II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

TINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula, etanol, vetsin dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh :

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan atau legume kedua terpenting

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan asosiasi antara fungi tertentu

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Botanis Tanaman Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii Jungh et De Vriese pertama kali ditemukan dengan nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobrome cacao L.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

PENGEMBANGAN KAKAO SECARA BERKELANJUTAN (Ditinjau dari aspek Kesesuaian lahan) Oleh : I Made Mega

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

I. PENDAHULUAN. Sterculiceae dari genus Theobroma, berasal dari Amazone dan daerah-daerah

MIKORIZA & POHON JATI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae;

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

MIKORIZA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY. Mikoriza (Mycorrhizae): Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. tunggang diikuti dengan penebalan dan perkembangan cabang-cabang akar yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. kakao menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2010) adalah sebagai

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

Transkripsi:

16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kakao Tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia), dan hibrida (hasil persilangan antara jenis Forastero dan Criolo). Pada perkebunan-perkebunan besar biasanya kakao yang dibudidayakan adalah jenis mulia (Siregar, Riyadi, dan Nuraeni, 2004). Adapun sistematika tanaman kakao menurut klasifikasi botanis adalah sebagai berikut Divisio Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Spermathophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Malvales : Sterculiaceae : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L. Kakao merupakan tanaman tahunan yang mulai berbuah pada umur 3 4 tahun setelah tanam. Apabila pengelolaan tanaman kakao dilakukan secara tepat, masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun. Tanaman kakao yang

17 dibudidayakan di Indonesia terdiri atas kakao mulia dan kakao lindak. Kakao mulia merupakan jenis Criollo yang mempunyai cita rasa enak, tetapi daya hasilnya relatif rendah dan peka terhadap serangan hama dan penyakit. Kakao lindak merupakan jenis Forastero yang mempunyai daya hasil tinggi, relatif tahan hama dan penyakit, namun mempunyai cita rasa kurang enak (Rahardjo, 1999 yang dikutip oleh Aeni, 2005). 2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kakao Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, temperatur, dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara (Siregar dkk., 2004). Tanaman kakao tumbuh baik pada daerah-daerah yang berada pada 10 0 LU hingga 10 0 LS. Suhu tahunan yang ideal berkisar antara 30 32 0 C untuk suhu maksimal dan 18 21 0 C untuk suhu minimal, memerlukan naungan, dan kelembaban nisbi antara 50 60% (Bahri, 1996). Menurut Siregar dkk. (2004), areal penanaman kakao yang ideal adalah daerahdaerah bercurah hujan 1.100 3.000 mm per tahun. Di samping kondisi fisik dan kimia tanah, curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampaknya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (black pods). Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi.

18 Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan tanaman relatif pendek. Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kemasaman (ph) 6 7,5, tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4, paling tidak pada kedalaman 1 m. 2.3 Pembibitan Kakao Biji kakao sebelum dikecambahkan harus dibebaskan dari daging buah (pulp) yang melekat. Biji dikecambahkan/disemai di media pasir setebal 20 cm. Biji disemai tegak dengan bakal radikula berada pada bagian bawah. Kedalaman penyemaian adalah 1/3 bagian biji lebih tinggi dari media pasir dengan jarak 3 cm x 5 cm, kemudian dilakukan penyiraman 2 kali sehari untuk menjaga kelembabannya (Siregar dkk., 2004). Setelah berumur 14 hari, bibit dipindahkan ke dalam polybag yang telah disiapkan lubang tanamnya terlebih dahulu. Pemeliharan bibit meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, tergantung keadaan cuaca. Pupuk urea dan SP-36 1 g/bibit, dan KCl 0,8 g/bibit diberikan saat bibit berumur satu minggu setelah transplanting. Selanjutnya pemupukan dengan urea diberikan 1 g/bibit setiap dua minggu sampai bibit berusia empat bulan. Pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan kondisi di lapangan (Susanto, 1994).

19 2.4 Media Pembibitan Tanaman kakao menghendaki tanah yang gembur, dapat menyimpan air, drainase dan aerasinya baik. Bahan organik merupakan salah satu bahan pemantap agregat sekaligus memperbaiki aerasi dan drainase tanah. Bahan organik berfungsi memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air, sebagai sumber hara bagi tanaman, dan meningkatkan kondisi kehidupan mikroorganisme dalam tanah (Lingga dan Marsono, 2004). Namun demikian, tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran ph 4 8. Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah tanah liat berpasir dan lempung liat berpasir dengan komposisi 30 40% fraksi liat, 50% pasir, dan 10 20% debu (Siregar dkk., 2004). Tempat pembibitan kakao harus dekat sumber air, mudah diawasi, tempatnya datar, terlindung dari angin kencang dan sinar matahari langsung, dan tidak terganggu oleh hama (Susanto, 1994). 2.5 Aktivator EM4 Larutan EM4 (effective microorganisms 4) ditemukan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang. Larutan EM4 ini berisi mikroorganisme fermentasi. Penerapannya di Indonesia banyak dibantu oleh Ir. Gede Ngurah Wididana, M.Sc (Indriani, 2011). Jumlah mikroorganisme fermentasi di dalam EM4 sangat banyak, sekitar 80 genus. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Dari sekian banyak mikroorganisme, ada lima

20 golongan utama yang terkandung di dalam EM4, yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi (yeast), dan Actinomycetes. Selain berfungsi dalam proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik, EM4 juga mempunyai manfaat lain, yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, dan juga menyehatkan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, serta menjaga kestabilan produksi. Kompos yang dihasilkan melalui fermentasi dengan pemberian EM4 dinamakan bokashi. Kata bokashi diambil dari Bahasa Jepang yang berarti bahan organik yang terfermentasi. Sementara itu, banyak orang Indonesia yang menyebut kata bokashi merupakan kependekan dari bahan organik kaya sumber kehidupan (Indriani, 2011). 2.6 Kompos Kulit Buah Kakao Kompos merupakan hasil dekomposisisi dari bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pula pupuk organik karena penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik (Indriani, 2011). Spillane (1995) mengemukakan bahwa kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara tanaman dalam bentuk kompos, pakan ternak, produksi biogas dan sumber pektin. Sebagai bahan organik, kulit buah kakao mempunyai hara dan senyawa yang sangat potensial sebagai medium tumbuh tanaman. Kadar air untuk kakao lindak sekitar 86 %, dan kadar bahan organiknya sekitar 55,7% (Soedarsono, Abdoellah, dan Aulistyowati, 1997).

21 2.7 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan asosiasi antara fungi tertentu dengan akar tanaman dengan membentuk jalinan interaksi yang kompleks. Mikoriza berasal dari karta miko (mykes= fungi) dan rhiza yang berarti akar. Mikoriza dikenal dengan fungi tanah karena habitatnya berada di dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rizosfer). Selain disebut sebagai fungi tanah juga biasa dikatakan sebagai fungi akar. Keistimewaan fungi ini adalah kemampuannya dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur hara terutama unsur hara fosfat (P) (Syib li, 2008). Mikoriza merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antar fungi dengan akar tanaman. Baik fungi maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari asosiasi ini. Manfaat asosiasi ini antara lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang lebih baik. Di sisi lain, fungi pun dapat memenuhi keperluan hidupnya (karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya) dari tanaman inang (Anas, 1997). Fungi FMA membentuk organ-organ khusus dan mempunyai perakaran yang spesifik. Organ khusus tersebut adalah arbuskul (arbuscule), vesikel (vesicle) dan spora. 1. Vesikel Vesikel merupakan struktur fungi yang berasal dari pembengkakan hifa internal secara terminal dan interkalar, kebanyakan berbentuk bulat telur, dan berisi banyak senyawa lemak sehingga merupakan organ penyimpanan cadangan makanan dan pada kondisi tertentu dapat berperan sebagai spora atau

22 alat untuk mempertahankan kehidupan fungi. Tipe FMA vesikel memiliki fungsi yang paling menonjol dari tipe fungi mikoriza lainnya. Hal ini dimungkinkan karena kemampuannya dalam berasosiasi dengan hampir 90 % jenis tanaman, sehingga dapat digunakan secara luas untuk meningkatkan produktivitas tanaman. 2. Arbuskul Fungi ini di dalam sel akar membentuk struktur khusus yang disebut arbuskular. Arbuskular merupakan hifa bercabang halus yang dibentuk oleh percabangan dikotomi yang berulang-ulang sehingga menyerupai pohon di dalam sel inang (Pattimahu, 2004). 3. Spora Spora terbentuk pada ujung hifa eksternal. Spora ini dapat dibentuk secara tunggal, berkelompok atau di dalam sporokarp, tergantung pada jenis funginya. Perkecambahan spora sangat sensitif tergantung dari kandungan logam berat di dalam tanah dan juga kandungan Al. Kandungan Mn juga mempengaruhi pertumbuhan miselium. Spora dapat hidup di dalam tanah beberapa bulan sampai beberapa tahun. Namun, FMA memerlukan tanaman inang untuk perkembangannya. Spora dapat disimpan dalam waktu yang lama sebelum digunakan lagi (Mosse, 1981 yang dikutip oleh Chairuman, 2008).

23 2.8 Peranan FMA terhadap Pertumbuhan Tanaman 1. Peningkatan penyerapan unsur hara Tanaman yang bermikoriza umumnya tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa mikoriza. Penyebab utama adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Selain daripada itu, akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman. Selain daripada membentuk hifa internal, mikoriza juga membentuk hifa eksternal. Pada hifa eksternal akan terbentuk spora, yang merupakan bagian penting bagi mikoriza yang berada di luar akar. Fungsi utama dari hifa ini adalah untuk menyerap fosfor dari dalam tanah. Fosfor yang telah diserap oleh hifa eksternal, akan segera dirubah manjadi senyawa polifosfat. Senyawa polifosfat ini kemudian dipindahkan ke dalam hifa internal dan arbuskul. Di dalam arbuskul, senyawa polifosfat dipecah menjadi fosfat organik yang kemudian dilepaskan ke sel tanaman inang. Dengan adanya hifa eksternal ini, penyerapan hara terutama fosfor menjadi besar dibandingkan dengan tanaman yang tidak terinfeksi oleh mikoriza. Hifa eksternal akar juga menghasilkan enzim fosfatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik, sehingga unsur P dapat tersedia bagi tanaman (Anas, 1997). 2. Peningkatan ketahanan terhadap kekeringan Tanaman yang bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan dari pada yang tidak bermikoriza. Rusaknya jaringan korteks akibat kekeringan dan matinya akar tidak akan permanen pengaruhnya pada akar yang bermikoriza. Setelah

24 periode kekurangan air (water stress), akar yang bermikoriza akan cepat kembali normal. Hal ini disebabkan karena hifa fungi mampu menyerap air yang ada pada pori-pori tanah saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air. Penyebaran hifa yang sangat luas di dalam tanah menyebabkan jumlah air yang diambil meningkat (Anas, 1997). 3. Produksi Hormon Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa fungi mikoriza dapat menghasilkan hormon seperti, sitokinin dan giberalin (Anas, 1997).