BAB IV PENUTUP. disimpulkan bahwa gending-gending bentuk lancaran karya Ki Tjokrowasito

dokumen-dokumen yang mirip
RAGAM GARAP GENDING-GENDING LANCARAN KARYA KI TJOKROWASITO. Skripsi

BAB IV PENUTUP. Yogyakarta khususnya gending-gending soran, agar terus dikaji dan digali, baik oleh

BAB IV PENUTUP. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa latar belakang proses

BAB IV PENUTUP. pelestarian dan keberlangsungan seni karawitan. Pada gending tengahan dan

BAB IV PENUTUP. Sejak diciptakan pada tahun 2008, keberadaan. Saraswati dalam Sidang Senat Terbuka ISI Yogyakarta. Hal ini memberikan

BAB IV PENUTUP. sesuai untuk penggalian gending-gending tradisi Gaya Yogyakarta. Bagi

BAB IV PENUTUP. patalon. Unsur yang menjadi ciri khas dari penyajian gending patalon adalah

BAB IV KESIMPULAN. didapat beberapa kesimpulan mengenai pancer. Tabuhan pancer yang selama ini

BAB IV KESIMPULAN. memiliki cengkok sindhenan yang unik terdapat pada cengkok sindhenan

BAB IV PENUTUP. Adapun rangkaian struktur komposisi yang disajikan yaitu Lagon Wetah laras

GARAP REBAB GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATET SANGA

GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN LADRANG LANGEN SUKA LARAS SLENDRO PATHET SANGA

RAGAM GARAP GENDING-GENDING LANCARAN KARYA KI TJOKROWASITO

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, tentang gending Gaya Yogyakarta yang diangkat sebagai materi

GENDING PLARA-LARA KALAJENGAKEN

TABUHAN PANCER PADA KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: SEBUAH KAJIAN MUSIKAL

PADA KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA: SUATU KAJIAN MUSIKAL

ANALISIS GARAP GENDING DOLANAN EMPLÈK-EMPLÈK KETEPU LARAS SLENDRO PATET MANYURA ARANSEMEN TRUSTHO. Skripsi

BAB IV KESIMPULAN. menyajikan salah satu tafsir garap rebab Gending Peksi Bayak laras slendro

JURNAL KARAWITAN TARI SARASWATI ISI YOGYAKARTA KARYA SUNYATA

GARAP BONANG BARUNG GENDING BEDHAYA LARAS PELOG PATHET BARANG KENDHANGAN MAWUR

GARAP KENDHANGAN GENDING PATALON LAMBANGSARI LARAS SLENDRO PATET MANYURA VERSI KARAWITAN NGRIPTO LARAS

GARAP GENDING NGLENTHUNG, GLOMPONG, LAYUNG SETA DAN AYAK-AYAK BAGELEN

BAB IV PENUTUP. Komposisi karawitan yang berjudul lakuku merupakan sebuah karya yang. dalam mewujudkan karya komposisi karawitan dengan judul Lakuku.

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa slentho

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PENGARUH RESONATOR TERHADAP BUNYI NADA 3 SLENTHEM BERDASARKAN SOUND ENVELOPE. Agung Ardiansyah

BAB IV PENUTUP. Banyumas. Jemblung berawal dari dua kesenian rakyat yaitu Muyèn dan Menthièt.

GARAP KENDHANGAN GENDING PATALON LAMBANGSARI LARAS SLENDRO PATET MANYURA VERSI KARAWITAN NGRIPTO LARAS. Skripsi

BAB IV PENUTUP. Kesenian Incling Krumpyung Laras Wisma di Kecamatan Kokap

BAB IV KESIMPULAN. mengakibatkan perubahan teknik tabuhan pada beberapa instrument bonang

SUWUK GROPAK DALAM KARAWITAN PAKELIRAN WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

PANGKUR JENGGLENG AYOM-AYEM DI TVRI YOGYAKARTA: SUATU TINJAUAN PENYAJIAN KARAWITAN. Skripsi

GENDHING KARAWITAN: KAJIAN FUNGSI DAN GARAP KARAWITAN GAYA SURAKARTA

BAB IV KESIMPULAN. tahun 2012 lomba karawitan se-kabupaten klaten.

BAB IV PENUTUP. Peran karawitan dan acara pernikahan di Keraton Yogyakarta menjadi

BAB IV PENUTUP. dengan penyajian karawitan mandiri atau uyon-uyon. Tidak hanya penyajian

IRINGAN KESENIAN THÈTHÈLAN DENGAN CERITA SEDUMUK BATHUK SENYARI BUMI DI TAMAN BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: KAJIAN GARAP KARAWITAN.

BAB IV PENUTUP. tentang penyimpangan terhadap pola musikal karawitan konvensional.

GARAP GENDING LONTHANG, JATIKUSUMA, RENYEP DAN LUNG GADHUNG

Analisis Tekstual Gending Kethuk 2 Kerep Minggah 4 Laras Slendro Pathet Sanga, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni MKarawitan

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

ARTIKEL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENINGKATAN KETERAMPILANMEMAINKAN MUSIK KARAWITAN BAGI ANAK-ANAK PADA SANGGAR NOGO KAYUNGYUN

Kendangan Matut. Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. wayang yang digunakan, yaitu wayang kulit purwa dan wayang kulit madya.

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA (MANDIRI)

Catharsis: Journal of Arts Education

PROSES BELAJAR SENI KARAWITAN SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR NEGERI KASIHAN BANTUL: SEBUAH STUDI KASUS

CENGKOK SINDHENAN GENDING KUTUT MANGGUNG LARAS SLENDRO PATET MANYURA VERSI NYI TJONDROLOEKITO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPOSISI IRINGAN TARI SUMUNARING ABHAYAGIRI (SENDRATARI BOKO)

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta KENDHANGAN TARI GOLEK LAMBANGSARI

MARS ISI YOGYAKARTA KARYA SUHARDJONO: SUATU TINJAUAN GARAP MUSIKAL

PERKEMBANGAN GARAP GENDING JANGKUNG KUNING

UCAPAN TERIMA KASIH...

Gamelan, Orkestra a la Jawa

JURNAL NDANG PLONG. Oleh: Dwi Bayu Prasetyanto UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta. Komparasi Gending Ganggong dan Miyanggong Laras pelog patet nem. Susanti 1

FUNGSI SENI KARAWITAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA. Oleh : Drs. KARTIMAN, M. Sn. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA.

UKDW LATAR BELAKANG. Sebagai tempat wisata dan edukasi tentang alat musik tradisional jawa. Museum Alat Musik Tradisional Jawa di Yogyakarta.

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Variasi

BAB IV PENUTUP. penyebaran kuesioner, maka dapat disimpulkan bahwa penyiaran karawitan pada

KRUMPYUNG LARAS WISMA DI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO: KELANGSUNGAN DAN PERUBAHANNYA. Skripsi

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian Lagu gedé dalam Karawitan. Sunda Sebuah Tinjauan Karawitanologi, diketahui keunggulan

Kiriman Saptono, SSen., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

JURNAL IRINGAN KESENIAN THÈTHÈLAN DENGAN CERITA SEDUMUK BATHUK SENYARI BUMI DI TAMAN BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA: KAJIAN GARAP KARAWITAN.

HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan untuk,

BAB IV KESIMPULAN. yang tidak melibatkan kesenian lain, lebih khusus lagi hanya disajikan untuk

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Skripsi

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

Seni Musik Tradisional Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat

Analisis Pola Tangga Nada Gendhing Lancaran Menggunakan Algoritma Apriori

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Oleh: Wahyu Widodo

JURNAL KRUMPYUNG LARAS WISMA DI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO: KELANGSUNGAN DAN PERUBAHANNYA

PADA GAMELAN KYAI KANCILBELIK KERATON SURAKARTA

DESKRIPSI PENTAS TARI Sebagai Pengrawit (Pendukung Karawitan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

PANCER DALAM KARAWITAN GAYA SURAKARTA

GARAP LADRANG ELING-ELING PIKUKUH KARYA KI NARTOSABDO

PAGELARAAN KARAWITAN DI KERATON YOGYAKARTA

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya

Deskripsi Karawitan Tari Iringan Tari Blantek, Golek Ayun-Ayun, dan Padang Ulan Pada Oratorium Kala Kali Produksi ISI Dps

KARAWITAN TARI GOLEK AYUN-AYUN KARYA K.R.T. SASMINTADIPURA: KAJIAN POLA GARAP KENDHANGAN

GENDHING. IMBAL: SEBUAH IDE PENCIPTAAN KOMPOSISI MUSIK DALAM PERANGKAT CALUNG Hadi Boediono. ANEKA GARAP LADRANG PANGKUR Sugimin

LOMBA TARI KLASIK DAN KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA Pemudaku Beraksi, Budayaku Lestari TINGKAT SMA/SMK DAN SEDERAJAT SE-DIY 2016

JURNAL TABUHAN SLENTHO

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

Identifikasi Pola Pasangan Notasi Gending Lancaran Berbasis Kemiripan Atribut

BENTUK DAN FUNGSI VOKAL DALAM PERTUNJUKAN JEMBLUNG

BAB I PENGANTAR. Manthous dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh musik. Campursari. Manthous lahir di Gunung Kidul pada tanggal 10 April

KARAWITAN IRINGAN NINI THOWONG DI DESA PANJANGREJO PUNDONG BANTUL. Skripsi

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

KARYA I WAYAN SENEN TINJAUAN BENTUK DAN FUNGSI

GONG DAN ALAT-ALAT MUSIK LAIN DALAM ENSAMBEL

BAB III PENUTUP. Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP Setelah melewati deskripsi pada bab sebelumnya, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gending-gending bentuk lancaran karya Ki Tjokrowasito mempunyai tiga ragam garap irama di antaranya garap irama lancar, garap irama lancar ke tanggung, dan garap irama lancar ke dados. Meskipun terdapat garap irama yang serupa seperti irama lancar misalnya, tetapi memiliki suasana yang berbeda yaitu seperti irama mars. Perbedaan suasana garap irama tersebut dikarenakan sebagian gending-gending yang telah diciptakannya memiliki garap kendhangan dan penyajian vokal tertentu sehingga menimbulkan kesan garap irama baru seperti yang terdapat pada Lancaran Orde Baru. Sebagian gending ciptaannya selain menggunakan kendhangan pinatut dan kebar dalam menggarap irama, juga menggunakan kendhangan yang mengadopsi dari daerah lain seperti Sunda dan Bali beserta garap karawitannya. Akan tetapi gending-gendingnya masih menggunakan tradisi Jawa baik kerangka gending, pola penyajian, penggunaan gamelan dan beberapa garap ricikan maupun vokal. Pada bagian penyajian vokal terdapat 3 keunikan yang pertama garap vokal dua suara yang termasuk garap vokal baru karena dahulu dalam tradisi Karawitan Jawa biasanya hanya menggunakan vokal satu suara atau koor satu suara seperti bedayan, ke-2 penggunaan teks Bahasa Indonesia pada cakepan vokal, dan yang ke-3 pengambilan tema-tema yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat yang di dalamnya memiliki maksud atau tujuan tertentu seperti untuk penerangan program pemerintah, sebagai wujud kritik sosial, bertujuan untuk memberikan semangat 86

87 (kesatuan dan persatuan), tentang politik ekonomi, dan yang bersifat mengiklankan serta ajakan atau bisa disebut juga dengan propaganda. Adapun pada bagian balungan yang memiliki susunan balungan yang kaya akan jenis balungan sehingga walaupun menggunakan kerangka atau bentuk lancaran tetapi gendingnya itu terkesan menjadi baru. Selain itu pada pola penyajian gending-gending lancaran ciptaannya, memiliki 2 jenis pola penyajian yaitu menggunakan balungan baku dan menggunakan bagian umpak dilanjutkan masuk bagian ngelik. Terdapat hal yang menarik bahwa ada sebagian yang menggunakan andhegan, karena biasanya dalam tradisi terdahulu andhegan digunakan pada gending-gending ageng seperti bentuk candra dan sarayuda atau minimal bentuk ladrang atau ketawang. Kekreativitasan Ki Tjokrowasito tersebut dimungkinkan karena ia sering mengikuti misi kesenian dan mengalami banyak peristiwa baik dalam negeri maupun luar negri, sehingga dari perjalanannya itu memperkaya pengalaman maupun pengetahuan baru. Oleh sebab itu karyanya dipenuhi dengan hal-hal baru seperti tema yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat, garap vokal dua atau tiga suara yang terinspirasi oleh musik barat dan garap gending yang mengadopsi garap karawitan daerah lain seperti garap Karawitan Sunda dan Bali.

SUMBER ACUAN A. Sumber Tertulis Bandem, I Made. Metodologi Penciptaan Seni. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2001. Diamod, Jody. Collected Compositions of K.R.T. Wasitodiningrat Second Edition. Lebanon: American Gamelan Institute, 1994.. The Vocal Notation of K.R.T. Wasitodiningrat Volume I: Slendro. Lebanon: American Gamelan Institute, 1995.. The Vocal Notation of K.R.T. Wasitodiningrat Volume II: Pelog. Lebanon: American Gamelan Institute, 1995. Kayam, Umar. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan, 1981. Koentjaraningrat. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka, 1984. Kriswanto dan kawan-kawan, Petunjuk Penulisan Proposal Dan Tugas Akhir S- 1. Yogyakarta: Jurusan Karawitan, FSP, ISI Yogyakarta, 2008. Mursito, Joko. Komposisi Jaya Manggala Gita Karya K.R.T. Wasitodiningrat: Sebuah Penggambaran Sejarah Perjuangan. Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S-1 pada Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 1996. Martopangrawit. Pengetahuan Karawitan I. Diktat Kuliah. Surakarta: ASKI Surakarta, 1975. Nugraha. Gending Ketawang Basanta Karya K.P.H. Natapraja Suatu Tinjauan Musikologis. Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S- 1 pada Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2002. Siswanto. Pengtahuan Karawitan Daerah Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983. Soedarsono, R.M. Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Bandung: Mayarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2001.. Seni Pertunjukan: Dari Perspektif Politik, Sosial, dan Ekonomi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003. 88

89 Soeroso, Garapan Komposisi Karawitan. Yogyakarta: Akademi Musik Indonesia Yogyakarta, 1983. Sumarsam. Gamelan: Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.. Hayatan Gamelan ke dalam Lagu, Teori, dan Perspektif. Surakarta: STSI Press, 2002. Supanggah, Rahayu. Bothekan Karawitan I. Jakarta: The Ford Foundation & Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. 2002. Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta: Program Pascasarjana & ISI Press Surakarta, 2009. Tim Pengkajian Maskarja. Elo-Elo! Lha Endi Buktine: Seabad Kelahiran Empu Karawitan Ki Tjokrowasito. Yogyakarta: Maskarja, 2004. Waridi. Gagasan & Kekaryaan Tiga Empu Karawitan. Surakarta: Etnoteater Publisher bekerjasama dengan BACC Kota bandung & Pascasarjana ISI Surakarta, 2008. B. Sumber Lisan Murwanto (M. Riya Muryawinata), 61 tahun, mantan pegawai RRI dan abdi dalem Puro Pakualaman. Alamat Bumen, Kotagede, Yogyakarta. Raharja, 45 tahun, staf pengajar Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Alamat Sewon, Bantul, Yogyakarta. Siswadi (K.M.T. Reksodipuro), 58 tahun, abdi dalem Puro Pakualaman dan staf pengajar Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Alamat Karang Anyar, Tirtomartani, Kalasan. Sutrisni (Nyi Mas Ngabehi Suborini), 53 tahun, abdi dalem Puro Pakualaman dan staf pengajar Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Alamat Mlati, Sleman, Yogyakarta. Tri Warsono (K.R.T. Wasitodipraja), 59 tahun, abdi dalem Puro Pakualaman, Keluarga Ki Tjokrowasito. Alamat Tempel, Wirogunan, UH3/856, Yogyakarta. Trustho (K.M.T. Purwodipuro), 59 tahun, abdi dalem Puro Pakualaman dan staf pengajar Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Alamat Bambanglipura, Bantul, Yogyakarta.

90 C. Webtografi http://www.organisasi.org/1970/01/arti-pengertian-definisi-fungsi-dan-peranankoperasi-koprasi-indonesia-dan-dunia-ilmu-ekonomi-koperasi-ekop.html https://id.wikipedia.org/wiki/keluarga_berencana https://id.wikipedia.org/wiki/koperasi https://id.wikipedia.org/wiki/korupsi https://id.wikipedia.org/wiki/manipol_usdek https://id.wikipedia.org/wiki/orde_baru https://id.wikipedia.org/wiki/pemilihan_umum https://id.wikipedia.org/wiki/sensus https://id.wiktionary.org/wiki/penghijauan D. Diskografi Rekaman audio CD. Gending-Gending Karya Ki Tjokrowasito. Produksi: Maskarja (Masyarakat Karawitan Jawa) dan RRI Yogyakarta. Rekaman video softfile. Pagelaran Komposisi Karawitan Gita Nirmala dalam rangkaian perayaan Dies Natalis ISI Yogyakarta XXV di Concert Hall Institut Seni Indonesia Yogyakarta 11 Juli 2009.

DAFTAR ISTILAH Abdi dalem : semua orang yang mengabdi kepada raja, tanpa pandang pangkat mereka Ageng : besar Andhegan : berhenti sementara Audience : pendengar Balungan : kerangka lagu gending Buka : lagu pembuka gending Bonang : alat musik pukul dalam gamelan terbuat dari logam, bentuknya menyerupai gong kecil yang disusun di atas tali yang terentang di antara kerangka sandaran kayu Cakepan : istilah dalam musik gamelan Jawa untuk menyebut syair atau lirik lagu yang digunakan oleh vokalis di dalam suatu lagu dalam Karawitan Jawa Celuk : awalan introduksi dengan vokal Cengkok : 1. segala bentuk susunan nada yang memperkembangkan (mengisi, memperindah, dan menghidupkan) kalimat lagu; 2. pola lagu; 3. gaya lagu; 4. Kelompok musikal di antara 2 tabuhan gong Dados : irama yang sudah mapan Demung : saron yang berbilah besar dan bernada rendah Gatra : melodi terkecil dalam suatu gending yang terdiri dari empat ketukan Genjlengan : teknik mempertegas aksen Gong : alat musik dalam gamelan yang terbuat dari logam berukuran besar berbentuk lingkaran Imbal : tabuhan kerja sama antara bonang barung dan bonang penerus Kalih : dua Kebaran : suatu jenis cengkok dalam kendang yang ditabuh memakai kendang batang atau ciblon dengan suasana yang ramai Kempul : bagian gamelan, bentuknya seperti gong, tetapi berukuran lebih kecil, biasanya digantungkan di dekat gong dan berjumlah banyak Kendang : salah satu alat musik gamelan dalam satu perangkat gamelan yang dibuat dari kayu dan kulit binatang serta cara memainkannya dikebuk Kendhangan : istilah dalam karawitan yang digunakan untuk menyebut jenis atau pola permainan pada kendang Kenong : alat musik gamelan Jawa yang bernada tinggi dan nyaring dibuat dari logam, bentuknya seperti gong, diletakkan pada posisi telungkup pada dua utas tali yang direntangkan bersilang pada sebuah landasan Kethuk : alat musik yang menyerupai kenong dalam ukuran yang lebih kecil dan mempunyai dua nada Lagu : susunan nada-nada yang diatur dan apabila dibunyikan sudah terdengar enak 91

92 Lancar Lancaran Lirihan Macapat Mars Minir Ngajeng Ngelik Ngracik Pakem Pamijen pengrawit Pinatut Rangkep Rep Ricikan Sabetan Saron Senggakan Sinden Soran Suwuk Tabuhan Tanggung Tembang Ulihan Umpak Uyon-uyon : nama irama bagian awal dalam sajian gending : nama sebuah bentuk gending : jenis penyajian pada gending secara lirih : lagu Jawa yang berbentuk puisi : salah satu garap irama yang terdapat pada musik barat : nada yang diturunkan atau dinaikkan dari nada aslinya : depan : bagian kedua dari suatu gending : tabuhan kelipatan : sudah dibakukan : cengkok yang khusus dan tidak ada yang lain : orang yang memainkan gamelan : teknik permainan atau cengkok yang tidak pasti : nama irama dalam sajian gending setelah irama dados : teknik untuk memelankan suara gamelan pada sajian karawitan : penyebutan nama instrumen gamelan : istilah hitungan atau ketukan yang digunakan dalam irama musik gamelan Jawa : alat musik gamelan yang berupa bilah-bilah logam yang diletakkan di atas wadah kayu berongga, jumlah bilahnya sebanyak nada pokok tangga nada, antara 6 sampai 8 nada : penghias vokal dalam Karawitan Jawa : vokalis putri dalam pertunjukan karawitan Jawa : jenis penyajian pada gending secara keras : berhenti : teknik : nama irama dalam sajian gending : syair yang diberi berlagu (untuk dinyanyikan) : putaran lagu dalam satu rangkaian komposisi sajian : bagian permulaan gending sebelum memasuki vokal : pertunjukan karawitan dengan lagu yang halus