BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULAN. manusia di alam semesta ini. Oleh karena itu, disamping Al-Qur an mampu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

Fine Iwanah. Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Onggok Terfermentasi Bacillus mycoides terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

Lampiran 1. Skema Penelitian

1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB I PENDAHULUAN. kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan baru

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil ikan tuna di dunia.

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi tinggi yang selama ini sangat digemari masyarakat. Kuning telur

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran air dimana suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

PENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi terhadap Koefisien Cerna Bahan Kering (KcBK)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

I. PENDAHULUAN. Ikan lele Masamo (Clarias sp.) merupakan salah satu ikan yang saat ini

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) Terhadap Konsumsi Pakan Ayam Pedaging Periode Grower

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

BAB I PENDAHULUAN. hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

diperoleh peternak sering menipis bahkan banyak yang mengalami kerugian. Untuk itu perlu diupayakan mencari sumber bahan pakan alternatif yang dapat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Q.S Al-Imran 191) Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit tanpa tiang, lautan tanpa batas dan aneka ragam makhluk hidup. Semua ciptaan- Nya mempunyai manfaat bagi kehidupan di dunia, baik kehidupan di laut maupun di darat. Kehidupan di laut terdapat bermacam-macam jenis ikan, tumbuhtumbuhan air dan perhiasan sedangkan, kehidupan darat terdapat bermacammacam jenis hewan dan tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia. Manusia memanfaatkan hasil sisa pengolahan bandeng sebagai upayya untuk mencegah pencemaran lingkungan dari sisa olahan ikan bandeng. Hasil sisa olahan apabila tidak dimanfaatkan akan menjadi limbah. Bandeng tanpa duri merupakan salah satu olahan ikan yang menyisakan bagian dari tubuh yaitu tulang. Tulang tersebut apabila tidak diolah lebih lanjut akan menjadi limbah yang sulit untuk diuraikan sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Selain tulang, terdapat juga bagian dari ikan bandeng yang menjadi limbah yaitu sisik, sirip, dan jeroan. Hal ini apabila dibiarkan dapat merusak keseimbangan alam.

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah (Astrina dkk, 2010) Limbah tulang dan sisik ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) di kalangan masyarakat menjadi salah satu bahan yang kurang dioptimalkan penggunaannya. Kebiasaan masyarakat yang lebih dominan menggunakan daging ikan bandeng, menyebabkan limbah ikan bandeng kurang bermanfaat. Limbah ikan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan memiliki nilai gizi yang masih layak untuk digunakan. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan bagian dari ikan yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Limbah tulang ikan bandeng yang dihasilkan oleh industri otak-otak setiap harinya mencapai 15 kg atau sekitar 5,4 ton per tahun. Oleh karena itu, perlu pengolahan lebih lanjut agar limbah tulang ikan bandeng tidak menjadi sampah yang mencemari lingkungan dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dengan cara seperti ini, salah satu kekayaan alam yakni ikan bandeng, dapat kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Apalagi nilai gizi pada tulang ikan sangat banyak adalah protein, kalsium, fosfor, dan karbonat (Astrina dkk, 2010). Bahan baku utama dalam penyusunan ransum pakan unggas adalah tepung ikan, karena tepung ikan merupakan bahan baku utama sumber protein. Namun, saat ini produksi tepung ikan lokal baru dapat memenuhi 60-70% dari kebutuhan dengan kualitas dan kuantitas yang berfluktuatif. Suatu bahan baku pakan harus

memenuhi persyaratan tertentu, yaitu mempunyai nilai gizi yang tinggi, tersedia dalam jumlah melimpah dan kontinyu dan secara ekonomis tidak menjadikan harga pakan tinggi (Mudjiman, 2004). Pakan memegang peranan penting dalam keberhasilan peternakan unggas, karena biaya pakan menguasai sekitar 60-70% dari total biaya produksi peternakan unggas. Menurut Murtidjo (2006), mahalnya harga pakan unggas ini dikarenakan sebagian besar bahan baku pakan ternak yang potensial belum bisa seluruhnya diproduksi dalam negeri seperti bungkil kedelai, tepung ikan, dan jagung sehingga naik turunnya harga pakan ternak unggas lebih banyak bergantung pada harga bahan baku yang diimpor. Ketergantungan komponen impor bahan penyusun ransum yang semakin mahal menyebabkan keterpurukan industri perunggasan. Permasalahan yang dihadapi oleh industri tepung ikan adalah kelangkaan (keterbatasan) bahan baku untuk bereproduksi secara optimal sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki. Tepung ikan digunakan dalam formulasi pakan dengan tingkat pemakaian berkisar 15% pada pakan ikan/udang dan 5% pada pakan unggas. Dari segi kondisi produksi pakan unggas, idealnya dibutuhkan tepung ikan dengan kandungan protein diatas 55% karena dipastikan berasal dari bahan ikan yang masih segar. Permasalahan yang dihadapi oleh peternak adalah meningkatnya kebutuhan pakan dengan kandungan protein tinggi. Namun, untuk memenuhi kebutuhan tersebut peternak harus menambahkan tepung ikan karena tepung ikan mempunyai kandungan protein yang tinggi. Tepung ikan dengan kadar protein tinggi harganya relatif mahal dan masih impor, sehingga para peternak jarang

menggunakannya sebagai bahan campuran pakan. Limbah ikan bandeng ini di gunakan sebagai pengganti tepung ikan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menekan harga pakan dan memanfaatkan limbah ikan bandeng sehingga seluruh bagian dari ikan bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia. Ayam pedaging merupakan suatu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Hasil dagingnya dapat memenuhi kebutuhan protein hewani karena ayam pedaging memiliki pertumbuhan dan pertambahan berat badan yang sangat cepat, efisiensi pakan cukup tinggi, ukuran badan besar dengan bentuk dada yang lebar, padat dan berisi sehingga sangat efisien diproduksi. Daging ayam broiler dipilih sebagai salah satu alternatif karena diketahui bahwa ayam broiler sangat efisien diproduksi. Dalam jangka waktu 6-8 minggu ayam tersebut sanggup mencapai berat hidup 1,5-2 kg, dan secara umum dapat memenuhi selera konsumen dan masyarakat (Aak, 1995). Kebutuhan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup, produksi dan merupakan faktor penting untuk menentukan keberhasilan suatu peternakan ayam pedaging. Untuk dapat mencapai standar produksi ayam pedaging maka diperlukan pakan yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. Konsentrasi limbah ikan yang digunakan untuk penyusunan ransum berbeda yaitu 0%, 5%, 7,5% dan 10%. Menurut Rasyaf (2007) bahwa, tepung ikan dianjurkan sebagai campuran pakan tidak melebihi 10% pada masa awal pemeliharaan unggas. Apabila unggas akan dipasarkan maka dianjurkan penggunaan tepung dikurangi sampai maksimal 3%. Pada penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan limbah tepung tulang ikan bandeng yang

dagingnya masih menempel dan sisik yang kandungan gizinya baik. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam Ransum sebagai Subtitusi Tepung Ikan Terhadap Konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan Ayam Pedaging 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh penggunaan limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam ransum sebagai subtitusi tepung ikan terhadap konsumsi pakan ayam pedaging? 2. Adakah pengaruh penggunaan limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam ransum sebagai subtitusi tepung ikan terhadap pertambahan bobot badan ayam pedaging? 3. Adakah pengaruh penggunaan limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam ransum sebagai subtitusi tepung ikan terhadap konversi pakan ayam pedaging? 1.3 Tujuan Tujuan dari dilakukan penelitiannya ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam ransum sebagai subtitusi tepung ikan terhadap konsumsi pakan ayam pedaging?

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam ransum sebagai subtitusi tepung ikan terhadap pertambahan bobot badan ayam pedaging? 3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam ransum sebagai subtitusi tepung ikan terhadap konversi pakan ayam pedaging? 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) dalam ransum sebagai subtitusi tepung ikan di lihat dari konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan pada ayam pedaging 2. Menjadikan limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) sebagai subtitusi tepung ikan karena dapat menekan biaya pakan di pasaran dan mengurangi pencemaran lingkungan 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Ayam pedaging yaitu menggunakan DOC (Day Old Chick) Strain Lohman sebanyak 20 ekor produksi PT. Patriot Feed Indonesia 2. Limbah ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) meliputi sirip, sisik dan tulang ikan bandeng. Konsentrasi limbah ikan 0%, 5%, 7,5%, dan 10%

3. Bahan pakan yang digunakan dalam penyusunan ransum antara lain jagung, dedak halus, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bekatul, minyak kelapa, tepung ikan dan tepung limbah ikan bandeng 4. Ransum perlakuan diberikan pada saat ayam dalam periode grower (umur 2-6 minggu) 5. Parameter pengamatan meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan