BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dokumen-dokumen yang mirip
Aida Vita Yahya1, Uyu Wahyudin2, Nike Kamarubiani 3 Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

P. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

1 Elma Yutiani Hasanah, 2016 HUBUNGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE DENGAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara karena maju tidaknya suatu negara itu tergantung dari kualitas sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW

BAB I PENDAHULUAN. pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan suatu bangsa. Salah satu masalah pendidikan dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 MANFAAT HASIL KURSUS TATA RIAS WAJAH PENGANTIN MODEREN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENATA RIAS PENGANTIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan

Oleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROGRAM KURSUS BAHASA ASING BERBASIS DESA/KELURAHAN KABUPATEN BANYUWANGI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik, Penduduk buta aksara usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

2015 MEMBANGUN PERILAKU WIRAUSAHA PEMUDA MELALUI PELATIHAN DI YOUNG ENTREPRENEUR ACADEMY BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gaharani Saraswati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terbatasnya akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan dalam hal ini pembangunan pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam penanggulangan kemiskinan. Berbagai upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan secara signifikan telah memperbaiki tingkat pendidikan penduduk indonesia. Hal ini antara lain ditunjukan oleh meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun menjadi 7,1 tahun dan menurunnya angka buta aksara menjadi 10,12% pada tahun 2003. Angka partisipasi sekolah untuk semua kelompok usia juga mengalami peningkatan secara berarti. Menurut Peters (dalam Kamil 2010, hlm.4) pendidikan meliputi penyebaran hal yang bermanfaat bagi mereka yang terlibat di dalamnya dan pendidikan harus melibatkan pengetahuan dan pemahaman serta sejumlah perspektif kognitif. Selain itu, pendidikan setidaknya memiliki sejumlah prosedur, dengan asumsi bahwa peserta didik belum memiliki pengetahuan dan kesiapan belajar secara sukarela. Pendidikan sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan terhadap peningkatan kemampuan seseorang dan memberikan pembekalan dalam mengatasi permasalahan yang mungkin mereka akan dihadapi. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, yang menyatakan: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan nasional, sebagai salah satu sistem dari supra sistem pembangunan nasional, memiliki tiga subsistem pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang di selenggarakan di sekolah sedangkan pendidikan nonformal 1

2 dan pendidikan informal berada dalam cakupan pendidikan luar sekolah. Dalam pendidikan. Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah memiliki satuan pendidikan diantaranya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Majlis ta lim, kursus, pelatihan dan satuan lembaga sejenis lainnya. Salah satu satuan pendidikan nonformal yaitu pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu dan meningkatkan tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pelatihan ini di selenggarakan di setiap Lembaga Kursus dan Pelatihan. Pelatihan merupakan satuan dari pendidikan luar sekolah, karena dari pelatihan itu dapat mengubah dan meningkatkan kinerja, pengetahuan keterampilan, menambah pengetahuan baru, perbaikan sikap, pelatihan juga dapat membimbing seorang individu untuk bekerja, dan berwirausaha secara mandiri. Hakekat dari pelatihan yaitu memberikan pembinaan dan pendidikan yang dilakukan dengan memberikan bantuan kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu lembaga. Banyaknya anak sekolah yang di drop out atau tidak melanjutkan sekolah karena alasan salah satunya yaitu biaya yang tinggi. Menurut data Dinas Pendidikan Kota Bandung lulusan SD mencapai 467.285, lulusan SMP sekitar 581.234, sedangkan lulusan SMA mencapai 659.021. Maka dari itu kebijakan pemerintah dengam memberikan program pendidikan kesetaraan seperti Paket A, B, dan C. Salah satu yang menyelenggarakan program Kesetaraan Paket C yaitu di LKP CSBI. Warga Belajar Paket C yang belum bekerja diberikan menyablon dan diberikan pelatihan kewirausahaan untuk kemudian hasil dari menyablon bisa dijadikan sebagai peluang usaha. Pelatihan menyablon ini merupakan pelatihan yang dibutuhkan oleh peserta karena dapat menjadi peluang usaha bagi warga belajar, produk dari hasil menyablon tersebut bisa dijadikan sebagai wirausaha seperti membuka distro dan membuka percetakan sablon baik itu sablon untuk pakaian maupun banner yang banyak diminati oleh masyarakat sekarang ini

3 khususnya pakaian distro yang kebanyakan menggunakan sablon. Saat ini pelatihan menyablon cukup diminati karena dengan terampil menyablon bisa menjadi peluang usaha dan membuat wirausaha sendiri agar dapat mengurangi angka pengangguran khususnya pengangguran di kota Bandung. Pengangguran di Indonesia pada Agustus 2014 sebesar 7,24 jiwa atau 5,94% dari jumlah angkatan kerja sebesar 121,87 juta jiwa (Power Point Unit Reaksi Cepat (URC) Pelayanan Pendidikan Non Formal Dan Informal). Menurut Joseph Schumpeter (dalam Alma 2009, hlm.24) entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendombrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Wirausaha lebih menekankan pada setiap orang yang memulai suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja dan usaha mandiri. Lembaga Kursus dan Pelatihan ini banyak dicari oleh masyarakat yang sedang membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan baik itu untuk diri sendiri maupun suatu perusahaan Lembaga Kursus Pelatihan Citra Sarana Bahasa dan Informatika (LKP CSBI) tidak hanya menyelenggarakan kursus dan pelatihan tetapi juga ada ada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang telah berdiri pada tahun 2001. Lembaga ini pada awalnya hanya membuka bimbingan ujian persamaan SMP dan SMA semakin berkembangnya waktu lembaga ini menyediakan program kesetaraan paket A, B, dan C. LKP CSBI juga mengelola Course and Training

4 Center, dengan berbagai jurusan antara lain Komputer Desain Grafis, Autocad, dan beberapa beberapa kursus bahasa asing. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan Nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja dan usaha mandiri. Lembaga Kursus dan Pelatihan ini banyak dicari oleh masyarakat yang sedang membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan baik itu untuk diri sendiri maupun suatu perusahaan Lembaga Kursus Pelatihan Citra Sarana Bahasa dan Informatika (LKP CSBI) tidak hanya menyelenggarakan kursus dan pelatihan tetapi juga ada ada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang telah berdiri pada tahun 2001. Lembaga ini pada awalnya hanya membuka bimbingan ujian persamaan SMP dan SMA semakin berkembangnya waktu lembaga ini menyediakan program kesetaraan paket A, B, dan C. LKP CSBI juga megelola Course and Training Center, dengan berbagai jurusan antara lain Komputer Desain Grafis, Autocad, dan beberapa beberapa kursus bahasa asing. Banyaknya lembaga yang menyelenggarakan program pelatihan akan semakin membuka kesempatan bagi masyarakat khususnya yang ingin meningkatkan keterampilan dan ingin berwirausaha. Pelatihan yang diselenggarakan di LKP CSBI ini yaitu Pelatihan Keterampilan Sablon Distro yang peserta pelatihannya adalah warga belajar paket C dan masyarakat yang berada sekitar lingkungan LKP CSBI yang berminat dan berkemauan tinggi untuk memasuki dunia kerja/dunia usaha. Selain pertumbuhan penduduk secara normal, tingkat urbanisasi yang pesat menyebabkan angkatan kerja yang bertambah tidak bisa terserap oleh penyediaan lapangan kerja yang kurang memadai. Berdasarkan penjelasan tersebut maka diperlukan lembaga pendidikan Nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk membantu pemerintah dalam mengatasi ketidak pastian masalah tersebut. Maka dari itu, sebagai lembaga pendidikan nonformal bisa menjadi wadah untuk masyarakat yang membutuhkan dan Lembaga Kursus Pelatihan Citra Sarana Bahasa dan Informatika sebagai salah

5 satu lembaga pendidikan nonformal yang bergerak dalam bidang pelatihan dan kursus menyelenggarakan Pelatihan Sablon Distro untuk meningkatkan kemampuan wirausaha, program ini diselenggarakan dalam memberikan solusi dalam upaya pencerahan dan peningkatan mutu pendidikan. Program yang ada di LKP CSBI sangat diminati oleh warga belajar dari mulai program pelatihan sampai kursus bahasa yang ada di lembaga ini. Program yang paling diminati yaitu pelatihan menyablon bagi warga belajar paket C yang berjumlah 20 orang karena pelatihan ini sifatnya gratis dan hanya diberikan bantuan oleh swadaya masyarakat. Tujuan program diselenggarakan untuk melatih skill, yang sudah siap bekerja dilatih kembali, dan setelah lulus mengikuti program pelatihan menyablon dari LKP CSBI ini warga belajar bisa mencari pekerjaan di bidang menyablon. Pelatihan menyablon ini dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran konstektual yang merupakan upaya pendidik untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan diterapkan dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Bahwa materi yang diberikan pendidik kepada peserta didik sangat berhubungan dengan dunia nyata yaitu banyak masyarakat sekitar Jl. Pahlawan yang membuka usaha dalam segi menyablon diantaranya distro yang menjual pakaian yang terkenal dengan sablonnya dan banyak yang membuka percetakan seperti pembuatan banner. Warga belajar paket C yang mengikuti pelatihan menyablon sangat antusias tidak hanya diberikan keterampilan menyablon tetapi juga bisa menambah keterampilan menyablon menjadi optimis mencari pekerjaan dan memulai usaha karena sudah mempunnyai skill dan diberikan sertifikat oleh lembaga. Menurut Kasmir (dalam Alifuddin dan Razak 2015, hlm.36) menekankan beberapa prinsip yang harus menjadi pegangan wirausahawan diantaraya berani memulai, berani menanggung resiko, penuh perhitungan, memiliki rencana yang jelas, tidak cepat puas dan putus asa, optimis dan penuh keyakinan, memiliki tanggung jawab, dan memiliki etika dan moral. Seorang wirausahawan harus berani memulai dan tanggung jawab terhadap yang telah dilakukannya dalam berwirausaha, perencanaan yang cukup matang juga menjadi hal yang harus

6 dilakukan agar tidak ada kesalahan dalam memulai usaha. Selain keterampilan yang diberikan ada perubahan kepribadian dari warga belajarnya menjadi disiplin dalam waktu. Program ini diselenggarakan agar warga belajar mendapatkan ilmu yang lebih dari pendidikan formal yang hanya diberikan materi, bisa mengikuti zamannya dan menjadi tidak canggung dalam mencari pekerjaan yang hanya bermodalkan ijazah SMA. Penulis terkait melakukan penelitian di lembaga ini karena programnya yang bisa membuka peluang usaha dan mempunyai keterampilan menyablon bagi warga belajar. Program pelatihan menyablon ini juga meningkatkan jumlah penduduk pekerja atau meningkatkan penghasilan pemuda melalui pemberian pelatihan vokasional sesuai dengan permintaan pasar dan memperbanyak kesempatan berwirausaha bagi pemuda yang ingin membuka usaha mandiri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI? 2. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI? 3. Bagaimana evaluasi program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI? 4. Bagaimana hasil pelatihan yang diperoleh peserta setelah mengikuti pelatihan sablon distro di LKP CSBI? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penulis dapat merumuskan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui data tentang perencanaan program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI

7 2. Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI 3. Untuk mengetahui data tentang evaluasi program pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI 4. Untuk mengetahui data tentang hasil pelatihan sablon distro dalam meningkatkan kemampuan wirausaha warga belajar paket C di LKP CSBI D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat konseptual teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Program pelatihan menyablon diharapkan dapat memberikan perubahan sosial dalam segi ekonomi pesertanya dengan membuka usaha dalam bidang menyablon dan dapat mencari pekerjaan dengan modal sertifikat dan keahlian yang dimiliki sehingga bisa meningatkan taraf ekonomi warga belajar dan mengurangi angka pengangguran. 2. Manfaat Praktis a. sebagai bahan kajian bagi pihak yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggara pelatihan keterampilan sablon distro. b. Memberikan masukan kepada pengelola LKP mengenai permasalahan dan perkembangan dalam pembelajaran yang ada. c. Bagi peneliti mendapatkan pengalaman baru yang dapat menambah wawasan khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan pelatihan keterampilan sablon distro. E. Struktur Organisasi Penulisan Merujuk pada Sistematika Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2014 kerangka dalam penelitian ini, disusun sebagai berikut:

8 BAB 1 BAB II BAB III BAB IV BAB V : Pendahuluan, didalamnya membahas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi. : Kajian Pustaka yang didalamnya membahas beberapa teori dan konsep mengenai Konsep Pengelolaan, Konsep Pelatihan, Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup, Implementasi Kecakapan hidup Melalui Pelatihan, konsep Kewirausahaan, dan Pelatihan Menyablon Sebagai Salah Satu Program Pendidikan Luar Sekolah, Penelitian Yang Relevan, dan Kerangka Pemikiran. : Metode Penelitian dalam Penelitian Kualitatif membahas mengenai Desain Penelitian, Partisipan dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data, Isu Etik, dan Definisi Operasional. : Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian mengenai Pengelolaan Pelatihan Keterampilan Sablon Distro dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket C di LKP CSBI. : Kesimpulan dan Saran mengenai Pengelolaan Pelatihan Keterampilan Sablon Distro dalam Meningkatkan Kemampuan Wirausaha Warga Belajar Paket C di LKP CSBI.