BAB I PENDAHULUAN. Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2004, hlm. 196.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh instansi pendidikan. Berbagai macam cara atau metode-metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Tabel... Halaman Daftar Gambar...

DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. berjuta-juta orang yang tersebar di segala penjuru dunia. Internet membantu

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Metode Observasi Metode Wawancara (Interview) Dokumentasi G. Uji Keabsahan Data H. Analisis Data...

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Mazro atul Huda

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan. sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang diciptakan dapat berpartisipasi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBELAJARAN INTERAKTIF KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA BERBASIS WEB DENGAN PHP DAN MYSQL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Atas (SMA) Swasta, Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Madrasah Aliyah Swasta

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tuntutan yang ada di kehidupannya. Sekolah sebagai lembaga

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan adalah diklat pertama yang saat ini sedang disiapkan untuk dijadikan e-learning. Banyaknya perpustakaan yang tersebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2002, hlm Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju mengubah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi disegala bidang kehidupan masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), hampir sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Hasil observasi awal pada tanggal 17 Februari 2016, Lampiran II, hlm. 191

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjemahnya, Perca, Jakarta, 1982, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi seperti pedang bermata dua, selain membantu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan semula (Prawiradilaga, 2010: 15).

BAB I PENDAHULUAN. tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan suatu lembaga yang didesain khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara, karena pendidikan merupakan sarana pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi terbatas oleh jarak dan waktu. Perkembangan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti lain pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi. memungkinkan dapat bermanfaat dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. bidang keahlian ini terdapat jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). memuat materi pengalamatan jaringan dan subnetting.

BAB 1 PENDAHULUAN. pertukaran informasi di dunia maya ini dapat juga diterapkan pada proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. H. Saiful Sagala, Administrasi Pendidkan Kontemporer, cet. V, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 21.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

Throwing untuk meningkatkan kemampuan siswa

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya pengguna internet yang ada di indonesia. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Poppy Septiandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

vensy vydia ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ECL SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BARU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DI KOTA SURAKARTA MENUJU OPEN EDUCATION RESOURCES

BAB I PENDAHULUAN. beraneka sumber belajar dengan mudah diakses di seluruh pelosok tanah air kapan

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Seiring berkembangnya teknologi informasi tersebut, manusia lebih mudah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi semakin berkembang dengan sangat pesatnya. Selain itu

KOMPETENSI GURU DALAM MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SD NEGERI 16 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurbaiti Rahmah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Di era globalisasi ini, pemakaian teknologi informasi sudah sangat luas

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh instansi pendidikan. Berbagai macam cara atau metode-metode pembelajaran telah diupayakan, agar siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Dalam era global seperti sekarang ini, manusia harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena teknologi telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sebaiknya manusia tidak gagap teknologi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju.1 Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat pada abad ke-21 telah merambah ke dalam semua bidang kehidupan manusia dari sosial, politik, pertahanan, keamanan, pemerintahan, keagamaan, serta bidang pendidikan. Hal ini memudahkan sebagian besar kegiatan yang dilakukan manusia dengan fasilitas yang disediakan dalam teknologi informasi seperti berhubungan jarak jauh, jual-beli online, pemesanan tiket (yang biasa disebut sebagai online marketing), dan juga dalam hal pembelajaran. Dalam bidang pendidikan, kebutuhan terhadap suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasiskan IT (Information Technology) tidak dapat terelakkan lagi. Pada tahun 1980-an, dunia pendidikan mulai diperkenalkan suatu wawasan pembelajaran jarak jauh secara langsung menggunakan speaker dimana hanya ada seorang guru yang harus mengajar beberapa kelas secara 1 Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2004, hlm. 196. 1

2 langsung, ini adalah awal mula dari pembelajaran jarak jauh.2 Permintaan sebagian manusia untuk dapat belajar tanpa mengenal jarak dan waktu, tanpa mengurangi isi dari pembelajaran yang dilakukan, bahkan tanpa tatap muka secara langsung merupakan kebutuhan masyarakat di abad ke-21. Konsep inilah yang kemudian disebut dengan E-learning (Elektronic Learning). Konsep ini membawa pengaruh terjadinya transformasi pembelajaran pendidikan yang konvensional kedalam bentuk digital, baik secara konten maupun sistemnya. Konsep e-learning sudah banyak diterima dan digunakan oleh masyarakat dunia, termasuk di Indonesia, terbukti dengan maraknya penggunaan e-learning dalam lembaga-lembaga pendidikan (bimbel, sekolah, training center dan lembaga) serta dalam dunia industri seperti Cisco Networking Academy, SEAMOLEC (Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre). Bentuk e-learning dapat berupa tape audio, Televisi interaktif, Compact Disk (CD) tutorial, elektronic book (e-book), intranet serta internet.3 Dengan e-learning, manusia dapat belajar 24 jam sehari, mempelajari segala macam ilmu pengetahuan dan informasi, dari seluruh pelosok dunia. Menghadapi lautan pengetahuan dan informasi, manusia tidak hanya melihat dan mengenalnya dan berperan sebagai penonton. Manusia harus menjadi pelaku, harus berusaha menguasai dan memanfaatkannya. e-learning tidak sekedar mendapatkan pengetahuan dan informasi, tetapi juga menganalisis, memilah-memilih, mereorganisasi-mengemas, melahirkan bentuk menggunakannya untuk berbagai tujuan dan pemecahan masalah. baru, 4 E-learning memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan belajar di sekolah, di antaranya: keleluasaan waktu, kebebasan tempat, pemilihan bahan yang dipelajari, kekurangan guru, keterbatasan biaya dan sebagainya, 2 Holmes, Bryn John Gardner, E-learning Concept and Practice, Sage Publication, London, 2006, hlm. 155. 3 Simamora, Cakrawala Pendidikan, E-learning dalam Pendidikan. Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, hlm. 5. 4 Syaodih, Sukmadinata Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 206.

3 tetapi dapat menggantikannya. E-learning sangat tepat bagi belajar orang dewasa, bagi peningkatan kemampuan dan pengetahuan para karyawan dan eksekutif. Bagi anak-anak dan pemuda, yang membutuhkan dasar-dasar yang kuat bagi belajar selanjutnya, belajar di sekolah sangat cocok dan sangat diperlukan. 5 Belajar di sekolah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan e-learning, yaitu: a) proses pendidikan hanya bisa terjadi dalam interaksi lansung, segi-segi afektif seperti: sikap, nilai, apresiasi, kehalusan perasaan tidak cukup hanya diberitahukan atau di informasikan, tetapi harus dihayati dan ditularkan melalui interaksi langsung, b) pengembangan kemampuan-kemampuan dasar tidak bisa dipelajari sendiri, tetapi membutuhkan bimbingan, latihan, pendampingan guru secara langsung, c) pada usia pendidikan dasar untuk segi-segi nilai membutuhkan contoh langsung, anak-anak mengembangkan nilai melalui imitasi, dan idfentifikasi denga orang-orang dewasa yang paling dekat, yaitu orang tua dan guru, d) bagi yang bahasa pertamanya bukan bahasa inggris e-learning menghadapi banyak kendala bahasa, sebab e-learning kebanyakan menggunakan bahasa inggris, e) program pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari program pendidikan yang cukup panjang, dan membentuk satu keutuhan pembinaan, 6 tahun di Sekolah Dasar (SD), 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), 3 dan 4 tahun untuk Diploma 3 (D3) dan Sarjana Strata 1 (S1), sedang e-learning lebih diarahkan pada memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesaat, 6 f) program pembelajaran di kelas dirancang dalam sebuah kurikulum yang lengkap, komprehensif dan sistematis mencakup semua tujuan, bahan dan proses pembelajaran yang harus diberikan, hal seperti itu tidak ditemukan dalam e-learning, g) belajar anak (SD, SMP, SMA) berbeda dengan h) pengembangan nilai dan keterampilan sosial lebih efektif dilakukan melalui situasi langsung, dalam interaksi dan kerja kelompok dengan teman-temannya, dalam belajar di sekolah terjadi sharing experience 5 Ibid., hlm. 208. 6 Ibid., hlm. 209.

4 atau pertukaran pengalaman dengan teman sekelas atau sekelompok, para siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga belajar dari teman-temannya. belajar orang dewasa, mereka banyak membutuhkan peragaan-peragaan dan latihan langsung dengan benda sesungguhnya atau tiruannya. 7 Mengingat baik belajar di sekolah maupun e-learning mempunyai keunggulan masing-masing, maka yang paling baik adalah memadukan keduanya. e-learning dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran dalam pendidikan di sekolah. Untuk mempelajari atau mendalami hal-hal tertentu, para siswa dapat diberi tugas atau mencari sendiri di internet. Guru sebaiknya telah menyusun program pembelajaran dengan memasukkan kegiatan e-learning sebagai pelengkap, pengayaan atau program terpadu. e-learning dapat dimasukkan dalam program sekolah, apakah hanya untuk kelompok siswa tertentu sebagai program pengayaan, atau bagi semua siswa sebagai program penunjang, atau program terpadu dengan pembelajaran 5 utama. Permasalahan pengajaran yang dialami oleh SMK Islam Al-Hikmah Mayong diantaranya adalah kesulitan guru-guru di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik, khususnya kelas XI yang sedang melakukan magang. Kesulitan tersebut dialami karena banyaknya materi pembelajaran yang tetap harus diterima peserta didik pada waktu magang, sedangkan mereka tidak dapat hadir di sekolah. Oleh karena itu muncullah ide untuk menjalankan e-learning. 8 Peserta didik SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara berasal dari berbagai daerah dengan tingkat kecerdasan dan pemahaman yang sangat bervariasi dari yang sangat pintar sampai yang pengetahuannya masih sempit. Para guru merasa membutuhkan jam ekstra untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik tersebut. Akan tetapi terjadi masalah kembali karena guru di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara masih sangat terbatas dengan 7 Ibid., hlm. 210. 8 2016. M. Syafi i, guru SMK Islam al-hikmah Mayong, wawancara pribadi, 10 Nopember

5 jumlah jam mengajar di atas 30, sehingga tidak dapat memberikan jam tambahan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi tersebut, pembelajaran dengan e-learning menjadi salah satu solusi masalah tersebut, karena guru dapat memberikan tambahan pelajaran dari rumah tanpa harus bertatap muka. SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara sebagai lembaga yang ingin meningkatkan kualitas dan menerapkan teknologi IT yang mutakhir mengimplementasikan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran untuk seluruh peserta didiknya sejak tahun 2015. Pembelajaran berbasis elearning tersebut dirancang untuk semua mata pelajaran tetapi pembangunannya secara bertahap. Tentu saja dalam pengimplementasian pembelajaran berbasis elektronik tersebut membutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang baik terlebih lagi SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara adalah sebuah sekolah kejuruan yang sudah beroperasi cukup lama. Penerapan e-learning dalam proses kegiatan belajar mengajar memerlukan persiapan antara sarana prasarana, kualitas sumber daya manusia, pendanaan, materi, sistem pengelolaan serta yang tidak kalah pentingnya adalah akseptabilitas baik bagi pengelola maupun pengguna. Untuk mengetahui lebih banyak pelaksanaan pengelolaan e-learning di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tersebut, maka diperlukan penelitian dengan judul Pengelolaan Pembelajaran Berbasis E-learning dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana kesiapan guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017?

6 3. Bagaimana dukungan dan hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mendalam tentang: 1. Pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017. 2. Kesiapan guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017. 3. Dukungan dan hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pemikiran dan masukan dalam upaya pengembangan manajemen pendidikan, terutama berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran berbasis e-learning. 2. Praktis Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak- pihak yang terkait, yaitu : a. Bagi SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara, secara umum hasil penelitian ini merupakan gambaran yang dapat dijadikan sebagai refleksi untuk peningkatan kualitas pembelajaran di lembaga tersebut. b. Bagi Peserta didik SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara, hasil penelitian menjadi bahan evaluasi untuk pembelajaran e-learning yang dilakukan sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran tersebut

7 dan berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara. c. Bagi para guru SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran e- learning yang dilakukan untuk menjadi lebih baik. d. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan dan membuat kebijakan tentang pembelajaran e-learning yang akan dilakukan selanjutnya. e. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini merupakan salah satu alternatif pengelolaan pembelajaran, yaitu pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning yang diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam memecahkan problem pendidikan. E. Sistematika Penulisan Tesis Tesis yang penulis susun ini terdiri dari 5 (lima) bab, di mana masingmasing bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun garis besar sistematikanya sebagai berikut: 1. Bagian awal meliputi; halaman judul, nota persetujuan, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel. 2. Bagian Inti terbagi atas beberapa bab yaitu meliputi: Bab I pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II landasan teori. Bab ini meliputi pertama, manajemen pendidikan Islam terdiri dari pengertian manajemen pendidikan Islam, dasar dan tujuan manajemen pendidikan Islam, fungsi manajemen pendidikan Islam, kedua, pembelajaran berbasis e-learning meliputi pengertian pembelajaran berbasis e-learning, karakteristik dan ciri-ciri pembelajaran berbasis e-learning, kelebihan dan kekurangan pembelajaran berbasis e-learning, penerapan pembelajaran berbasis e-learning di sekolah, administrasi pembelajaran berbasis e-learning, faktor-faktor yang

8 mempengaruhi pembelajaran berbasis e-learning, bahan belajar pembelajaran berbasis e-learning, ketiga, kualitas pendidikan, meliputi pengertian kualitas pendidikan, prinsip-prinsip peningkatan kualitas pendidikan, faktor-faktor peningkatan kualitas pendidikan, usaha peningkatan kualitas pendidikan, kajian penelitian terdahulu, dan kerangka berfikir. Bab III metode penelitian. Bab ini meliputi; jenis dan pendekatan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Bab IV hasil penelitian dan analisis. Bab ini terdiri dari 2 (dua) sub bab, yaitu pertama, sub bab hasil penelitian, yang mencakup Gambaran Umum SMK Islam Al-Hikmah Mayong, meliputi sejarah, visi misi, letak geografis, struktur organisasi. Kedua, pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam Al-Hikmah Mayong tahun pelajaran 2016/2017, meliputi pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam AlHikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017, kesiapan guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017, dukungan dan hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017. Sub bab kedua, analisis hasil penelitian meliputi, pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam AlHikmah Mayong tahun pelajaran 2016/2017, meliputi pengelolaan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017, kesiapan guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berbasis e-learning di SMK Islam AlHikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017, dukungan dan hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan pembelajaran berbasis elearning SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara tahun pelajaran 2016/2017. Bab V penutup. Bab ini meliputi kesimpulan, saran dan penutup.

9 3. Bagian akhir meliputi: daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis, dan lampiran.