dan hak secara penuh untuk menyelenggarakan

dokumen-dokumen yang mirip
2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK ELEKTROMEDIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK TENAGA GIZI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PEREKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK FISIOTERAPIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/148/I/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK FISIOTERAPIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN REFRAKSIONIS OPTISIEN DAN OPTOMETRIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PSIKOLOG KLINIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.589, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Refraksionis Optisien. Optometris. Penyelenggaraan. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/MENKES/PER/V/2007 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK OKUPASI TERAPIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN. BAB...

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

KETENTUAN UMUM. 2. Fasilitas...

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1392/Menkes/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 544/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA REFRAKSIONIS OPTISIEN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 679/MENKES/SK/V/2003 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

13. Organisasi Profesi adalah Ikatan Ortotis Prostetis Indonesia. Pasal 2

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1796/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER DAN DOKTER GIGI INDONESIA

2 1. Pelayanan Kesehatan Tradional Empiris adalah penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris. 2. Pelayanan K

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

b. bahwa upaya pemerataan dokter spesialis dilakukan melalui wajib kerja dokter spesialis

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 6, Ta

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

KOP SURAT PPNI. SURAT REKOMENDASI Nomor:...

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN ASISTEN TENAGA KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG LISENSI PRAMUWISATA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA PERAWAT GIGI

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL. BAB I KETENTUAN UMUM

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1019/MENKES/SK/VII/2000 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

MASA BAKTI DAN PRAKTEK DOKTER DAN DOKTER GIGI Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor 1 Tahun 1988 Tanggal 15 Februari Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Transkripsi:

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN ELEKTROMEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwe. elektromedis sebagai salah satu dari jenis tenaga kesehatan merniliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk menyelenggarakan pekerjaan elektromedik sesuai dengan bidang keahlian yang ctimiliki; b. bahwa. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun. 2AO9 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peratu:ran Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pekerj aan Elektromedis ; Mengingat : L. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2OO4 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor I25, Tambaran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor aa3\; 2. IJndang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2oo4 Nomor I25, Tarnbahan Lembaran Negaril Republik Indonesia Nomor 44371 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembeLran Negara Republik Indonesia Nomor 48afl; 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOg Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indont:sia Nomor a84a\; 4. Undarrg-undang Nomor 44 Tahun 2oo9 tentang Rumah Sakit tiembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor. 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072\;

-2-5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun L996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OO7 tentang pembagian urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a737); 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 I Menkes/Per IVIII I 2OIO tentang Organisasi dan Tata Keda Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O1'O Nomor 585); 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46/Menkes/Per/VIIII 2Ot3 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2OI3 tentang Jabata.n Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN ELEKTROMEDIS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Elektromedis adalah seseorang yang telah lulus dari pendidikan Teknik Elektromedik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 2. pelayanan Elektromedik adalah kegiatan instalasi, pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi, penyesuaian (adjustmentl, dan inspeksi terhadip alat elektromedik, alat pengujian dan kalibrasi, serta kegiatan pengindalian atau pemantapan mutu,, keamanan, keselamatan, pjlaporan dan evaluasi, pelayanan rancang bangun atau desain, dan' pemecahan masalah serta pembinaan teknis bidang elektromedik. 3. Alat elektromedik adalah alat kesehatan yang menggunakan catu daya listrik.

-3-4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat danlatau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. 5. Fasilitas Pelayanan Elektromedik adalah tempat yang menyediakan jasa pelayanan elektromedik yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat. 6. Surat Tanda Registrasi Elektromedis yang selanjutnya disingkat STRE adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada Elektromedis yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangarl. T. Surat lzin Kerja Elektromedis yang selanjutnya disingkat SIKE adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan Elektromedis di fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan elektromedik. B. Standar Profesi Elektromedis adalah. yang harus dimiliki/dikuasai oleh melaksanakan pekerjaan Elektromedik oleh Organisasi Profesi. g. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. 10. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat MTKI adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. 11. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang selanjutnya disingkat MTKP adalah lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI. 12. Organisasi profesi adalah Ikatan Elektromedis Indonesia. Pasal 2 batasan kemampuan minimal Elektromedis untuk dapat secara profesional yang diatur Dalam peraturan Menteri ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pelayanan Elektromedik yang harus dilaksanakan oleh ^El"ktto*"dis dalam melaksanakan pekerj aan Elektromedik. BAB II PERIZINAN Bagian Kesatu Kualifikasi Elektromedis Pasal 3 Kualifikasi pendidikan Elektromedis ditentukan berdasarkan pendidikan teknik elektiomedik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku'

-4- Bagian Kedua Surat Tanda Registrasi Elektromedis (STRE) Pasal 4 (1) Elektromedis yang akan menjalankan p_ekerjaannya wajib memiliki izin dari pemerintah setelah memperoleh STRE. (2) Untuk dapat memperoleh STRE sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Elektromedis harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai peraturan perundang-undangan. (3) STRE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh MTKI' (4) STRE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 5 STRE yang telah habis masa berlakunya dapat diperpa-^rjang selama memenuhi persyaratan. Bagian Ketiga Surat Izin Kerla Elektromedis (SIKE) Pasal 6 pekerjaan Elektromedis clapat dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Fasilitas Pelayanan Elektromedik. Pasal 7 Elektromedis yang melakukan pekerjaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau pasilitas Pelayanan Elektromedik wajib memiliki SIKE. Pasal 8 (1) (21 (3) SIKE diberikan kepacla Elektromedis yang telah memiliki STRE' SIKE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/ kota. SIKE sebagaimana climaksud pada ayat (21 berlaku untuk 1 (satu) tempat. Pasal 9 (1) Untuk memperoleh SIKE, Elektromedis harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan : a. fotocopy tlazah teknik elektromedik yang dilegalisir;

(2) t3) (4) b. c. -ofotocopy STRE ya.ng dilegalisir yang masih berlaku; Surat keterangair sehat dari dokter yang mempunyai surat izin praktik; d. Surat pernyataan mempunyai tempat kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Fasilitas Pelayanan Elektromedik; e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang merah; f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupatenlkota atau pejabat yang ditunjuk; dan g. rekomendasi dari Organisasi Profesi' Apabila SIKE dikehrarkan oleh dinas kesehatan kabupatenfkota, pirsyaratan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f tidak diperlukan. Contoh surat perrnohonan SIKE sebagaimana tercantum dalam Formulir I terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Contoh SIKE sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 10 (1) Elektromedis warga negara asing dapat mengajukan permohonan memperoleh SIKE setelah : a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; b. melakukan evaluasi, memiliki surat izin kerja dan izin tinggal serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; dan c. memiliki kemampuan berbahasa Indonesia' (21 Elektromedis Warga Negara Indonesia lulusan luar negeri dapat mengajukan permohonan memperoleh SIKE setelah: a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; dan b. melakukan evaluasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 1 1 (1) SIKE berlaku sepanjang STRE masih berlaku dan tempat kerja sesuai dengan yang tercantum pada SIKE, dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi PersYaratan' (2\ Elektromedis yang akan memperbaharui SIKE harus mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9'

-6- Pasal 12 Elektromedis hanya dapat. melakukan pekerjaan di 1 (satu) tempat kerja. BAB III PELAKSANAAN PELAYANAN ELEKTROMEDIK Pasal 13 Elektromedis yang memiliki SIKE dapat melakukan pelayanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Fasilitas Pelayanan Elektromedik. Pasal 14 pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Fasilitas Pelayanan Elektromedik dilarang mengizinkan dan mempekerjakan Elektromedis yang tidak memiliki SIKE untuk melakukan pekerjaan Elektromedis. Pasal 15 Elektromedis dalam menjalankan pekerjaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Elektromedik harus didukung oleh fasilitas yang sesuai alat, bahan, dan prosedur kerja sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku. Pasal 16 (1) Elektromed.is dalam rnelaksanakan pekerjaannya memiliki kewenangan sebagai berikut: a. pengoperasian alat elektromedik dalam rangka pemeliharaan, perbaikan, pengrjian dan kalibrasi; b. c. d. e. f. otr' h. pemeliha raarl alat elektromedik, penguj ian dan kalibrasi; analisis kerusakan dan perbaikan alat elektromedik; inspeksi unjuk keda alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi; inspeksi keaman.an alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi; pengujian laik pakai alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi; pengujian dan kalibrasi alat elektromedik; penyuluhan, pembelajaran, penelitian dan pengembangan alat elektromedik; perakitan dan instalasi alat elektromedik; perencanaan kalibrasi alat instalasi, pemeliharaan, perbaikan, elektromedik, pengujian dan kalibrasi; dan

"7- k. pemberian rekomendasi penghapusan pengujian dan kalibrasi; 1. kajian teknis (technical assessment) dalam rangka perencanaan kebutuhan, pengadaan dan kegiatan pihak ketiga yang berkaitan dengan alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi; dan m. pemecahan masalah dan bimbingan teknis bidang elektromedik. (21 Elektromedis dapat bekerja dalam tim untuk melaksanakan: a. perencanaan pengadaan alat elektromedik, pengujian dan kalibrasi; b. penapisan alat elektromedik yang diimpor atau produksi dalam negeri sehingga dalam kondisi laik pakai dan sesuai standar mutu serta sesuai dengan spesifikasi teknik yang dipersyaratkan sehingga tidak rnerugikan masyarakat; dan c. uji produk alat elektromedik (standardisasi) sehingga alat elektromedik yang dihasilkan tidak menimbulkan dampak negatif bagi pasien dan masyarakat. Pasal 17 Pelayanan Elektromedik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaksanakan oleh Elektromedis sesuai dengan Standar Profesi Elektromedis. Pasal 18 (1) Elektromedis dalam melaksanakan pekerjaannya wajib melakukan pencatatan. (21 Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disimpan selama 5 (tima) tahun oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Pelavanan Elektromedik. Pasal 19 alat elektromedik, (1) (2) Dalam melaksanakan pekerjaannya, Elektromedis memiliki tanggung jawab menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya tehyakan r1.p pakai alat elektromedik dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutrr Yang standar; Elektromedis dalam menjalankan pekerjaannya senantiasa meningkatkan mutu pelayanan elektromedik, dengan mengikuti perkeribangan ilmu pengetahuan dan tehnologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya'

-B- Pasal 20 Dalam melaksanakan pe,layanan elektromedik, Elektromedis mempunyai hak : a. b. c. d. e. f. kemandirian profesi clan otonomi; memperoleh perlindungan hukum dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya; memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pemberi pekerjaan; menerima imbalan jasa; dan memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 21 Dalam melaksanakan pelayanan elektromedik, Elektromedis mempunyai kewajiban: a. menghormati hak konsumen atau mitra kerja/pemberi kerja; b. memenuhi ketentuan yang sesuai dengan standar yang berlaku dan menjamin mutu PekerjaannYa; c. membantu program pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; dan d. mematuhi standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional Elektromedis. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PasaI22 (1) Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupatenf Kota, MTKI, dan MTKP melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Pekerjaan Elektromedis dengan mengikutsertakan Organisasi Profesi. (21 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh Elektromedis. Pasal 23 (1) pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan pimpinan Fasilitas pelavanan Elektromedik wajib melaporkan Elektromedis yang bekerja

-9-- dan berhenti bekerja di fasilitas pelayanan kesehatannya pada tiap triwulan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan tembusan kepada Organisasi Profesi. (2) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota wajib melaporkan Elektromedis yang bekerja di daerahnya setiap 1 (satu) tahun kepada kepala dinas kesehatan Provinsi. Pasal 24 (1) (2) (1) (2) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Menteri, pemerintah daerah provinsi atau kepala dinas kesehatan provinsi dan pemerintah daerah kabupaten kota atag kepala dinas kesehatan kabupatenlkota dapat memberikan tindakan administratif kepada Elektromedis yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan pekerjaan sesuai Peraturan Menteri ini. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan SIKII. Pasal 25 pemerintah daerah kabupatenlkota atau kepala dinas kesehatan kabupatenfk:ota dapat merekomendasikan pencabutan STRE kepada MTKI terhadap Elektromedis yang melakukan pekerjaan dengan tidak memiliki SIKE. pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kabupaten/kota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan peicabutan izin Fasilitas Pelayanan Kesehatan kepada pim[inan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan pimpinan Fasilitas ^e.lay"n".t Elektromedik yang mempekerjakan Elektromedis dengan tidak memiliki SIKE. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26 (1) Elektromedis yang telah menjalankan pekerjaan di Kesehatan dan FasiLitas Pelayanan Elektromedik PeraturanMenteriini,harusmemilikiSTRE peraturan Perundang-undangan' (2) Elektromedis yang telah menjalankan pekerjaan di Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Elektromedik Fasilitas Pelayanan sebelum ditetapkan sesuai ketentuan Fasilitas PelaYanan sebelum ditetapkan

-10- peraturan Menteri ini, dinyatakan telah memiliki SIKE berdasarkan Peraturan Menteri ini. (3) Elektromed.is sebagaimana d.imaksud pada ayat (2) harus telah memiliki SIKE berdasarkan Peraturan Menteri ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 371/MENKES/SK/IIII 2OOT Tentang Standar Profesi Elektromedis dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 28 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI REPUBLIK INDONESIA, MANUSIA NILA DJUWITA F. MOELOEK BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OT4 NOMOR

-11- FORMULIR I Perihal Permohonan Elektromedis Surat lzin Kerja (srke) Kepada Yth, Bupati/Walikota di Dengan hormat, Yang bertanda tangan di tra'*'ah ini, Nama Lengkap Alamat Tempat/Tanggal lahir Jenis Kelamin Tahun Lulusan Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat lzin Ketja Elekiromedis (SIKE) pada (sebut nama sarana kesehatannya, alamat, nama kota, kabupaten/kota) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor... tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Elektromedis. Sebagai bahan pertimbangan terlampir: a. fotocopy ijazah yang dilegalisir; b. fotocopy STRE; c. surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai SIP; d. surat pernyataan mempunyai tempat kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau di Fasilitas Pelayanan Elektromedik; e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatarbelakang merah; f. rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan KabupatenlKota atau pejabat yang ditunjuk; dan g. rekomendasi dari Organisasi Profesi. Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. Pemohon,

-12- FORMULIR II KOP DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... SURAT IZIN KERJA ELEKTROMEDIS (SIKE) Nomor:... Yang bertanda tangan dibawah ini, Pemerintah Daerah memberikan izin kerja kepada: Kabupaten/Kota... Nama Tempat, tanggal lahir Alamat Nomor STRE STRE berlaku s/d Untuk bekerja sebagai Elektromedis di (tempat dan alamat lengkap fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan elektromedis) surat lzinkerja Elektromedis (sike) ini berlaku sampai dengan tanggal... Pas Foto 4X6 Dikeluarkan di... pada tanggal... Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota... Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi...; 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ""; 3. Ketua Ikatan Elektromedis Indonesia (IKATEMI) Provinsi "'; dan 4. Pertinggal.