BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aep Rohimat, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan untuk melatih kemampuan berpikir menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Raya Antapani, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fersil Viali, 2016 Penerapan Metode Copy The Master dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan memberikan pembaharuan pada kurikulumnya dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) terdapat dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuli Yuliani Disfana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran wajib bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang pendidik memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Saat siswa mengalami kejenuhan dan kesulitan dalam proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah, berarti terdapat suatu materi yang kurang dapat tersampaikan dengan baik dari guru kepada siswa. Selama ini sering ditemukan bahwa pembelajaran menulis dilakukan hanya memberikan teori dan tugas. Dalam pembelajaran menulis, siswa pun masih kurang memperoleh contoh tulisan yang ingin dipelajarinya. Keterampilan menulis membutuhkan latihan praktis dan bimbingan intensif. Alwasilah dan Alwasilah (2005: 43) mengungkapkan kemampuan menulis bisa dikembangkan lewat latihan. Latihan ini dapat dikembangkan di bangku sekolah. Dengan latihan yang intensif, siswa berlatih dan terus berlatih dan tanpa mereka sadari mereka telah mempunyai kemampuan menulis. Siswa tidak akan menjadi penulis yang baik, kalau dicekoki oleh berondongan teori saja. Guru yang tidak mempunyai kemampuan menulis, cenderung mengajarkan teori pada siswanya karena menjejalkan teori jauh lebih mudah ketimbang memberikan latihan-latihan menulis. Dalam konsep KTSP, Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Tarigan (1994: 3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Akhadiah, dkk. (2003: 2) mengatakan bahwa tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan kompleks. Kemampuan menulis menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Dengan kata lain, keterampilan menulis memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi 1

2 dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lain, seperti menyimak, berbicara, dan membaca karena menulis merupakan keterampilan yang kompleks. Penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam menulis menurut Priyono (2010: 5) adalah sebagai berikut: (1) pelajaran Bahasa Indonesia seakan ditakuti oleh siswa dengan berbagai tugas yang diberikan. Mereka lebih tertarik dengan mata pelajaran yang lain. Seperti matematika, fisika, kimia, biologi. Dengan asumsi mata pelajaran tersebut lebih efektif untuk perubahan bangsa, (2) pelajaran Bahasa Indonesia diberlakukan seperti anak tiri. Bahasa yang substansinya menjunjung nilai afeksi, justru menjadi ilmu yang tidak tersentuh kecintaan para siswa, (3) metode dan teknik pembelajaran mengarang yang itu-itu saja, (4) guru sendiri terkadang melakukan kesalahan ejaan ketika menilai hasil pekerjaan siswa. Pada kurikulum jenjang SMA/MA kelas X semester 2 mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, terdapat beberapa kompetensi dasar keterampilan menulis, seperti menulis teks pidato, menulis hasil wawancara, menulis cerpen, dan menulis karangan dan karangan sesuai jenisnya. Namun, pada penelitian ini penulis akan meneliti cukup pada aspek menulis karangan persuasi. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang. Semua fakta yang relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima secara meyakinkan pembaca (Finoza, 2007:229). Ditinjau dari segi pemakaiannya, karangan persuasi digolongkan menjadi empat macam, yaitu (1) persuasi politik, (2) persuasi pendidikan, (3) persuasi advertensi/iklan, dan (4) persuasi propaganda (Finoza, 2007: 229). Selama ini banyak jurnal penelitian mengungkapkan permasalahan terkait pembelajaran menulis. Cahyani (2009: 163-164) dengan judul Menulis Antara Harapan dan Kenyataan, mengungkapkan pembelajaran menulis selama ini yaitu sebagai berikut. Selama ini masih sering terjadi pembelajaran menulis dilakukan dengan memberi tugas. Selain itu, dalam pemerolehan keterampilan menulis sering kali mengikuti naluri saja karena tidak mendapatkan bimbingan.

3 Pembelajaran menulis memang sangat kompleks. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran menulis sejak pertama kali peserta didik mengenal bangku sekolah baik PAUD maupun SD. Kemampuan menulis sejak SD akan memberikan landasan yang kuat untuk kegiatan menulis selanjutnya pada jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP, SMA, dan PT. Hasil penelitian tersebut terbukti, keterampilan menulis harus diasah sedini mungkin, agar siswa mempunyai kemampuan menulis yang handal. Untuk melatih siswa dalam menulis kita berikan contoh-contoh bacaan. Kemudian dari bacaan tersebut, kita tulis. Tanpa kita sadari bahwa dengan dengan memberikan contoh-contoh bacaan tersebut, teralisasikanlah metode copy the master ini. Selanjutnya jurnal penelitian yang mengungkapkan permasalahan terkait dengan pembelajaran menulis adalah penelitian Kurniawan (2009: 171-172) dengan judul Meningkatkan Keterampilan Menulis Mahasiswa dengan Pendekatan Kolaboratif. Pertama, tradisi membaca perlu digiatkan terutama dalam kehidupan perkotaan yang semakin marak ditandai pengaruh media massa pandang dengar. Membaca perlu dilatih untuk memantapkan kemampuan pemikiran konseptual yang tercermin dari kegiatan merumuskan kata atau ungkapan yang mewakili gejala dalam kehidupan nyata. Kedua adalah tradisi menulis. Tradisi menulis perlu dimantapkan untuk melatih memadukan olah otak dengan gerak tangan, kegiatan psikomotororik yang langka dikalangan cendekiawan, guru/dosen, mahasiswa, dan kalangan profesional yang cenderung mengandalkan komputer dan media pandang dengar, khususnya televisi. Menulis melatih orang untuk cermat dalam merancang jalan pemikiran yang terukur berupa karya tulis. Hasil penelitian tersebut terbukti bahwa kegiatan baca-tulis merupakan suatu tradisi yang tidak dapat dipisahkan. Dengan pengetahuan atau kebiasaan membaca yang tinggi, maka efektivitas karya tulis pun akan semakin tinggi juga. Tanpa kita sadari bahwa menulis dapat melatih kemampuan psikomotor siswa, yaitu menulis dengan menggunakan gerak tangan. Selanjutnya jurnal penelitian terkait pembelajaran menulis dengan copy the master. Widyastuti (2012) Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Model dari Cerpen ke Cerpen dan Model Bersafari pada Siswa XII SMA Kebon Dalem Semarang mengungkapkan model DCKC (dari cerpen ke cerpen) berasal dari

4 metode copy the master. Metode copy the master merupakan metode yang lebih menekankan pada pembelajaran langsung yang lebih konkret. Dalam penelitian ini, penulis membandingkan hasil rerata belajar siswa yang mendapatkan perlakuan model DCKC dan hasil rerata belajar siswa yang mendapat model bersafari dalam pembelajaran menulis cerpen. Simpulan penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang mendapatkan perlakuan model DCKC lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan perlakuan model bersafari dalam keterampilan menulis cerpen kelas XII SMA Kebon Dalem Semarang. Hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa metode copy the master dapat diinovasi dengan sedemikian rupa. Model DCKC yang terinspirasi dari metode copy the master sebagai sarana inovatif dalam pembelajaran menulis cerpen di SMA dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis cerpen. Selanjutnya Susilowati, dkk. (2011) Peningkatan Kompetensi Menulis Karya Ilmiah dengan Metode Copy the master bagi Siswa Kelas XI-IPS 1 SMA Negeri 1 Pati. Simpulan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, yaitu penerapan metode copy the master dalam pembelajaran menulis karya ilmiah mampu meningkatkan minat belajar siswa dan penerapan metode copy the master dalam pembelajaran menulis karya ilmiah mampu meningkatkan kompetensi menulis karya ilmiah siswa. Hal ini terindikasi dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dan rata-rata kelas yang dicapai dari siklus I sampai dengan siklus III. Hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa metode copy the master dapat meningkatkan menulis karya ilmiah. Metode copy the master menjadikan siswa lebih berminat mengikuti pembelajaran di kelas dan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya dalam pembelajaran menulis karya ilmiah. Metode copy the master menekankan kepada aspek membaca secara terus-menerus yang membentuk kebiasaan siswa membaca sangat baik, maka berdampak baik juga pada proses menulis. Selanjutnya Ellyana (2011) Peningkatan Keterampilan Membacakan Puisi dengan Metode Copy the master Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas VII A SMP Atthohiriyyah Semarang. Simpulan penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam membacakan puisi di kelas VIIA SMP Atthohiriyyah

5 Semarang dapat meningkat setelah dilakukannya pembelajaran membacakan puisi dengan metode copy the master melalui media audio visual. Selain itu, metode copy the master melalui media audio visual ini mampu merubah perilaku siswa ke arah yang lebih positif. Hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa metode copy the master dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membacakan puisi. Metode copy the master tentunya dapat ditunjang dengan pemanfaatan media seperti media audio visual yang dapat meningkatkan antusias dan kreeativitas siswa dalam pembelajaran membaca puisi. Penggunaan metode dan media menjadi satu kesatuan dalam penunjang proses pembelajaran. Widyastuti (2013) Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy the master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX SMP Begeru 2 Dampit menyimpulkan penggunaan strategi copy the master melalui media audio visual pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Dampit telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis kreatif cerpen. Hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa strategi copy the master dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis cerpen. Siswa dapat menjadi penulis yang handal. Hal tersebut memang harus dilatih sedini mungkin. Penggunaan strategi copy the master memang terbukti efektif dalam kegiatan pembelajaran menulis. Utami (2009) Upaya Meningkatkan Pembelajaran Menulis Cerpen Melalui Teknik Copy the master pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi menyimpulkan teknik copy the master dapat dipakai dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut terlihat dari adanya pembuktian bahwa teknik copy the master dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis cerpen. Hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa teknik copy the master dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis cerpen pada tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA). Hal tersebut dapat dilihat dari hasil setiap siklus dalam penelitian penggunaan teknik copy the master mengalami peningkatan.

6 Dari sekian jurnal yang penulis temukan, kebanyakan metode copy the master digunakan dalam keterampilan menulis. Berdasarkan permasalahan dan hasil tinjauan pustaka, penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan menggunakan teknik copy the master dalam pembelajaran menulis karangan persuasi di kelas X SMA Pasundan 7 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Judul penelitian yang penulis gunakan adalah Penerapan Teknik Copy the master dalam Pembelajaran Menulis Karangan Persuasi (Kuasi Eksperiemen Kelas X SMA Pasundan 7 Tahun Ajaran 2012/2013). Penulis beranggapan bahwa pada pembelajaran menulis karangan persuasi, teknik copy the master belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh sebab itu, penulis mencoba untuk melakukan penelitian tersebut di kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran menulis cenderung sulit. 2) Kompetensi menulis masih menitikberatkan kepada teori bukan praktik yang berkelanjutan. 3) Siswa merasa jenuh dengan pembelajaran menulis karangan. 4) Siswa kurang paham dengan konsep karangan persuasi. 5) Teknik dalam pembelajaran menulis yang dilakukan oleh pengajar kurang efektif, kreatif, dan inovatif. 1.3 Batasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa aspek berikut. 1) Teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis karangan persuasi di kelas X SMA Pasundan 7 Bandung adalah teknik copy the master.

7 2) Kompetensi yang dicapai penelitian ini adalah menulis karangan persuasi yang terdapat di standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas X semester 2. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan persuasi pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum diterapkan teknik copy the master? 2) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan persuasi pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sesudah diterapkan teknik copy the master? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan persuasi siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum dan sesudah diterapkan teknik copy the master? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut: 1) kemampuan menulis karangan persuasi siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum diterapkan teknik copy the master; 2) kemampuan menulis karangan persuasi siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sesudah diterapkan teknik copy the master; 3) ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis karangan persuasi siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum dan sesudah diterapkan teknik copy the master. 1.6 Manfaat Penelitian Penulis menggolongkan manfaat dalam penelitian ini menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1) Manfaat teoretis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teori teknik pembelajaran dan dapat mengembangkan penggunaan

8 teknik copy the master dalam proses pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan persuasi.

9 2) Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada guru dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan persuasi menggunakan teknik copy the master. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat merangsang siswa agar lebih mudah menuangkan inspirasi dan gagasan dalam pembelajaran menulis karangan persuasi. 1.7 Anggapan Dasar Dalam melakukan penelitian ini penulis berpedoman pada anggapan dasar berikut ini. 1) Pembelajaran menulis karangan persuasi merupakan salah satu kompetensi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang terdapat dalam kurikulum SMA kelas X semester 2. 2) Pembelajaran menulis merupakan proses belajar mengajar yang aktif dan kreatif, sehingga memerlukan latihan secara berkesinambungan. 3) Teknik pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif dapat meningkatkan mutu pembelajaran menulis karangan persuasi. 4) Teknik copy the master merupakan teknik yang memiliki dasar teoretis yang lengkap sehingga dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran menulis karangan persuasi. 1.8 Hipotesis Hipotesis kerja penelitian ini sebagai berikut. Teknik copy the master efektif. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung dalam menulis karangan persuasi sebelum dan sesudah diterapkan teknik copy the master.

10 1.9 Definisi Operasional Untuk memperjelas pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap judul penelitian ini, penulis mendefinisikan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini sebagai berikut. 1) Teknik copy the master merupakan suatu cara mengajar dalam pembelajaran menulis. Dengan teknik tersebut, siswa diberi kesempatan untuk meniru sebuah model tulisan yang sudah ada dengan cara meminjam kerangka dan melakukan perbaikan dari model tulisan yang ditulis oleh seorang ahli (terkenal) atau bukan seorang ahli dijadikan sebagai contoh atau model. 2) Karangan persuasi adalah karangan yang berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan, sehingga pembaca membenarkannya dan bersedia melaksanakan ajakan penulis. 3) Pembelajaran menulis karangan persuasi adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara merencanakan dan menulis karangan persuasi sesuai dengan konsep persuasi.