II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama Desa Sukoharjo berasal dari tokoh di Kecamatan Sukoharjo pada saat itu,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 11 (sebelas)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus pada sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

IV. GAMBARAN UMUM LINGKUP PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari 15 (lima belas) menjadi Kabupaten pada tanggal 21 Maret 1997.

I. PENDAHULUAN. jangkauan pemasaran mencakup dalam (lokal) dan luar negeri (ekspor). Kopi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

WILAYAH YURISDIKSI. Persebaran penduduk per Kecamatan pada Kabupaten Tanggamus :

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 15 Tahun 2006 TENTANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

4.1. Letak dan Luas Wilayah

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Pertambangan dapat diidentifikasi sebagai setiap kegiatan yang dilakukan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

TANAMAN PENGHASIL PATI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016 A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

I. PENDAHULUAN. digambarkan secara optimal. Beberapa kegunaan peta antara lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan

Perkembangan Ekonomi Makro

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

I. PENDAHULUAN. akan menyebabkan kerawanan ekonomi, sosial dan politik yang dapat

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

Potensi Limbah Padi Sebagai Pakan Sapi Bali di Desa Sukoharjo II Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Tanggamus Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM. NOMOR : 430/Kpts/KPU/TAHUN 2009 TENTANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber Daya Fisik Kabupaten Tanggamus

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Padi Organik Dan Bekatul Organik. ditanam dan diolah menurut standar yang telah ditetapkan (IRRI, 2007).

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Lampung Barat, Balik Bukit adalah Kecamatan yang terletak di

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

Transkripsi:

5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Deskripsi Kabupaten Tanggamus Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan, dan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 2 tahun 1997 tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan pada tanggal 21 Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negeri. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus: a) sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah b) sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia c) sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat d) sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Selain itu masih terdapat beberapa sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan antara lain pertambangan emas, bahan galian seperti granit dan batu pualam atau marmer.

6 Disamping itu juga terdapat sumber air panas dan panas bumi yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi pembangkit energi listrik alternatif. Tabel 1. Letak geografis Kabupaten Tanggamus Arah / Direction Barat-Timur (West-east) 104º18 BT East Longitude Utara-Selatan (North-south) 5 05 LS South Altitude Sumber : Tanggamus dalam Angka ( 2010) Koordinat 105º12 BT East Longitude 5 56 LS South Altitude Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 18 dan 105 12 Bujur Timur dan antara 05 dan 5 56 Lintang Selatan Kabupaten Tanggamus bagian Barat semakin ke Utara condong mengikuti lereng Bukit Barisan. Bagian Selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk yang besar yaitu Teluk Semangka. Terdapat sebuah pelabuhan yang merupakan pelabuhan antar pulau dan terdapat tempat pendaratan ikan. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Tanggamus bersuhu sedang, hal ini disebabkan karena ditilik berdasarkan ketinggian wilayah dari permukaan laut, Kabupaten Tanggamus berada pada ketinggian 0 sampai dengan 2.115 meter. Terdapat dua sungai utama yang melintasi daerah di Kabupaten Tanggamus. Kedua sungai tersebut adalah Way Sekampung dan Way Semaka. Sejarah Kabupaten Tanggamus diawali dengan kedatangan Belanda pada tahun 1889 yang mulai masuk ke wilayah Kotaagung. Pemerintahan pada saat itu dipimpin oleh seorang Kontroller yang memerintah di Kotaagung. Pada waktu itu, pemerintahan telah dilaksanakan oleh pemerintah adat yang disebut marga,

7 masing-masing marga dipimpin oleh seorang pasirah yang membawahi beberapa kampung, yaitu : 1. Marga Gunung Alip (Talang Padang) 2. Marga Benawang 3. Marga Belunguh 4. Marga Pematang Sawa 5. Marga Ngarip Tabel 2. Pembagian kecamatan No Nama Kecamatan Ibukota 1 Wonosobo Tanjung Kurung 2 Semaka Sukaraja 3 Bandar Negeri Semuong Sanggi 4 Kotaagung Kotaagung 5 Pematang Sawa Way Nipah 6 Kotaagung Timur Kagungan 7 Kotaagung Batar Negara Batin 8 Pulau Panggung Tekad 9 Air Naningan Air Naningan 10 Ulu Belu Ngarip 11 Talang Padang Talang Padang 12 Sumberejo Margoyono 13 Gisting Kuta Dalom 14 Guning Alip Banjar Negeri 15 Pugung Rantau Tijang 16 Bulok Sukamara 17 Cukuh Balak Putih Doh 18 Kelumbayan Napal 19 Limau Kuripan 20 Kelumbayan Barat Sidoarjo Sumber : Tanggamus dalam Angka (2010) Selanjutnya pada tahun 1994 berdiri pemerintahan kecamatan dan kewedanaan, serta pada tahun 1953 berdiri pula pemerintahan negeri sekaligus menghapus pemerintahan adat/marga. Pada masa pemerintahan Kewedanaan Kotaagung mengkoordinir 4 (empat) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Wonosobo,

8 Kecamatan Kotaagung, Kecamatan Cukuh Balak dan Kecamatan Talang Padang yang mencakup Kecamatan Pulau Panggung. Pada tahun 1964, pemerintahan kewedanaan dihapuskan yang selanjutnya pada tahun 1971 pemerintahan negeri juga dihapuskan. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114/1979 tanggal 30 Juni 1979 dalam rangka mengatasi rentang kendali dan sekaligus merupakan persiapan pembentukan Pembantu Bupati Lampung Selatan untuk wilayah Kotaagung yang berkedudukan di Kotaagung serta terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan dan 7 (tujuh) perwakilan kecamatan dengan 300 (tiga ratus) desa dan 3 (tiga) kelurahan serta 4 (empat) desa persiapan. Kabupaten Tanggamus terbentuk dan menjadi salah satu dari 11 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997 yang diundangkan pada tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan menjadi kabupaten pada tanggal 21 Maret 1997. Sejalan dengan perkembangan masyarakat adat di Kabupaten Tanggamus menetapkan berdirinya Marga Negara Batin, yang sebelumnya merupakan satu kesatuan adat dengan Marga Benawang. Pada tanggal 10 Maret 2004 di Pekon Negara Batin dinobatkan Kepala adat Marga Negara Batin dengan gelar Suntan Batin Kamarullah Pemuka Raja Semaka V. Dengan berdirinya Marga Negara Batin tersebut, masyarakat adat yang pada tahun 1889 terdiri dari 5 marga, saat ini menjadi 6 Marga,yaitu : 1. Marga Gunung Alip (Talang Padang) 2. Marga Benawang

9 3. Marga Belunguh 4. Marga Pematang Sawa 5. Marga Ngarip 6. Marga Negara Batin 2. Kondisi tanah Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung dengan ibukota Kotaagung. Kabupaten ini lahir berdasarkan UU No.2 tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997. Daerah yang memiliki luas wilayah 4.654,96 km² ini berpenduduk 536.613 jiwa, meliputi 20 kecamatan. Nama Tanggamus diambil dari Gunung Tanggamus yang berdiri tegak di jantung kota. Kabupaten Tanggamus mempunyai wilayah daratan 2.855,46 km² ditambah luas wilayah laut seluas 1.799,50 km² di sekitar teluk semangka, dengan panjang pesisir 210 km. Topografi wilayah darat bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung, sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0 sampai dengan 2.115 meter. Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Terdapat beberapa sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan antara lain: pertambangan emas, bahan galian seperti granit dan batu pualam atau marmer.

10 3. Potensi pertanian Kabupaten Tanggamus berada pada wilayah seluas 463.496 ha. Sebagian besar wilayah tersebut merupakan tanah yang peruntukannya bukan untuk areal persawahan. Tercatat 167.158 ha merupakan tanah yang peruntukannya bukan untuk areal persawahan, 122.479 ha bukan pertanian (26,42%), areal persawahan seluas 31.183 ha (6,72). Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tanggamus (2010) menyebutkan bahwa terjadi peningkatan yang menggembirakan yaitu luas panen padi sawah meningkat hampir 29% dari 40.756 ha pada tahun 2009 menjadi 47.684 ha pada tahun 2010, dan produksinya meningkat 33% menjadi 244.143 ton dibandingkan produksi tahun sebelumnya 205.164 ton. Kemudian dari jenis tanaman palawija juga terjadi peningkatan yang berarti, utamanya jika diperhatikan berdasarkan cakupan luas panennya. Tabel 3. Luas panen dan produksi padi sawah No Kecamatan Luas panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Wonosobo 2.100 10.859 2 Semaka 4.031 20.457 3 Bandar Negeri Semoung 1.957 9.932 4 Kotaagung 2.195 11.370 5 Pematang Sawa 3.162 16.342 6 Kotaagung Barat 4.606 23.859 7 Kotaagung Timur 5.136 26.579 8 Pulau Panggung 2.735 13.812 9 Ulu Belu 1.362 6.837 10 Air Naningan 650 3.221 11 Talang Padang 2.852 14.773 12 Sumberejo 1.770 9.151 13 Gisting 1.046 5.403 14 Gunung Alip 1.955 9.892 15 Pugung 4.428 22.893 16 Bulok 2.539 12.885 17 Cukuh Balak 1.913 9.699 18 Kelumbayan 1.551 7.794 19 Limau 628 3.122 20 Kelumbayan Barat 1.063 5.262 Jumlah/total 47.684 244.143 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus (2010)

11 4. Potensi perkebunan Sampai dengan tahun 2010 perkebunan kakao, kelapa, dan kopi masih mendominasi lahan perkebunan rakyat di Kabupaten Tanggamus. Dari ketiga jenis komoditas perkebunan ini hanya kakao yang mengalami peningkatan lahan yang ditanami, peningkatannya sekitar 5.400 ha. Tanaman kakao merupakan jenis tanaman perkebunan yang utama bagi masyarakat Kabupaten Tanggamus, dengan luas tanam yang mencapai 26.102 ha. Luas lahan tanaman kakao terbesar di Kabupaten Tanggamus terletak di Kecamatan Semaka dan Cukuh balak, dimana dari kedua kecamatan ini cakupan luas lahan mencapai 54,11% dari seluruh luas tanam kakao di 20 kecamatan di Kabupeten Tanggamus. Luas lahan terkecil terletak pada Kecamatan Gisting yang hanya 28 ha atau sekitar 1%. 5. Potensi peternakan Sampai dengan tahun 2008 sentra ternak sapi dan kerbau untuk Kabupaten Tanggamus terletak di Kecamatan Sukoharjo dan Adiluwih. Seiring dengan terbentuknya Kabupaten Pringsewu menjadi daerah otonomi baru, maka sentra ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Tanggamus bergeser ke Kecamatan Wonosobo dan Gisting.

12 Tabel 4. Populasi ternak besar (ruminansia) per kecamatan No Kecamatan Jenis Ternak Besar Sapi Kerbau Kambing Domba 1 Wonosobo 1.627 87 12.447 257 2 Semaka 409 209 483 165 3 Bandar Negeri Semoung 148 59 2.954 173 4 Kotaagung 144 158 3.193 304 5 Pematang Sawa 126 109 2.370 249 6 Kotaagung Barat 162 176 2.803 698 7 Kotaagung Timur 131 153 3.323 181 8 Pulau Panggung 189 59 16.647 88 9 Ulu Belu 88 130 5.451 641 10 Air Naningan 134 38 7.287 326 11 Talang Padang 900 89 4.915 431 12 Sumberejo 1.049 128 19.320 344 13 Gisting 1.202 99 19.917 345 14 Gunung Alip 91 55 2.136 165 15 Pugung 278 191 15.069 344 16 Bulok 118 81 5.845 360 17 Cukuh Balak 69 150 4.978 181 18 Kelumbayan 95 821 3.147 516 19 Limau 88 32 7.239 210 20 Kelumbayan Barat 102 220 3.083 170 Jumlah 7.150 3.044 100.607 6.148 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tanggamus (2010) Industri menengah dan kecil juga berkembang, utamanya usaha tenun dan pakaian jadi, barang logam, perabotan rumah tangga dari logam, kapur, genting, bata merah, anyaman mendong dan furniture. Nilai investasi dari industri ini mencapai Rp 109.856,44 milyar. Hasil ternak yang menonjol lainnya adalah unggas jenis Ayam buras masih menjadi unggulan dihampir seluruh Kecamatan di Kabupaten Tanggamus, terutama Kecamatan Pulau Panggung dengan populasi 32.303 ekor. Jenis ternak unggas yang kedua adalah Ayam ras pedaging di Kecamatan Gisting dengan populasi 35.115 ekor. Produksi daging tahun 2010 di Kabupaten Tanggamus mengalami peningkatan hampir dua kali lipat secara total daging ternak unggas

13 sebesar 996.510 kg meningkat dari 499.656 kg tahun 2009 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Tanggamus (2010). Tabel 5. Populasi ternak kecil per kecamatan No Kecamatan Jenis Ternak Kecil Ayam Buras Ayam Ras Pedaging Itik Ayamn Ras Petelur 1 Wonosobo 3.030 1.200 2 Semaka 21.341 2.434 3 Bandar Negeri 11.237 1.029 Semoung 4 Kotaagung 2.5218 2.129 5 Pematang Sawa 15.550 2.376 6 Kotaagung Barat 18.047 1.836 7 Kotaagung Timur 19.329 666 8 Pulau Panggung 32.303 1.292 9 Ulu Belu 9.349 1.439 10 Air Naningan 22.000 1.500 11 Talang Padang 4.070 170 12 Sumberejo 25.616 6.521 13 Gisting 9.848 35.115 446 35.115 14 Gunung Alip 2.121 110 15 Pugung 10.550 16 Bulok 3.000 4.100 17 Cukuh Balak 11.457 600 436 18 Kelumbayan 4.196 969 19 Limau 19.799 2.392 20 Kelumbayan Barat 3.066 304 Jumlah 270.762 35.715 31.076 35.115 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tanggamus (2010) Potensi pada sentra perikanan, karena letak geografis Kabupaten Tanggamus yang memiliki luas areal lautan lebih besar daripada daratan menyebabkan sektor perikanan masih menjadi andalan bagi Kabupaten Tanggamus untuk meningkatkan kebutuhan ikan di pasaran. Melihat kehidupan ekonomi di atas untuk klaster di daerah Tanggamus idealnya tetap bertahan pada usaha pertanian dan perkebunan. Wisata perkebunan juga potensial untuk dikembangkan mengingat terdapat banyak daerah yang

14 menghasilkan durian, salak, nangka dan kopi. Ini tentu saja dapat dijadikan produksi andalan untuk menarik wisatawan dalam negeri dan wisatawan manca negara. B. Tanaman Padi 1. Kondisi umum tanaman padi Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang menghasilkan produk beras. Pusat penanaman padi di Indonesia adalah di Pulau Jawa (Karawang dan Cianjur), Bali, Madura, Sulawesi, dan Kalimantan (Suparyono dan Setyono, 1994). Suparyono dan Setyono (1994) mengemukakan syarat pertumbuhan yang berkaitan dengan iklim pertanian untuk tanaman padi harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) tumbuh di daerah tropis/subtropis (45 o LU--45 o LS) dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan; 2) curah hujan optimum sebesar 200 mm/bulan atau 1.500 -- 2.000 mm/tahun; 3) dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0--650 meter diatas permukaan laut dengan temperatur 22--27 o C, sedangkan di dataran tinggi 650--1500 meter diatas permukaan laut dengan temperatur 19--23 o C; 4) padi dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Nilai keasaman tanah berkisar antara ph 4,5 dan 8,2 dan optimum berkisar antara ph 5,5 dan 7,5.

15 Di Indonesia, padi ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 1.300 meter diatas permukaan laut. Pada ketinggian di atas 1.300 meter diatas permukaan laut, pada umumnya tanaman padi sudah tidak diusahakan orang lagi, karena pertumbuhannya terlalu lambat dan hasilnya rendah (Gahara, 1989). Tanaman padi (Oryza sativa L) termasuk dalam genus Oryzae dari family Griminae dan subfamili Oryzoideae. Oryza sativa L. Adalah salah satu species anggota genus Oryzae yang banyak dibudidayakan di lahan sawah (80--90%) dan sebagian kecil diusahakan sebagai padi gogo (10--15%). Umur panen padi dari masa tanam atau tandur sampai panen adalah 3 bulan. Pada lahan sawah, padi dapat ditanam 2--3 kali dalam setahun asalkan ketersediaan air selama masa pertumbuhan terjamin karena tanaman padi sawah memerlukan air sepanjang tumbuhnya (Taslim dan Fagi,1988). Seperti tanaman pada umumnya, organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok, yaitu organ vegetatif yang meliputi akar, batang, dan daun. Organ kedua yaitu organ generatif yang terdiri dari malai, gabah, dan bunga (Manurung dan Ismunadji,1988). 2. Limbah asal tanaman padi a. Jerami padi Jerami padi sebagai hasil sisa dari tanaman padi mengandung protein kasar 3,6%; lemak 1,3%; BETN 41,6%; Lignin 4,9%; serat kasar 32,0%; silika 13,5%; kalsium 0,24%; kalium 1,20%; magnesium 0,11%; posphor 0,10. Walaupun pada kenyataannya jerami padi kurang akan zat-zat makanan, namun perlu diketahui bahwa sekitar 40% dapat dicerna sebagai sumber energi dalam proses pencernaan

16 ternak ruminansia. Rendahnya daya cerna ini disebabkan oleh adanya lignin dan silika yang mengikat Cellulosa dan Hemicellulosa dalam bentuk ikatan rangkap, sehingga sukar dicerna oleh enzim dari mikroorganisme dalam rumen (Anonim, 1983). b. Dedak Dedak merupakan salah satu hasil sampingan dari proses penggilingan padi. Untuk dapat menghasilkan beras, bulir padi harus digiling, yaitu suatu proses untuk memecahkan kulit padi menjadi beras pecah kulit. Selanjutnya dilakukan proses penyosohan untuk mendapatkan beras berwarna putih yang disukai konsumen. Secara umum, proses penggilingan padi menghasilkan biji beras utuh 55%, biji beras patah 15%, kulit 20%, dedak halus atau bekatul 10%. Dedak mengandung paling tidak 65% dari zat gizi mikro penting yang terdapat pada beras dan komponen tanaman bermanfaat yang disebut fitokimia berbagai vitamin (thiamin, niacin, vit B-6), mineral (besi, fosfor, magnesium, potassium), asam amino,asam lemak essensial, dan antioksidan (Agung Prabowo, 1999). 1) Dedak kasar Merupakan kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit pecahan lembaga beras dan daya cernanya relatif rendah. Dedak kasar ini mengandung nutrisi: 10,6% air; 4,1% protein; 32,4% BETN; 35,3% serat kasar; 1,6% lemak; dan 16% abu serta nilai martabat pati (MP) 19 (Agung Prabowo, 1999). 2) Dedak halus biasa Merupakan hasil sisa dari penumbukan padi secara tradisional (disebut juga dedak kampung). Dedak ini banyak mengandung komponen kulit gabah, juga selaput

17 perak dan pecahan lembaga beras. Kadar serat kasarnya masih cukup tinggi akan tetapi sudah termasuk dalam golongan konsentrat karena kadar serat kasarnya dibawah 18%. Martabat patinya termasuk rendah dan hanya sebagian kecil saja yang dicerna. Analisa nutrisi: 16,2% air; 9,5% protein; 43,8% BETN; 16,4% serat kasar; 3,3% lemak; dan 10,8% abu serta nilai martabat pati (MP) 53 (Agung Prabowo, 1999). 3) Dedak lunteh Merupakan hasil ikutan dari pengasahan/pemutihan beras. Dedak lunteh merupakan jenis dedak yang paling banyak mengandung protein dan Vitamin B1, karena sebagian besar terdiri dari selaput perak dan bahan lembaga, dan juga hanya sedikit mengandung kulit. Pada musim panen keberadaan dedak padi memang cukup banyak dan seringkali disimpan untuk pemakaian jangka panjang. Akan tetapi dedak padi tidak dapat disimpan terlalu lama karena : a) mudah rusak oleh serangga dan bakteri; b) mudah berjamur, yang dipengaruhi oleh kadar air, suhu serta kelembaban yang membuat jamur cepat tumbuh. Penambahan zeolit atau kapur dapat meningkatkan daya simpan dedak padi sampai dengan 12 minggu; c) mudah berbau tengik, yang disebabkan oleh enzim lipolitik/peroksidase yang terdapat didalam dedak karena kandungan asam lemak bebas dalam dedak meningkat selama penyimpanan. c. Sekam Limbah pertanian dapat berbentuk bahan buangan tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung

18 lambat, sehingga tumpukan limbah dapat mangganggu lingkungan sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal, melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian dapat diolah lebih lanjut menjadi hasil samping yang berguna disamping produk utamanya. Salah satu bentuk limbah tanaman padi adalah sekam yang merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan gabah akan dihasilkan sekam. Sekam dikatagorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi (Waries, 2006). C. Kapasitas Tampung Kapasitas tampung adalah jumlah makanan ternak yang dapat disediakan dari kebun hijauan makanan ternak atau padang penggembalaan untuk kebutuhan ternak selama satu tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak per hektar. Kapasitas tampung sebidang tanah dipengaruhi oleh curah hujan, topografi, persentase hijauan yang tumbuh, jenis dan kualitas hijauan, pengaturan jumlah ternak yang digembalakan, sistem penggembalaan, dan luas lahan (Mcllroy, 1976). Perkiraan daya tampung didasarkan pada jumlah hijauan yang tersedia. Oleh karena itu tidak mungkin untuk mengamati setiap bagian dari padang rumput/areal perkebunan tersebut maka cara pengambilan cuplikan memegang peranan penting dalam analisis botani dan pengukuran produksi hijauan.. Adha (1999) menyatakan bahwa berdasarkan perhitungan produksi hijauan yang tersedia dari suatu lahan per tahun dapat dihitung jumlah satuan ternak yang dapat ditampung oleh suatu lahan sumber hijauan. Perhitungan tersebut didapat dengan

19 menghitung jumlah hijauan yang tersedia pada suatu lahan selama satu tahun (kg/ha/th) dibagi dengan jumlah hijauan yang dibutuhkan untuk satu satuan ternak (kg) selama setahun berdasarkan bahan kering. Perhitungan tersebut akan mengetahui kemampuan suatu lahan dalam memproduksi hijauan setiap hektarnya dalam menampung ternak. Berikut ini merupakan jenis-jenis perhitungan produksi hijauan pada areal penggembalaan: 1) produksi kumulatif, yaitu merupakan produksi padang penggembalaan atau areal penghasil hijauan yang ditentukan secara bertahap selama setahun. Setiap pemotongan, produksi hijauan diukur dan dicatat, setelah satu tahun hasilnya merupakan produksi kumulatif; 2) produksi realitas, merupakan produksi yang ditentukan oleh setiap pemotongan hijauan seluruh areal padang penggembalaan; 3) produksi potensial, merupakan produksi yang ditentukan atas dasar perkiraan produksi hijauan suatu areal padang penggembalaan. Satu unit ternak (UT) setara dengan ternak seberat 455 kg (Santosa, 1995). Menurut Munjiah (1999), kriteria yang digunakan untuk menentukan kebutuhan bahan makanan ternak bagi tiap-tiap jenis ternak berdasarkan satuan ternak (ST) atau unit ternak (UT).