BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB. I PENDAHULUAN. pengajaran menargetkan tujuan tertentu, seperti tujuan yang bersifat kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) yang berbunyi Setiap

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era-globalisasi saat ini kita dituntut untuk siap dalam bersaing dalam segala hal khusunya dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas dan potensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan dalam memilih metode. 1. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

I. PENDAHULUAN. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa. Kemampuan dan keterampilan itu merupakan sesuatu yang perlu dimiliki oleh siswa, sebagai bekal dalam menghadapi persoalan-persoalan yang akan dihadapi, baik persoalan yang ada di sekolah maupun persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, kemajuan teknologi yang terus meningkat dan berkurangnya persediaan sumber-sumber alam menambah persoalan hidup menjadi semakin kompleks sehingga menuntut adaptasi secara kreatif untuk mencari pemecahan yang imajinatif. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Supaya potensi ini berkembang, perlu suatu pembelajaran yang mampu memunculkan potensi tersebut, tidak terkecuali pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Namun kenyataan berbicara lain, berdasarkan pengalaman penulis ketika mengajar dan mengobservasi di beberapa sekolah di gugus Teluknaga Kabupaten Tangerang bahwa pengajaran di sekolah terutama pelajaran IPS masih menganut paradigma 1

2 lama bahwa anak dijadikan objek belajar dan guru yang dianggap serba tahu (teacher centered), anggapan seperti itu selayaknya ditinggalkan dengan cara merubah paradigma pengajaran di sekolah lebih kearah student centered, yaitu pengetahuan dibentuk, ditemukan dan dikembangkan oleh siswa, siswa membangun pengetahuan secara aktif, pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, pendidikan adalah interaksi diatara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa (Anita Lie, 2007:5). Kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya untuk keluar dari permasalahan tersebut. Bagaimanapun juga peningkatan potensi siswa dalam hal ini hasil belajar merupakan hal yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Upaya itu adalah dengan menerapkan metode atau model pembelajaran yang berorientasi pada student centered salah satunya adalah model pembelajaran berbasis pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Keeton and Tate (dalam Suciati, 2006 : 43) bahwa belajar melalui pengalaman dapat melibatkan siswa secara langsung dalam masalah atau isu yang dipelajari. Apabila dalam pembelajaran selama ini yang dilakukan guru hanya memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca, menulis, mendengarkan atau mengamati suatu kejadian yang ada tetapi dengan model pembelajaran berbasis pengalaman siswa diajak untuk langsung merasakan dan mengamati kejadian yang ada disekitarnya dengan mengumpulkan data yang ditemukan dengan tujuannya siswa mampu melaporkan apa yang ditemukankan dari pengalamannya.

3 Dalam model pembelajaran dengan berbasis pengalaman ini yang diharapkan adalah proses pengalaman anak dalam pembelajaran bukan sematamata hasil akhir saja. Ketika murid dapat mengaitkan isi dari mata pelajaran akademik seperti matematika, ilmu pengetahuan alam atau sejarah dengan pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberikan mereka alasan untuk belajar. (Johnson : 91) Pengalaman dalam pembelajaran memberikan arti yang sangat penting bagi anak didik, karena pembelajaran dengan banyak memberikan pengalaman sendiri kepada peserta didik akan lebih lama tersimpan dalam memori anak segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran, dengan demikian soyogyanya seorang guru harus mau memberikan dan menjadi fasilitator bagi anak didiknya dalam menggembangkan potensinya. Pengalaman adalah guru yang terbaik bagi seseorang. Ungkapan ini mengandung makna bahwa seseorang dapat belajar berburu dengan cara ikut berburu dengan orang tuanya kehutan. Dengan ikut berburu bersama orang tuanya, anak belajar mencari mangsa, belajar menggunakan alat berburu dan teknik berburu agar pulang dapat membawa hasil buruan. Dari contoh ini kita dapat mengetahui bagaimana pengalaman itu sangat lekat dibenak anak, maka seyogyanya model pembelajaran berbasis pengalaman ini dapat dijadikan alternatif model pembelajaran termasuk pembelajaran IPS, sehingga dapat menumbuhkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam belajar IPS. Sebagaimana pembelajaran yang lain, model pembelajaran berbasis pengalaman mempunyai karakteristik tertentu, karakteristik itu adalah pembelajaran berbasis pengalaman lebih menekankan pada proses daripada hasil

4 pembelajaran, belajar adalah suatu proses yang berkesinambungan yang berpijak pada pengalaman, proses belajar menuntut penyelesaian pertentangan antara modus-modus dasar untuk beradaptasi dengan lingkungan, belajar merupakan proses adaptasi terhadap dunia luar secara holistik (utuh), belajar merupakan interaksi antara individu dan lingkungan, dan belajar merupakan proses untuk menciptakan ilmu pengetahuan (Kolb, 1984:51). Adapun hubungannya dengan pembelajaran IPS, bahwa model pembelajaran ini berpotensi dapat mengembangkan hasil belajar siswa, hal ini disebabkan adanya kesamaan antara karakteristik model pembelajaran berbasis pengalaman dengan tujuan pembelajaran IPS yaitu siswa mampu mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, itu dapat dicapai melalui pembelajaran yang holistik dan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan. Tujuan lainnya adalah siswa memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian dan memiliki kemampuan berkominikasi, bekerja sama dan berkomunikasi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. Tujuan itu dapat tercapai melalui pembelajaran yang menekankan pada proses daripada hasil, holistik, berkesinambungan dan beradaptasi dengan lingkungan. Karakteristik pembelajaran tersebut didapati pada karakteristik model pembelajaran berbasis pengalaman. Adanya kesamaan karakteristik pembelajaran berbasis pengalaman dengan tujuan pembelajaran IPS, maka penelitian ini berjudul Efektivitas Model

5 Pembelajaran Berbasis Pengalaman terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SD Se-gugus 03 Teluknaga Kabupaten Tangerang. Apabila hasil belajar siswa ini ditingkatkan secara optimal, diperkirakan siswa akan mampu mengatasi tantangan sekaligus menggunakan peluang untuk memberikan makna bagi hidupnya di masa yang akan datang secara lebih efektif, kreatif dan produktif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut Bagaimana Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SD Se-gugus 03 Teluknaga Kabupaten Tangerang? Secara lebih operasional, masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi sejumlah pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Apakah hasil belajar pada ranah kognitif siswa pada mata pelajaran IPS yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran biasa? 2. Apakah hasil belajar pada ranah afektif siswa pada mata pelajaran IPS yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran biasa?

6 3. Apakah hasil belajar pada ranah psikomotor siswa pada mata pelajaran IPS yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran biasa? 4. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa laki-laki dengan perempuan pada mata pelajaran IPS yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman? 5. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan masalah-masalah sosial dengan menggunakan model pembelajaran berbasis pengalaman ditinjau dari ketuntasan belajar siswa? 6. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis pengalaman? 7. Bagaimana efektivitas penggunaan model terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS? C. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Kelas yang diteliti adalah kelas IV SD yaitu SDN Keboncau I 2. Pokok bahasan yang diteliti adalah permasalahan sosial pada pelajaran IPS di Sekolah Dasar kelas IV. 3. Kemampuan hasil belajar siswa pada ranah afektif yang diteliti meliputi sikap siswa dalam rasa ingin tahu (receiving), kerja sama dalam penyelidikan (responding), sikap dalam pengambilan data (receiving),

7 kejujuran dalam pengumpulan data (receiving ) dan kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan 4. Kemampuan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor yang diteliti meliputi keterampilan dalam melakukan pengamatan, keterampilan dalam mengumpulkan data serta keterampilan dalam menyimpulkan data. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah di sebutkan di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menemukan perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif siswa pada mata pelajaran IPS yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran biasa 2. Untuk menemukan perbedaan hasil belajar pada ranah afektif siswa pada mata pelajaran IPS yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran biasa 3. Untuk menemukan perbedaan hasil belajar pada ranah psikomotor siswa pada mata pelajaran IPS yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran biasa

8 4. Untuk menemukan perbedaan hasil belajar siswa laki-laki dengan perempuan pada mata pelajaran IPS yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman. 5. Untuk menemukan bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan masalah-masalah sosial dengan menggunakan model pembelajaran berbasis pengalaman ditinjau dari ketuntasan belajar siswa 6. Untuk menemukan respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis pengalaman 7. Untuk menemukan efektivitas penggunaan model terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. E. Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan salah satu kajian bagi pelaksanaan pembelajaran di sekolah pada berbagai mata pelajaran dengan berbasis pengalaman. Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman terutama dalam pemebalajan IPS dan juga akan dapat memberikan konstribusi yang positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran disemua jenjang pendidikan. Secara praktis penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi siswa, guru, ataupun bagi sekolah pada umumnya.

9 1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS. 2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk memperluas pengetahuan dan wawasannya mengenai model pembelajaran berbasis pengalaman sebagai suatu pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk melakukan penelitian guna peningkatan profesionalismenya sebagai pendidik yang akan bermuara pada peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. 4. Bagi guru lain di sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan pengetahuan dan minat dalam penelitian. F. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis pengalaman sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. G. Hipotesis 1. Hipotesis Statistik Penelitian ini menggunakan dua hipotesis yaitu H 0 dan H 1, seperti yang akan dijelaskan di bawah ini

10 H 0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman dengan yang mengikuti model pembelajaran biasa H 1 = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara yang mengikuti model pembelajaran berbasis pengalaman dengan yang mengikuti model pembelajaran biasa 2. Hipotesis Penelitian Ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis pengalaman dengan model pembelajaran biasa dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. H. Definisi Operasional 1. Pembelajaran Berbasis pengalaman adalah suatu pembelajaran yang berfokus atau menekankan pada pengalaman siswa, baik pengalaman intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motorik (Sukmadinata, 2004:192) 2. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam penelitian ini adalah peningkatan yang diukur dengan tes tertulis. Peningkatan ini diketahui dari selisih antara skor tes sesudah pembelajaran dengan skor sebelum pembelajaran. 3. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah afektif adalah gambaran kemampuan hasil belajar siswa pada ranah afektif selama

11 menggunakan model pembelajaran berbasis pengalaman dengan indikator kemampuan rasa ingin tahu, kerjasama dalam pengamatan, sikap dalam pengambilan data, kejujuran dalam pengambilan data dan mengomunikasika hasil pengamatan. 4. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor adalah gambaran kemampuan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor selama menggunakan model pembelajaran berbasis pengalaman dengan indikator keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan dalam mengumpulkan data dan keterampilan dalam menyimpulkan data 5. Efektivitas adalah perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Signifikansi ini diketahui dari perhitungan skor melalui uji statistik dengan menggunakan SPSS Uji T Sampel Berpasangan