BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan dengan skripsi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berjudul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang banyak dijalankan oleh negara Eropa bagian barat dan bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik.

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Omet Rasyidi, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. sektor lainnya. Tidak hanya mementingkan salah satu sektor saja. Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi historis (historical studies) meneliti peristiwa peristiwa-peristiwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Peranan George

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam mengkaji mengenai pandangan yang diperlihatkan oleh surat kabar

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Swiss adalah salah satu negara yang berada di kawasan Eropa Tengah. Negara ini telah ada sejak tahun 1291 dimana pada awalnya terdiri dari tiga kanton hutan, Ury, Schwyz dan Unterwalden. Kanton sendiri merupakan suatu wilayah atau daerah seperti negara bagian atau provinsi. Akan tetapi pada negara ini untuk setiap kanton memiliki kedaulatannya masing-masing. Sampai dengan akhir abad 18, kanton yang ada di Swiss terus bertambah. Baru setelah tahun 1848 Swiss menjadi suatu negara tunggal, setelah negara ini mengadopsi konstitusi federal, yang pada masa sebelumnya berbentuk konfederasi dan lebih menyerupai serikat bangsa-bangsa daripada sebuah negara tunggal. Letak geografis Swiss sebagian besar terdiri dari wilayah pegunungan. Hal ini menyebabkan tidak terlalu baik untuk tempat tinggal. Akan tetapi jalur pegunungan Alpen tersebut merupakan rute untuk perlintasan manusia dan barang yang telah ada sejak zaman prasejarah. Posisi dari daerah Swiss sendiri cukup strategis karena menghubungkan antara Eropa Utara dan Selatan. Dataran tinggi Swiss yang membentang dari danau Jenewa di barat sampai dengan danau Constrance di timur, dan termasuk Alpen, Jura dan sungai Rhine ini merupakan wilayah yang padat penduduknya. Jura adalah pegunungan kecil yang terletak di sebelah Alpen yang memisahkan sungai Rhine dan Rhone. Pegunungan ini sendiri terletak di wilayah Perancis, Swiss dan Jerman. Sejak abad petengahan berbagai kekuatan besar telah berusaha untuk menguasai daerah pegunungan tersebut karena jalur yang melewati pegunungan Alpen yang ada di Swiss ini merupakan jalur yang penting untuk perlintasan maupaun untuk berkomunikasi antar kota di wilayah Eropa. Karena kondisi geografisnya yang cukup sulit menyebabkan wilayah tersebut sulit untuk dikuasai oleh bangsa Eropa lain. Akibatnya masyarakat Swiss mampu mengembangakan tradisi/kebudayaan dan pemerintahannya sendiri. Ini menjadi salah satu faktor yang menjadikan bangsa 1

2 Swiss memiliki kekhasan sendiri seperti dalam pemerintahan, kebudayaan maupun kehidupan masyarakatnya. Apabila dilihat bangsa yang mendiami daerah Swiss sebagian besar adalah bangsa Jerman, akan tetapi bangsa Jerman yang telah mendiami wilayah yang menjadi daerah Swiss ini menjadi berbeda dengan Bangsa Jerman yang hidup di wilayah Jerman sendiri. Seorang tokoh terkenal dari Swiss pada abad ke 15, Nicholas of Flüe (1417-87), berkata "Don't get involved in other people's affairs" (http://www.swissworld.org/en/politics/foreign_policy/neutrality_and_isolationis m/ [23 Maret 2014]), pernyataan ini menjadi ciri dari kebijakan Swiss selama 500 tahun. Negara ini telah berlaku netral sejak tahun 1515. Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa negara ini merupakan negara netral abadi karena hal tersebut dan dilihat dari sikap Swiss sendiri dimulai dari berakhirnya pemerintahan Napoleon yang diakhiri dengan perjanjian Wina, Napoleon's defeat ended the ambivalence in Swiss political life. the congress of Vienna in 1815 restored the old neutral league of sovereign states. (Fahrni, 1983, hlm. 68). Dalam perjanjian tersebut negara Swiss diakui kenetralannya oleh bangsa-bangsa lain di Eropa. Ketika terjadi pergolakan di Eropa dengan terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Swiss masih tetap mampu menjaga kenetralannya, meskipun ketika terjadinya Perang Dunia II tekanan yang didapatkan lebih besar dibandingkan sebelumnya. Hal ini juga diperkuat dalam pemaparan buku An Outline History of Switzerland from the Origins to the Present day yang mengatakan : Switzerland faced much heavier foreign pressure in the second world war than it had in the first. Nazi germany had plans to occupy the country militarily. After the fall of france in 1940 Switzerland was surrounded by the axis power. this created an unimaginably grave threat to its independence,... (Fahrni, 1983, hlm. 114) Dalam buku tersebut terlihat bahwa pada Perang Dunia II Swiss mengalami tekanan yang lebih besar dibandingkan pada Perang Dunia sebelumnya, terutama tekanan dari negara-negara Poros. Hal ini diperburuk ketika tahun 1940 saat Perancis telah berhasil dikuasai oleh negara Jerman, dengan jatuhnya Perancis membuat negara ini benar-benar terjepit dalam kepungan negara Poros. Untuk

3 sikap di tahun-tahun berikutnya Swiss masih bersifat netral, sampai banyak lembaga-lembaga perdamaian dunia mendirikan kantornya di negara ini. Kehidupan masyarakat Swiss sebelum berlangsungnya Perang Dunia II sangat damai, ketika berita tentang pecahnya Perang Dunia di Eropa sampai kepada Swiss pada tanggal 1 September 1939 diawali saat Jerman menyerang Polandia, sebagian besar masyarakat sedang melakukan pesta. Pada saat itu sedang dalam musim panas, dengan cuaca yang cerah dan langit yang jernih. Wisatawan dari Eropa banyak yang sedang berkunjung ke Swiss, selain itu banyak pesta dan perayaan daerah yang dilakukan oleh masyarakat Swiss dan puncaknya adalah Pameran Nasional di Zurich. Pameran Nasional ini merupakan pesta besar untuk merayakan solidaritas dan industri yang ada di Swiss. Dalam beberapa jam setelah tersiar berita pasukan Jerman yang memasuki Polandia, staff dari Pameran Nasional pergi untuk melapor pada pusat-pusat mobilisasi yang telah tersedia. Swiss memobilisasi kekuatan nasional dan masyarakatnya dengan sangat cepat, hal ini dilakukan oleh pengamatan atas negara Jerman yang dinilai suka berperang. Ini menjadi salah satu faktor yang mendasari bangsa Jerman yang merupakan bangsa mayoritas di Swiss sedikit menjaga jarak dengan negara Jerman. Swiss merupakan sebuah konfederasi yang berbicara dalam 4 bahasa resmi yaitu bahasa Jerman, Perancis, Italia dan Romansh. Mengakibatkan negara ini selalu peka terhadap negara-negara tetangga di sekitarnya. Dibandingkan dengan negara-negara netral lain, Swiss lebih dekat dengan Jerman, baik secara geografis maupun etnis, dan mempunyai pandangan jelas tentang kekejaman rezim Nazi atau maksudnya untuk berperang (Fodor, 1949, hlm. 47). Dari penjelasan tersebut terlihat meskipun bangsa Swiss dan Jerman memiliki kesamaan dalam etnis dan bahasa yang digunakan mayoritas masyarakatnya, tetapi dalam kehidupan kesehariannya sangat berbeda. Peran negara tetangga di sekitar Swiss seperti Jerman, Perancis dan Austria menjadi vital. Kehidupan masyarakat Swiss cinta akan kedamaian yang didorong oleh naluri prikemanusiaan, tetapi bagi beberapa pihak menyebutkan bahwa orang Swiss adalah para opportunis yang tidak mempercayai ketulusan manusia, mereka

4 menjaga kenetralan dalam perang tanpa pikiran lain kecuali karena keuntungan semata. Dari beberapa pemaparan peristiwa di atas memunculkan rasa penasaran bagi penulis, sebenarnya kehidupan sosial seperti apa yang ada dalam diri masyarakat Swiss, sehingga menyebabkan negara ini tetap bersikap netral? Pada satu sisi faktanya sebagian besar orang Swiss merupakan masyarakat etnis Jerman, tetapi di sisi lain masyarakat tidak menyukai adanya peperangan dan bahkan tetap teguh menjaga kenetralan dari bangsanya. Berangkat dari pertanyaan tersebut akhirnya penulis memilih untuk mengangkat judul Netralitas Swiss dalam Perang Dunia II 1939-1945: (Perspektif Sosiologi-Antropologi). Di samping itu, belum adanya tulisan karya ilmiah atau skripsi mengenai Swiss di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia membuat penulis merasa perlu menelitinya sebagai tulisan karya ilmiah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan pokoknya adalah Bagaimana diberlakukannya politik netralitas Swiss ditinjau dari sudut pandang Sosio-Antropologi masyarakatnya tahun 1939-1945? Sementara untuk membatasi kajian penelitian agar menjadi lebih fokus, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus sebagai rumusan masalah yang akan dibahas, diantaranya adalah : 1. Bagaimanakah kehidupan sosial-budaya masyarakat Swiss sampai Perang Dunia II? 2. Apa yang melatarbelakangi Swiss melakukan politik netralitas dalam Perang Dunia II tahun 1939-1945? 3. Bagaimana peranan politik netralitas Swiss selama berlangsungnya Perang Dunia II ditinjau dari aspek sosiologi-antropologi? 4. Bagaimana dampak diberlakukannya politik netralitas Swiss terhadap negara Swiss dan kehidupan masyarakat Swiss tahun 1939-1945?

5 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kehidupan bosial-budaya masyarakat Swiss sampai Perang Dunia II. 2. Mendeskripsikan latar belakangi Swiss melakukan politik netralitas dalam Perang Dunia II tahun 1939-1945. 3. Menjelaskan peranan politik netralitas Swiss selama berlangsungnya Perang Dunia II ditinjau dari aspek sosiologi-antropologi. 4. Menganalisis dampak diberlakukannya politik netralitas Swiss terhadap negara Swiss dan kehidupan masyarakat Swiss tahun 1939-1945. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki sumbangsih besar terhadap berbagai pihak. Secara khusus, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pembaca, dan sebagai media informasi mengenai negara netral Swiss dalam Perang Dunia II di Eropa. 2. Memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah yang berguna dalam rangka pengembangan ilmu sejarah. Terutama pengetahuan untuk sejarah Eropa secara umumnya dan Swiss pada khususnya. 3. Dapat memberikan acuan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis dan dijadikan sebagai bahan referensi. 4. Untuk kepentingan pendidikan baik di Perguruan Tinggi maupun di sekolah. 1.5 Metode Penelitian Metode merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam melakukan penelitian sesuai dengan skripsi yang dikaji. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode historis atau metode sejarah dengan pendekatan interdisipliner yang menggunakan bantuan ilmu sosial lainnya seperti disiplin ilmu sosiologi. Metode sejarah menurut Gottschalk adalah proses kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Metodologi sejarah merupakan suatu

6 keseluruhan metode-metode, prosedur, konsep kerja, aturan-aturan dan teknik yang sistematis yang digunakan oleh para penulis sejarah atau sejarawan dalam mengungkapkan peristiwa sejarah. Dalam metodologi penelitian sejarah, terdapat beberapa tahapan, di antaranya heuristik, kritik, baik kritik intern maupun kritik ekstern, interpretasi dan tahapan terakhir historiografi. 1. Heuristik Heuristik adalah sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah (Sjamsuddin, 2007, hlm. 86). Pada tahap ini penulis mengumpulkan sumbersumber yang valid baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Untuk penelitian ini, penulis menggunakan sumber yang didapatkan dari perpustakaan- perpustakaan yang menyediakan buku-buku yang sesuai dengan masalah yang sekiranya berhubungan dengan tema yang akan penulis kaji. 2. Kritik Setelah melakukan heuristik langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penulis adalah kritik. Kritik yaitu menganalisis secara kritis sumber-sumber yang telah diperoleh dengan menyelidiki serta menilai apakah sumber-sumber yang telah terkumpul sesuai dengan masalah penelitian baik isi maupun bentuknya. Kritik dibagi dua, yang pertama adalah kritik eksternal. Kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspekaspek luar dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007, hlm. 132). Kedua adalah kritik internal, kritik internal merupakan suatu analisis atas isi dokumen dan suatu pengujian positif mengenai apa yang dimaksudkan oleh penulis. 3. Interpretasi, Interpretasi yaitu untuk menafsirkan keterangan-keterangan sumber secara logis dan rasional dari fakta dan data yang telah terkumpul dengan cara dirangkaikan dan dihubungkan sehingga tercipta penafsiran sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan. Interpretasi sejarah atau biasa disebut juga dengan analisis sejarah merupakan tahap dimana penulis melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan

7 bersama-sama dengan teori disusunlah fakta itu dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Dalam interpretasi dikenal dengan adanya kesubjektivitasan dari sejarawan untuk menafsirkan sumber. 4. Historiografi. Historiografi yaitu proses penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Menurut Abdurahman, historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan (Abdurahman, 2007, hlm. 76). Sedangkan menurut Ismaun, historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu (Ismaun, 2005, hlm. 28). Historiografi ini berisi penjelasan dan penafsiran dari sumbersumber dan penulisan secara keseluruhan mengenai tema yang penulis kaji. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi Secara keseluruhan penulisan skripsi yang berjudul Netralitas Swiss dalam Perang Dunia II 1939-1945: (Perspektif Sosiologi-Antropologi) tersusun menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi latar belakang masalah penelitian, dalam bab ini di jelaskan mengenai ketertarikan penulis untuk mengangkat permasalahan yang akan dikaji, selain itu terdapat rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan struktur organisasi. Bab II Kajian Pustaka Bab ini berisikan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian, memaparkan teori-teori dan konsep yang berhubungan dengan tema yang dikaji yaitu mengenai Netralitas Swiss dalam Perang Dunia II dilihat dari perspektif sosiologiantropologi masyarakatnya. Landasan teori tersebut diambil dari berbagai literatur yang relevan, sehingga dapat dijadikan fondasi dan pegangan dalam pelaksanaan penelitian. Selain itu, dalam bab ini juga dapat dimasukkan mengenai penelitian terdahulu baik itu berupa skripsi, tesis dan lain-lain untuk menjadi perbandingan bagi peneliti terhadap penelitiannya.

8 Bab III Metode Penelitian Bab ini merupakan metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini, yaitu terdiri dari 3 tahap. Pertama, persiapan penelitian yang meliputi : penentuan dan pengajuan tema penelitian, menyusun rancangan penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian dan konsultasi. Kedua, pelaksanaan penelitian meliputi: heuristik atau pengumpulan sumber berupa sumber tertulis, kritik atau analisis sumber berupa kritik sumber tertulis dan interpretasi/ penafsiran dan terakhir adalah historiografi. Ketiga, langkah-langkah penulisan laporan penelitian yang terdiri dari teknik penulisan laporan dan langkah-langkah penulisan laporan penelitian yang sesuai dengan kaidah penulisan skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Bab IV Pembahasan Bab IV dapat dikatakan isi utama dari penulisan skripsi ini, karena di dalamnya berisi pembahasan dan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Pada bab ini penulis akan memaparkan penelitian dari hasil pengolahan serta analisis yang telah dilakukan terhadap fakta-fakta yang telah diperoleh. Bab V Simpulan dan Saran Pada bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian penulis mengenai Netralitas Swiss dalam Perang Dunia II 1939-1945: (Perspektif Sosiologi- Antropologi). Bab ini merupakan bab terakhir dari rangkayan penulisan skripsi, pada bab ini terdapat penafsiran penulis dari hasil analisis dan temuan yang di dapatkan kemudian disajikan dalam bentuk kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari pertanyaan bab-bab sebelumnya.