BAB I PENDAHULUAN. Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULAN. tersebut diperkuat dengan salah satu misi Kota Batu tahun yaitu

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Objek

BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta

PUSAT INFORMASI, PROMOSI DAN PERDAGANGAN KERAJINAN BATIK SURAKARTA DI SURAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk yang cukup besar, berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pariwisata dan persaingan global, serta kemajuan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB l PENDAHULUAN. Bahkan anjuran untuk melakukan jual beli yang dimana setiap yang dilakukan diniatkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

memperlancar semua aktifitas yang menjadi program suatu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno

PEKALONGAN BATIK CENTER

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

DESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

Gigih Juangdita

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kawasan wisata, kearifan budaya lokal yang mampu melestarikan tradisi

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. intensi berkunjung di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan data primer

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda-beda dalam menciptakan pakaian itulah yang disebut mode.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup terkenal dan digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Eksistensi

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pembangunan yang semakin berkembang seperti sekarang. ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah banyak

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. satu dengan yang lain (Utama, 2014; Samaji, 2015; Setiawan, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

A. Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PROFIT ORIENTED VS BERKAH ORIENTED

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung, Bandung, 30 Juni 2012 Sabtu, 30 Juni 2012

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

PABRIK MEBEL EKSPOR DI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo adalah kabupaten sekaligus kota yang terletak di Propinsi Jawa

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

PERJANJIAN E-COMMERCE DITINJAU DARI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar ataupun kecil di seluruh Nusantara. Perkembangan ini telah mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas baik dalam sektor perekonomian atau pariwisata yang juga mempengaruhi pendapatan Negara. Di Indonesia telah memiliki bermacam- macam industri besar dan kecil. Industri ini mengalami perkembangan pesat setiap tahunnya. Setelah kebijakan pemerintah tidak lagi mengandalkan ekspor migas, industri manufaktur telah memainkan peranan yang penting di Indonesia. Sektor industri manufaktur yang semakin berorientasi ekspor, telah menopang ekonomi Indonesia. (http://www.industri.com//htm ) Industri industri di Indonesia telah memberikan kontribusi besar yang dampak positif bagi perekonomian Negara. Kontribusi ekspor industri ini telah melampaui ekspor sektor pertanian dan migas sejak awal dasawarsa 1990-an. Dapat dikatakan industri manufaktur telah menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. (http://www.industri.com//htm ) Kota Blitar merupakan sebuah Kota yang dikenal dengan sebutan Kota Patria atau Kota Proklamator. Sebutan ini tidak terlepas dari sejarah Kota Blitar. Kota ini memiliki berbagai potensi yang sangat mempengaruhi dalam perkembangannya, salah satu diantaranya adalah potensi pariwisata. Kota Blitar memiliki beberapa potensi yang cukup besar seperti Makam Bung Karno, 1

Perpustakaan Proklamator dan Pusat Informasi Pariwisata Perdagangan Jawa Timur (PIPP). Keberadaan tempat ini telah menjadi salah satu daya tarik utama bagi Kota Blitar yang selalu di kagumi oleh wisatawan domestik atau luar domestik. Dalam upaya membangun iklim yang kondusif dan didukung oleh sistem perdagangan barang dan jasa unggulan, pemerintah Kota Blitar memilih sektor pariwisata sebagai primadona untuk mengembangkan ekonomi daerah. Beberapa tempat tujuan wisata yang ada di Blitar, dari waktu ke waktu kian dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Kota Blitar. Selain dikenal dengan pariwisata, Kota Blitar juga diiringi dengan perkembangan yang cukup pesat dalam bidang perdagangan yang salah satunya adalah dalam bentuk industri. Di Kota Blitar sendiri, telah banyak industri industri baik yang besar atau kecil. Namun bila diperhatikan lebih lanjut, industri di Kabupaten Blitar cenderung di dominasi oleh industri kecil. Meskipun jumlah industri besar dan sedang lebih sedikit, tetapi bila dilihat dari kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja peranan kelompok industri besar dan sedang tidak dapat diabaikan. Dari hasil pengamatan profil dan data Industri Kecil Formal Kota Blitar, sedikitnya terdapat 62 industri kecil dari 2 kecamatan di Kota Blitar. Pada tahun 2008, industri kecil di Kabupaten Blitar sebanyak 11.182 dengan jumlah tenaga kerja 31.837 orang. Sedangkan nilai produksi bisa mencapai Rp. 248 369 820 000,-. Jumlah investasi industri kecil di Kabupaten Blitar yaitu sebesar Rp. 39.991.890.000,- yang terbagi menjadi Rp. 27.920.770.000,- untuk kelompok 2

industri kecil formal dan Rp. 12 071 120 000,- untuk kelompok industri kecil non formal. Dilihat dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa industri di Indonesia sangat berperan dalam perekonomian Negara. (http://www.industri-kotablitar.com//htm ) Berkaitan dengan industri, Kota Blitar memiliki daerah yang cukup dikenal karena hasil kerajinan masyarakat setempat yaitu Kelurahan Sentul. Kelurahan Sentul ini merupakan salah satu kawasan dimana masyarakatnya berprofesi sebagai pengrajin sekaligus sebagai sentra kerajinan bubut kayu di Kota Blitar. Sebagai salah satu komoditi yang termasuk dalam industri kerajinan, produk produk kerajinan Sentul telah di pasarkan untuk masyarakat umum terutama masyarakat Kota Blitar. Produk Kerajinan Sentul ini bermacam macam, diantaranya berupa topeng, ukiran, papan catur, asbak, kendang dan masih banyak produk kerajinan lainnya. Salah satu kerajinan yang diunggulkan dan terbaik adalah kerajinan Kendang Sentul. Disebut Kendang Sentul dikarenakan Kendang ini asli buatan masyarakat Kelurahan Sentul. Kendang sentul merupakan produk kerajinan dengan bahan baku dasar Kayu Mahoni yang dibubut menjadi bentuk kendang ala afrika sekaligus menjadi icon kampung sentul. Awalnya, kerajinan kendang ini untuk memenuhi permintaan pesanan wisatawan mancanegara yang singgah di Kota Blitar. Banyaknya pesanan para wisatawan, produk - produk kerajinan kendang beserta aksesorisnya telah menembus pasar ekspor Eropa, Asia dan Amerika sehingga Kerajinan Sentul ini patut diunggulkan dan dikembangkan. 3

Pemasaran roduk kerajinan ini juga memiliki potensi sebagai objek dan daya tarik wisata. Disamping prestasi yang gemilang ini, ternyata juga terdapat beberapa kekurangan, diantaranya : Para pengrajin masih bernaung dalam industri kerajinan rumah tangga atau home industries yang kenyataannya hasil kerajinan sudah mencapai pasar ekspor. Keterbatasan modal dan fasilitas kerja. Lokasi pengrajin yang terpencar meski dalam satu Kelurahan sehinggga kurang efisien jika konsumen ingin lebih mengenal dan mendapatkan informasi atau mendapatkan hasil kerajinan secara cepat dan lengkap. Lokasi pemasaran produk yang kurang maksimal. Dilihat dari kekurangan diatas, maka perlu adanya pembenahan untuk mengatasi kekurangan tersebut. Oleh karena itu, salah satu kebutuhan pengrajin adalah adanya wadah yang mampu memberikan fasilitas yang mencukupi untuk mengembangkan produk serta kemudahan dalam memasarkan atau mempromosikan hasil kerajinan secara maksimal baik secara kualitas atau kuantitas. Dari uraian diatas, maka perlu adanya perencanaan dan perancangan sebuah pusat industri dan pemasaran kerajinan untuk mengatasi permasalahan yang ada serta upaya dalam peningkatan ekonomi, potensi industri dan potensi wisata. Pusat Industri sebagai bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang 4

menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Pusat industri ini juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan khususnya bagi masyarakat Kota Blitar yang masih tunakarya sehingga dengan adanya Pusat industri dan pemasaran kerajinan ini mampu mengurangi jumlah nilai tunakarya di Kota Blitar. Berkaitan dengan pernyataan di atas, juga telah dijelaskan di dalam ayat Al- Qur an sebagai berikut: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. (QS. Al-Baqoroh [2]: 198) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An- Nisaa [4] : 29) Dari ayat pertama di atas, telah dijelaskan bahwa seseorang diperbolehkan mencari rejeki dengan cara perniagaan atau perdagangan dari Allah SWT. Orang yang berdagang tersebut termasuk orang yang menunaikan ibadah. Ayat kedua menjelaskan bahwa seseorang telah dilarang mendapatkan harta dengan cara yang tidak halal melainkan dengan cara perniagaan yang telah disepakati antara satu 5

sama lain. Ayat kedua merupakan penjelasan etika dalam berdagang. Dari penjelasan kedua ayat tersebut, maka Pusat Industri dan Pemasaran Kerajinan ini akan menjadi sebuah tempat produksi serta berdagang, memasarkan kerajinan tangan berupa kendang. Beberapa ayat juga menjelaskan tentang seseorang dalam perdagangan, antara lain: Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-An aam [6] : 132) Surat Al-An aam menjelaskan tentang hasil sesorang dari apa yang telah dikerjakannya. Sesuai dengan isi ayat Al-An aam bahwa hasil dari pekerjaan kerajinan masyarakat tersebut, telah mencapai pasar ekspor dan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia atau MURI dengan tema seribu kendang pada tahun 2007. Terkait dalam perancangan ini, tema yang akan diambil adalah Metafora. Dengan tema metafora ini, perancangan akan diwujudkan melalui identifikasi antara hubungan suatu benda dimana hubungan tersebut lebih bersifat abstrak atau lebih cenderung kedalam suatu sifat, nilai dan bentukan dari benda tersebut serta mengidentifikasikan pola hubungan sejajar. Tema ini dipilih dan disesuaikan dengan sebuah wadah yang dimanfaatkan sebagai tempat hasil karya berupa 6

kerajinan. Dengan menggunakan tema ini maka akan terbentuklah keselarasan antara wadah dan sebuah hasil karya. Melalui pusat industri ini, pengunjung akan diperkenalkan tentang apa saja produk kerajinan Kota Blitar, serta pengunjung juga akan mengetahui lebih dalam bagaimana produk-produk unggulan produk kerajinan Kota Blitar ini di buat. Keberadaan pusat industri ini akan menjadi media pendukung Kawasan Wisata Makam Bung Karno yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian sektor perdagangan, kerajinan dan jasa di Kota Blitar. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perancangan sebuah pusat industri dan pemasaran kerajinan yang sekaligus mampu menjadi potensi wisata di Kota Blitar? 2. Bagaimana merancang sebuah pusat industri dan pemasaran kerajinan dengan penerapan tema metafora? 1.3 TUJUAN 1. Perancangan Pusat industri dan pemasaran kerajinan yang mampu menjadi potensi wisata di Kota Blitar. 2. Perancangan sebuah pusat industri dan pemasaran kerajinan dengan penerapan tema metafora. 7

1.4 MANFAAT 1. Dapat memenuhi kebutuhan adanya pusat industri dan pemasaran kerajinan sebagai pusat pemasaran hasil produk kerajinan serta wisata di Kota Blitar. 2. Sebagai pengetahuan atau wawasan bagi pembaca mengenai program dan perancangan arsitektur pusat industri dan pemasaran kerajinan di Kota Blitar. 3. Mewadahi dan memfasilitasi bagi masyarakat Kota Blitar sesuai dengan fungsi sebagai pusat industri dan Pemasaran kerajinan. 4. Diharapkan pada kajian ini dapat memberikan masukan atau gambaran pada pemerintah Kota Blitar. 1.5 BATASAN Batasan-batasan pada perancangan pusat industri dan pemasaran kerajinan adalah sebagai berikut: 1. Sebagai pusat industri dan tempat pemasaran kerajinan kendang yang sekaligus menjadi potensi wisata di Kota Blitar. 2. Perancangan pusat industri dan pemasaran kerajinan ini akan di desain dengan pendekatan tema metafora. 3. Perancangan ini nantinya akan digunakan oleh masyarakat secara luas khususnya bagi masyarakat Kota Blitar. 8