Hukum Menghina Agama

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum mencela zat Allah I dan mencela Agama

Hukum Mandi Hari Jum'at

Pengertian Wasathiyah (Moderat) Dalam Agama

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Apakah Hukum Isbal Hanya Untuk Orang Sombong?

Seorang Bapak Tidak Boleh Memaksa Putrinya Menikah

Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i

Hukum Khitan. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin - rahimahullah Dan Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa

Hukum Wanita Safar Sendirian Dengan Pesawat

10 Pembatal Keislaman

Ramadhan Bulan Kesabaran

Hukum Memelihara Jenggot

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Banyak Bergerak dalam Shalat

Keutamaan Menghapal Al-Qur`an

Hukum Bersalaman Dengan Wanita Bukan Mahram

Hukum Mencela Ulama. Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Lailatul Qadar. Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah. Terjemah : Ahmad Zawawy Editor : Eko Abu Ziyad

Hukum Sodomi Terhadap Istri

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Menunduk Dan Mencium Tangan

Hukum Nikah Dengan Niat Talak

Hukum Mengubah Nazar

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin

Tidak Boleh Tinggal di Negeri Kufur Kecuali Untuk Berdakwah

Hukum Menipiskan Alis, Memanjangkan Kuku Dan Memakai Kuteks

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Hukum Memakai Gelang Untuk Pengobatan Rematik

Syarat-Syarat Wajib Zakat

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Mensyukuri Nikmat. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Anjuran Untuk Mencintai dan Membenci Karena Allah

Nawaqidhul Islam: Matan dan Terjemah Pustakasyabab.blogspot.com

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Umrah di Bulan Ramadhan Menyamai Pahala Haji

Syarat-Syarat Orang yang Meruqyah dan yang Diruqyah

Siksa Kubur dan Kenikmatannya

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Memanfaatkan Waktu. Muhammad bin Abdullah bin Mu aidzir. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Bahaya Parabola. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Perhatikanlah Puasamu!

Konsisten dalam kebaikan

Hakikat Jin, Pengaruh Dan Cara Pengobatan Kesurupan

Keutamaan Puasa Ramadhan

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Haramnya Sihir Pengasih dan Pembenci

Hukum Bergantung Kepada Para Wali

Merenungi Firman Allah SWT

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Negeri Yang Wajib Ditinggalkan

Adab Khilaf Di Antara Para Da i

Apakah Wanita yang Dicerai Mendapat Warisan Dari Mantan Suaminya yang Wafat?

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

Kedudukan Puasa Ramadhan

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Bahaya Memperolok-olok Agama Islam

Keutamaan Shalat Subuh

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS. Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling

Mendamaikan Pertikaian Antara Sesama Muslim

FATWA-FATWA PILIHAN. (7) Hukum mencela zat Allah I dan pengaruhnya

Yang berhak disembah hanya Allah SWT semata, dan ibadah digunakan atas dua hal;

Hukum Sebab Dan Akibat, Serta Bergantung Kepada Sebab

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

PERAYAAN NATAL BERSAMA

Tata Cara Sujud Tilawah

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Azal Dan Hukumnya. Penyusun : Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa

Makna Kalimat Tauhid

Imam Nasser Muhammad Al-Yamani:

Hukum Undian Keberuntungan dan Menginfakkan Hasilnya di Jalan Kebaikan

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Beberapa Kesalahan Dalam Bersuci

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Hukum Seorang Muslim Mengambil Kewarganegaraan Negara Kafir

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Bantahan Terhadap Propaganda Ikhtilath (Bercampurnya Pria dan Wanita) dalam Pendidikan

Hikmah Perkawinan Nabi Muhammad salallahu alaihiwassalam

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Transkripsi:

Hukum Menghina Agama حكم لاستهز با ين [ Indonesia Indonesian ] Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Ghazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1432

حكم لاستهز با ين» باللغة لا ند نيسية «لشيخ حممد بن صالح لعثيمني محه الله ترمجة: حممد قبا محد غز يل مر جعة: يكو ها يانتو بو يا 2010-1432

Hukum Mencela Agama Pertanyaan: Apakah hukum syara' dalam pandangan Anda bagi seorang yang mencela agama di saat marah, apakah ada kewajiban membayar kafarat atasnya? Apakah syarat taubat dari perbuatan ini di mana saya mendengar dari beberapa ulama mengatakan: sesungguhnya engkau telah keluar dari islam karena ucapanmu ini, dan mereka mengatakan bahwa istrimu menjadi haram atasmu? Jawaban: Hukum orang yang mencela agama islam adalah kafir, karena sesungguhnya mencela agama dan mengolok-oloknya adalah murtad dari islam dan kafir kepada Allah dan dengan agama-nya. Allah menceritakan tentang satu golongan yang mengolok-olok agama islam, dan Allah menceritakan bahwa mereka berkata: 'Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main. Maka Allah menyatakan bahwa sesungguhnya senda gurau dan permainan mereka ini adalah mengolok-olok Allah, ayat-ayat-nya, dan rasul-nya, dan sesungguhnya telah kafir dengan-nya, firman Allah : ات ه ب االله ي ق ل ب ع ا خن و ن ل ن ا ك غم ن ول چگ ق م حك ه قا الله تعاىل: ل ني سا م ي ع ت ذ ق د ك ف ر ت م ن ع د يم ان ك () لا ك نت م ت س ت ه ز و س Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:"sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah:"Apakah dengan Allah, ayat-ayat-nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?". * Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS. at_taubah:65-66) Maka mengolok-olok agama Allah, atau mencela agama Allah, atau mencela Allah dan rasul-nya, atau mengolok-olok keduanya adalah kufur yang mengeluarkan dari agama. Kendati demikian, sesungguhnya ada jalan untuk bertaubat darinya, berdasarkan firman Allah : اع ب ا ين قا الله تعاىل: ق ل ي الله ف غ ف ر ن و مج ا ن ه ه و ل غ ف و لر ح يم يع ق ن طو م ن مح ة الله ي س ه م لا نف ف و بل رس

Katakanlah:"Hai hamba-hamba-ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. az-zumar:53) Apabila seorang manusia bertaubat dari kemurtadan apapun dan taubatnya adalah taubat nashuha, serta memenuhi lima syarat taubat, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Dan syarat taubat yang lima adalah: Syarat pertama: ikhlas karena Allah dengan taubatnya, bahwa yang mendorong ia bertaubat bukan karena riya, atau sum'ah (ingin didengar), atau takut dari makhluk, atau mengharapkan sesuatu yang bisa diperolehnya di dunia. maka apabila ia memurnikan taubatnya karena Allah dan pendorongnya adalah taqwa kepada Allah, takut dari siksa-nya, dan mengharapkan pahala-nya, maka sungguh ia telah ikhlas dalam taubatnya kepada Allah. Syarat kedua: bahwa ia menyesali dosa yang telah dia lakukan, di mana ia merasakan penyesalan dan duka cita di dalam jiwanya atas perbuatan yang telah lalu, dan memandangnya sebagai perkara besar yang dia harus berlepas diri darinya. Syarat ketiga: bahwa ia berhenti melakukan dosa dan dari terus menerus atasnya. Maka jika dosanya adalah meninggalkan kewajiban, ia mendirikannya dan membayarnya (mengqadha') jika memungkinkan. Dan jika dosanya adalah melakukan yang diharamkan ia berhenti darinya dan menjauhkan diri darinya. Dan termasuk hal itu, apabila dosa itu terkait dengan makhluk maka sesungguhnya ia menunaikan hak mereka atau meminta halal kepada mereka darinya. Syarat keempat: berketetapan hati tidak akan mengulangi di masa akan datang, yaitu di hatinya tertanam keinginan kuat bahwa ia tidak akan mengulangi maksiat ini yang dia telah bertaubat darinya. Syarat kelima: bahwa taubat itu di saat masih ada waktu. Maka jika sudah melewati batas waktu penerimaan taubat niscaya tidak diterima. Dan batas waktu penerimaan taubat ada yang umum dan ada yang khusus. Adapun yang umum, yaitu terbitnya matahari dari

tempat tenggelamnya (sebelah barat). Taubat setelah terbit matahari dari tempat tenggelamnya tidak diterima, berdasarkan firman Allah : ب ك لا ي نف ع غ ف س ا يم اغ ه ا ل م ت ك ن ا ض ي ن ع ا قا الله تعاىل: ي و ي ري ان ه اخ ب ل ك س ب ت يف يم م ن ت م ن ق pada hari kedatangan sebagian tanda-tanda Rabbmu tidaklah bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.". (QS. al-an'am:158) Adapun yang khusus yaitu datangnya kematian, maka apabila telah tiba saat ajal menjemput maka sesungguhnya taubat tidak berguna, berdasarkan firman Allah : رض ح د ه م k ح ي ا ح ل و لسي م ع ب ة ل ث ين ف قا الله تعاىل: ل ي س ت حكو ق ت د ن ا ل ه م لا ي ك وت و ه م ك ف ا م ين ف ا لا حگ ب ت ق ا k ي م و ل ا چگ م ا ب ع ذ Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:"sesungguhnya saya bertaubat sekarang" Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. an-nisaa`:18) Saya katakan: sesungguhnya apabila manusia bertaubat sekalipun hal itu adalah mencela agama- maka sesungguhnya taubatnya diterima apabila syarat-syarat yang telah kami sebutkan telah terpenuhi. Akan tetapi hendaklah diketahui bahwa kata-kata, terkadang adalah kafir dan murtad akan tetapi yang mengucapkannya tidak kafir karenanya, karena adanya penghalang yang menghalangi divonis kufurnya. Maka laki-laki ini yang menyebutkan tentang dirinya bahwa ia mencela agama di saat marah. Kami katakan kepadanya: jika kemarahanmu sudah tidak terkendali, di mana engkau tidak tahu apa yang engkau katakan, saat itu engkau tidak tahu apakah engkau berada di langit atau di bumi? Dan engkau mengucapkan kata-kata yang tidak engkau rencanakan dan tidak engkau ketahui, maka sesungguhnya ucapan

ini tidak ada hukum baginya, dan tidak dihukumkan kepadamu dengan murtad, karena ia adalah ucapan yang muncul tanpa di kehendaki dan diinginkan. Dan setiap ucapan yang terjadi tanpa keinginan dan tujuan, maka sesungguhnya Allah tidak menyiksanya. Firman Allah dalam masalah aiman (sumpah): ا خ ذ كم ب م و ك ن ي م ان ك م ل ف و يف خ ذ ك م الله ب الل غ و قا الله تعاىل: لا ي ق ق دي م لا ف م ا Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang disengaja, (QS. al- Maidah:89) Apabila orang yang berbicara dengan kata-kata kufur ini di saat marah yang tidak terkendali sampai ia tidak mengetahui apa yang dia ucapkan, dan tidak mengetahui apa yang keluar darinya, maka sesungguhnya tidak ada hukum bagi ucapannya dan saat itu tidak dihukumkan murtadnya. Dan apabila tidak dihukumkan murtadnya (tidak divonis murtad) maka sesungguhnya istri tidak terfasakh nikahnya darinya, bahkan tetap berada di dalam ikatan perkawinannya. Akan tetapi apabila manusia merasa marah semestinya ia bersungguh-sungguh mengobati rasa marah ini dengan pesan Nabi saat seseorang bertanya kepada beliau, ia berkata: Ya Rasulullah, berilah wasiat kepadaku.' Beliau menjawab, 'Janganlah engkau marah.' Lalu ia mengulangi beberapa kali, beliau bersabda, 'Janganlah engkau marah.' 1 Maka hendaklah ia bisa mengendalikan dirinya dan hendaknya dia berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Apabila ia sedang berdiri hendaklah ia duduk, dan apabila sedang duduk hendaklah ia berbaring, dan apabila marahnya sangat memuncak maka hendaklah ia berwudhu', maka sesungguhnya semua perkara ini menghilangkan kemarahan darinya. Sangat banyak orang-orang yang merasakan penyesalan tak berujung karena menurutkan rasa marah mereka, akan tetapi setelah terlambat (nasi sudah menjadi bubur). Syaikh Bin Utsaimin Majmu' Fatawa wa rasa`il (2/152) 1 Al-Bukhari (6116) dan yang lainnya.