BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sedang dihadapi dan dijalankan pada saat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. ada sekelompok kecil masyarakat dalam kedudukan ekonomi yang kuat dan. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai salah satu badan usaha keuangan merupakan lembaga perantara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tersebut sebagian besar memerlukan jasa-jasa bank dan lembaga keuangan lain

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana, serta. memberikan jasa jasa perbankan kepada masyarakat. Peranan bank dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dijadikan penyelamatan untuk kelancaran usaha bank.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

ADIKA SETIOKO B

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas. kekeluargaan (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dan dunia usaha maupun jasa lainnya. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan atau dana-dana dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berperan dalam. bidang keuangan, perbankan menempati posisi yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena hal tersebut terkait dengan pola bisnis yang berkembang di

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

KREDIT TANPA JAMINAN

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian negara. Pada dasarnya bank itu melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini mencakup didalamnya. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman atau kredit. Bank berperan sebagai perantara antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

BAB I PENDAHULUAN. memacu laju pertumbuhan negara. Hal ini dipastikan akan sangat membantu

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

dan kemajuan di bidang ekonomi, karena bank merupakan lembaga keuangan ke taraf peningkatan hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi hasrat dan keinginan maupun cita-citanya, bantuan dana ini dikenal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi era pasar bebas dan globalisasi, baik sebagai perantara antara

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi dengan menggunakan modal sendiri atau

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan

MUHAMMAD FEBRI YOGA PURNOMO

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat banyak, dalam hal ini bukan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha saat ini terlihat semakin maju, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDHULUAN. Pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kembali kepada masyarakat, pengusaha (enterpreneur) untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian yang sedang dihadapi dan dijalankan pada saat sekarang ini, ada kelompok mayarakat dalam keadaan ekonomi yang kuat dan menguasai sebagian besar kehidupan ekonomi nasional. Sedangkan dipihak lain sebagian masyarakat berada dalam ekonomi yang lemah dan belum mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Sebagian besar masyarakat masih bisa dikatakan berada dalam garis kemiskinan karena masih sulit bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara yang sedang berkembang. Masalah kemiskinan ini dikatakan sebagai salah satu problema karena masalah kemiskinan menuntut adanya suatu pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan menyeluruh. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini sangat diperlukan suatu proses pemberdayaan, dimana pemberdayaan masyarakat sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung sebagai persyaratannya. Diantaranya adalah faktor pendidikan, kesehatan, penguasaan akses sumber-sumber kemajuan ekonomi dan faktor sosial budaya. Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati dirinya. 1

2 Dalam rangka penanggulangan kemiskinan, pemerintah memandang perlu untuk meningkatkan bantuan kepada masyarakat melalui Unit Simpan Pinjam (USP). Unit Simpan Pinjam (USP) menjadi bagian dari koperasi dalam negeri, sesuai dengan namanya maka peran koperasi simpan pinjam adalah menyalurkan sumber-sumber daya (resource) dari sektor yang mempunyai tingkat penghasilan yang tinggi menuju ke sektor tingkat penghasilan yang lebih rendah. Dalam hal ini, perannya dapat meningkatkan modal yang pada gilirannya akan mendorong tingkat tabungan sebagai akibat dari adanya peningkatan tingkat penghasilan modal yang lebih tinggi. Terlepas bagaimana sikap masyarakat tersebut, koperasi simpan pinjam dituntut untuk mampu berperan dalam perekonomian nasional dimana koperasi merupakan saluran untuk pemupukan dan pengarahan usahawan golongan ekonomi lemah dan menengah agar kita benar-benar ikut aktif dalam proses pembangunan. Dengan demikian Unit Simpan Pinjam (USP) dibutuhkan kehadirannya sebagai lembaga perantara keuangan (Financial Intermediary) yang mampu menjangkau dan menyentuh kebutuhan masyarakat golongan ekonomi lemah dan menengah disamping keikut sertaannya dalam memperkokoh dan memperluas pasar keuangan formal. Dengan demikian Unit Simpan Pinjam (USP) berperan dalam mengatasi masalah kemiskinan yang masih menjadi problema di masyarakat. Agar koperasi simpan pinjam ini dapat berperan seperti yang diharapkan srta kelangsungan hidupnya terjamin, dituntut keterampilan dan kreatifitas pimpinan (KETUA) Unit Simpan Pinjam (USP) dalam mengelola kegiatan

3 usahanya yaitu bagaimana menghimpun dana seoptimal mungkin serta bagaimana memenuhi keperluan anggotanya dalam bentuk pemberian kredit. Dalam hal ini Unit simpan Pinjam memungut bunga yang ditetapkan dari para peminjam dan membayar bunga pada penyimpannya. Selisih antara suku bunga para peminjam dengan suku bunga yang harus dibayar merupakan penerimaan atas jerih payah Unit Simpan Pinjam (USP ). Pemanfaatan selisih harga (Pendapatan) untuk membiayai pengeluaran -pengeluaran administrasi dan pendukung lancarnya usaha (Biaya perasional) haruslah diusahakan seefisien mungkin sehingga dapat menguntungkan yang optimal serta memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat bagi kelangsungan eksistensinya. Selain itu, dalam koperasi simpan pinjam juga sering terjadi masalah dimana para peminjam melakukan keterlambatan dalam pembayaran angsuran atau lebih dikenal dengan kredit bermasalah atau kredit macet. Menurut Mahmoedin (2004) secara luas ktedit bermasalah adalah kredit yang tidak lancar atau kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang diperjanjikan, misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, mengenai pengembalian pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan dan sebagainya. Kredit bermasalah atau kredit macet memberikan dampak yang kurang baik bagi negara, masyarakat dan bagi perbankan indonesia. Bahaya atas kredit mace yakni tidak terbayarkan kembali kredit yang diberikan, baik sebagian

4 maupun seluruhnya. Semakin besar kredit macet yang dihadapi oleh koperasi, makan menurun pula tingkat kesehatan operasi koperasi tersebut. Penurunan mutu kredit dan tingkat kesehatan koperasi mempengaruhi likuiditas keuangan dan solvabilitasnya, yang dapat mempengaruhi kepercayaan para penitip dana atau para nasabah dan calon nasabah. Semakin besar jumlah kredit yang bermasalah, maka semakin besar jumlah dana cadangan yang harus disediakan, semakin besar pula tanggungan koperasi untuk menyediakan dana cadangan tersebut karena kerugian yang ditanggung koperasi akan mengurangi modal sendiri. Dampak yang ditimbulkan oleh kredit bermasalah tersebut menguatkan keharusan koperasi untuk berusaha mengupayakan penanggulangan ataupun pencegahan bahaya yang mungkin timbul akibat kredit bermasalah. Kredit yang diberikan tanpa didahului oleh analisis kredit yang profesional dapat diragukan mutunya. Tujuan analisis kredit adalah menilai mutu permintaan kredit baru yang diajukan oleh calon kreditur ataupun permintaan tambahan kredit terhadap kredit yang sudah pernah diberikan yang diajukan oleh debitur yang lama. Apabila koperasi meluluskan permintaan kredit setelah penilaian mutu melalui analisis kredit, resiko berkembangnya kredit yang diberikan menjadi kredit bermasalah dapat di perkecil. Penulis menemukan adanya kredit macet yang terjadi pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir Pekanbaru. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian ditempat tersebut untuk mengetahui penyebab terjadinya kredit bermasalah.

5 Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir Pekanbaru memiliki nasabah sebanyak 195 orang. Nasabah tersebut melakukan pinjaman dan setiap tahunnya mengalami kredit macet. Tabel I.1. Daftar Debitur Macet Pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Periode 2008-2012 Tahun Jumlah Debitur Total Pinjaman Kredit Macet (%) Total Kredit Macet Debitur Macet (orang) 2008 112 1.547.500.000 3,33 51.531.750 4 2009 135 2.523.000.000 2,81 70.896.300 4 2010 155 3.875.500.000 3,07 118.977.850 5 2011 172 4.284.000.000 4,13 176.929.200 7 2012 195 4.547.500.000 4,27 194.178.250 8 Sumber: USP Swamitra Rumbai (data yang diolah) Berdasarkan data pada tabel I.1 tersebut terlihat bahwa total kredit macet yang terjadi pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir Pekanbaru mengalami peningkatan setiap tahunnya di 5 tahun terakhir. Hal ini juga terlihat pada jumlah debitur macet yang juga mengalami kenaikan. Dapat dilihat pada tahun terakhir yaitu tahun 2012 total pinjaman mencapai 4.547.500.000 dengan jumlah debitur yang meminjam sebanyak 195 orang. Pada keadaan tersebut, kredit macet mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,27% dengan jumalh debitur yang juga meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 8 orang. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA UNIT SIMPAN

6 PINJAM (USP) SWAMITRA DI KEC.RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU DITINJAU DARI SISI NASABAH. I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh kelemahan karakter nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir 2. Bagaimana pengaruh kelemahan kemampuan nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesis ir 3. Bagaimana pengaruh musibah yang dialami nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir 4. Bagaimana pengaruh kecerobohan nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir 5. Bagaimana pngaruh kelemahan manajemen nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir

7 I.3. Tujuan penelitian 1. Mengetahui pengaruh kelemahan karakter nasabahterhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir Pekanbaru. 2. Mengetahui pengaruh kelemahan kemampuan nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir 3. Mengetahui pengaruh musibah yang dialami nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir 4. Mengetahui pengaruh kecerobohan nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir 5. Mengetahui pengaruh kelemahan manajemen nasabah terhadap kredit macet pada Unit Simpan Pinjam (USP) Swamitra di Kec.Rumbai Pesisir I.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, sebagai bahan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang telah didapat dari bangku perkuliahan, serta menambah wawasan terutama dalam hal kredit macet 2. Bagi perusahaan, sebagai bahan evaluasi penyebab kredit macet 3. Bagi dunia pendidikan, sebagai referensi atau bahan masukan bagi penelitian di masa-masa yang akan datang

8 I.5. Sistematika Penulisan Secara umum laporan penelitian ini disusun dalam 6 (enam) bab yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa sub bab. Secara garis besar sistematis penulisannya adalah sebagai berikut BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan membahas dan menguraikan empat sub bab yaitu mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. BAB II : TELAAH PUSTAKA Dalam bab ini penulis akan menguraikan beberapa teori yang mendasari penulisan laporan ini. Berisikan tentang pembahasan kredit, tujuan dan fungsi kredit, unsur-unsur kredit, jenis-jenis kredit, jaminan kredit, prosedur dan persyaratan kredit, analisis pemberian kredit, kredit bermasalah, teknik penyelesaian kredit bermasalah. Serta pada bagian akhir akan dikemukakan mengenai hipotesis dan variabel penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai metode penelitian, yaitu : lokasi penelitian, sumber dan jenis data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta metode pengujian analisis data.

9 BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini berisikan mengenai gambaran umum perusahaan, yaitu mengenai sejarah singkat dan profil perusahaann BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas dan menguraikan mengenai hasil dari penelitian tentang faktor-faktor internal nasabah yang mempengaruhi kredit macet pada USP Swamitra Kec.Rumbai Pesisir Pekanbaru. BAB VI : PENUTUP Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari permasalahan yang telah dikemukakan dan saran dalam implikasinya dalam perusahaan serta berbagain pihak lain yang berkepentingan dengan penelitian ini.