Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji geser langsung batu

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Metode uji kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi dan tidak terdrainase

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji daktilitas aspal

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Metode uji koefisien kelulusan air pada tanah gambut dengan tinggi tekan tetap

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 2006/2007 BAB X KONSOLIDASI 1 REFERENSI

Cara uji berat jenis tanah

Cara uji modulus elastisitas batu dengan tekanan sumbu tunggal

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

Cara uji penetrasi aspal

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Analisis kadar abu contoh batubara

Tata cara analisis data pengujian surutan bertahap pada sumur uji atau sumur produksi dengan metode Hantush-Bierschenk

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Revisi SNI Daftar isi

Tabel 1.1 Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Metode uji CBR laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

BAB III METODE PENELITIAN

Metode uji CBR laboratorium

Tata cara pembuatan benda uji di laboratorium mekanika batuan

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

SNI 2435:2008 Standar Nasional Indonesia

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

KASUS DILAPANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PROSES KONSOLIDASI PENURUNAN PENURUNAN AKIBAT KONSOLIDASI PENURUNAN AKIBAT PERUBAHAN BENTUK TANAH

Spesifikasi lapis fondasi agregat dan campuran beraspal panas menggunakan batukarang kristalin

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Bambu lamina penggunaan umum

Cara uji penyulingan aspal cair

KONSOLIDASI (ASTM D )

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Cara uji penentuan batas susut tanah

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

UJI KONSOLIDASI CONSTANT RATE OF STRAIN DENGAN BACK PRESSURE PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH BATUNUNGGAL (BANDUNG SELATAN)

SNI. Metode Pengujian Berat Jenis Dan penyerapan air agregat halus SNI Standar Nasional Indonesia

PENGUJIAN KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)

Semen portland komposit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia SNI 8072:2016 Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium ICS 91.010 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Halaman Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Arti dan kegunaan... 2 5 Ketentuan dan persyaratan... 2 6 Persyaratan uji... 3 7 Rumus perhitungan... 4 8 Pelaporan... 5 Lampiran A... 6 Lampiran B... 7 Lampiran C... 8 Lampiran D... 9 Bibliografi... 10 Gambar A1 - Contoh hasil pengujian keruntuhan tanah... 6 Gambar B1 - Contoh alat uji keruntuhan tanah... 7 Tabel 1- Klasifikasi potensi keruntuhan berdasarkan nilai I e (%)... 2 BSN 2016 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium disusun dengan mengacu pada ASTM D 5333-03, Standard test method for measurement of collapse potential of soils. Standar ini disusun untuk menyediakan acuan dalam pengujian pengukuran potensi keruntuhan tanah. Standar ini dipersiapkan oleh Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Sub Komite Teknis 91-01-S1 Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja Bidang Geoteknik, Bendungan dan Waduk. Standar ini telah disepakati dalam forum rapat konsensus oleh Sub Komite 91-01-S1 pada tanggal 4 Desember 2013 yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait serta telah melalui proses jajak pendapat tanggal 23 Juli 2014 sampai dengan 21 Oktober 2014. BSN 2016 ii

Pendahuluan Standar ini menguraikan prosedur pengujian pengukuran potensi keruntuhan tanah dengan menempatkan suatu benda uji pada kadar air aslinya ke dalam alat konsolidometer, memberikan tegangan vertikal yang telah ditentukan kepada benda uji dan menggenanginya untuk mengetahui potensi keruntuhan dari benda uji. Cairan yang digunakan berupa air destilasi apabila melakukan evaluasi terhadap indek keruntuhan I e cairan tersebut mensimulasi tekanan air pori dari contoh uji atau kondisi lapangan yang lain seperti yang diperlukan bila melakukan evaluasi terhadap potensi keruntuhan I c. Dengan adanya standar ini, maka diharapkan terwujudnya kinerja yang memenuhi persyaratan pengujian. BSN 2016 iii

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi : a) Standar menentukan besaran keruntuhan satu dimensi yang terjadi bila tanah tak jenuh digenangi atau dibasahi dengan cairan. b) Standar menentukan besaran potensi keruntuhan yang terjadi pada suatu tegangan vertikal dan indeks potensi keruntuhan. c) Cara uji ini meliputi pengaturan dan penyiapan benda uji, peralatan, serta prosedur untuk mengukur perubahan tinggi benda uji sehubungan dengan terjadinya keruntuhan. 2 Acuan normatif Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk melaksanakan standar ini. SNI 2812:2011, Cara uji konsolidasi tanah satu dimensi SNI 1965:2008, Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan 3 Istilah dan definisi Istlah dan definisi yang digunakan dalam standar ini sebagai berikut: 3.1 derajat keruntuhan kondisi yang menyatakan tingkat penurunan tanah berdasarkan besarnya indeks keruntuhan I e. 3.2 indeks keruntuhan (I e ) potensi keruntuhan yang ditentukan pada tingkat tegangan vertikal 200 kpayang dinyatakan dalam persen (%). 3.3 keruntuhan (collapse) tanah yang mudah runtuh (collepsible soil) tanah tertekan yang mengalami penurunan akibat pembasahan pada tegangan vertikal yang tetap. CATATAN Suatu tanah yang mudah runtuh dapat menahan tekanan vertikal yang lebih besar dengan deformasi yang kecil, meskipun pada kadar air yang rendah. Tetapi tanah ini akan menghasilkan penurunan (yang cukup besar) setelah terjadinya pembasahan dengan tanpa penambahan tekanan 3.4 potensi keruntuhan (I e ) BSN 2016 1 dari 10

besaran relatif keruntuhan tanah ditentukan pada sembarang tingkat tegangan yangdinyatakan dalam persen (%). 4 Arti dan kegunaan 4.1 Indeks keruntuhan I e, digunakan untuk mengukur indeks dasar dari sifat tanah dengan ketentuan sebagai berikut : a) I e sepadan dengan indeks ekspansi yang diukur sesuai dengan SNI 1965:2008 dan digunakan untuk menggambarkan tingkat keruntuhan dari suatu jenis tanah dalam suatu kondisi tertentu; b) I e, tidak dimaksudkan sebagai keruntuhan dari suatu kondisi lapangan seperti : pembebanan, struktur tanah atau kimiawi air tanah; c) I e, dikelompokanmenurut Tabel 1 berikut ini : Tabel 1- Klasifikasi potensi keruntuhan berdasarkan nilai I e (%) Potensi Penurunan I e % Tidak Potensi 0 Rendah 0,l - 2,0 Sedang 2,1-6,0 Tinggi 6,1-10,0 Sangat tinggi > 10 d) bila berat jenis diketahui data harus di plot dalam kurva regangan terhadap logaritma tegangan vertikal; angka pori dapat dipakai selain dari regangan. 5 Ketentuan dan persyaratan 5.1 Umum a) tingkat pemberian tegangan sebelum pembasahan ditentukan oleh tujuan dari pengujian I c dan I e. yang akan dicari menurut keperluan perencanaan; b) potensi keruntuhan I c, digunakan untuk memperkirakan penurunan yang dapat terjadi pada suatu lokasi. I c dihitung dengan persamaan (1) sampai (3), sedangkan penurunan lapisan dihitung dengan persamaan (4); 5.2 Benda uji a) benda uji dapat berupa contoh terganggu atau tidak terganggu. Karena tanah yang mudah runtuh sangat sensitif terhadap air diperlukan persiapan benda uji sesuai dengan SNI 2812:2011; b) benda uji harus diambil dengan menggunakan metoda kering; metoda pengambilan kering dilakukan dengan menggunakan auger tabung ganda atau pengambilan blok contoh; c) perendaman harus dilakukan dengan air destilasi atau deionisasi untuk menentukan I e ; BSN 2016 2 dari 10

d) penggunaan air perendaman disesuaikan dengan berbagai kondisi lapangan dan perubahan karakteristik airtanah dalam menentukan I e, hal tersebut harus dijelaskan dalam laporan. 5.3 Peralatan Peralatan pengujian yang digunakan harus memenuhi persyaratan peralatan yang digunakan sesuai SNI 2812:2011 dengan dilengkapi alat pemberian air dari bagian bawah. 5.4 Kalibrasi Kalibrasi alat ukur consolidometer menurut SNI 2812:2011. 6 Persyaratan uji a) Lakukan pengujian menurut SNI 2812:2011, dengan beberapa pengecualian sebagai berikut : 1) tempatkan benda uji (hasil trimming atau dipadatkan) dalam alat pembebanan dengan segera setelah massa basah dan tinggi awal diukur; 2) bungkus (tutup) ring benda uji, kertas saringan (bila ada) dan batu pori sesegera mungkin dengan menggunakan lembaran plastik, handuk, kertas lembab atau kertas aluminium untuk memperkecil perubahan kadar air dan isi akibat penguapan; 3) berikan tegangan awal sebesar 5 kpa supaya alat pembebanan tepat duduk pada tempatnya selama 5 menit. b) Berikan kenaikan tegangan setiap 1 jam pada kadar air asli sampai pada tegangan yang diperlukan; urutan kenaikan tegangan adalah 12, 25, 50, 100, 200 kpa dan seterusnya; catat deformasi sebelum setiap penambahan beban. Interval waktu antara penambahan-penambahan beban sebelum pembasahan adalah 1 jam untuk mencegah penguapan yang berlebihan yang akhirnya dapat mempengaruhi hasil pengujian. Tegangan yang diberikan pada benda uji sebelum pembasahan, tergantung pada harga I c dan I e yang disesuaikan dalam desain; c) Isi air dari bagian bawah benda uji, sehingga udara dapat keluar di dalam contoh; d) Rendam benda uji dengan air destilasi selama 1 jam setelah pembebanan pada tegangan vertikal tertentu dan setelah pencatatan deformasi; catat deformasi pada 0.1, 0.25, 0.50, 1.0, 2.0, 4.0, 8.0, kg/cm pada waktu 15 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam dan 24 jam setelah perendaman; Catatan : Tanah yang mempunyai permeabilitas tinggi akan mengakibatkan penurunan secara cepat sehingga sulit untuk diukur. e) Pada kondisi perendaman, lakukan penambahan beban selama 24 jam atau sampai konsolidasi primer selesai, sesuai SNI 2812:2011. f) Tingkatkan tegangan vertikal sesuai SNI 2812:2011, sampai mencapai tegangan yang diperlukan; atau sampai terjadinya kemiringan pada kurva deformasi terhadap tegangan seperti pada Lampiran A g) Catat deformasi terhadap waktu. BSN 2016 3 dari 10

7 Rumus perhitungan a) Potensi keruntuhan (I c ) dalam % persen dihitung, sebagai berikut: I c d f d ho o d i d h o o d f di 100 100..(1) ho Keterangan : d adalah pembacaan dial, (mm) d o adalah pembacaan pada kedudukan awal, (mm ) h o adalah tinggi awal contoh, (mm) d f adalah pembacaan pada tegangan tertentu setelah perendaman, (mm) d i adalah pembacaan pada tegangan tertentu sebelum perendaman, (mm) (d f - d o )/h o adalah regangan pada tegangan tertentu setelah pembasahan /penjenuhan (d i - d o )/h o adalah regangan pada tegangan tertentu sebelum pembasahan/ penjenuhan/perendaman b) Rumus perhitungan potensi keruntuhan dalam persamaan 1 dapat ditulis dalam fungsi angka pori dengan rumus : I c e x100%...(2) 1 e o Keterangan: adalahperubahan rasio pori akibat pembasahan/penjenuhan e e o adalah angka pori awal c) Karena pengujian dalam satu dimensi, maka persamaan 1 dapat ditulis : h I c x100%...(3) h o Keterangan: h adalah perubahan tinggi contoh akibat pembasahan, (mm) ho adalah tinggi awal dari contoh, (mm) d) Penurunan lapisan tanah untuk suatu tegangan vertikal, dihitung dengan rumus : H S xic. (4) 100 Keterangan: S adalah penurunan, (mm) H adalah ketebalan lapisan tanah, (mm) e) Indeks penurunan dihitung dengan rumus : I e = I c pada tegangan 200 Kpa.((5) BSN 2016 4 dari 10

Keterangan : Ic adalah potensi keruntuhan dalam (%) 8 Pelaporan Laporan harus mencakup informasi sebagai berikut : a) identifikasi dan deskripsi dari contoh tanah termasuk apakah contoh merupakan contoh terganggu atau contoh yang dipersiapkan dengan cara lain; b) kadar air awal dan akhir serta berat isi kering; c) ukuran contoh; d) deskripsi dari consolidometer; e) tingkat tegangan vertikal pada saat pembasahan; f) persentasekompresi atau regangan dari contoh pada saat tingkat tegangan akhir sebelum pembasahan; g) seluruhpenyimpangannya dari prosedur ini termasuk urutan pembebanan, proses penyiapan contoh, ukuran contoh dan cara perendaman; h) hitung indeks keruntuhan I e atau potensi keruntuhan l c ; i) nama penguji dan penanggung jawab pengujian. BSN 2016 5 dari 10

Regangan (d-do)/ho Prosen Lampiran A (informatif) Contoh hasil pengujian keruntuhan tanah Gambar A1 - Contoh hasil pengujian keruntuhan tanah keterangan : d adalah pembacaan (dial reading), (mm) d 0 adalah pembacaan dial reading at seating stres pada dudukan, (mm) adalah tinggi awal benda uji, (mm) h 0 Potensi Keruntuhan (I,) pada 1 00 kpa adalah I c = (9,6 1,5) = 8,1 keterangan : 9,6 % adalah regangan di titik C 1,5 % adalah regangan di titik B Tegangan Vertikal, KPa Potensi penurunan untuk tanah dengan ketebalan 3 m adalah 8,1 x 3/100 = 0,24 m Potensi keruntuhan (I c ) pada 40 kpa adalah: I c = (6,8 0,8) = 6, 0 Potensi keruntuhan untuk tanah dengan ketebalan 3 m adalah 6 x 3/1 00 =0.18 BSN 2016 6 dari 10

Keterangan : P adalah beban 1 adalah batu pori 2 adalah contoh tanah 3 adalah batu pori Lampiran B (informatif) Gambar Contoh alat uji keruntuhan tanah arloji ukur 1 2 3 P Gambar B1 - Contoh alat uji keruntuhan tanah air BSN 2016 7 dari 10

Lampiran C (informatif) Contoh hasil uji keruntuhan tanah SOIL MECHANIC LABORATORY CONSOLIDATION TEST (COLLAPSIBLE TEST) Project : Sample Apparatus : ST.8 Location : - Testted by : Srp. Bor/Test Pit No. : BH.1 Date : August 6, 2001 Depth : 4,00-4,50 m Weight of sample : 97,58 gr Soil Type : Silty clay Volume of smple : 61,12 cm 3 Colour : Brown Unit weight n : 1,60 t/m 3 Speciment Condition : Moisture content : 52,11 % Height : 1,93 cm Specific gravity : 2,6029 Diamater : 6,35 cm Time of Test (minute) Pressure (kpa) Load (kg) 5 10 20 40 80 100 200 400 - Water 6,840 6,811 6,782 6,686 6,628 6,588 60 ========== inundated =========== 0.00 6,550 0.10 6,226 0.25 5,885 0.50 5,645 1 5,414 2 5,224 4 5,161 8 5,100 15 5,064 30 5,035 60 5,015 120 4,998 240 4,992 480 4,990 1440 4,987 2 day 4,466 3 day 3,868 4 day Perbedaan (mm) : - Sebelum penggenangan - Sesudah penggenangan Regangan : - Sebelum penggenangan - Sesudah penggenangan 0,000-0,029-0,058-0,154-0,212-0,252-2,374-2,972-1,853 0,000 0,15-0,30-0,80-1,40-1,50-9,60-12,30-15,40 BSN 2016 8 dari 10

Strain (%) 0-2 -4-6 -8-10 -12-14 -16 PROJECT : Sample A Lampiran D (informatif) Contoh formulir CONSOLIDATION TEST (COLLAPSIBLE TEST) Undistured Elevation : - (m) colour : Brown water content : 52,11 (%) Untuk = 100 kpa PROJECT NO.: Sample tube number 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60708090100 200 300 400 TESTED BY : DATE : August. 6, 2001 APPENDIX NO.: B C D BSN 2016 9 dari 10

Bibliografi American Standard Test and Material, Terminologi, Relating to soil, Rock & Contained Fluids, D-653 American Standard Test and Material, Standard Test Method for Measurement of Collapse Potential of Soils, D 5333-1992. BSN 2016 10 dari 10