BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

dokumen-dokumen yang mirip
Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. dua materi ajar, yakni materi bahasa dan materi sastra. Materi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan bahasa sebagai alat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sadar dapat mengembangkan aspek potensial dalam dirinya terhadap. sehingga Allah meninggikan kedudukannya beberapa derajat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, ada

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami putra-putri indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa indonesia. Bahasa indonesia juga merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. Maka dari itu melalui proses pengajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa mempunyai kemampuan yang memadai untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Bahasa indonesia terdapat dua aspek yang di pelajari yaitu ragam bahasa sastra dan non sastra. Dalam pembelajarannya guru tidak hanya mengajarkan kepada siswa untuk membuat, memahami, mengenal sejarah dan pengarang sastra, melainkan untuk menumbuh kembangkan akal budi siswa melalui kegiatan apresiasi dan ekspresi sastra sehingga tumbuh kemampuan menghargai sastra sebagai sesuatu yang penuh makna bagi kehidupan. Pengajaran sastra diharapkan dapat membimbing siswa agar memiliki wawasan tentang sastra, mampu mengapresiasi sastra, bersikap positif terhadap sastra, dan dapat mengembangkan kemampuan, wawasan, serta sikap positif 1

2 itu bagi kepentingan pendidikan. Tumbuhnya kesadaran siswa akan pentingnya mengapresiasi sastra akan mendorong mereka pada kemampuan melihat permasalahan secara objektif, membentuk karakter, merumuskan watak dan kepribadian. Kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Aspek kemampuan berbahasa meliputi keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam bahasa non sastra. Sedangkan aspek kemampuan bersastra meliputi keterampilan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis yang berkaitan dengan ragam sastra. Membicarakan pengajaran bahasa Indonesia tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kemampuan menulis seperti halnya dengan kemampuan berbahasa yang lain, yaitu tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Henry Guntur Tarigan, 1993: 3). ( http://definisipengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.html)

3 Menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki dan dikuasai oleh siswa sekolah dasar. Kemampuan menulis di sekolah dasar sangat penting karena merupakan penanaman dasar menulis ke jenjang yang lebih tinggi. Berbeda dengan kemampuan yang lain, kemampuan berbahasa, khususnya kemampuan menulis, sudah menuntut siswa untuk membangun pemahaman tentang tata cara menulis. Artinya, siswa sekolah dasar sudah dituntut mampu menggunakan ejaan, kosakata, dan mampu membuat kalimat dan menghubung-hubungkan kalimat dalam satu paragraf sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SD. Meski demikian, selama ini pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah cenderung konvensional, bersifat hafalan, penuh jejalan teori-teori linguistik yang rumit. Serta tidak ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Hal ini khususnya dalam kemampuan membaca dan menulis (Helpian Purnama: 2007). (http://definisipengertian.blogspot.com/2010/04/pengertianmenulis.html) Pembelajaran menulis di SD salah satunya adalah mempelajari tentang menulis puisi. Siswa dituntut untuk mengembangan ide atau gagasan dan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang indah. Demikian halnya dengan siswa kelas V SD, pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mereka mendapatkan materi tentang menulis puisi.

4 Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan menulis diharapkan siswa dapat mengemukakan pikiran, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai tulisan. (Nurgiyantoro, 2002:309). (http://definisipengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.html) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) pembelajaran puisi pada siswa kelas V sekolah dasar diajarkan dalam tiga standar kompetensi dasar yaitu: mendengar, membaca, dan menulis. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru harus menyusun dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar pembelajaran menjadi lancar sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai. Di dalam penyusunan RPP mengacu pada Standar kompetensi yaitu Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas serta kompetensi dasar yaitu menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Secara umum memang siswa mampu menulis puisi, namun mereka kurang memiliki ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan belum mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosa kata dan tata bahasa atau kaidah bahasa yang digunakan. Diksi, kata-kata kiasan, dan susunan kata yang masih belum dapat dipahami. Oleh karena itu dalam menulis puisi kurang dari kompetensi yang diinginkan dengan KKM yang telah ditentukan adalah rata-rata 70,00.Akibatnya nilai keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Ngarum 2 masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran menulis

5 puisi mencapai angka 61,12 (standar ketuntasan belajar minimal untuk Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Negeri Ngarum 2 adalah 70,00). Menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya kualitas pembelajaran menulis puisi di kelas V SD Negeri Ngarum 2 tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:(1) siswa kesulitan dalam menuangkan idenya kedalam bentuk kalimat puisi, (2) kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan topik menulis puisi, (3) kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangkan puisi, (4) guru kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa, (5) guru belum menemukan metode atau cara yang tepat untuk menyampaikan materi menulis puisi. Dapat dijelaskan dan diuraikan secara jelas pada uraian selanjutnya. Faktor yang pertama, siswa kesulitan menuangkan idenya kedalam bentuk tulisan. Jelas bahwa siswa sudah mempunyai ide tetapi kesulitan menuangkan dan mengembangkan ide tersebut untuk ditulisnya menjadi sebuah kalimat puisi yang jelas, singkat, padat, penuh makna dan imajinatif di karenakan rendahnya kosa kata yang dimiliki dan siswa kurang mampu menemukan kosa kata yang tepat untuk digunakan dalam menulis kalimat puisi. Sebuah rangsangan visual untuk membantu siswa dalam membangkitkan dan menciptakan imajinasi sangat bermanfaat. Siswa akan dapat lebih mudah mengeksplor apa yang dapat mereka lihat dan menuangkannya dalam bentuk tulisan dibandingkan dengan apa yang hanya diketahui siswa.

6 Faktor yang kedua, kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan topik menulis puisi. Sebelum menulis puisi langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik atau tema. Kebanyakan dari siswa masih kesulitan menentukan topik untuk menulis puisi, hal ini dilatar belakangi oleh kemampuan siswa untuk menciptakan dan mengemukakan sebuah kosa kata yang masih rendah. Faktor ketiga, yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangkan puisi. kebanyakan siswa masih menggunakan kata- kata yang jelas tetapi tidak bermakna, dan kurang berimajinasi, mengungkapkan apa yang mereka lihat dan apa yang menjadi pengalamannya dengan tidak memperhatikan keindahan kalimat puisi. Faktor keempat, guru kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa. Hal ini secara tidak langsung mempunyai hubungan timbal balik dengan penerapan atau penggunaan metode dan media oleh guru. Minat belajar sangat diperlukan untuk tercapainya tujuan dari sebuah pembelajaran. Jika minat belajar pada siswa sudah rendah maka kondisi siswa menjadi malas belajar yang ada hanya ramai sendiri, meletakkan kepalanya dimeja, mencoret-coret yang tidak perlu dan berbicara sendiri dengan teman sehingga suasana kelas sudah tidak nyaman untuk belajar. Berbanding terbalik jika minat siswa terhadap pembelajaran tinggi maka tujuan pembelajaran akan cepat tercapai karena siswa cepat menerima pembelajaran dan memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung Faktor kelima, guru belum menemukan metode dan media atau cara yang tepat untuk menyampaikan materi menulis puisi. Pada kenyataanya guru masih

7 menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi puisi. Sebuah metode yang tepat sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran. Secara tidak langsung metode dan media pembelajaran memberikan dampak terhadap minat belajar siswa. Metode pembelajaran yang menarik akan menimbulkan pembelajaran yang berkesan kepada siswa, sebaliknya metode pembelajaran yang kurang menarik akan menciptakan suasana pembelajaran yang monotone dan tidak bermakna. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Ngarum 2, diketahui adanya kesulitan siswa dalam menulis puisi. Kesulitan tersebut membuat siswa tidak dapat menentukan ide dalam membuat puisi. Kesulitan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor : 1. Ketertarikan siswa dalam menulis puisi kurang. Puisi adalah sebuah karya sastra yang singkat, jelas, padat dan penuh makna. Puisi juga mempunyai arti sebuah karya dari luapan hati seseorang yang berupa kata- kata kias baik itu luapan emosi, sedih, senang, bahagia, duka, perasaan terhadap sahabat. Tetapi kenyataanya siswa masih malas untuk menulis sebuah puisi, ramai sendiri dikelas, dan asal-asalan ketika menjawab pertanyaan. 2. Kurangnya buku pendamping Masalah lain yang menambah kesulitan siswa dalam menulis puisi adalah kurangnya buku pedamping pembelajaran menulis puisi, saat ini buku yang

8 tersedia hanya 2 macam yaitu buku paket bahasa indonesia dan modul atau LKS. Dari keterbatasan buku pendamping tersebut siswa mengalami minim pengetahuan terhadap menullis puisi. Dari masalah yang muncul, membutuhkan adanya perbaikan dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini dilakukan agar mendorong siswa secara keseluruhan terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Sehingga kemampuan dan prestasi meningkat. Pendekatan dan penggunaan media yang cocok adalah salah satu upaya yang harus digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Pendekatan belajar pada dasarnya adalah sebuah proses belajar mengajar melalui proses mengajar untuk mencapai pemahaman. Untuk itu peneliti bersama guru kelas V SD Negeri Ngarum 2 melakukan sharing ideas untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi kesulitan siswa dalam menuangkan idenya dalam bentuk tulisan yang indah sehingga keterampilan untuk menulis puisi siswa meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang mengacu pada proses peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaannya, PTK menggunakan strategi dan media pembelajaran yang mengarahkan siswa secara aktif dalam mengikuti pembelajaran dikelas sehingga tercapai tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran meningkat. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi yaitu dengan menggunakan media gambar tokoh kartun idola. Media gambar tokoh kartun idola merupakan salah satu contoh dari media pengajaran yang efektif dan memiliki banyak kelebihan. Salah satu kelebihannya ialah dapat

9 memperjelas suatu masalah serta mendorong dan mengajak siswa untuk menuangkan dan mengembangkan ide ataupun gagasan mereka kedalam bentuk tulisan untuk membuat puisi. Berdasarkan uraian di atas maka didakanlah penelitian dengan judul: UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR TOKOH KARTUN IDOLA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI NGARUM 2 KABUPATEN SRAGEN. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pembelajaran bahasa indonesia dengan materi pelajaran keterampilan menulis puisi melalui media gambar tokoh kartun idola, yang dibicarakan adalah kesesuaian isi dengan judul, diksi, kata konkret, penggunaan bahasa dan imaji. 2. Meningkatkan aspek afektif dan aspek kognitif siswa pada pelajaran menulis puisi. 3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media gambar tokoh kartun idola. 4. Penelitian hanya dibatasi pada kelas V SD N Ngarum 2 Kabupaten Sragen materi pembelajaran yaitu menulis puisi.

10 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan media gambar tokoh kartun idola akan meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Ngarum 2 Kabupaten Sragen? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah : Meningkatkan keterampilan menulis puisi melalui media gambar tokoh kartun idola pada siswa kelas V SD Negeri Ngarum 2 Kabupaten Sragen D. Manfaat Penelitian praktis. Manfaat yang dapat peneliti sampaikan terbagi dalam manfaat teoritis dan 1. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan dapat menambah khazanah bagi ilmu pengetahuan kebahasaan, khususnya pada pokok bahasan keterampilan menulis puisi. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru

11 1) untuk mengetahui efektifitas media gambar tokoh kartun idola pada keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD 2) Menawarkan inovasi cara mengajarkan keterampilam menulis puisi 3) Memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi 4) Meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa indonesia. b. Bagi siswa 1) Memudahkan siswa dalam belajar dan berlatih keterampilan menulis puisi 2) Memberikan motivasi belajar 3) Membantu siswa dalam menambah tingkat keterampilan menulis puisi. c. Bagi sekolah Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi sehingga menghasilkan kualitas siswa yang baik bagi sekolah.