PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+

dokumen-dokumen yang mirip
ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN KOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu

Analisis Morfologi Pori Karbon Aktif Berbahan Dasar Arang Tempurung Kelapa Dengan Variasi Tekanan Gas Argon (Ar)

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal.

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION ABSTRACT

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA SAWIT DENGAN METODE AKTIVASI KIMIA

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

(Experimental Study on the Effectiveness of Liquid Waste Absorption Using Mesh-80 Active Charcoal Made from Teak Wood Saw Scratches) ABSTRACT

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

BAB III. BAHAN DAN METODE

STUDI TENTANG PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA PADA PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN TEKNIK REVERSE OSMOSIS

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

POTENSI ARANG AKTIF DARI TULANG SAPI SEBAGAI ADSORBEN ION BESI, TEMBAGA, SULFAT DAN SIANIDA DALAM LARUTAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

POTENSI ARANG AKTIF MENGGUNAKAN AKTIVATOR

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Karakteristik Arang Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Pengaktivasi H2SO4 Variasi Suhu dan Waktu

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN

PEMANFAATAN TEMPURUNG KEMIRI SEBAGAI BAHAN KARBON AKTIF DALAM PENYISIHAN LOGAM BESI (Fe) PADA AIR SUMUR

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-116

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

POTENSI ARANG AKTIF BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI ADSORBEN ION Zn 2+ DAN SO 4 2- DALAM AIR SUMUR BOR BURUK BAKUL, BENGKALIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Disusun Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Oleh :

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR KOH

STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

Penentuan Model Isoterm Adsorpsi Ion Cu(II) Pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa Khamaluddin Aditya 1), Yusnimar 2), Zultiniar 2)

PGRI. Oleh: Efri Grcsinta, M.ptt.Si (030610g701) MIPA FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JAKARTA LAPORAN PENBLITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

PROSES AKTIVASI ARANG AKTIF DARI CANGKANG KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN VARIASI JENIS DAN KONSENTRASI AKTIVATOR KIMIA

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PENURUNAN FENOL

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGUJIAN ALAT INCINERATOR UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT TANPA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: Maret 2014

UJI COBA PENJERNIHAN DAN PENGHILANGAN BAU LIMBAH TAPIOKA DENGAN MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA (STUDI AKTIVASI DENGAN PENGASAMAN)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PRODUKSI KARBON AKTIF DENGAN AKTIVASI KIMIA

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+ Futri Wulandari 1*), Umiatin 1, Esmar Budi 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No. 10, Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email: futriwulandari@gmail.com Abstrak Penelitian mengenai pembentukan karbon aktif berbahan dasar arang tempurung kelapa sebagai adsorben telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi larutan NaOH dalam aktivasi kimia fisika untuk adsorpsi logam Cu 2+. Arang tempurung kelapa hasil pirolisis digerus hingga mencapai ukuran granul milimeter kemudian dibersihkan dalam larutan alkohol 96% dan dipanaskan diatas hot plate selama 60 menit pada suhu ruang. Proses aktivasi kimia arang tempurung kelapa dilakukan dengan merendam arang tempurung kelapa dalam larutan NaOH pada variasi konsentrasi 1%, 2%, 4%, 7% selama 24 jam. Proses aktivasi fisika dilakukan dengan memanaskan arang hasil aktivasi kimia pada suhu 400 0 C selama 1 jam didalam tungku horizontal dan dialirkan gas Argon. Pada penelitian ini hasil uji AAS menunjukkan bahwa karbon aktif arang tempurung kelapa dapat diaplikasikan untuk mengadsorpsi logam Cu 2+. Semakin tinggi konsentrasi larutan NaOH maka persentase logam Cu 2+ teradsorpsi akan semakin menurun. Persentase logam Cu 2+ teradsorpsi maksimum dihasilkan oleh karbon aktif dengan larutan NaOH 1% sebesar 80.87%. Abstract The research on the formation of the activated carbon made from coconut shell charcoal as an adsorbent has been done. The purpose of this study was to determine the effect of the concentration of NaOH solution in the activation of chemistry physical for metal adsorption of Cu 2+. Coconut shell charcoal pyrolysis results were crushed to size granules in millimeter then cleaned in a solution of 96% alcohol and heated on a hot plate for 60 minutes at room temperature. Chemical activation process of coconut shell charcoal is done by soaking the coconut shell charcoal in various concentration of NaOH solution at 1%, 2%, 4%, 7% for 24 hours. Physical activation process was done by heating the samples using horizontal furnace at temperature 400 0 C for 1 hours and Argon gas was flowed. In this study, the AAS test results indicate that activated carbon coconut shell charcoal can be applied to adsorb metals Cu 2+. The higher the concentration of NaOH solution then the percentage of Cu 2+ adsorbed metal will be decrease. The percentage of the maximum adsorbed Cu 2+ metal was produced by activated carbon with NaOH 1% solution at 80.87%. Keywords: activated carbon, coconut shell charcoal, chemical physics activation, NaOH, Cu 2+. 1. Pendahuluan Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk dapat menjalankan segala aktivitasnya. Namun agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Air bersih untuk air minum semakin langka di perkotaan. Sungai-sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Pencemaran air dapat berupa garam dari logam berat dan logam berat yang membentuk senyawa toksik. Logam berat yang sering terdapat dalam pencemaran air adalah Hg, Pb, Cd, Cr, Cu, Ni, Fe dan Zn dalam bentuk senyawa toksik [3]. Logam Cu merupakan salah satu logam berat yang bersifat toksik terhadap organisme air dan manusia pada batas konsentrasi tertentu. Batas maksimal logam Cu yang diizinkan di dalam air lingkungan berdasarkan Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup Kep.02/Men.KLH/1998 adalah 1.0 mg/l [5]. Proses adsorpsi logam berat dalam air secara alami dapat dilakukan menggunakan arang tempurung kelapa, arang sekam padi, maupun enceng gondok. Salah satunya dengan menggunakan karbon aktif berbahan dasar arang tempurung kelapa [4]. Karbon aktif dapat dibuat melalui dua tahap, yaitu tahap karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi merupakan proses pengarangan dalam ruangan tanpa adanya oksigen dan bahan kimia lainnya, sedangkan aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap 60

arang yang bertujuan untuk membuka atau memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekulmolekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Aktivasi dibagi menjadi dua yaitu aktivasi fisika dan aktivasi kimia. Aktivasi fisika dapat didefinisikan sebagai proses memperluas pori dari arang aktif dengan bantuan panas, uap dan gas CO 2. Sedangkan aktivasi kimia merupakan aktivasi dengan pemakaian bahan kimia yang dinamakan aktivator. Aktivator yang sering digunakan adalah hidroksida logam alkali, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl 2, asamasam anorganik seperti H 2SO 4 dan H 3PO 4 [6]. Pada penelitian ini akan dilakukan aktivasi arang tempurung kelapa dengan aktivator basa. Adapun basa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Natrium Hidroksida (NaOH). Penggunaan basa ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan basa dalam memperluas pori dari arang tempurung kelapa yang akan berpengaruh terhadap daya adsorpsi dari arang tersebut. Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan aktivasi fisika dengan menggunakan gas Argon sebagai gas inert. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi aktivator NaOH dalam aktivasi kimia fisika terhadap morfologi karbon aktif serta kualitasnya sebagai adsorben limbah Cu pada limbah cair. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah memberikan metode alternatif untuk mengurangi logam Cu dalam kandungan limbah cair dengan memanfaatkan karbon aktif yang dibuat dari bahan alam serta tidak dimanfaatkan lagi di lingkungan dan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran berbasis riset sebagai penjernihan air yang dapat digunakan masyarakat. 2. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Tempurung Kelapa FMIPA UNJ untuk proses karbonisasi dan pirolisis tempurung kelapa, Laboratorium Fisika Material FMIPA UNJ untuk proses persipan bahan dan aktivasi, Laboratorium Jurusan Kimia FMIPA UNJ untuk pengujian AAS, serta Laboratorium Fakultas Teknik UNJ untuk pengujian SEM. 2.1 Alat dan Bahan Penelitian Bahan Utama: 1. Granul arang tempurung kelapa 2. Aquades 3. Alkohol 96% 4. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 5. Serbuk CuSO 4.5H 2O Alat Penelitian: 1. Neraca digital 2. Ultrasonic frequency mixing 3. Kertas timbang 4. Hot plate 5. Plastik klip 6. Mortar dan alu 7. Desikator 8. Gelas kimia dan gelas ukur 9. Pipet tetes dan corong 10. Sarung tangan dan masker 11. Alat uji AAS dan SEM Diagram alir penelitian ditunjukan pada Gambar 1. Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pembentukan granul arang tempurung kelapa Membersihkan granul arang dengan ultrasonic frequency mixing Mencuci granul arang dalam alkohol 96% Aktivasi kimia (larutan NaOH 1%, 2%, 4%, 7%) selama 24 jam Mencuci sampel dengan aquades dan dipanaskan diatas hot plate selama 3 jam Aktivasi fisika dengan gas Ar T = 400 0 C ; v = 200 kg/m 3 ; t = 1 jam Membuat larutan artificial limbah Cu Filter limbah Cu Uji AAS Analisis Kesimpulan Gambar 1. Diagram alir penelitian 61

2.2 Prosedur Penelitian 1. Preparasi Sampel Arang tempurung kelapa dijemur hingga kering selama kurang lebih 2-3 hari. Kemudian dilakukan proses pirolisis. Arang tempurung kelapa yang telah terbentuk kemudian dicuci dan dibersihkan dengan aquades kemudian dikeringkan. 2. Aktivasi Aktivasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah aktivasi kimia dan fisika. Melakukan aktivasi kimia, 10 gram arang tempurung kelapa direndam dalam 30 ml larutan NaOH dengan variasi konsentrasi 1%, 2%, 4%, 7% selama 24 jam. Setelah direndam, arang tempurung kelapa disaring dan dicuci menggunakan aquades kemudian dikeringkan diatas hot plate dengan suhu kamar selama 3 jam lalu didinginkan dalam desikator. Aktivasi fisika dilakukan dengan memanaskan arang hasil aktivasi kimia didalam tungku horizontal pada suhu 400 0 C selama 1 jam dan dialirkan gas Argon sebagai gas inert dengan laju aliran 200 kg/m 3. 3. Pengujian kualitas karbon aktif menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 06-3730-1995) Penetapan kadar air Prosedur penetapan kadar air mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 06 3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif. Contoh uji arang sebanyak 1 g dikeringkan dalam oven pada suhu sekitar 100 0 hingga 150 0 C sampai beratnya konstan. Kemudian dimasukkan ke dalam desikator sampai bobotnya tetap dan ditentukan kadar airnya dalam persen (%) [6]. Kadar air arang dihitung dengan rumus sebagai berikut : (1) Pengujian rendemen (yield) Pengujian dengan cara menimbang massa awal arang dan massa akhir karbon aktif setelah aktivasi [6]. Rendemen (%) = x 100% (2) 4. Filterisasi atau Penyaringan Larutan artificial adalah larutan induk yang mempunyai kadar logam berat untuk digunakan sebagai larutan kerja dengan kadar yang lebih rendah. Limbah Cu dibuat dari serbuk CuSO 4.5H 2O. Karbon aktif yang telah diaktivasi sebanyak 3 gram direndam dalam 15 ml limbah Cu selama 4 jam. Kemudian dilakukan uji adsorpsi menggunakan cara kontinyu dengan mengalirkan limbah searah gravitasi ke bawah. Kemudian melakukan uji Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) untuk mengetahui tingkat kemampuan karbon aktif mengadsorpsi logam Cu yang terkandung dalam larutan artificial limbah Cu. (c) (e) (a) (d) (f) (b) (g) (h) Gambar 2. (a) pembentukkan granul arang tempurung kelapa; (b) pencucian granul arang tempurung kelapa; (c) aktivasi kimia dengan merendam granul arang tempurung kelapa dalam larutan NaOH; (d) proses aktivasi fisika dengan tungku horizontal; (e) proses filterisasi; (f) granul arang hasil filterisasi; (g) limbah Cu hasil filter; (h) pengujian AAS 3. Hasil dan Pembahasan Pembuatan Karbon Aktif Aktivasi kimia dilakukan dengan merendam 10 gram granul arang tempurung kelapa dalam larutan NaOH dengan variasi konsentrasi 1%, 2%, 4%, dan 7% selama 24 jam. Dari Gambar 2 (g). terlihat bahwa larutan hasil filterisasi berwarna cokelat kehitaman. Hal ini dikarenakan larutan NaOH bersifat basa kuat yang korosif sehingga menghasilkan banyak abu yang terlepas dari arang. Aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas Argon pada tungku horizontal dengan suhu 400 0 C dan laju aliran 200 kg/m 3 selama 1 jam. Perlakuan panas pada karbon dalam suasana inert atau vakum dapat menghilangkan kelompok oksida permukaan tersebut sehingga pori yang terbentuk 62

akan semakin banyak. Pada Gambar 3. karbon aktif hasil aktivasi fisika terlihat lebih berwarna hitam dan beberapa granul berwarna kebiruan dari pada karbon aktif yang hanya di aktivasi kimia saja serta serbuk karbon aktif yang didapat semakin halus. Hal ini menunjukkan bahwa pada aktivasi fisika terdapat pemecahan kembali rantai karbon yang masih tersisa. Gambar 3. karbon aktif hasil aktivasi kimia fisika Hasil Pengujian Kualitas Karbon Aktif Karbon aktif merupakan bahan yang memiliki suatu sifat fisika dan kimia tersendiri. Sifat fisika dan kimia arang aktif dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persyaratan Karbon Aktif Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 06-3730-1995) Jenis Persyaratan Bagian yang hilang pada Max 15% pemanasan 950 0 C Kadar Air Max 10% Kadar Abu Max 2.5% Bagian yang tidak Tidak nyata diperarang Daya serap terhadap larutan Min 20% Karakterisasi bertujuan untuk mengetahui sifatsifat dasar arang hasil aktivasi. Salah satu karakterisasi tersebut yaitu analisa kadar air. Gambar 4. berikut merupakan hasil penelitian yang menunjukkan karakterisasi arang tempurung kelapa yang telah diaktivasi. Kadar Air (%) 10 Persentase Kadar Air Karbon Aktif 8 6 4 2 1%, 7.916 2%, 6.663 4%, 4.752 7%, 6.521 0 Gambar 4. Hasil pengujian kadar air karbon aktif dengan aktivator NaOH Penurunan kadar air sangat erat hubungannya dengan sifat higrokopis dari aktivator NaOH. Terikatnya molekul air yang ada pada karbon aktif oleh aktivator menyebabkan pori-pori pada karbon aktif semakin besar. Semakin besar pori-pori maka luas permukaan karbon aktif semakin bertambah. Bertambahnya luas permukaan ini mengakibatkan semakin meningkatnya kemampuan adsorpsi dari karbon aktif. Meningkatnya kemampuan adsorpsi dari karbon aktif maka semakin baik kualitas dari karbon aktif tersebut. Dari Gambar 4. dapat dilihat bahwa kadar air yang terkandung masih sesuai persyaratan menurut SNI 06-3730-1995 yaitu kurang dari 10%, meskipin pada NaOH 7% mengalami kenaikan tetapi tidak melebihi dari batas syarat. Hal ini menunjukkan kualitas karbon aktif yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup baik. Rendemen (%) Gamabr 5. Hasil pengujian rendemen (yield) karbon aktif dengan aktivator NaOH Penetapan rendemen karbon aktif bertujuan untuk mengetahui jumlah karbon aktif yang dihasilkan dari proses karbonisasi dan aktivasi. Pada NaOH 4% terlihat bahwa nilai rendemen meningkat. Hal ini disebabkan konsentrasi bahan kimia yang ditambahkan dalam aktivasi dapat memperlambat laju reaksi pada proses oksidasi sehingga meningkatkan nilai rendemen. Hasil Pengujian Daya Adsorpsi Dari Tabel 2. memperlihatkan bahwa karbon aktif yang diaktivasi menggunakan NaOH cukup efektif untuk mengadsorpsi logam Cu. Tabel 2. Hasil adsorpsi logam Cu oleh karbon aktif aktivasi NaOH Konsentrasi Awal Konsentrasi Fe NaOH Cu (ppm) (ppm) 1% Persentase Rendemen Karbon Aktif 79.5 79 78.5 78 77.5 77 76.5 76 75.5 1%, 78.93822 2%, 75.85513 4%, 77.39382 7%, 77.68993 0.4687 2% 0.5212 2.4512 4% 0.5316 7% 0.5399 63

Daya Adsorpsi (%) Persentase Daya Adsorpsi Karbon Aktif 81.5 81 80.5 80 79.5 79 78.5 78 77.5 Gambar 6. Hasil pengujian daya adsorpsi karbon aktif dengan aktivator NaOH Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan, maka semakin menurun persentase logam Cu teradsorpsi dalam limbah cair, seperti terlihat pada Gambar 6. Persentase logam Cu teradsorpsi maksimum dihasilkan oleh karbon aktif dengan larutan aktivator NaOH 1% sebesar 80.87%. Kesimpulan 1%, 80.87 2%, 78.73 4%, 78.31 7%, 77.97 Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1. Karbon aktif dapat digunakan dalam proses adsorpsi logam berat Cu. Semakin baik karbon aktif yang digunakan maka akan semakin baik juga hasil filter logam berat tersebut, dan semakin banyak jumlah pori yang terbentuk maka karbon aktif yang dihasilkan akan semakin baik. 2. Penurunan kadar air sangat erat hubungannya dengan sifat higrokopis dari aktivator NaOH. Terikatnya molekul air yang ada pada karbon aktif oleh aktivator menyebabkan pori-pori pada karbon semakin besar. 3. Karbon aktif yang mempunyai persentase logam Cu teradsorpsi maksimum dihasilkan oleh karbon aktif dengan larutan aktivator NaOH 1% sebesar 80.87%. Daftar Acuan [1] Chodijah, S., Pemanfaatan Arang Batok Kelapa dan Batubara sebagai Karbon Aktif untuk Material Penyimpan Hidrogen, in Fakultas Teknik Program Studi Metalurgi dan Material Kekhususan Korosi dan Perlindungan Logam. 2011, Universitas Indonesia: Depok. p. 76 [2] Esmar Budi, 2011. Tinjauan Proses Pembentukan dan Penggunaan Arang Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar, Jurusan Fisika, FMIPA, Jurnal Penelitian Sains Universitas Negeri Jakarta, Indonesia [3] Pari, G. dan Sailah, I. 2001. Pembuatan Arang Aktif Dari Sabut Kelapa Sawit Dengan Bahan Pengaktif NH 4HCO 3 dan (NH 4) 2CO 3 Dosis Rendah. Bogor [4] Perdana, N.R.W, 2007, Adsorpsi Cr (VI) dengan menggunakan Abu Sekam Padi sebagai Adsorbent, Skripsi, Institut Teknologi Surabaya, Surabaya [5] Rochayatun, E., Edward & Rozak, A. 2003. Kandungan Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn, Ni, Cr, Mn & Fe Dalam Air Laut Dan Sedimen Di Perairan Kalimantan Timur. Jurnal Oseanologi dan Limnologi, 35 (1): 51-71 [6] Subadra, I., Bambang S., dan Iqmal T., 2005, Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dengan Aktivator (NH4)HCO3 sebagai Adsorben untuk Pemurnian Virgin Coconut Oil, Skripsi jurusan Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta Ucapan Terimakasih Disampaikan kepada Dr. Esmar Budi, M.T dan Umiatin, M.Si sebagai pembimbing dalam penelitian ini, serta Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Jurusan Kimia dan Laboratorium Fakultas Teknik, Jurusan Fisika dan Universitas Negeri Jakarta atas fasilitas penelitian yang telah diberikan. 64