BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

dokumen-dokumen yang mirip
abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. maupun pria sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa aktif di bidang politik

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di

BAB I PENDAHULUAN. Sisingamangaraja XII merupakan raja ke 12 dari dinasti Sisingamangaraja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab

BAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Situs Makam Sisingamangaraja XII yang ada di Soposurung Balige

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya

BAB I PENDAHULUAN. bidang admistrasi maka kabupten Humbang Hasundutan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu umat manusia. Pengisahan sejarah itu jelas sebagai suatu

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu kawasan (wilayah) akan selalu bertumbuh dan berkembang

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. tinjauan ini dilakukan.tapanuli Utara,yang dikenal sebagai Afdeeling

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Sejarah

BAB I. Pendahuluan. pertama (gewesten) dan keresidenan Tapanuli merupakan salah satunya.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Gbr I.1.Peta Kab. Tapanuli Utara sumber : I.1. LATAR BELAKANG. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pada Tahun Kabupaten ini memiliki situs sejarah atau perjalanan sejarah

Daftar Informan. 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60 tahun Alamat : Sipoholon Tarutung

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

BAB II PENDIDIKAN THEOLOGI SEBELUM TAHUN Sumatera dilakukan oleh Zending-zending ke Tanah Batak (Tapanuli) yaitu dimulai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar menjadi manusia seutuhnya yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi seluruh negeri. Tetapi satu hal yang tidak boleh di lupakan adalah

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Masehi Injili di Timor). Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) pada waktu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. ungkapan hubungan manusia dengan yang Ilahi, yang mempengaruhi dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

BAB I PENDAHALUAN. Dengan mencatat besarnya jumlah organisasi gereja di Indonesia, serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara majemuk yang kaya akan keragaman suku,

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

Utusan Damai di Kemelut Perang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan di Sibolga. Pemerintah Kolonial membagi Keresidenan Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Keresidenan Tapanuli merupakan salah satu wilayah yang ingin ditaklukkan oleh Belanda. Ketika Belanda berhasil menguasai Nusantara, sejak saat itu pula kehidupan masyarakat di Nusantara diatur dan ditentukan oleh keadaan politik yang berlangsung di Belanda maupun di Eropa sendiri. Berbagai macam kebijakan diterapkan oleh Belanda di Nusantara hanya untuk mencari keuntungan bagi pihak Belanda sendiri, sedangkan rakyat dibiarkan mengalami penderitaan yang menyengsarakan. Selain melakukan kebijakan yang bertujuan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, Belanda juga mendukung upaya Kristenisasi yang dilakukan oleh para Missionaris. Hal tersebut dilakukan oleh Belanda untuk melanggengkan kekuasaanya di Nusantara. Muncul bermacam reaksi masyarakat di Nusantara atas kebijakan Belanda yang hanya menguntungkan Belanda dan menyengsarakan rakyat di Nusantara serta proses Kristenisasi. Reaksi masyarakat berupa perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh para pemimpin lokal serta rakyat terhadap Belanda. Diantara banyaknya perlawanan yang terjadi di Nusantara terhadap Belanda, salah satunya 1

ialah Perlawanan Sisingamangaraja XII di Tapanuli. Sisingamangaraja XII melakukan perlawanan terhadap Belanda atas pendudukan atau Kolonialisasi Belanda di wilayah Tapanuli. Kedatangan Belanda di Tapanuli/tanah Batak bertujuan untuk memperluas daerah kekuasaanya dengan cara menaklukkan daerah Tapanuli serta upaya mengkristenkan orang Batak. Sebelum Belanda melakukan penjajahan di Tapanuli, Rakyat Tapanuli/Batak telah memiliki seorang pemimpin yaitu Sisingamangaraja XII. Pada masa pemerintahan Sisingamangaraja XII, ia memberikan kesempatan kepada Missionaris Jerman dibawah pimpinan Nommensen untuk menyebarkan agama Kristen di tanah Batak. Kegiatan Missionaris mendapat dukungan dari pihak Belanda, Sementara itu pihak Belanda berusaha untuk menaklukkan dan menduduki daerah-daerah kekuasaan Sisingamangaraja XII dan memperkecil wilayah kekuasaannya. Melihat sikap Belanda yang ingin merebut kekuasaan dan taktik penyebaran agama tersebut, Sisingamangaraja XII menolak keputusan yang dibuat Belanda lalu ia menghimpun raja raja batak untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Kemudian terjadilah perlawanan yang dipimpin Sisingamangaraja XII terhadap Belanda, peperangan tersebut terjadi pada kurun waktu 1878-1907. Ketika berperang dengan Belanda, Sisingamangraja XII terpaksa hidup berpindah-pindah, seperti dari Balige ke Bakkara, kemudian ke Hutapaung di Doloksanggul, selanjutnya ia berpindah ke Lintong dan kembali lagi ke Bakkara. Peperangan yang terjadi antara Sisingamangaraja XII dengan 2

Belanda dimenangkan oleh Belanda yang diakhiri dengan kematian Sisingamangaraja XII. Ketika terjadi perlawanan antara Belanda dengan Sisingamangaraja XII, kegiatan penyebaran Agama Kristen yang dilakukan para Missionaris dari Jerman, tetap berjalan. Ludwig Ingwer Nommensen adalah seorang tokoh yang oleh sebagian orang Batak tidak hanya dihormati atas jasanya menyebarkan agama Kristen di Tanah Batak, tetapi bahkan dianggap sebagai Rasul atau Apostel Batak Kozok (2009:1). Nommensen menyebarkan agama Kristen sampai ke Humbang, misalnya ke Paranginan. Nommensen mengutus rekannya sesama Missionaris dari Jerman yaitu seorang Evengelis untuk menginjil di Paranginan. Kemudian ke wilayah lainnya di Humbang ia juga mengutus para missionaris, seperti Pendeta Herling ke Doloksanggul dan Pendeta Kosselt ke Lintong Nihuta. Pendeta Herling diutus Nommensen untuk menginjil dan menyebarkan agama Kristen ke Doloksanggul pada tahun 1904. Setelah Agama Kristen masuk ke Doloksanggul, lalu muncul pusat peribadatan bagi umat Kristen yaitu dengan berdirinya Gereja HKBP Doloksanggul. Pada tahun 1905 telah dibabtis 90 orang di Gereja HKBP Doloksanggul, hal ini pertanda bahwa agama Kristen mulai diterima oleh masyarakat Doloksanggul kala itu. Sekitar tahun 1906, para pendeta Missionaris mendirikan sebuah tempat untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Doloksanggul yaitu berdirinya Sebuah Rumah Sakit Zending. 3

Berdirinya Rumah Sakit pada Era Belanda di Nusantara merupakan perhatian utama oleh Belanda dalam bidang kesehatan. Hal ini dilatarbelakangi karena pemerintah Belanda khawatir terhadap penyebaran berbagai macam penyakit yang terjadi pada masa itu seperti Kolera dan Cacar. Kematian Ayah Sisingamangaraja XII konon penyebabnya adalah penyakit Kolera yang dideritanya. Berdasarkan penyebab kematian Sisingamangaraja XII tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit Kolera pernah terjadi di wilayah Humbang. Pada awal berdirinya, pengelolaan terhadap Rumah Sakit Zending tersebut dilakukan oleh Pihak Gereja. Gereja menangani Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Doloksanggul. Pelayanan Rumah Sakit masih tergolong sederhana dengan fasilitas yang seadanya saat itu. Namun, setelah kedatangan Jepang di Nusantara khususnya ke Doloksanggul memberi dampak terhadap eksistensi Rumah Sakit Zending Doloksanggul. Rumah Sakit tersebut beralihfungsi menjadi tempat penyimpanan senjata. Diawal Kemerdekaan Rumah Sakit Zending yang berhenti tersebut berfungsi kembali seperti fungsinya semula. Diawal kemerdekaan sekitar tahun 1946, Afdeling Batak Landen terbagi atas 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu : Onder Afdeling Silindung, Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang), Onder Afdeling Toba, Onder Afdeling Samosir dan Onder Afdeling Dairi Landen. Afdeling Batak Landen dipimpin oleh seorang Asisten Residen yang beribukota di Tarutung. Pada tahun 1947 Afdeling Batak Landen mengalami perubahan wilayah menjadi 4 4

onderafdeling, dimana onderafdeling Toba dan Samosir digabungkan menjadi satu onderafdeling. Pada tahun 1950 keempat Kabupaten/ Onderafdeling tersebut dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Nias. Kabupaten Tapanuli Utara mencakup wilayah yang Luas termasuk doloksanggul menjadi bagian wilayahnya. Pada tahun 1960 Rumah Sakit Zending Doloksanggul beralih tangan pengelolaannya, yang awalnya dikelolah oleh Pihak Gereja beralih ke tangan Pihak pemerintah yaitu pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Ketika Rumah Sakit zending dikelolah oleh pemerintah, Rumah sakit zending tersebut berstatus rumah sakit kelas D dengan nama rumah sakit penolong doloksanggul. Kemudian pada tahun 1999 Rumah Sakit Penolong Doloksanggul resmi naik kelas menjadi rumah sakit kelas C. Pada tahun 2003 berdiri Kabupaten Humbang Hasundutan, sebuah Kabupaten Baru hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara dengan ibukotanya Doloksanggul. Doloksanggul kini menjadi sentra perekonomian, perdagangan dan Kesehatan di Humbang Hasundutan. Rumah Sakit Doloksanggul merupakan salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan yang terdapat di Kabupaten Humbang Hasundutan. Rumah Sakit tersebut kini terletak di jalan Rumah Sakit No 1 Doloksanggul dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Doloksanggul dan sekitarnya. 5

Rumah Sakit sangat diperlukan dalam hal mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam berinteraksi satu sama lain. Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Medis yang lengkap menjadi sebuah tolak ukur bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dari uraian yang telah di paparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan Judul Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 1960-2015. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka dapat ditemukan suatu identifikasi masalah yakni sebagai berikut: 1. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 2. Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul (1960-2015). 3. Peranan Rumah Sakit Umum Doloksanggul dan SDM dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan. 6

1.3. Pembatasan Masalah Mengingat Luasnya masalah di atas, maka peneliti melakuakan pembatasan masalah terhadap penelitian tersebut. Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk membantu penulis pada masalah yang sebenarnya dan mengingat masalah yang sangat kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan, tenaga dan dana dan untuk menghindari meluasnya masalah penelitian ini maka penelitian ini terfokus terhadap masalah: Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan 1960-2015. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan Identifikasi Masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul? 2. Bagaimana Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dari Tahun 1960-2015? 3. Bagaimana Peranan Rumah Sakit Umum Doloksanggul dan SDM dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan? 7

1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul 2. Untuk mengetahui Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dari Tahun 1960-2015 3. Untuk mengetahui Bagaimana Peranan Rumah Sakit Umum Doloksanggul dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan 1.6. Manfaat Penelitian Adapaun yang menjadi manfaat dari penelitian ini ialah: 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menuangkan buah pikiran dalam bentuk skripsi. 2. Untuk memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang sejarah berdirinya dan perkembangan Rumah Sakit Umum Derah Doloksanggul di Humbang Hasundutan 3. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa atau peneliti lainnya untuk meneliti yang sama namun pada lokasi dan waktu yang berbeda. 4. Menambah pembendaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan khususnya Universitas negeri Medan. 8