UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERBAIKI AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHINEKA KARYA 05 TERAS BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

STRATEGI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menjelaskan bahwa tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bulan Bintang, 1977), hlm Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta:

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

A. Latar Belakang Masalah

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat adalah berkisar pada permasalahan Juvenile (remaja), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm Fathul Mu in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai krisis yang dialami oleh Bangsa Indonesia, baik krisis moral

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. agar pelajaran yang diterapkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa sehingga

PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR. Skripsi. Diajukan Oleh : J A S M A N I

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

PROBLEMATIKA DAN SOLUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 LANGSA SKRIPSI. Diajukan Oleh : AZHARI

BAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting,

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, dari penelitian yang berjudul: Peran Bimbingan Konseling dan Pendidikan Agama

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PENGARUH ORANG TUA MERANTAU TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS XI SMA NEGERI JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa peralihan antara masak kanak kanak dengan masa dewasa. Yang

Transkripsi:

0 UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMPERBAIKI AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BHINEKA KARYA 05 TERAS BOYOLALI (STUDI KASUS KENAKALAN SISWA ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh : AHMAD SUPRIYADI NIM. G000110054 NIRM. 11/X/02.2.1/0926 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

1 ABSTRAK Inti ajaran Rasulullah SAW adalah perbaikan akhlak. Inti ajaran ini berkaitan dengan salah satu krisis yang dirasakan bangsa Indonesia, yaitu krisis moral. Gambaran kenakalan remaja dapat dilihat melalui media cetak maupun elektronik bahkan dapat diketahui langsung, tawuran antar pelajar, penghadangan terhadap guru, pengrusakan gedung-gedung sekolah, perkelahian antar pelajar, obat-obat terlarang, minuman keras yang dibawa pelajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan Bhineka Karya 05 Teras adalah salah satu sekolah swasta yang beralamat di Jalan Raya Solo-Boyolali Teras, Kabupaten Boyolali merupakan sebuah institusi pendidikan dengan kondisi siswa berlatar belakang keluarga tidak mampu dan broken home. Persoalan akhlak dan budi pekerti yang sampai saat ini masih sering muncul adalah kurangnya sopan santun siswa terhadap guru, dalam berkomunikasi dengan guru menggunakan bahasa yang tidak etis (pakai jawa ngoko), sering membantah apabila diberi pengarahan dan kurang berbakti kepada orang tua dengan salah satu bukti tidak membayarkan uang SPP kepada sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan usaha apa saja yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam untuk memperbaiki akhlak siswa di SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali sedangkan manfaat yang akan diambil adalah sebagai pertimbangan bagi orang tua, guru dan sekolah dalam menanamkan pendidikan agama. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan faktor-faktor masalahmasalah berkaitan dengan rendahnya akhlak siswa di SMK Bhineka Karya 05 Teras, Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), dengan metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan proses analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa upaya yang selama ini telah dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMK Bhineka Karya 05 Teras untuk mengurangi penyimpangan akhlak pada siswa-siswanya antara lain melibatkan siswa terhadap kegiatan hari besar Islam seperti kegiatan zakat fitrah dan penyembelihan hewan qurban, secara rutinitas membaca surat pendek di awal masuk kelas sebagian siswa lain menyimak dan pelanggaran yang dilakukan siswa dengan menghadirkan orang tua wali murid untuk mengkomunikasikan masalah yang sedang dihadapi siswa. Kata kunci : Pendidikan Agama Islam, Akhlak, Siswa iii

1 PENDAHULUAN Akhlak adalah istilah bahasa Arab yang asal katanya khuluk berarti perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun tercela. Istilah Akhlak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengandung pengertian sebagai suatu budi pekerti atau kelakuan. Jika diurai secara bahasa, akhlak berasal dari rangkaian huruf kha-laqa yang berarti menciptakan. Dalam Islam, pengertian akhlak adalah suatu perilaku yang menghubungkan antara Allah SWT dan makhluknya. Akhlak menyangkut kondisi internal, suasana batin seseorang sebagai individu. Inti ajaran Rosulullah SAW adalah perbaikan akhlak. Inti ajaran ini berkaitan dengan salah satu krisis yang dirasakan bangsa Indonesia, yaitu krisis moral. Informasi yang masuk hampir keseluruh wilayah Indonesia, baik melalui media cetak maupun elektronik sekarang ini, semakin mengkhawatirkan semua kalangan, baik orang tua, pendidik, dan masyarakat pada umumnya. Tekhnologi yang semula bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, ternyata malah berdampak negatif bagi perkembangan generasi muda sekarang ini. Keadaan ini dipengaruhi lagi dengan semakin minimnya pengalaman agama dan menurunnya nilai-nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya bagi kebanyakan para remaja sekarang ini. Gambaran kenakalan remaja dapat dilihat melalui media cetak maupun elektronik bahkan dapat diketahui langsung, tawuran antar pelajar, penghadangan terhadap guru, pengrusakan gedunggedung sekolah, perkelahian antar

2 pelajar, obat-obat terlarang, minuman keras yang dibawa pelajar baik disekolah maupun diluar sekolah. Tujuan pendidikan Islam yang sejalan dengan misi Islam yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlakul karimah. Adapun tujuan utama dari pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang sanggup swasta yang beralamat di Jalan Raya Solo-Boyolali Teras, Kabupaten Boyolali merupakan sebuah institusi pendidikan dengan kondisi siswa berlatar belakang keluarga tidak mampu dan broken home. Hasil wawancara pada tanggal 20 Mei 2015 dengan Kepala Sekolah SMK Bhineka Karya 5 Teras didapatkan penjelasan bahwa akhlaq dan budi pekerti siswa saat ini masih menghasilkan orang-orang tergolong rendah. Beberapa bermoral, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi. Tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang dilakukan melalui proses pembinaan secara bertahap. 1 SMK Bhineka Karya 05 Teras adalah salah satu sekolah 1 Al-Abrasy, Muhammad Athiyah. 1974. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta. persoalan akhlaq dan budi pekerti yang sampai saat ini masih sering muncul adalah kurangnya sopan santun siswa terhadap guru, dalam berkomunikasi dengan guru menggunakan bahasa yang tidak etis (pakai jawa ngoko), sering membantah apabila diberi pengarahan dan kurang berbakti kepada orang tua dengan salah satu

3 bukti tidak membayarkan uang SPP kepada sekolah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah adalah: Upaya apa sajakah yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam untuk memperbaiki akhlaq siswa di SMK Bhineka Karya 05 Teras 2. Manfaat praktis a. Memberikan masukan kepada siswa agar berhatihati sehingga tidak terjerumus pada tindakantindakan yang melanggar hukum atau agama. b. Pertimbangan bagi orang tua, guru dan sekolah dalam Boyolali? Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik menanamkan agama. TINJAUAN PUSTAKA pendidikan teoritis maupun praktis, antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Menambah Tinjauan pustaka yang dijadikan rujukan diantaranya sebagaimana yang telah dilakukan oleh : 1. Nurul Khafshohtul (IAIN pengetahuan/wawasan bagi Walisongo Semarang, 2008) dengan penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. b. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan. judul penelitian Peranan Guru PAI dalam Pembentukan Akhlak Siswa pada Masa Pubertas di SMP Nurul Ulum Karangroto Genuk Semarang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: a. Keadaan

4 Akhlak Siswa pada Masa Pubertas di SMP Nurul Ulum pada umumnya sudah cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih mempunyai akhlak kurang baik, diantaranya: bolos sekolah, meninggalkan jam pelajaran, berbicara kurang sopan, tidak mengikuti upacara, bahkan ada berapa siswa yang berani merokok di lingkungan sekolah, meminta uang secara paksa kepada temannya, berkelahi atau tawuran sampai minum-minuman keras, b. Peranan guru PAI sangat penting karena guru PAI merupakan pelaksana dalam pendidikan agama di sekolah. Peranan guru untuk membimbing siswa dalam praktik kehidupan 2. Anang Farid Wahyudi (UMS, 2008) judul penelitian: Hubungan Antara Pendidikan Agama dengan Kenakalan Remaja pada Siswa SMA AL Islam 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008. Hasil perhitungan dan analisa data, menunjukkan bahwa kenakalan remaja pada siswa SMA Al Islam 3 Surakarta tahun pelajaran 2007/2008 termasuk dalam kategori rendah. Ini ditunjukkan dari 70 siswa, 32 siswa atau 45,7 % memiliki skor rendah dan 54,3 % memiliki skor tinggi 3. 3. Heni Marlinawati (UMS, 2001), dalam skripsinya yang berjudul "Konsep Pendidikan keluarga (studi atas pemikiran Hasan Langgulung)" menyimpulkan bahwa pendidikan sehari-hari akan menuntun pembentukan karakter siswa yang berada pada masa pubertas 2. 2 Nurul Khafshohtul. Peranan Guru PAI dalam Pembentukan Akhlak Siswa pada Masa Pubertas di SMP Nurul Ulum Karangroto Genuk Semarang. (IAIN Walisongo Semarang, 2008) 3 Anang Farid Wahyudi. Hubungan Antara Pendidikan Agama dengan Kenakalan Remaja pada Siswa SMA AL Islam 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008. (UMS, 2008)

5 agama Islam dalam keluarga sangatlah penting sebagai pondasi bagi pembentukan dan pembiasaan anak-anak agar menjadi manusia yang berkepribadian Islam. Dengan demikian anak-anak memasuki kehidupan yang berhasil dan mulia serta dapat mengamalkan ajaranajaran atau syari'ah Islam. Fungsi pendidikan yang menjadi tugas keluarga secara umum adalah menyiapkan cinta mencintai dan keserasian diantara anggotaanggotanya, spiritual, akhlak, jasmani, intelektual, emosional, penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan penulis lakukan, akan tetapi ada perbedaan yang mendasar, yaitu penelitian yang terdahulu hanya mengaitkan hubungan antara keluarga dengan pendidikan agama saja namun belum kepada tingkat kenakalan anak/remaja serta pengaruhnya terhadap kepribadianan anak. Skripsi ini akan meneliti upayaupaya yang dilakukan guru pendidikan agama Islam untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali. sosial dan menolong mereka menumbuhkan pengetahuan, METODE PENELITIAN ketrampilan sikap dan kebiasaan yang diingini oleh anak 4. Berdasarkan karya tulis skripsi di atas memang telah ada 4 Heni Marlinawati. dalam skripsinya yang berjudul "Konsep Pendidikan keluarga (studi atas pemikiran Hasan Langgulung). (UMS, 2001). Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif karena data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak berupa angka-angka yang mengarah pada ratarata, tetapi data yang terkumpul

6 berbentuk kata-kata lisan yang lebih mencari makna. Penelitian ini bersifat deskriptif sebagai salah satu jenis penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan yang menggejala di masyarakat, hubungan antar variabel, pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antara fakta, dan lain-lain 5. Sumber data adalah sumber diperolehnya informasi yang terkait dengan objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah peran kepala sekolah serta faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah dalam meningkatkan pembelajaran. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut: metode observasi, wawancara, dokumentasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitan deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, di mana penelitian ini digunakan sebagai kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposif, dan hasil penelitian kualitatif sekolah dan guru-guru yang ada di 5 http://www.bimbingan.org/pengertiandeskriptif-kualitatif-dan-kuantitatif.htm

7 lebih menekankan makna dari pada generalisasi 6. Metode deskriptif dapat disimpulkan sebagai sebuah metode yang bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan keadaan di lapangan induktif merupakan metode yang menggambarkan permasalahan atau kasus yang dikemukakan berdasarkan fakta yang ada dan berpijak pada fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti untuk dipecahkan permasalahannya 8. secara sistematis melalui fakta-fakta dengan interpretasi yang tepat dan data yang saling berhubungan, serta bukan hanya mencari kebenaran mutlak tetapi pada hakikatnya mencari pemahaman observasi. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan induktif. Pendekatan induktif merupakan pendekatan yang diambil dari fakta yang terjadi dilapangan selanjutnya peneliti menganalisis fakta yang ditemukan 7. Dapat di simpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan 6 Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis.(Bandung: Alfabeta,2008), hlm. 14 7 https://hasanaguero.wordpress.com/2012/05/14 /berpikir-induktif-dan-deduktif/ HASIL PENELITIAN A. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Penyimpangan akhlaq Siswa di SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali Secara psikologis pelajar usia remaja merupakan masa transisi dari remaja menuju kedewasaan dimana didalamnya terjadi gejolakgejolak batin dan luapan ekspresi kretivitas yang sagat tinggi. Jika lupan-luapan dan pencarian jati diri ini tidak terpenuhi maka mereka akan cenderung mengekspresikanya 8 Kaelan. Metode Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta, 2012), hlm. 200

8 dalam bentuk kekecewaankekecawaan dalam bentuk negatif. Seperti yang telah peneliti paparkan pada sub-sub terdahulu, bahwa guru harus sedini mungkin berupaya keras untuk mencegah dan mengatasi penyimpangan akhlaq siswa yang terjadi di lingkungan SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali supaya penyimpangan akhlaq tersebut tidak menjadi penyimpangan akhlaq siswa yang lebih berat dan mengarah pada pelanggaran hukum. Dalam hal ini guru pendidikan agama Islam menjadi mediator terbesar dalam menyampaikan nilai-nilai agama kepada siswa-siswi mereka, hal ini di latar belakangi karena faktor yang paling dominan penyebab terjadinya penyimpangan akhlaq siswa-siswi adalah kurang memahami dan mengerti dalam menjalankan nilainilai agama yang berlaku. Upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam yaitu pertama yaitu bimbingan kepada anak yang melakukan pelanggaran, mereka tidak kita hukum secara fisik namun berupaya menghukum yang bersifat pendidikan. Contohnya kalau memberikan nasihat tidak dengan marah-marah dan berkata kotor, akan tetapi justru memakai bahasa sehalus mungkin. Artinya menyentuh hatinya karena mereka di rumah sudah terbiasa dengan kata-kata kotor yang datang dari keluarganya ataupun dari lingkungannya sehingga justru di sekolah ini merupakan wadah agar dapat memberikan pendidikan yang baik. Apabila beberapa upaya preventif yang dilakukan oleh guru

9 dan pihak sekolah belum mencapai hasil sesuai yang telah direncanakan, maka langkah berikutnya yakni dengan pemberian hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan, lalu dipanggil kedua orang tuanya atau walinya, membuat surat pernyataan, diskorsing, dan di keluarkan dari sekolah apabila dianggap telah melampaui batas dan tidak bisa diperingatkan lagi oleh pihak yang berwenang. Dari beberapa upaya yang dilakukan dalam mengatasi mengulangi perbuatan yang telah mereka lakukan adalah salah sehingga tidak melakukan lagi. B. Problematika dalam Mengatasi Penyimpangan akhlaq Siswa di SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali Pendidikan agama yang diberikan oleh guru pendidikan agama Islam SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali kepada siswanya ternyata belum bisa menjamin sepenuhnya akhlak yang positif dari siswanya tersebut, karena di SMK ini masih banyak penyimpangan akhlaq siswa-siswi pelanggaran-pelanggaran dan SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali tersebut secara umum mendapat hasil yang cukup baik. Keberhasilan ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswasiswi yang bersangkutan, yang mana siswa-siswi tersebut tidak penyimpangan akhlaq yang dilakukan oleh berapa siswa, hal ini yang menyebabkan guru pendidikan agama Islam dan pihak sekolah tertantang untuk mengatasi penyimpangan akhlaq yang ada dengan bersungguh-sungguh dan

10 sedini mungkin guna pencapaian akhlak yang lebih baik bagi siswanya. Penyimpangan akhlaq di SMK Bhineka Karya 05 Teras berpendapat bahwasanya bentukbentuk penyimpangan akhlaq siswa yang terjadi di SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali masih bersifat ringan bersifat Boyolali masuk dalam amoral dan asosial dan masih penyimpangan akhlaq ringan sesuai pendapat Zakiah Daradjat dalam bukunya Nilai-nilai Moral di Indonesia. Menurut Rifa Hidayat dalam bukunya Psikologi Pengasuhan Anak, penyimpangan belum masuk ke taraf kriminal. Namun, hal itu bisa saja berubah menjadi satu pelanggaran hukum apabila upaya mengatasinya tidak dilakukan secara sungguh-sungguh dan sedini mungkin. akhlaq di SMK Bhineka Karya 05 Berdasarkan bentuk Teras Boyolali ini termasuk penyimpangan akhlaq yang tidak dapat digolongkan pada pelanggaran hukum penyimpangan akhlaq tersebut termasuk amoral, asosial, dan melanggar terhadap aturan dan norma yang berlaku di masyarakat, serta pelanggaran terhadap aturan dalam agama. Berdasarkan hal tersebut peneliti penyimpangan akhlaq siswa yang ada di SMK Bhineka Karya 05 Teras Boyolali merupakan akibat dari faktor yang beragam pula. Latar belakang atau input dari masing-masing siswa juga sangat beragam, baik dari keluarga, asal sekolah, pergaulan di lingkungan. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga,

11 lingkungan, dan kurangnya pengetahuan agama merupakan maksud untuk menyisibkan nilainilai keagamaan. penyebab terjadinya 2. Melibatkan siswa terhadap penyimpangan akhlaq siswa, oleh karena itu memberikan suatu perhatian, pengawasan dan bimbingan merupakan hal yang sangat penting dalam keluarga. kegiatan hari besar Islam seperti kegiatan zakat fitrah dan penyembelihan hewan qurban. 3. Secara rutinitas membaca surat pendek diawal masuk kelas sebagian siswa lain menyimak KESIMPULAN Guru PAI dalam mengatasi penyimpangan akhlaq siswa dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya yang dilakukan guru PAI 4. Pelanggaran yang dilakukan siswa dengan menghadirkan orang tua wali murid untuk mengkomunikasikan masalah yang sedang dihadapi siswa. yang dibantu dan didukung oleh seluruh komponen yang berada di SMK Bhineka Karya 05 teras Boyolali dengan memberikan nasihat agar menjadi siswa yang berkepribadian dan memberi SARAN-SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Kepada kepala sekolah diharapkan bimbingan mengembangkan turut memberikan solusi-solusi keimanan serta ketaqwaan dengan terbaik bagi pelaksanaan kegiatan pendidikan dengan banyak

12 menjalin komunikasi langsung dengan guru maupun murid, untuk memperoleh informasi yang jelas berlangsung di sekolah saja tetapi masyarakat dan orang tua ikut mendidik. tentang kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dan persoalan-persoalan yang dihadapi guru maupun siswa. 2. Kepada guru-guru yang mengajar mata pelajaran agama Islam (PAI), penulis menyarankan bahwa berdasarkan hasil penelitian ternyata upaya guru cukup baik dan tinggi sehingga hal ini merupakan satu modal penting, namun dirasa kurang kreatif dan beragam yang inovatif sesuai perkembangan usia anak remaja. 3. Kepada orang tua hendaknya memberikan tauladan yang baik kepada aanak-anaknya dan memberikan perhatian yang cukup dengan perkembangan anak, mengingat pendidikan tidak hanya DAFTAR PUSTAKA Al-Abrasy, Muhammad Athiyah. 1974. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Anang Farid Wahyudi. 2008. Hubungan Antara Pendidikan Agama dengan Kenakalan Remaja pada Siswa SMA AL Islam 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008. UMS: Surakarta. Heni Marlinawati. 2001. Konsep Pendidikan keluarga (studi atas pemikiran Hasan Langgulung). UMS: Surakarta. Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Paradigma. Nurul Khafshohtul. 2008. Peranan Guru PAI dalam Pembentukan Akhlak Siswa pada Masa Pubertas di SMP Nurul Ulum Karangroto Genuk Semarang. IAIN: Semarang. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. https://hasanaguero.wordpress.com/201 2/05/14/berpikir-induktif-dan-deduktif/ http://www.bimbingan.org/pengertiandeskriptif-kualitatif-dan-kuantitatif.htm