PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN LQ-45 PERIODE 2011-2014 IDA Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura EVI MALIA Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura ABSTRACT This study aims to test and find evidence of the effect of accounts receivable turnover of the company's liquidity, the effect of rotation of working capital to the company's liquidity, the effect of receivables turnover liquidity and working capital to the company. The population used in this study is the LQ-45 company listed on the Indonesia Stock Exchange during the 4-year observation period (2011-2014). Based on a sampling technique by using purposive sampling there were 19 companies LQ-45 into the sample. Analysis is conducted Multiple Linear Regression, Coefficient of Determination, T-test and F test by first doing the Classical Assumption Test calculation tool using SPSS 21. Based on partial results of statistical tests, indicating that the receivables turnover did not affect the company's liquidity, working capital turnover has an influence on the company's liquidity, and based on the results of statistical tests simultaneously, turnover of receivables and working capital turnover has an influence on the company's liquidity. Keywords : Turnover of receivables, working capital turnover, and liquidity. I. PENDAHULUAN Piutang adalah modal kerja yang selalu berputar yang perputarannya tergantung pada kebijakan manajemen terutama dalam kebijakan penagihan piutang dan kebijakan pemberian kredit. Makin tinggi perputaran menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau perputaran rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang. Hal tersebut memerlukan analisa lebih lanjut dari pihak manajemen perusahaan, mungkin karena bagian kredit dan pembagian tidak efektif dalam bekerja. Pengelolaan modal kerja merupakan tanggung jawab setiap manajer atau pimpinan perusahaan. Manajer harus mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar sumbersumber modal kerja dapat digunakan secara efektif dimasa mendatang. Manajer juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal kerja agar dapat menyusun rencana yang lebih baik untuk periode yang akan datang. Selain manajer, kreditur jangka pendek juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal kerja suatu perusahaan. Kreditur jangka pendek akan memperoleh kepastian kapan hutang perusahaan akan dibayar. Perputaran piutang dan perputaran modal kerja sangat penting bagi sebuah perusahaan karena merupakan rasio- rasio yang digunakan dalam mengukur efisiensi modal kerja dalam sebuah perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tidak mengalami hambatan dan kesulitan yang mungkin akan timbul. Besarnya modal kerja merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah likuiditas perusahaan.
Perputaran piutang yang tinggi maka kondisi modal yang ada akan semakin tinggi dan perusahaan dikatakan liquid. Apabila perputaran piutang rendah maka kondisi modal yang ada juga akan dikatakan rendah sehingga dikatakan illiquid atau tidak liquid. Perusahaan harus benar- benar teliti dalam menginvestasikan dana perusahaan dengan tujuan untuk menjaga likuiditas perusahaan. LQ 45 merupakan salah satu indeks di bursa efek Indonesia (BEI). Daftar saham yang menjadi acuan penghitungan indeks LQ 45 yang diperbaharui setiap 6 bulan sekali. Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal ini merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuidasi perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus) dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Perusahaan yang mengabaikan tingkat likuiditas perusahaannya menunjukkan ketidak mampuan manajemen dalam mengelola perusahaannya, dan tidak bisa memperoleh laba yang maksimal karena modal kerja yang dimiliki tidak digunakan secara efisien. Sehingga berdasarkan fakta diatas, maka timbullah suatu permasalahan yaitu apakah perputaran piutang dan perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan LQ 45? II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Debbianita (2012) menguji tentang pengaruh perputaran piutang dan perputaran modal kerja terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negative pada perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan, terdapat pengaruh positif pada perputaran modal kerja terhadap likuiditas perusahaan, dan terdapat pengaruh positif perputaran piutang dan perputaran modal kerja terhadap likuiditas perusahaan. B. Perputaran Piutang Piutang selalu dalam keadaan berputar dalam periode perputaran, periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung pada syarat pembayaran. Makin lemah, makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Dalam hal ini tingkat perputaran piutang memberi gambaran berapa kali dalam rata-rata piutang terjadi atau timbul dan diterima pembayarannya dalam suatu periode (Subramanyam, 2010:251).Dengan demikian dalam tingkat perputaran piutang dapat ditentukan sebagai berikut: Menurut Subramanyam (2010:251), Ada kalanya angka penjualan kredit untuk satu periode tidak diperoleh, maka yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.rata- rata piutang diperoleh dengan cara sebagai berikut : C. Perputaran Modal Kerja Menurut Debbianita (2012:9), Perputaran modal kerja merupakan
bagian dari rasio aktivitas yang mana rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk setiap modal kerja yang dimiliki. Adapun formulasi dari rasio ini yakni: D. Likuiditas Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Subramanyam, 2010:241). Secara konvensional, jangka pendek dianggap periode hingga satu tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasional normal suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelian produksi penjualan - penagihan).yang dalam penelitian ini menggunakan proksi current ratio untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Adapun formulasi Current Ratio adalah sebagai berikut: Indikator: current ratio dikatakan atau dianggap baik dalam membayar hutang lancarnya bila nilainya lebih dari 2. E. Hipotesis Penelitian H1: Perputaran piutang (X1) berpengaruh terhadap Likuiditas (Y) perusahaan. H2: Perputaran modal kerja (X2) berpengaruh terhadap likuiditas (Y) perusahaan. H3: Perputaran piutang (X1) dan perputaran modal kerja (X2) berpengaruh terhadap likuiditas (Y). III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. B. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen ( Bebas ) a. Perputaran Piutang ( X1 ) Perputaran piutang adalah perputaran untuk mengetahui sejauh mana perputaran piutang dapat terbayarkan, yang nantinya dinyatakan dalam skala rasio dengan rumus sebagai berikut: b. Perputaran Modal Kerja ( X2 ) Perputaran modal kerja merupakan bagian dari rasio aktivitas yang mana rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk setiap modal kerja yang dimiliki. Adapun formulasi dari rasio ini yakni: 2. Variabel Dependen ( Y ) a. Likuiditas perhatian utama dalam sebuah pengamatan.variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.variabel dependen pada penelitian ini adalah likuiditas yang mencerminkan kemampuan perusahaan sejauh mana perusahaan dapat membayar hutang lancarnya, yang nantinya dinyatakan dalam skala rasio dengan rumus sebagai berikut:
C. Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis yang perhitungannya menggunakan alat statistik SPSS 21 yakni sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas. b. Uji Autokorelasi c. Uji Multikoloniaritas d. Uji Heteroskedasitisitas 3. Regresi Linier Berganda Y= a + b1x1 + b2x2 + e 4. Koefisien Determinasi 5. Pengujian Hipotesis IV. HASIL PENELITIAN 1. Statistik Deskriptif Tabel 1 Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel Perputaran _Piutang Perputaran _Moker Likuiditas Valid N (listwise) Descriptive Statistics N Minim um Maxim um Mean 76,000 571,7 60 36,01 526 76-480,8 22,97 14,100 76 049 76,450 6,985 2,312 87 76 Std. Deviati on 101,38 2139 89,369 741 1,5728 22 Sumber: Data diolah SPSS 21 Berdasarkan hasil statistik deskriptif tersebut diketahui bahwa pada variabel perputaran piutang diperoleh nilai minimum 0,000 dan nilai maximum 571,760. Perputaran piutang selama periode penelitian ini memiliki nilai rata- rata sebesar 36,01526 yang artinya dari 19 perusahaan yang tercatat pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian, perputaran piutang mengalami peningkatan ratarata sebesar 36,01526 dari perputaran piutang tahun sebelumnya. Sedangkan standard devisiasi sebesar 101,382139. Artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel perputaran piutang adalah sebesar 101,382139. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Berdasarkan hasil pengujian normalitas diperoleh nilai Asymptotic Significance lebih dari 0,05 pada semua variabel yang diuji, yakni pada variabel perputaran piutang diperoleh nilai Asymptotic Significance sebesar 0,072. Pada variabel perputaran modal kerja diperoleh nilai Asymptotic Significance sebesar 0,067. Sedangkan pada variabel terikat yakni likuditas diperoleh nilai Asymptotic Significance sebesar 0,105. Hal ini mengindikasikan bahwa data variabel-variabel tersebut berdistribusi normal, sebab nilai signifikan yang dihasilkan lebih dari 0,05 yang berarti data akan mengikuti bentuk distribusi normal. b. Uji Autokorelasi Berdasarkan pengujian Durbin-Watson yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai Durbin- Watson Test untuk semua variabel menunjukkan nilai sebesar 1,460. Nilai DW terletak antara 0 < d < dl, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi positif antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1. c. Uji Multikolonieritas Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas diketahui bahwa semua variabel penelitian menghasilkan nilai tolerance lebih dari 0,10 yakni perputaran piutang menghasilkan nilai 0,995, perputaran modal kerja menghasilkan nilai 0,995, yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen (bebas). Hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan hal yang sama.
Tidak ada satuvariabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Yakni nilai perputaran piutang sebesar 1,005, nilai perputaran modal kerja sebesar 1,005. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Berarti pada model ini bisa dikatakan baik. d. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas ini, dapat diketahui bahwatitik-titik yang terlihat menyebar diatas maupun dibawah angka (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan. 3. Regresi Linier Berganda Berdasarkan pengujian regresi linier berganda yang telah dilakukan, maka dapat diketahui sebuah persamaan regresi sebagai berikut : Y = 2,278 + -0,003(perputaran piutang)+ 0,007(perputaran modal kerja). Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda tersebut diatas diketahui bahwa nilai yang paling dominan antara variabel independen terhadap variabel dependen yakni nilai dari perputaran modal kerja sebesar 0,007. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel independen perputaran modal kerja merupakan sumber informasi yang paling dominan mempengaruhi likuiditas pada penelitian ini. 4. Uji Koefisien Determinasi Hasil analisis dari model summary tersebut diatas diketahui bahwa besarnya angka dari koefisien korelasi (R) adalah 0,443 yang dapat diartikan bahwa hubungan/korelasi secara serempak antara variabel independen terhadap variabel dependen yakni 0.443. 5. Hasil Uji Statistik Parsial (Uji t) Pada variabel perputaran piutang memiliki nilai signifikansi sebesar 0,051 (> 0,05) yang berarti bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa tidak adanya pengaruh variabel perputaran piutang terhadap likuiditas. Variabel perputaran modal kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 (< 0,05) yang memiliki arti bahwa H0 ditolak dan H2 diterima. Dengan adanya nilai signifikansi sebesar 0,001 tersebut, membuktikan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. 6. Hasil Uji Statistik Simultan (Uji F) Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai signifikan 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang positif antara perputaran piutang, dan perputaran modal kerja terhadap likuiditas secara bersamasama (simultan). 7. KESIMPULAN Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji dan menemukan bukti mengenai perputaran piutang dan modal kerja mempengaruhi likuiditas atau tidak pada perusahaan yang tercatat pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Berdasarkan hasil pengujian Terhadap sampel dengan analisis regresi linear berganda dan menggunakan SPSS 21 dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan pengujian secara parsial perputaran piutang (X1) tidak berpengaruh terhadap likuiditas (Y) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Berdasarkan pengujian secara parsial perputaran modal kerja (X2) berpengaruh terhadap likuiditas (Y) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Berdasarkan pengujian secara simultan perputaran piutang (X1) dan perputaran modal kerja (X2) berpengaruh terhadap likuiditas (Y) pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 8. Daftar Pustaka 1. Debbianita, 2012. Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan: Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi. 2. Ghozali, Imam. 2013, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21 Edisi 7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 3. Hanafi, Mamduh. 2009. Analisis Laporan Keuangan Edisi 4. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 4. Harswa, Lelly arumsari. Analisis Perputaran Piutang Pada PT. PLN (Persero ) Area Pelayanan Jaringan Cimahi. 5. Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 6. Jusup, Haryono. 2011. Dasar- dasar Akuntansi. Yogyakarta : STIE. 7. Oktawidara, 2012. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis. 8. Setiawan, Andreas D. 2011, Faktor - faktor yang mempengaruhi Perataan laba (income smoothing) Pada perusahaan keuangan Yang terdaftar di BEI.Skripsi.Universitas Jember. 9. Subramanyam, dan Will, John. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. 10. Sugiono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. 11. Sulistiawan D., dan Feliana yie ke. 2006. Akuntansi Keuangan Menengah. Malang : Bayu Media. 12. Wulandari. 2013, Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Income Smoothing Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011.Skripsi. Universitas Diponegoro. 13. www.idx.co.id