KETIDAKSEIMBANGAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH DALAM RANTAI NILAI PERDAGANGAN ROTAN Oleh : Rachman Effendi 1), Sukanda ² ) dan Tati Rostiwati ᶟ ) Symposium Value Chains of Furniture, other Forest products and Ecosystem services IPB Convention Centre, 14 February 2013
LATAR BELAKANG maka penting untuk melakukan kajian terhadap rantai nilai perdagangan rotan Banyaknya pelaku yang terlibat di sepanjang perdagangan rotan, mulai dari petani, pengumpul, pedagang antar pulau dan pelaku industri. Dampak kebijakan tersebut, industri kerajinan rotan mulai bangkit, permintaan rotan terus meningkat karena Karakter rotan yang kuat, lentur dan eksotik dapat tampil dengan berbagai bentuk baik fungsional maupun dekoratif. Pemerintah, melalui Permendagri nomor 35 tahun 2011 melakukan larangan ekspor terhadap bahan baku rotan. Komoditi rotan sangat potensial di Indonesia. Industri mebel dan kerajinan rotan menjadi terkenal dimanca nagara. Sejak dibukanya kran eksport bahan baku rotan, indutri rotan indonesia mulai dilupakan sehingga banyak industri rotan yang bangkrut 2
PERATURAN TATANIAGA ROTAN Tahun 1979 melarang ekspor rotan bulat dalam bentuk asalan. Tahun 1986 (juga) larangan ekspor segala bentuk rotan bulat dan setengah jadi. Tahun 1998 membebaskan ekspor segala bentuk rotan bulat dan setengah jadi. Tahun 2004 pelarangan ekspor rotan bulat dari hutan alam. Tahun 2005 membolehkan ekspor rotan asalan dan rotan setengah jadi. Tahun 2009, memperketat ekspor rotan asalan dan setengah jadi. Dan Tahun 2011 melarang Eksport rotan mentah
TUJUAN DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi nilai tambah dalam rantai nilai perdagangan rotan Mekomendasi kebijakan yang dapat mendorong kelangsungan industri pengolahan rotan. Lokasi penelitian dilaksanakan di Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan dan Kab. Cirebon, Propinsi Jawa Barat pada awal tahun 2012.
METODE PENELITIAN Pengumpulan data sekunder : Di lakukan dengan cara pencatatan data dan wawancara di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Cirebon Pengumpulan data Primer : Dilakukan cara wawancara kepada pelaku rantai pemasaran rotan baik pada kegiatan industri hulu maupan industri hilir
HASIL PENELITIAN Hasil penelitian disajikan pada slaid berikut
RANTAI PEMASARAN ROTAN DI KALIMANTAN SELATAN DAN CIREBON Petani / Pengumpul Pedagang pengumpul rotan asalan ( tingkat desa ) Pedagang pengumpul / Pengolah rotan W&S Pedagang pengumpul antar pulau Pengrajin rotan / industri rumah tangga Industri pengolahan rotan 1/2 jadi Industri pengolahan rotan barang jadi Eksportir Konsumen luar negeri Pedagang pengecer Konsumen dalam negeri
PETANI ROTAN (INDUSTRI HULU)
PENGOLAHAN ROTAN TINGKAT PENGUMPUL (INDUSTRI HULU)
PENANGANAN ROTAN TINGKAN PEDAGANG ANTAR PULAU (INDUSTRI HULU)
PENGOLAHAN ROTAN DI INDUSTRI HILIR (PENGOLAHAN ROTAN KUBU)
PENGOLAHAN ROTAN DI INDUSTRI HILIR (PENGOLAHAN ROTAN CL)
PACKING DAN MUAT DI KONTAINER
PERKEMBANGAN INDUSTRI ROTAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2006-2011 NO TAHUN UNIT USAHA TENAGA KERJA NILAI INVESTASI (Rp.000,-) KAPASITAS PRODUKSI (Ton) NILAI PRODUKSI (Rp. 000,-) 1 2011 1.260 54.291 209.003.612 66.123 1.514.244.781 2 2010 1.224 54.184 192.996.711 59.348 1.392.112.174 3 2009 1.172 52.414 189.342.500 57.464 1.361.028.874 4 2008 1.160 65.519 189.162.569 78.718 1.701.285.874 5 2007 1.149 64.898 187.368.787 77.972 1.685.152.991 6 2006 1.123 54.180 183.128.937 76.207 1.647.020.721 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Cirebon (2012).
SENTRA INDUSTRI MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN DI CIREBON TAHUN 2011 No Nama Sentra Unit Usaha 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Cangkring Karangsari Tegalsari Tegal wangi Bodesari Bode Lor Gombang Lurah Pamijahan Marikangen Non Sentra 60 55 250 524 89 67 50 30 45 37 53 Jumlah 1.260 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Cirebon (2012).
PERTUMBUHAN INDUSTRI DAERAH KERAJINAN ROTAN KAB. CIREBON TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN TAHUN 2011. No Jenis komoditi Unit usaha Pertumbuhan 2010 2011 Jumlah % 1 Unit Usaha 1.224 1.260 36 2,85 2 Tenaga kerja 54.184 54.291 107 0,19 3 Nilai investasi (Rp 1.000) 192.996.711 209.003.612 16.006.901 7,65 4 Kapasitas produksi (Ton) 59.348 66.348 7.000 10,55 5 Nilai produksi (Rp 1.000) 1.392.112.174 1.514.244.781 112.133.607 8,07 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Cirebon (2012, diolah).
NILAI EKPOR SENTRA INDUSTRI ROTAN KAB. CIREBON DARI TAHUN 2005-2011 No Tahun Nilai Ekspor (Rp 1.000) 1 2005 120.331.844 2 2006 116.800.093 3 2007 115.202.547 4 2008 130.726.860 5 2009 96.851.366 6 2010 112.182.360 7 2011 97.249.949 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Cirebon (2012).
SUMBER BAHAN BAKU DI SENTRA INDUSTRI MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN DI CIREBON No Jenis Peruntukan Asal bahan baku 1 Manau Rangka Sulawesi 2 Semambu Rangka Sulawesi 3 Tohiti Rangka Sulawesi 4 Kubu Anyaman Kalimantan,Sumatera 5 Jawit Anyaman Kalimantan 6 Lacak Anyaman Kalimantan,Sumatera 7 Slimit Anyaman Aceh 8 Sarang buaya Anyaman Kalimantan, Sulawesi 9 CL Anyaman Kalimantan, Sumatera, Jawa Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Cirebon (2012) danhasil wawancara dengan pengrajin.
HARGA BAHAN BAKU ROTAN DI SENTRA IDUSTRI CIREBON No Jenis Harga (Rp/Kg) Asal bahan baku 1 Manau 16.000 Sulawesi 2 Semambu 8.000 Sulawesi 3 Tohiti 15.000 Sulawesi 4 Kubu 12.500 Kalimantan,Sumatera 5 Jawit 11.000 Kalimantan 6 Lacak 15.000 Kalimantan,Sumatera 7 Slimit 32.000 Aceh 8 Sarang buaya 16.000 Kalimantan, Sulawesi 9 CL 7.000 Kalimantan, Sumatera, Jawa
DISTRIBUSI NILAI TAMBAH PARA AKTOR DALAM RANTAI NILAI PERDAGANGAN ROTAN (RP/1 SET KURSI TAMU) No Aktor 1 Petani Pembudidaya/Pemungut Pendapatan (Rp/1 set kursi tamu) Pengeluaran (Rp) Nilai Tambah (Rp) Persentasi (%) 140.000 70.000 70.000 4,77 2 Pedagang 185.000 150.000 35.000 2.39 Pengumpul/Perantara 3 Pedagang Pengolah Rotan 210.000 170.000 40.000 2,73 WS 4 Pedagang Antar Pulau 450.000 350.000 100.000 6,82 5 Industri Pengolah Kecil/ 845.000 640.000 205.000 13,97 Pengrajin 6 Industri Pengolah 1.330.000 1.008.000 322.000 21,95 Menengah/Besar 7 Pedagang Lokal/Regional 1800.000 1.530.000 270.000 18,40 8 Eksportir 2.400.000 1.975.000 425.000 28,97 Jumlah Nilai Tambah Total 1.467.000 100
Kesimpulan PENUTUP 1. Industri mebel dan anyaman rotan di Kabupaten Cirebon memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan 2. Dengan mengetahui rantai nilai dari industri mebel dan anyaman tersebut, telah cukup jelas, bahwa industri mebel dan anyaman di Kabupaten Cirebon saat ini memerlukan berbagai dukungan dari berbagai pihak terkait (Kehutanan, Perdagangan, Perindustrian, Perbankan/Penanam Modal dan Pemda), agar potensi industri yang ada dapat memberikan nilai tambah yang besar bagi pendapatan masyarakat, daerah dan devisa negara. 3. Kelangsungan industri mebel dan anyaman rotan sangat dipengaruhi oleh jaminan kepastian pasar dan kelangsungan bahan baku
REKOMENDASI 1. Penghapusan kewajiban terhadap para pemungut, petani dan pedagang pengumpul rotan untuk memeliki surat izin pemungutan rotan. 2. Penghapusan PSDH Untuk Jenis rotan Tanaman, untuk merangsang masyarakat lokal untuk melestarikan dan membudidayakan rotan. 3. Kebijakan penyerapan rotan yang dihasilkan oleh petani/pemungut rotan oleh industri pengolahan berdasarkan patokan harga yang ditetapkan pemerintah yang mengacu hasil perpaduan antara harga domestik dan harga eksplort
TERIMA KASIH
CONTOH KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH PELAKU EKSPORTIR Biaya produksi : Rangka kayu/rotan : Rp 52.500 Anyaman rotan : Rp 145.000 Asesoris : Rp 62.500 ( Cuci Rp 1000,kucion Rp 50.000,cuplik Rp 3.000, Label Rp 3500, bok Rp 5.000) Fhinishing : Rp 45.000 Paking : Rp 15.000 Biaya produksi : Rp 320.000 Pengangkutan ke pelabuhan Jkt : Rp 30.000 Oper head : Rp 35.000 Total harga pokok : Rp 385.000 Harga Jual $48.15 ($ =Rp 9600) : Rp 462.240 Keuntungan : Rp 77.240 ( 17 %)
CONTOH KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH PELAKU EKSPORTIR Biaya produksi : Rangka kayu/rotan : Rp 64.000 Anyaman rotan : Rp 110.000 Asesoris : Rp 78.200 ( Cuci Rp 1000,kucion Rp 45.000,cuplik Rp 1.500, Label Rp 3.200, kulit Rp 6.500, lining plastic Rp 5.500 dan box Rp 15.500) Fhinishing : Rp 20.000 Paking : Rp 5.000 Biaya produksi : Rp 277.200 Pengangkutan ke pelabuhan Jkt : Rp 21.000 Oper head : Rp 29.820 Total harga pokok : Rp 328.020 Harga Jual $42.05 : Rp 403.680 Keuntungan : Rp 75.480 ( 19 %)