BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut sangat reaktif (Fessenden dan

LATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riska Rosdiana, 2014 Fortifikasi Tahu Menggunakan Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa Bluggoe)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2011) telah mengeluarkan suatu. program yang disebut MPOWER, program tersebut meliputi pemantauan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

I PENDAHULUAN. (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis Penelitian dan (1.7.) Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Efek pangan dapat berdampak terhadap kesehatan, karena

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, setiap makhluk hidup atau organisme akan sampai pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. resiko penyakit pada konsumen. Makanan fungsional ini mengandung senyawa atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

Buah pepaya kaya akan antioksidan β-karoten, vitamin C dan flavonoid. Selain itu buah pepaya juga mengandung karpoina, suatu alkaloid yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. elektron tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif (Fessenden dan Fessenden,

PENDAHULUAN. memerlukan waktu inkubasi selama jam. bahkan pembentukan ABTS. -

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

, 2015 PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA EKSTRAK DAN SIRUP MELON JINGGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, polusi dan berbagai perubahan lainnya yang menjadi pemicu terjadinya penuaan dini dan penyakit degeneratif lainnya (Cunningham, 1998; Yaar dan Gilcherest, 2007; Bauman dan Saghari, 2009). Proses penuaan akan terjadi pada seluruh organ tubuh meliputi organ dalam tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal, indung telur, otak, serta organ terluar dan terluas tubuh, yaitu kulit (Cunningham, 1998; Yaar dan Gilcherest, 2007). Proses ini dapat dicegah dengan menghindari faktorfaktor yang mempercepat proses penuaan tersebut. Pajanan oleh lingkungan oksidatif terutama sinar UV dapat mengakibatkan kerusakan sel kulit. Pajanan dengan sinar UV selama 10-20 menit dapat menyebabkan kadar hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) yang dikatalisis oleh enzim-enzim oksidase lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan kadar semula dan secara cepat dapat memicu pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS) yang lain yang bisa mengakibatkan kerusakan sel (Rittie dan Fisher, 2002). H 2 O 2 ini merupakan oksidan yang kuat dan dapat mengoksidasi berbagai makromolekul yang berperan dalam pembentukan sel (Mayes, 2002). Ada beberapa cara untuk mengurangi kerusakan sel salah satunya adalah mengkonsumsi antioksidan yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan diasosiasikan dengan rendahnya 1

resiko penuaan dini dan penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit kardiovaskular, katarak serta disfungsi otak dan kekebalan (Vinson dkk., 1998). Tanaman Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan tersebut adalah buah jambu biji merah dan tomat. Buah Jambu biji merah (Psidium guajava L.) termasuk buah tropis yang mengandung flavonoid, vitamin C, betakaroten (Wilberg dan Rodriguez-Amaya, 1995), serta kaya antioksidan yang dapat memperlambat proses penuaan dan kerusakan membran sel akibat serangan radikal bebas. Penelitian Musa dkk., (2011) menunjukkan bahwa daging buah jambu biji merah memiliki korelasi yang tinggi antara kadar fenolik dan aktivitas antioksidan. Kadar senyawa fenolik dan flavonoid dalam sari jambu biji memiliki hubungan positif dengan aktivitas penangkap radikalnya (Pribadi dkk., 2008). Tomat (Lycopersicon lycopersicum L. Karsten) mengandung komponen penting yaitu polifenol yang mempunyai efek antioksidan. Polifenol pada tomat sebagian besar terdiri dari flavonoid (Watson, 2003). Dari studi yang dilakukan oleh Damayanti dkk. (2010) diketahui bahwa aktivitas antioksidan dalam 100 gram jus tomat mampu mereduksi radikal bebas DPPH setara dengan vitamin C sebanyak 1.87 kali. Pemberian jus buah tomat pada dosis 11 g/kg BB mencegah penurunan ekspresi kolagen tipe-1 pada kulit yang diradiasi sinar UV-B 150 mj/cm 2 (Wahyono dkk., 2011). Dari studi sebelumnya juga diketahui bahwa kandungan senyawa antioksidan ekstrak tomat bisa bereaksi dengan radikal bebas agar berhenti merusak sel (Gionvannucci, 1999; Sesso dkk., 2003). 2

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat spesies oksigen reaktif, spesies nitrogen, dan radikal bebas lainnya misalnya H 2 O 2 sehingga mampu mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti kardiovaskular, kanker, dan penuaan. Senyawa antioksidan merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak. Senyawa ini memiliki struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai (Halliwel dan Guuteridge, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan, menentukan kadar fenolik dan flavonoid total serta efek sitoprotektif pada sel primer fibroblas dari ekstrak etanolik jambu biji merah dan tomat. Agen yang digunakan sebagai penginduksi radikal bebas pada uji sitoprotektif adalah hidrogen peroksida, sebagai salah satu radikal bebas dari bahan kimia eksogen. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah jambu biji merah dan tomat? 2. Apakah ada hubungan antara kadar fenolik dan flavonoid total dengan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanolik buah jambu biji merah dan tomat? 3. Apakah ekstrak etanolik buah jambu biji merah dan tomat mempunyai kemampuan dalam memberikan efek sitoprotektif terhadap sel fibroblas yang diberi paparan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) secara eksternal? 3

C. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran secara kepustakaan, aktivitas antioksidan buah jambu biji merah (Psidium guajava L.) telah dilakukan oleh Rohman dkk., (2009) menggunakan metode penangkapan radikal bebas DPPH dan mengandung senyawa fenolik dan flavonoid total yang tinggi. Buah jambu biji merah diekstraksi pada aseton 80 % memiliki aktivitas sitoprotektif terhadap hidrogen peroksida pada sel kanker hati HepG2 dilakukan oleh Chunhabundit dkk., (2012). Sementara aktivitas antioksidan ekstrak metanol tomat (Lycopersicon lycopersicum L. Karsten) telah dilakukan oleh Regina dkk.(2008) dengan metode DPPH. Kemudian penggunaan jus buah tomat memperlambat fotoaging telah dilakukan oleh Wahyono dkk. (2011) menggunakan paparan iradiasi UVB. Namun peneliti belum menemukan penelitian tentang efek sitoprotektif terhadap sel primer fibroblas yang dipapar hidrogen peroksida serta efek antioksidan menggunakan metode CUPRAC (Cupric Ion Reducing Antioxidant Capacity) dan β-caroten bleaching pada ekstrak etanolik buah jambu biji merah (Psidium guajava L.) dan tomat (Lycopersicon lycopersicum L. Karsten). D. Urgensi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan ekstrak jambu biji merah dan tomat sebagai produk suplemen atau sediaan kosmetik yang mampu melindungi sel serta mencegah terjadinya penuaan dini. 4

E. Tujuan Penelitian 1. Mengkaji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah jambu biji merah dan tomat menggunakan metode CUPRAC dan β-caroten bleaching. 2. Mengkaji hubungan kadar fenolik dan flavonoid total dengan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanolik buah jambu biji merah dan tomat. 3. Mengkaji kemampuan ekstrak etanolik buah jambu biji merah dan tomat dalam memberikan efek sitoprotektif terhadap sel fibroblas. 5