BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN. untuk beradaptasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009). kematian sebanyak 2,2 juta serta kerugian finansial 1,25 Triliun USD.

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sedang berjalan saat ini di Indonesia. Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen

BAB V PEMBAHASAN. sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis. responden tidak memberikan pengaruh terhadap kelelahan.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR PANAS PADA PEKERJA BAGIAN BOTTLING PROCESS PT SINAR SOSRO DELI SERDANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH IKLIM KERJA PANAS TERHADAP KELELAHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PELEBURAN LOGAM KOPERASI BATUR JAYA CEPER KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB V PEMBAHASAN. penggerindaan dan pengelasan di area malting, dan finishing produk. Lokasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PAPARAN TEKANAN PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA PEKERJA BAGIAN COR CETAK PT. SUYUTI SIDOMAJU CEPER KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

Bab III Metodologi Penelitian

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI BENGKEL KONSTRUKSI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang

STUDI KOMPARASI DAMPAK PENGGUNAAN AC (AIR CONDITIONING) PADA BUS TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PENGEMUDI

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT PAJANAN TEKANAN PANAS PADA PEKERJA DI AREA PT UNITED TRACTORS TBK TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN I-1

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas merupakan sebuah motor pengggerak kemajuan ekonomi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEDARURATAN LINGKUNGAN

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI PEMBUATAN BATU BATAA DS. SUKOREJO SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV-138 DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan yang sangat komplek. Dewasa ini juga telah terjadi trend dan

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan darah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Bahaya kondisi tempat kerja ruangan yang terlalu panas, pencahayaan yang kurang, getaran yang berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses produksi yang melibatkan suhu tinggi, sumber panas radiasi, kelembaban tinggi, kontak fisik langsung dengan benda panas sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015). Pekerja di lingkungan panas seperti di sekitar peleburan, boiler, oven, tungku pemanas atau bekerja di luar ruangan di bawah terik matahari dapat mengalami tekanan panas. Selama aktivitas pada lingkungan panas tersebut, tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi untuk memelihara suatu kisaran panas lingkungan yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan panas dari dalam tubuh (Tarwaka, dkk, 2004). Industri logam merupakan industri yang bergerak di bidang pengecoran logam dengan menggunakan bahan baku utamanya tidak lepas dari setiap kehidupan manusia sehari-harinya karena sifatnya yang kuat dan

tahan lama. Untuk menjadi bentuk yang sesuai dengan yang diinginkan biasanya dilakukan dengan peleburan logam baik logam besi atau baja yang dicampur menjadi satu untuk dibentuk sesuai dengan keinginan. Proses pengolahan dimulai dari penerimaan bahan baku, pemilahan bahan baku, peleburan, dan pencetakan logam. Proses pengolahan dalam proses produksi logam akan menimbulkan masalah faktor fisika, seperti tekanan panas terutama pada bagian pengecoran. Tekanan panas hanya dapat menyebabkan gangguan Heat Exhaustion tetapi juga dapat menyebabkan gangguan terhadap mental emosional serta sistem jantung dan peredaran darah (Suma mur, 2009). Kondisi panas sekeliling yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka keselamatan kerja (Nurmianto, 2008). Sedangkan menurut Tarwaka (2014) iklim kerja yang terlalu panas bisa menyebabkan meningkatnya pengeluaran cairan tubuh memalui keringat sehingga bisa terjadi dehidrasi dan gangguan kesehatan lainnya. Kelelahan kerja tidak dapat didefinisikan secara jelas tetapi dapat dirasakan sebagi perasaan kelelahan kerja disertai adanya perubahan waktu reaksi yang menonjol maka indikator perasaan kelelahan kerja dan waktu reaksi dapat dipergunakan untuk mengetahui adanya kelelahan kerja. Perasaan kelelahan kerja adalah gejala subjektif kelelahan kerja yang dikeluhkan pekerja yang merupakan semua perasaan yang tidak menyenangkan (Setyowati, 2010). 2

Menurut Soeripto (2008), tekanan panas disebabkan karena adanya sumber panas yang mempengaruhi kondisi lingkungan kerja. Intensitas panas cenderung meningkat apabila sistem ventilasi di lingkungan kerja tersebut tidak bisa mengeluarkan panas yang ada di dalam ruangan. Peningkatan sistem ventilasi dan penggunaan local exhauster sedikit banyaknya akan mengurangi intensitas panas ruangan, banyak dampak yang akan muncul apabila tekanan panas di lingkungan kerja tinggi, seperti dehidrasi, meningkatnya stres, meningkatnya tekanan darah, meningkatnya denyut nadi, hipertensi, penurunan kerja otak karena kurangnya asupan oksigen dan penurunan respon kulit. Menurut hasil penelitian Suwondo (2008) ada perbedaan tekanan darah pada pekerja yang terpapar panas di industri Sale Pisang Suka Senang Kabupaten Ciamis. Hasil penelitian Khakima (2011) ada perbedaan kelelahan kerja sebelum dan sesudah terpapar panas di Industri Pengecoran Logam Nedya Aluminium. Hasil penelitian Meivita (2008) terdapat hubungan bermakna antara kelelahan dengan tekanan panas di Perusahaan Pemintalan Benang Karawang. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Mei 2016. Hasil pengukuran iklim kerja dengan menggunakan alat pengukuran iklim kerja atau heat stress area pada bagian pengecoran logam 32,6 0 C dan bagian finishing 27,9 0 C. Menurut Permenakertrans No. PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, suhu ruangan rata-rata untuk pengaturan waktu 3

kerja 75% kerja dan 25% yaitu 28 0 C. Berdasarkan peraturan tersebut, bagian pengecoran logam memiliki iklim kerja melebihi NAB sedangkan bagian finishing tidak melebihi NAB. Hasil wawancara dengan 10 orang pekerja, dengan 30 pertanyaan, dikategorikan 7 orang (70%) sering mengalami kelelahan dan 3 orang (30%) jarang mengalami kelelahan. Sedangkan hasil pengukuran terhadap 10 karyawan mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik tenaga kerja sebesar 6 orang (60%) mengalami kelelahan dan 4 orang (40%) jarang mengalami kelelahan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Perbedaan tekanan darah dan kelelahan tenaga kerja terpapar panas di atas dan dibawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut Apakah ada perbedaan tekanan darah dan kelelahan kerja pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten?. 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui perbedaan tekanan darah dan kelelahan kerja pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui dan menganalisis karakteristik tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. b. Mengukur dan menganalisis tekanan panas di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. c. Mengukur dan menganalisis perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. d. Mengukur dan menganalisis perbedaan kelelahan kerja pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten Sebagai bahan masukkan dan pertimbangan untuk menentukan upaya pengendalian tekanan panas di perusahan, sehingga dapat 5

mencegah penyakit akibat kerja dan perusahaan mampu meningkatakan keuntungan. 2. Bagi Karyawan Diharapkan lebih memahami tentang efek tekanan panas terhadap kesehatan dan keselamatan kerja khususnya peningkatan tekanan darah dan kelelahan kerja. 3. Bagi Peneliti Lain Sebagai tambahan refrensi dan informasi terkait cara pengukuran tekanan panas, tekanan darah dan kelelahan kerja. 6