Undang-Undang tentang Keuangan Negara ditetapkan. Namun disebabkan tidak mudah mengubah kebiasaan lama dari basis kas dan lebih kompleksnya basis akrual maka Pemerintah memperpanjang masa transisi hingga tahun 2015.Untuk itu, Pemerintah perlu mempersiapkan beberapa infrastruktur pendukung agar proses pengimplementasian basis akrual dapat berjalan lancar dan akhirnya menghasilkan laporan keuangan yang baik. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang diteruskan dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 71 Tahun 2014 Yogyakarta merupakan salah satu kota yang pada akhirnya akan menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Penerapan sistem akuntansi berbasis akrual di pemerintahan menyajikan tantangan baru, untuk itu agar proses penerapannya dapat berjalan dengan baik perlu dukungan dari sumber daya manusia yang meliputi pembuat dan pengguna informasi keuangan, sarana dan prasarana serta sistem informasi yang ada di pemerintahan. Pemerintah Kota Yogyakarta harus menerapkan SAP pada masing - masing SKPD yang ada. Terlebih dengan adanya pengembangan sistem akuntansi dan pengembangan SDM dalam strategi penerapan SAP berbasis akrual. Pembuatan laporan keuangan dikerjakan oleh semua Satuan Kerja Perangkat 4

Daerah Kota Yogyakarta, namun dari semua Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di Pemerintah Kota Yogyakarta hanya Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Bidang Pelaporan yang membuat kompilasi laporan keuangan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta. Oleh karena itu Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan mempunyai peran penting untuk membuat laporan keuangan Pemerintah Kota Yogyakarta. Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta mempuyai misi untuk meningkatkan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Sehingga pada tulisan ini penulis akan melakukan analisis mendalam pada pos Pendapatan. Perubahan sistem akuntansi dari kas menuju akrual ke sistem akuntansi berbasis akrual ini merupakan hal yang baru. Tentunya ini akan menjadi tantangan yang baru. Perubahann ini memungkinkan adanya salah pencatatan. Pada sistem akuntansi kas menuju akrual pendapatan dicatat pada saat kas dikeluarkan namun pada sistem akuntansi berbasis akrual pendapatan dicatat saat terjainya transaksi. Kemungkinan kesalahan yang terjadi pada pencatatn pendapatan pada DPDPK Kota Yogyakarta ini yaitu pendapatan hanya diakui saat Tanda Bukti Pembayaran (TBP) sudah diterima padahal saat diterbikan Surat Ketetapan Pajak Daerah sudah diakui sebagai piutang pajak. Selain itu kesalahan pencatatan yang bisa terjadi yaitu saat adanya tunggakan-tunggakan pajak saat dibayar tidak mengurangi piutang hanya menambah kas dan pendapatan. Padahal tunggakan-tunggakan pajak tersebut merupakan piutang karena sebelumnya sudah diterbitkan Surat 5

Ketetapan Pajak Daerah. Kesalahan- kesalahan ini tentunya terjadi karena masih menggunakan pencatatan yang lama. Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Penerapan Akuntansi Pendapatan Berbasis Akrual pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perlu dilakukan kajian terkait dengan pelaksanaan PP No. 71 Tahun 2010, sejauh manakah Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta dalam penerapan laporan keuangan berbasis akrual sehingga rumusan masalah yang akan penulis buat adalah sebagai berikut : Apakah penerapan akuntansi pendapatan pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta sesuai dengan SAP berbasis Akrual ( PP No. 71 Tahun 2010). 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang diteliti oleh penulis dalam penelitian Tugas Akhir adalah : 1. Penelitian ini difokuskan pada Sistem pelaporan akuntansi pendapatan yang diterapkan oleh Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta 2. Kesesuaian penerapan SAP PP Nomor 71 Tahun 2010 pada Akuntansi Pendapatan Kota Yogyakarta 6

3. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta bagian Pembukuan dan Pelaporan. 1.4 Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi pendapatan pada Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta dengan SAP berbasis Akrual ( PP No. 71 Tahun 2010). 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman praktis bagi peneliti dalam menerapkan teori yang telah didapat selama berada di bangku perkuliahan. b. Bagi Dinas Pajak dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan. c. Bagi Pihak Lain Dapat digunakan sebagai referensi atau acuan untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan dapat menambah wawasan kepada pihak lain mengenai Dinas 7

Pajak dan pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Membahas mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN Dalam Bab ini Membahas mengenai Kondisi Umum tentang Standar Akuntansi Pendapatan Basis Akrual, Kerangka Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Metode Penelitian yang Penulis gunakan. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi Analisis dan Pembahasan mengenai penerapan berupa pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan akuntansi pendapatan pemerintah kota Yogyakarta dalam pelaporan pelaksanaan berdasarkan basis yang ditetapkan APBN/APBD. Kemudian dihubungkan dan disesuaikan dengan PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP basis akrual. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran dari data yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. 8