FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

ENTERTAINMENT CENTRE DI SALATIGA

WISMA MAHASISWA DAN TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

REDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

WEDDING CENTER DI SEMARANG

PURI TERAPI KECANTIKAN DAN KEBUGARAN NATURAL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KANTOR SINODE GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) DI SALATIGA BABI PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Women and Child Center di Semarang

RUMAH SAKIT ANAK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

ENTERTAINMENT CENTER DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan universitas terbesar di Kota Semarang. Lokasi kampus Universitas Diponegoro

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

SEMARANG ELECTRONIC CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

KANTOR PT. SIEMENS INDONESIA REGIONAL JAWA BARAT DI BANDUNG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

PKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagas Laksawicaka Gedung Bioskop di Kota Semarang 1

AKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

PERERENCANAAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KAWASAN HUTAN KOTA BEKASI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STADION UTAMA GELORA BUNG TOMO DI SURABAYA

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TOKO BUKU DENGAN RUANG PAMER DI KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

TAMAN RIA DI SEMARANG

KONDOMINIUM BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN

Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

2. TUJUAN DAN SASARAN

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TA 115

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

WISMA TAMU UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

Panti Wredha di Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN

Institut Seni Musik Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

REDESAIN KANTOR DINAS PENDIDIKAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Perencanaan dan Perancangan Tujuan. Apartemen di Jakarta

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano)

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

APARTEMEN BAGI ORANG ASING DI KOTA YOGYAKARTA

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

TUGAS AKHIR PERIODE 32 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR FITNESS CENTRE DAN SPA DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: DARWIN JONATHAN NAINGGOLAN L2B 605 072 Periode 32 April Juli JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2010 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal- hal seperti membuat dan memaksa setiap manusia modern harus selalu siap dan berada dalam kondisi yang prima mengingat banyaknya permasalahan yang ada yang tidak hanya membutuhkan tuntukan psikis tetapi fisik juga. Hal ini juga berdampak terhadap faktor kesehatan manusia, makin banyak manusia yang tidak memperhatikan kesehatannya. Malas, kurang bergairah, kondisi kesehatan menurun, stress, kelebihan berat badan, dan lain sebagainya adalah gambar dari dampak yang ada. Makin tinggi tingkat pencaharian dan karir masyarakat kota Semarang terlebih kalangan menengah ke atas berdampak negatif terhadap tingkat stress seseorang. Selain itu banyak faktor lain yang menyebabkan sress menjadi penyakit pertama yang diderita masyarakat kota Semarang, kemacetan lalu- lintas misalnya. Hal itu membuktikan bahwa semakin maju perkembangan suatu kota, semakin banyak permasalahan yang muncul terkait kehidupan masyarakat, terlebih lagi kalangan masyarakat menengah ke atas yang tingkat karirnya tinggi. Kesadaran akan pentingnya olah- raga dan kesehatan juga termasuk salah satu di dalamnya. Dari dampak itulah, kini banyak dikembangkan pusat- pusat pelayanan publik yang lebih mengarah kepada entertainment atau hiburan. Salah satu dari pelayanan publik itu adalah sarana olah- raga dan bahkan telah menjadi trend di mana- mana mengingat pentingnya tubuh fit bagi setiap kegiatan. Olah- raga sebenarnya telah menjadi trend hidup masyarakat menengah kota terlebih lagi kalangan remaja yang sangat memperhatikan bentuk tubuh. Akan tetapi pada kenyataannya banyak dari para eksekutif yang tingkat kariernya tinggi mengeluh tidak ada waktu untuk berolah- raga. Dampaknya banyak yang 2

membeli alat fitness dan kesehatan lainnya untuk digunakan di rumah dan pada akhirnya menjadi korban kebosanan. Kondisi- kondisi seperti di atas dapat ditanggulangi dengan adanya sebuah fitness centre yang menyajikan banyak fasilitas dengan konsep one stop sport dan entertainment menjadi kunci utamanya. Dengan adanya sarana olah- raga yang bisa menampung setiap permasalahan masyarakat kota besar khususnya kota Semarang seperti ini maka diharapkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan olah raga tetap tinggi dan tentunya dengan harapan lain, seperti sportainment dimana orang bisa melakukan olah- raga yang biasanya berujung pada kebosanan dengan sangat fun dan enjoy sebagai penanggulangan atas tingginya tingkat stress, dan yang terakhir adalah mengubah anggapan masyarakat bahwa olah raga tidaklah pagi hari, sore, malam bahkan setiap saatpun bisa. Ketegangan, tekanan dan kesibukan yang disebabkan oleh rutinitas yang ada membuat energi kita terkuras, diharapkan dengan adanya sarana olah- raga seperti ini, energi yang tadinya terkuras bisa di- recharge kembali. Sebenarnya sarana olah- raga fitness centre maupun Spa ini sudah tidak asing untuk ukuran sebuah kota besar, bahkan saat ini sarana- sarana seperti ini kian marak mengingat kondisi perekonomian warga kota besar yang cukup tinggi selain itu juga membantu menanggulangi banyaknya anggapan bahwa olah- raga membosankan dan membutuhkan banyak waktu dan tentunya juga didukung oleh pola hidup masyarakat kota besar yang cenderung serba praktis, serba instan, dan lain sebagainya yang lebih dikenal dengan urban life style. 1.2. Maksud dan Tujuan 1. Tujuan Merumuskan Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur yang berhubungan dengan aspek-aspek perancangan dan perencanaan Fitness Centre dan Spa di Semarang sebagai pusat kebugaran fisik. 3

2. Sasaran Tersusunnya Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur Fitness Centre dan Spa beserta program dan kapasitas pelayanan berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan. 1.3. Manfaat Manfaat yang diperoleh : 1. Secara subyektif Sebagai pemenuhan syarat tugas akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang nantinya digunakan sebagai pegangan dan pedoman dalam perancangan Fitness Centre dan Spa di Semarang. 2. Secara obyektif Sebagai sumbangan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan khususnya di bidang arsitektur. 1.4. Lingkup Pembahasan 1. Secara substansial Ruang lingkup perencanaan dan perancangan fitness centre plus Spa didasarkan pada permasalahan yang dibatasi dan ditinjau dari disiplin arsitektur, serta dititikberatkan pada perencanaan sebuah tempat olah- raga yang memiliki segi fasilitas dan design yang menarik. 2. Secara spasial Secara spasial lokasi perencanaan masuk pada wilayah administratif kota Semarang propinsi Jawa Tengah. 1.5. Metoda Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu menguraikan, memaparkan data-data, baik data primer maupun data sekunder. Untuk dapat melakukan perencanaan dan perancangan fitness centre plus Spa di Semarang di perlukan data sebagai berikut : 4

a. Data Primer 1) Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan informasi dari narasumber dan pihak terkait dengan fitness centre plus Spa. 2) Survey Lapangan, dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi atau tapak perencanaan maupun obyek lainnya sebagai studi banding/ kasus. b. Data Sekunder 1) Studi literatur, diambil dari buku yang berkaitan dengan fitness centre plus Spa dan literatur lainnya. 2) Referensi, didapat dari pengumpulan data baik cetak maupun elektronik, peta dan peraturan dari tempat fitness dan spa terkait. Kemudian data tersebut dianalisa secara kualitatif yaitu menganalisa terhadap aspek pelaku kegiatan, kebutuhan ruang, penataan ruang dan sirkulasi dan dianalisa secara kuantitatif yaitu menganalisa terhadap kapasitas ruang dan besaran ruang serta pendekatan mengenai lokasi dan tapak. Setelah dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif kemudian ditarik kesimpulan sebagai dasar perencanaan dan perancangan. Dalam membahas dan mempersiapkan desain diperlukan alat, bahan dan cara pembahasan, yaitu : 1. Alat Pembahasan Metode pembahasan ini berdasarkan atas dua faktor utama yaitu : a) Design determinant, yaitu aspek-aspek yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan meliputi program ruang, tapak, utilitas, struktur dan penekanan desain. b) Design requirement, yaitu persyaratan-persyaratan yang mendasari sutu perancangan agar aspek-aspek yang dibutuhkan dalam perancangan dapat menjadi sesuai. Kedua faktor yang mempengaruhi perancangan fitness centre plus Spa di Semarang ini diuraikan menjadi lima aspek yang dijelaskan sebagai berikut : 5

a) Program Ruang Dalam menyusun program ruang fitness centre plus Spa di Semarang digunakan data pengunjung usia produktif di Semarang. Selain itu juga dilakukan studi kasus terhadap Pusat Informasi Bangunan yang saat ini ada untuk membantu dalam penentuan fasilitas dan ruang yang dibutuhkan suatu fitness centre plus Spa. Besaran ruang fitness centre plus Spa di hitung berdasarkan standart ruang fitness centre plus Spa dan studi banding yang ada. Literatur yang digunakan untuk standart perencanaan program ruang fitness centre plus Spa di Semarang yaitu Neufert Architect Data, Time Saver Standards for Building Types. b) Tapak Untuk tapak fitness centre plus Spa di Semarang penentuan lokasi tapak disesuaikan dengan tata guna lahan yaitu perdagangan dan jasa, kriteria dan pembobotan penilaian tapak menggunakan sistem scoring. c) Struktur Persyaratan struktur meliputi struktur pondasi, struktur badan bangunan dan struktur atap dengan pertimbangan fungsi ruang, tuntutan citra dan estetika, serta kondisi lingkungan. d) Utilitas Utilitas yang direncanakan bertujuan untuk mendukung bangunan fitness centre plus Spa di Semarang agar dapat berfungsi dengan baik berdasarkan faktor kebutuhan ruang dan kenyamanan bagi pengunjung fitness centre plus Spa tersebut. Untuk itu ada sepuluh sistem utilitas yang diperlukan dalam bangunan fitness centre plus Spa ini, yaitu : 1) Sistem pencahayaan 2) Sistem Akustik 3) Sistem Tata Udara 4) Sistem Mekanikal Elektrikal 6

5) Sistem Pemipaan dan Sanitasi 6) Sistem Telekomunikasi 7) Sistem Pencegahan dan Penaggulangan Kondisi Darurat 8) Jaringan Sampah 9) Sistem Keamanan 10) Sistem penangkal petir 2. Analisis dan Penampilan Data Analisa dilakukan sejak berada di lapangan dengan melakukan organisasi data dilanjutkan dengan menghubungkan antara satu dengan yang lain untuk kemudian diidentifikasi. Dalam rangka mengolah data yang telah dikumpulkan, digunakan teknik analisisl logik untuk data yang bersifat kualitatif dalam bentuk uraian sistematis. Untuk mengolah data kuantitatif digunakan teknik analisis statistik dalam bentuk penyajian tabel atau grafik. Proses dalam melakukan analisis adalah : a) Melakukan redusi data, merupakan proses seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan, sehingga didapatkan data yang benarbenar diperlukan dalam proses perencanaan dan perancangan. b) Data display, menampilkan data yang penting berupa tabel atau grafik untuk memudahkan analisis. c) Pendekatan-pendekatan, yang dilakukukan terhadap lima aspek, yaitu terhadap : 1) Aspek Fungsional Pendekatan yang dilakukan untuk menentukan pelaku kegiatan, jenis dan kelompok kegiatan, materi atraksi, fasilitas hubungan kelompok ruang dan kapasitas. 2) Aspek Kontektual Melihat keterkaitan antara bangunan yang direncanakan terhadap lingkungan atau tapak dimana bangunan tersebut direncanakan. 7

3) Aspek Kinerja Pendekatan terhadap bagaimana suatu bangunan dapat menjalankan aktivitas didalamnya dengan baik, meliputi utilitas dan sirkulasi. 4) Aspek Teknis Pendekatan untuk menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan teknis bangunan, seperti struktur dan utilitas. 5) Aspek Arsitektural Pendekatan terhadap aspek arsitektural yang akan menentukan gubahan massa dan tampak bangunan. 3. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang ada berdasarkan fungsi dan kegiatan yang terjadi di fitness centre plus Spa tersebut, misalkan aktifitas pengunjung, pengelola dan pedukung. Pencarian jumlah pengunjung fitness centre plus Spa dengan menggunakan data daristudi banding fitness centre plus Spa yang ada. Sedangkan, pencarian jumlah pengelola dan pendukung dilakukan dengan data yang ada dan disesuaikan dengan standart yang berlaku dan kebutuhan yang ada. 4. Kesimpulan Kesimpulan didapat dari analisa yang dipakai sebagai dasar untuk membuat design guidlines sebagai landasan perancangan. Melihat kondisi, potensi dan latar belakang pada fitness centre plus Spa tidak hanya menjadi pusat informasi bangunan gedung tetapi lebih luas dari itu yakni akan menjadi pusat informasi permukiman dan bangunan gedung (Human Settlement Information Center). Kumudian hal tersebut dianalisa untuk mencari pemecahan masalah dengan 8

pendekatan-pendekatan yang menghasilkan program perencanaa dan perancangan fitness centre plus Spa di Semarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada alur pikir pembahasan berikut : LATAR BELAKANG Aktualita : Semakin maju perkembangan suatu kota, semakin banyak permasalahan yang muncul terkait kehidupan masyarakat, terlebih lagi kalangan masyarakat menengah ke atas yang tingkat karirnya tinggi. Belum tersedianya fasilitas lengkap di satu tempat yang dapat mengakomodasi semua kebutuhan akan kesehatan di kota Semarang. Adanya Trend dari masyarakat kalangan menengah ke atas akan kesehatan di dalam kesibukan dari aktivitas mereka. Urgensi : sarana sarana seperti fitness centre plus Spa kian marak mengingat kondisi perekonomian warga kota besar yang cukup tinggi selain itu juga membantu menanggulangi banyaknya anggapan bahwa olah raga membosankan dan membutuhkan banyak waktu dan tentunya juga didukung oleh pola hidup masyarakat kota besar yang cenderung serba praktis, serba instan, dan lain sebagainya yang lebih dikenal dengan urban life style. Originalitas : memupuk semangat berolahraga masyarakat khususnya kalangan menengah ke atas yang cenderung lebih memeras otak, meningkatkan kualitas dan mutu dari bangsa Indonesia dengan membantu program pemerintah yaitu mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olah raga, serta menyediakan wadah bagi masyarakat yang butuh untuk lebih menyeimbangkan hidupnya dengan berolahraga dan juga memanjakan tubuh. MASALAH Pada kenyataannya banyak dari para eksekutif yang tingkat kariernya tinggi mengeluh tidak ada waktu untuk berolah raga. Dampaknya banyak yang membeli alat fitness dan kesehatan lainnya untuk digunakan di rumah dan pada akhirnya menjadi korban kebosanan. SOLUSI Adanya sebuah fitness centre dan Spa yang menyajikan banyak fasilitas dengan konsep one stop sport dan entertainment menjadi kunci utamanya. F E E D B A C K STUDI FITNESS CENTRE PLUS SPA Layout Fitness Centre dan Spa Sarana dan prasarana Fitness Centre dan Spa 9

STUDY LITERATUR Skripsi Tugas Akhir, Perancangan Interior Fitness Centre di Surabaya STUDY BANDING Plaza Fitness di Semarang Salon dan fitness Shangri la di Semarang PERENCANAAN Judul Tugas Akhir Fitness Centre dan Spa Di Semarang PERANCANGAN fitness centre yang menyajikan banyak fasilitas dengan konsep one stop sport dan entertainment LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A) 1.6. Susunan Penulisan Susunan Penulisan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur adalah sebagai berikut : Bab I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan susunan penulisan. Bab II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING Berisi tinjauan tentang fitness centre plus Spa di Semarang dan tinjauan teori tentang perencanaan dan perancangan pusat informasi bangunan sesuai referensi yang relevan. Serta studi banding terhadap Shangri-la Fitness, Hair, Beauty & Spa, Plaza Fitness dan juga Rumah Cantik Citra. Bab III TINJAUAN LOKASI Berisi tinjauan terhadap kota Semarang, beserta dengan peraturan dan kebijakan pemerintah setempat. Bab IV BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi batasan dan anggapan yang digunakan sebagai dasar perencanaan dan perancangan fitness centre plus Spa di Semarang. 10

Bab V PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi penjabaran lanjut dari tinjauan pustaka, kota/lokasi yang disusun sebagai tuntutan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan desain dan ketetapan desain. Pendekatan perencanaan matematis, atau persamaanpersamaan yang langsung berkaitan dengan ilmu arsitektur. Pendekatan meliputi : aspek fungsional, aspek teknis, aspek kinerja, aspek kontekstual, aspek arsitektural. Bab VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Program dasar perencanaan dan perancangan berisi konsep-konsep yang diambil dari uraian pendekatan perencanaan dan perancangan sebagai dasar untuk perencangan fisik. Program dasar meliputi : ketetapan lokasi/tapak, program ruang, struktur/modul bangunan, utilitas bangunan, dan karakter bangunan. 11