BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi. yang telah dipercayakan kepadanya (Lako, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. of Directors. Menurut Neumann dan Voetmann (1999) dalam Setiawan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manager

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

PERNYATAAN KEASLIAN...

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. membayar hutang-hutangnya, oportunitas pengembangan investasi yang baru,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau yang lebih dikenal dengan nama Chief Executive Officer (CEO)

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

kepada 10 direksi remunerasi sebesar Rp 67,6 miliar dan 6 komisaris sebesar Rp 17,5 miliar. Porsi bonus ini di bawah 1 persen dari laba 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan yang tidak mencerminkan keadaan atau kondisi laporan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dikatakan lebih berguna jika memenuhi kualifikasi relevance dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. (manajemen) dengan pihak eksternal seperti kreditor, investor, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang berkembang saat ini dapat memberikan peluang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu catatan informasi keuangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang digunakan. merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mereka dalam perusahaan (Sumtaky, 2007 dalam Yashinta, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

PERBEDAAN KINERJA DAN NILAI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PERGANTIAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER. I Ketut Prasantia Noor 1 Ida Bagus Putra Astika 2

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas jangka panjang dan relatif lebih berisiko ketimbang sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan arus informasi di era globalisasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

PENDAHULUAN. yang go public. Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen suatu perusahaan dapat di tunjukkan melalui penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : KARUNIA CHANDRA DEWI B

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan. manajemen adalah profitabilitas perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. akrual biasanya dapat menunjukan informasi prestasi yang lebih baik

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan kinerja perusahaan. Rahman, Moniruzzaman dan Sharif (2013)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keputusan bisnis. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nilai pasar (market value) menurut Jogiyanto (2000:89) adalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi investor. Informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

RIZKA DIAN RACHMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

PERBEDAAN REAKSI PASAR ANTARA PERUSAHAAN PERATA LABA DAN BUKAN PERATA LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada maksimalisasi laba telah berkurang. Menurut Elkington dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan yang berhubungan dengan informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi tersebut adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu sarana untuk menunjukkan kinerja manajemen yang diperlukan investor dalam menilai maupun memprediksi kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada (Ikatan Akuntan Indonesia, 2004). Laporan keuangan juga merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan kepadanya (Lako, 2007). Namun disisi lain, penunjukkan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahan berbanding terbalik dengan tujuan pribadi manajer. Dengan kewenangan yang dimiliki, manajer bisa bertindak dengan hanya menguntungkan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham. Hal ini mungkin terjadi karena adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh kedua belah pihak. Sebagai pengelola perusahaan, manajer akan lebih lebih 1

banyak mengetahui informasi internal perusahaan dibandingkan dengan pemilik atau pemegang saham. (Lako, 2007). Manajer sendiri sebagai agen juga bersaing dalam pasar tenaga kerja. Manajer dengan reputasi yang baik berpeluang untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu seorang manajer memiliki kepentingan yang sangat besar terhadap kinerja suatu perusahaan yang ia kelola karena berhubungan erat dengan reputasinya sebagai wujud keberhasilan. Sedangkan pemegang saham juga berkepentingan dengan kinerja perusahaan dalam arahan seorang manajer. (Lako, 2007). Pemegang saham dapat menghentikan manajer dari jabatannya jika perusahaan yang dikelolanya mempunyai kinerja rendah yang memungkinkan pemegang saham menggantinya dengan manajer lain (Trisnantari, 2010). Manajer memiliki beberapa tingkatan atau level, yaitu: manajer tingkat pertama, manajer tingkat menengah, dan manajer puncak. Manajer puncak terdiri dari beberapa direktur, yang disebut dengan dewan direksi atau Board of Directors. Menurut Neumann dan Voetmann (1999) dalam Setiawan (2007), fungsi manajer puncak lebih mengarah pada fungsi strategik, misalnya: menentukan tujuan perusahaan, perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan. Manajer puncak ini mempunyai seorang pemimpin yang disebut sebagai presiden direktur atau direktur utama, atau disebut juga sebagai Chief Executive Officer (CEO). 2

CEO banyak memberikan pengaruh terhadap jalannya perusahaan. Kinerja perusahaan baik atau buruk dapat dilihat dari hasil kerja keras manajemen puncak dalam mengelola perusahaan secara langsung untuk mencapai tujuan utama perusahaan. CEO dikatakan kinerjanya bagus apabila memiliki prestasi yang baik tiap tahunnya dan dapat mencapai tujuan bersama, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya pergantian CEO, sebab CEO tidak dapat mencapai tujuan utama di perusahaan. Pergantian CEO memberikan indikasi kepada perusahaan bahwa akan ada perubahan dalam pengelolaan perusahaan dengan menerapkan peraturan dan prosedur baru, serta perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh CEO baru yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Pergantian CEO suatu perusahaan biasanya diikuti dengan redefinisi misi, visi, dan strategi bisnis, sehingga menuntut adanya restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi, visi, dan strategi yang baru tersebut. Penggantian ini seharusnya mampu memicu peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Kinerja yang buruk dapat mendorong pemegang saham melakukan pergantian CEO yang kemudian dapat menurunkan nilai pasar manajer yang bersangkutan di pasar tenaga kerja. Hal inilah yang dapat mendorong manajer melakukan big bath agar tidak terjadi pergantian CEO karena kinerja yang buruk. Pergantian CEO merupakan strategi terbaik bagi sebuah perusahaan yang sedang turun demi menentukan nasib barunya di masa depan. Dalam pemilihan 3

CEO baru juga memiliki ketentuan yang berlaku sesuai dengan peraturan perusahaan biasanya mengutamakan pengalaman seseorang yang berkopeten, orang yang mampu mengikuti perkembangan jaman, orang yang berpengalaman di bidang ekonomi, orang yang tidak ceroboh, bisa dipercaya, bijaksana, ulet dan kerja keras. Namun perusahaan juga dikatakan tidak stabil apabila terlalu sering mengalami pergantian CEO tiap tahunnya. Pergantian CEO juga memiliki sebab lain selain tidak tercapai tujuan perusahaan yaitu terjadi pergantian CEO karena masa waktu jabatan kerjanya sudah habis dan pergantian. CEO memiliki tanggung jawab utama pada pelaporan keuangan perusahaan. Perilaku menyimpang CEO yang muncul pada saat periode akan diganti atau ketika menggantikan CEO pada suatu perusahaan merupakan hal yang menarik untuk diteliti mengingat tanggung jawab CEO terhadap pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian inilah yang menguji apakah CEO yang baru berhenti dan CEO yang baru saja diangkat di perusahaan Indonesia akan membawa pengaruh bagi kinerja dan nilai perusahaan tersebut. Khurana (2003); Murphy dan Zabonzik (2004) dalam Kaplan dan Minton (2006) menyampaikan adanya peningkatan pergantian CEO di Amerika Serikat pada tahun 1990-an dibandingkan pada tahun 1970 sampai dengan 1980-an walaupun besarannya sangat kecil, yaitu dari 10% per tahun pada tahun 1970-an dan 1980-an menjadi 11% pada tahun 1990-an. Seiring dengan meningkatnya tingkat pergantian CEO, maka Kaplan dan Minton (2006) menyatakan bahwa 4

CEO memiliki risiko kehilangan pekerjaan yang semakin meningkat. Hazarika et al. (2009) membuktikan bahwa CEO yang memiliki risiko kehilangan pekerjaan cenderung akan melakukan hal yang menyimpang dengan meningkatkan laba perusahaan agar mereka dapat tetap mempertahankan posisinya, namun hal tersebut tidak secara signifikan ditemukan pada CEO yang secara sukarela mengundurkan diri dari pekerjaan mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Bengsston et al. (2006) membuktikan bahwa hal tersebut terjadi pada tahun saat digantinya CEO dan pada tahun-tahun sesudahnya. Scott (2000: 362) menyatakan bahwa CEO yang baru menjabat kemungkinan akan melakukan big bath untuk memperbesar kemungkinan memperoleh laba yang lebih tinggi pada periode berikutnya. Alasan CEO baru tersebut melakukan taking a bath karena ia tidak mau bertanggung jawab atas kinerja buruk CEO sebelumnya (Adiasih dan Indra, 2011). Di Indonesia juga terjadi kasus yang serupa, misalnya saja skandal Lippo Bank dan PT Qsar pada tahun 2002. Eksekutif perusahaan diperbolehkan untuk membeli saham dari perusahaan yang mereka kelola. Sikap oportunistik tersebut didukung oleh sistem kompensasi yang berlebihan (stock option dengan harga jauh di bawah harga normal). kasus yang terjadi itu membuat masyarakat mencermati peran eksekutif perusahaan atau direktur utama dalam mengelola perusahaan dan mempertanggungjawabkannya kepada pemangku kepentingan. Topik penelitian mengenai penyebab perilaku oportunistik CEO memanipulasi 5

laba, cara CEO melakukan big bath, dan konsekuensi dari perilaku CEO memanipulasi laba semakin berkembang (McNichols, 2000). Beberapa penelitian lainnya juga telah dilakukan untuk mencari apakah pergantian pemimpin pada suatu perusahaan akan mempengaruhi kinerja dan nilai dari suatu perusahaan. Hannan dan Freman (1997) menemukan bahwa sesungguhnya perusahaan terutama perusahaan besar telah memiliki sistem yang memungkinkan perusahaan tersebut berjalan dengan sendirinya sehingga perubahan atau pergantian kepemimpinan tidak akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Demikian juga dengan hasil penelitian Lieberson dan O Connor (1972) serta Mintzberg (1979) menghasilkan kesimpulan bahwa pergantian pemimpin dalam perusahaan tidak akan mempengaruhi kinerja. Gamson dan Scotch (1964) bahkan menemukan bahwa pergantian kepemimpinan dalam suatu perusahaan merupakan ritual yang salah dan tidak mengacu pada perubahan kinerja. Sejalan dengan hasil riset di atas, Pfeffer dan Davis Blake (1986) menemukan bahwa pengaruh yang akan muncul dari pergantian pemimpin tersebut akan menjadi penghambat pengaruh positif yang seharusnya muncul ketika terjadi proses penggantian pergantian manajer yang memiliki kinerja yang tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan teori yang diungkapkan oleh Scott (2000: 362) diketahui bahwa CEO yang akan kehilangan pekerjaannya akan berusaha untuk memperlihatkan kinerja yang baik dengan meningkatkan laba 6

perusahaan (income decreasing), demikian pula yang akan dilakukan oleh CEO yang baru menjabat. Artinya, ia akan melakukan income decreasing, bahkan big bath pada tahun pertama ia menjabat. Kinerja yang buruk dapat dilimpahkan kepada CEO yang lama. Penurunan laba pada tahun ini akan memperbesar kemungkinan memperoleh laba yang lebih tinggi pada periode berikutnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini mengangkat judul Perbedaan Kinerja Perusahaan dan Nilai Perusahaan Sebelum dan Setelah Pergantian Chief Executive Officer. Keistimewaan penelitian ini yakni kita bisa membandingkan kinerja dan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah peristiwa pergantian CEO. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga barang jadi. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan mereka, salah satunya dengan investasi saham oleh para investor, sehingga nantinya dapat mempengaruhi nilai perusahaan. (Herawaty, 2008). 7

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan atas latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat dirumuskan rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1) Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah pergantian CEO? 2) Apakah terdapat perbedaan nilai perusahaan sebelum dan setelah pergantian CEO? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendapatkan bukti empiris perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah pergantian CEO. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris perbedaan nilai perusahaan sebelum dan setelah pergantian CEO. 8

1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis untuk berbagai pihak yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan setelah pergantian CEO serta mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh perbedaan tersebut pada ROA yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan go public. Diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam kajian empiris dan dijadikan perbandingan maupun pengembangan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai informasi bagi manajer dan pemegang saham dalam mengambil keputusan. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dan sumber informasi dalam menilai kinerja perusahan dan nilai perusahaan sebelum dan setelah pergantian CEO. 9

1.5 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran dalam penelitian ini, maka penyajian akan disusun menjadi bab secara sistematis sehingga antara satu bab dengan lainnya memiliki hubungan erat. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Masalah Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori atau konsep-konsep yang relevan sebagai acuan dan landasan dalam memecahkan permasalahan yang ada, penelitian terdahulu dan perumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini akan menguraikan desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian 10

Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan yang diteliti dan hasil analisis data. Bab V Simpulan dan Saran Dalam bab ini dijelaskan simpulan dari permasalahan yang dibahas serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang dicapai. 11