HUBUNGAN SIKAP DAN PRAKTIK IBU SELAMA PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

DWI SULISTYORINI J

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

MAULANA WIJAYA NIM. J

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA 6-48 BULAN TERHADAP STATUS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS SEI TATAS KABUPATEN KAPUAS

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH 5 TAHUN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUSUKAN SURAKARTA

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

ABSTRACT. Keywords: severe acute malnutrition, child, nutrition status, economic status

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

FREKUENSI PENIMBANGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

Analisis Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

HUBUNGAN PELAKSANAAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS GIZI ANAK 1-4 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN PERILAKU HIGIENE SANITASI TERHADAP KEJADIAN STUNTED PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DI DESA HARGOREJO KULON PROGO


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

Henrika Hetti Gulo 1, Evawany 2, Jumirah 3. Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : DIAN KUSUMAWATI J

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN DAN STATUS GIZI ANAK USIA PRASEKOLAH

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi.

Linda Yunitasari 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

Pemberian Modisco Meningkatkan Status Gizi Balita Kabupaten Purworejo

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMANFAATAN PROGRAM POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BOUGENVILLE KOTA CIMAHI SELATAN TAHUN 2017

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA

Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Balita di Posyandu Mawar RW 05 Kelurahan Wonodri

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DI KLINIK PRATAMA BUDI LUHUR KABUPATEN KUDUS ARTIKEL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP POLA ASUH IBU BALITA DI KABUPATEN BANYUMAS (Studi di Puskesmas Banyumas dan Puskesmas II Kembaran)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

PICTURE OF MOTHER KNOWLEDGE ON NUTRITION STATUS IN KARANGRAYUNG PUSKESMAS I.

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma Gizi. Disusun oleh :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING

FREKUENSI KONSELING GIZI, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PERUBAHAN BERAT ENERGI PROTEIN (KEP) DI KLINIK GIZI PUSKESMAS KUNCIRAN, KOTA TANGERANG

Transkripsi:

HUBUNGAN SIKAP DAN PRAKTIK IBU SELAMA PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : FETY ARDIANA PRATIWI J300120038 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN SIKAP DAN PRAKTIK IBU SELAMA PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN Oleh : Fety Ardiana Pratiwi*, Mutalazimah**, Muwakhidah*** *Mahasiswa DIII Prodi Ilmu Gizi FIK UMS, **Dosen Prodi Ilmu Gizi FIK UMS, ***Dosen Prodi Ilmu Gizi FIK UMS *Email: Fety.ardiana55@gmail.com ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER S ATTITUDE AND PRACTICE DURING SUPLEMENTARY FEEDING S PROGRAMME TOWARD NUTRITIONAL STATUS OF THE CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD IN SIDOHARJO LOCAL GOVERNMENT CLINIC OF SRAGEN REGION Background : The nutritional status is a body condition as a result of balancing interaction nutritional subtance to the body s needs, which are known by measurement of a variable and classified into categories of specific nutritional. Children under five with malnutrition based on Weight and Height is a condition where a Z score -3SD <-2SD with clinical signs look thin. Nutritional status of children under five years old influenced by direct and indirect factor. The one of direct factor is food consumption. Food consumption related mother s knowledge that influential on mother s attitude and practice. Objective : To know the relationship between the mother s attitude and practice during Suplementary Feeding s Programme toward Nutritional state of children under five years old in Sidoharjo Local Government Clinic. Methods : Type of research that used in this research is observational. The sampling are mothers who have children under five years old with malnutrition targeting on Suplementary Feeding s Programme to the total of 33 children. Mother s attitude and practice of mothers was obtained by filling the questionnaire, while the nutritional status of children under five years old was obtained by measuring the Weight and Height. Result : A total of 75.8 % nutritional state of children under five years old are increase and 24.2 % are not increase. A total of 42,4 % show mother s attitude are supporting and 57.6 % are not supporting. A total of 60.6 % mother s practice are good and 39.4 % unfavorable. The result of research was tested by paired sample t- test show there is effect of Suplementary Feeding s Programme toward the nutritional status of children under five years old (p=0.00). The results of Spearman Rank correlation test show there is no relationship between the mother s attitude with nutritional status of children under five years old (p = 0.159). There is no relationship between mother s attitude and nutritional status of children under five years old (p = 0.333). Conclusion :Suplementary Feeding s Programme increase the nutritional status of children under five years old. There is no important relationship of mother s attitude

and practice during Suplementary Feeding s Programme toward children under five years old. Keywords :nutritional status, children under five years old, mother s attitude, mother s practice Bibliography : 1993-2015 PENDAHULUAN Balita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan, terutama masalah gizi kurang atau buruk. Hal ini disebabkan karena pada saatfase balita akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat (Ditjen Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2011). Penurunan prevalensi gizi kurang menjadi 15% dan menurunkan prevalensi pendek menjadi 32% merupakan salah satu sasaran pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut adalah melalui upaya penanggulangan gizi kurang dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), yang dibiayai oleh Bantuan Operasional Kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Berdasarkan penelitian Farida dan Tatik (2012) pada balita gizi buruk di kota Semarang pada tahun 2012 dengan pemberian makanan tambahan pemulihan hasilnya yaitu terjadi perbaikan status gizi berdasarkan BB/TB setelah diberikan PMT-Pemulihan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Siti Munthofiah (2008) mengenai hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status gizi anak balita menunjukkan bahwa status gizi anak balita mempunyai hubungan yang secara statistik signifikan dengan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu. Sikap ibu balita yang positif akan mempengaruhi perubahan perilaku yang positif. Bila sikap ibu balita tentang pelaksanaan pemberian makanan tambahan positif maka ibu balita akan mendukung kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2007). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen tahun 2015 didapatkan bahwa dari 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sragen, prevalensi gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo cukup banyak dan tingkat pendidikan masyaratnya juga masih rendah. Puskesmas Sidoharjo juga memberikan PMT untuk balita gizi kurang selama 90 hari yang sesuai dengan ketentuan dalam buku panduan penyelenggaraan PMT. Data dari Dinas Kesehatan Sragen tahun 2015, Puskesmas Sidoharjo prevalensi gizi lebih 1,0 %, gizi baik 95,5 %, gizi kurang 3 % dan gizi buruk 0,5%. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul Hubungan sikap dan praktik ibu selama Pelaksanaan Program PMT terhadap Status Gizi Balita Gizi Kurang di

Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen. TINJAUAN PUSTAKA A. Balita Anak balita adalah masa anak dibawah lima tahun atau berumur 12 60 bulan (Dep.Kes, 2005). Menurut Hanum Marimbi (2010), balita adalah bayi atau anak yang berusia lima tahun kebawah. Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang biasa disebut usia prasekolah (Proverawati dan Wati, 2010). B. Status Gizi 1. Definisi Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat interaksi keseimbangan zat gizi/ asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan kebutuhan tubuh, yang diketahui dengan pengukuran suatu variabel dan dapat digolongkan kedalam kategori gizi tertentu (misal baik, kurang, buruk dan sebagainya). Menurut Gibson (2004) ketidakseimbangan (kelebihan atau kekurangan) antara zat gizi dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelainan patologi bagi tubuh manusia. Keadaan demikian disebut malnutrition (gizi salah atau kelainan gizi). 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi a. Faktor penyebab langsung : 1) Konsumsi Makanan 2) Pemyakit infeksi b. Faktor penyebab tidak langsung : 1) ketahanan pangan keluarga 2) Pola asuh anak 3) Pelayanan kesehatan 4) Budaya C. Sikap Menurut Strickland (2001) dalam Fattah (2010) menerangkan bahwa sikap adalah predisporsisi atau kecenderungan untuk memberikan respon secara kognitif, emosi, dan perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi, dan situasi khusus dalam cara-cara tertentu. Dalam wacana yang bersifat umum, Baron dan Byrne (2004) berpendapat bahwa sikap adalah penilaian subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. D. Praktik Suatu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyataatau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat dilihat atau diamati oleh orang lain. Seseorang yang telah mengetahui stimulus/ objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui. Selanjutnya diharapkan akan mempraktikkan yang diketahui atau disikapinya. Inilah yang disebut praktik (practice) kesehatan atau dapat dikatakan praktik kesehatan (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).

E. Program Pemberian Makanan Tambahan Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan selain makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi. Program Pemberian Makanan Tambahan adalah program penyediaan anggaran dari Kementerian Kesehatan RI untuk kegiatan PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita. PMT Pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama seharihari (Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2011). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan menganalisis pengaruh pemberi makanan tambahan sera faktor sikap dan praktik ibu selama program Pemberian Makanan Tambahan terhadap status gizi balita. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen. Alasan pemilihan tempat penelitian ini karena berdasarkan survei awal diketaui bahwa di wilayah kerja puskesmas Sidoharjo terdapat balita gizi kurang cukup banyak dibanding wilayah lain. Populasi dari penelitian ini adalah semua balita dengan gizi kurang dari keluarga miskin yang mendapatkan PMT selama 90 hari di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yaitu 50 balita. Besar sampel penelitian ditentukan dengan populasi terbatas dengan rumus Lamesshow1997 : ( ) ( ) ( ) Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi Z = Nilai Z pada derajad kemaknaan 5% (1,96) d = Derajat penyimpangan populasi yang diinginkan 10%(0,1) P = Proporsi penelitian terdahulu 53%% (0,53) (Zulaekah, 2007) Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 balita. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat A. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Sebaran responden menurut pendidikan disajikan pada tabel.1 Tabel 1.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD 10 30,3 SMP 15 45,5 SMA 6 18,2 PT 2 6,1 Total 33 100.0

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa separuh lebih (69,8%) pendidikan responden menengah keatas (SLTP,SLTA,PT), dibandingkan dengan program wajib belajar pemerintah (9 tahun). B. Distribusi Menurut Jenis Kelamin Balita Sebaran responden menurut jenis kelamin balita disajikan pada tabel.1 Tabel 2.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Balita Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 17 51,5 Perempuan 16 48,5 Total 33 100 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa jumlah balita lakilaki yang berstatus gizi kurang pada awal program Pemberian Makanan Tambahan hampir sama dengan jumlah balita perempuan yang berstatus gizi kurang. Hal ini menunjukkan bahwa balita laki laki dan perempuan memiliki peluang yang sama mengalami gizi kurang. C. Distribusi Responden Menurut Sikap Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai nilai sikap responden diperoleh rata-rata nilai sikap adalah 56,12 dengan nilai terendah 44 dan nilai tertinggi 68. Bila dikategorikan maka distribusi responden sebagai berikut : Tabel 3.Distribusi Frekuesi Responden berdasarkan Sikap Sikap Frekuensi Persentase (%) Mendukung 14 42,2 Tidak 19 57,6 mendukung Total 33 100.0 Pada 33 responden dapat dilihat bahwa 14 responden memiliki sikap yang mendukung dan 19 tidak mendukung terhadap pelaksanaan Program Pemberian Makanan Tambahan untuk meningkatkan status gizi balita. D. Distribusi Responden Menurut Praktik Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai nilai praktik responden diperoleh ratarata nilai praktik adalah 14,66 dengan nilai terendah 11 dan nilai tertinggi 17. Bila dikategorikan maka distribusi responden sebagai berikut : Tabel 4.Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Praktik Praktik Frekuensi Persentase (%) Baik 20 60,6 Kurang 13 39,4 baik Total 33 100.0 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki nilai praktik yang baik adalah 20 (60,6%) dan yang kurang baik 13 (39,4%). E. Perubahan Status Gizi Gambaran perkembangan status gizi balita setelah mengikuti

Program Pemberian Makanan Tambahan dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut : Tabel 5.Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perubahan Status Gizi Status gizi Frekuensi Persentase (%) Meningkat 25 75,8 Tidak 8 24,2 meningkat Total 33 100.0 Pada 33 balita dapat dilihat bahwa sebagai besar mengalami peningkatan status gizi. Balita yang tidak mengalami peningkatan yang signifikan hanya 8 (24,2%). Analisis Bivariat A. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Tabel 6. Hasil Uji Paired Sample T-test Z-score Awal dan Akhir Variabel N Mean SD p-value Z-score awal 33-2.4682 0.30541 0,000 Z-score akhir 33-1.6327 0,67344 Data Z-score awal diperoleh dari penimbangan BB dan TB balita pada awal bulan Mei dan Z- score akhir diperoleh dengan penimbangan BB dan TB balita pada awal bulan Agustus.Data awal adalah balita yang belum diberi makanan tambahan, sedangkan data akhir setelah balita mendapatkan makanan tambahan selama 90 hari. Uji kenormalan data dengan kolmogorov-smirnov menunjukkan data Z-score awal (nilai p-value 0,526) dan akhir (nilai p-value 0,347) berdistribusi normal. Setelah itu dilakukan uji paired sample t-test untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap status gizi balita. Perubahan nilai Z-score terlihat dari nilai rata-rata awal (sebelum pemberian makanan tambahan) -2,4682 dan nilai ratarata akhir (setelah pemberian makanan tambahan) -1,6327. Nilai rata-rata Z-score meningkat setelah pemberian makanan tambahan. Hasil dari uji paired sample t-test adalah nilai p-value 0,000. Nilai p menunjukkan < 0,05 makna Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap status gizi balita. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ersa,dkk (2012) mengenai efektifitas pemberian makanan tambahan pada balita di Kabupaten Banyumas, hasilnya yaitu program Pemberian Makanan Tambahan efektif

terhadap kenaikan berat badan. Begitu juga pada penelitian Farida dan Tatik (2012) pada balita gizi buruk di kota Semarang pada tahun 2012 dengan pemberian makanan tambahan pemulihan hasilnya yaitu terjadi perbaikan status gizi berdasarkan BB/TB setelah diberikan makanan tambahan. B. Hubungan antara Sikap Ibu dengan Status Gizi Balita Tabel 7 Hubungan Sikap ibu dengan Status Gizi Balita Status gizi Total P Sikap Meningkat Tidak meningkat Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Mendukung 11 78,6 3 21,4 14 100 0,159 Tidak mendukung 14 73,7 5 26,3 19 100 Total 25 8 33 100 Sumber : Data primer yang diolah Dalam penelitian ini dilakukan penilaian terhadap sikap ibu balita pada akhir pelaksanaan program Pemberian Makanan Tambahan dengan menggunakan kuisioner. Hasil analisis data pada sikap responden menggunakan uji Rank Spearman diperoleh nilai p value 0,159, maka hipotesis nol diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu terhadap peningkatan status gizi balita. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai sikap ibu maka tidak akan berpengaruh terhadap status gizi balita. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yulizawati dan Venny Rismawanti (2012), yaitu tidak ada hubungan antara sikap ibu balita tentang gizi terhadap status gizi pada balita. Keadaan ini dapat disebabkan karena sikap ibu merupakan faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi balita oleh karena itu meskipun ibu memiliki sikap negatif mengenai gizi balita tetapi jika anak mengkonsumsi makanan yang cukup gizi maka anak tetap akan memiliki status gizi yang baik.

C. Hubungan antara Praktik dengan Status Gizi Balita Tabel 8 Hubungan Praktik Ibu dengan Status Gizi Balita Status Gizi Total P Praktik Meningkat Tidak meningkat Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Baik 18 90 2 10 20 100 0,333 Kurang baik 7 53,8 6 46,2 13 100 Total 25 8 33 100 Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan hasil analisis data praktik ibu selama program Pemberian Makanan Tambahan dengan menggunakan uji Rank Spearman diperoleh nilai p value 0,333, maka hipotesis nol diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai praktik ibu dengan status gizi balita. Hal ini tidak sesuai dengan teori Soekirman (1999) dalam Made et al.(2004) menyatakan bahwa penyebab dari tingginya prevalensi gizi kurang secara langsung adalah asupan gizi yang tidak sesuai antara yang dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh, dimana asupan gizi secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola pengasuhan terhadap anak yang diberikan oleh ibu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu praktik ibu yang sudah baik dalam pelaksanaan program Pemberian Makanan Tambahan diikuti dengan peningkatan status gizi balita. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari 33 sampel balita gizi kurang yang menjadi sasaran program Pemberian Makanan Tambahan terdapat 75,8% yang mengalami peningkatan status gizi dari kurang menjadi normal, sedangkan 24,2% masih tetap status gizi kurang. 2. Ada pengaruh Pemberian Makanan Tambahan terhadap status gizi balita. 3. Status gizi balita meningkat dengan sikap ibu yang mendukung sebesar 78,6% dan status gizi balita yang tidak meningkat dengan sikap ibu yang mendukung adalah 21,4%. Status gizi balita meningkat dengan sikap ibu tidak mendukung adalah 73,7% dan status gizi balita tidak meningkat dengan sikap ibu tidak mendukung adalah 26,3%. 4. Status gizi balita meningkat dengan praktik ibu yang baik sebesar 90% dan status gizi balita tidak meningkat dengan praktik ibu yang baik adalah 10%. Status gizi balita meningkat dengan praktik ibu kurang baik sebesar 53,8% dan status gizi balita tidak meningkat dengan praktik ibu kurang baik sebesar 46,2%. 5. Tidak terdapat hubungan antara sikap ibu mengenai pelaksanaan Program PMT terhadap status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo. 6. Tidak ada hubungan antara praktik ibu selama pelaksanaan Program Pemberian Makanan

Tambahan terhadap status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo. Saran 1. Bagi Puskesmas Sidoharjo Perlu adanya peningkatan kegiatan promosi kesehatan kepada ibu balita terutama mengenai gizi balita yang akan dapat meningkatkan pengetahuan ibu serta kesadaran akan pentingnya memperhatikan kebutuhan gizi balita untuk mencegah terjadinya masalah gizi. Serta mempertahankan program Pemberian Makanan Tambahan sesuai dengan pedoman pelaksanaan. 2. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar peneliti lain, namun diharapkan dengan mengganti atau menambahkan variabel lain. Seperti menambahkan tingkat asupan balita selama program Pemberian Makanan Tambahan. Serta dilakukan uji validitas pada kuisioner penelitian. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2005. Pedoman Stimulasi, Deteksi Dini dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen. 2015. Perkembangan Kasus <- 3 SD BB/TB dan Tanda Klinis Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen Bulan April 2015. Worth, TX: Harcourt Brace Jovanovitch Ersa, dkk. 2012. Efektivitas Program PMT Pemulihan Terhadap Kenaikan Berat Badan pada Balita Status Gizi Buruk di Kabupaten Banyumas. Farida F, Tatik M. 2012. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) terhadap Status Gizi Balita Gizi Buruk di Dinas Kesehatan Kota Semarang.Journal of Nutrition College. Gibson, R. 2003. Principles of Nutritional Assesment.Oxford University. New York. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak.Standar Antropometri Penilaian Status Gizi anak. Kementrian Kesehatan RI: Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang.(bantuan operaisonal). Kementrian Kesehatan RI: Jakarta. Lemeshow, S, dkk. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Universitas Gajah Mada Press: Yogyakarta. Eagly, A. H. & Chaiken, S. (1993). The Psychology of Attitudes. Fort

Made, A.A., Sudargo, Toto dan Gunawan, I.M.A. 2004. Hubungan Pola Asuh dan Asupan Gizi terhadap Statu Gizi Anak Umur 6-24 Bulan di Kelurahan Mengampang, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru (dalam Jurnal Sains Kesehatan). Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Nuha Medika: Yogyakarta. Munthofiah, Siti. 2008. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status gizi anak balita. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Pemulihan 2015.Sragen. Periode Soekirman. 1999. Besar dan Karakteristik Masalah Gizi di Indonesia. Akademi Gizi. Depkes RI. Jakarta. Yulizawati dan Venny Rismawanti. 2012. Hubungan Sikap Ibu Balita Tentang Gizi Terhadap Status Gizi pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Heran Kecamatan Rengat Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Akademi Kebidanan Indragiri. Zulaekah, S. 2007. Efek Suplementasi Besi, Vitamin C, dan Pendidikan Gizi Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Dasar Yang Terkena Anemia di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta. Proverawati, A dan Ismiwati, C. 2010.Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Nuha Medika: Yogyakarta. Puskesmas Sidoharjo. 2015. Laporan Perkembangan Balita Gizi Kurang (BB/TB) diberi PMT