BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, hal ini merupakan suatu bukti bahwa sudah semakin meningkatnya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti terdahulu yang mengkaji antara lain: informasi penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB I PENDAHULUAN. sistem ekonomi pasar bebas, banyak perusahaan saat ini semakin giat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat digolongkan menjadi: (a) peusahaan jasa; (b) perusahaan. pabrik (manufaktur); dan (c) peusahaan dagang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengelompokan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan akan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan adalah analisis mengenai dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca/laporan posisi keuangan dan daftar pendapatan/daftar laba rugi (Myer, 2010). Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi. Hasil analisis laporan keuangan akan mampu menginterpretasikan berbagai hubungan dan kecenderungan yang dapat memberikan pertimbangan terhadap keberhasilan perusahaan di masa datang. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Prastowo dan Rifka (2010) sebagai berikut : Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam komponen-komponennya. Penelaahan mendalam terhadap masing-masing komponen tersebut akan menghasilkan pemahaman menyeluruh atas laporan keuangan itu sendiri. Analisis laporan keuangan dijelaskan pula oleh Munawir (2010) sebagai berikut: Analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan analisis laporan keuangan adalah proses mempelajari kecenderungan posisi keuangan untuk menentukan pertimbangan perkembangan perusahaan di masa datang. 2.1.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Tujuan analisis laporan keuangan mempunyai beberapa tujuan penting untuk dipahami oleh pemakai laporan keuangan. Tujuan analisis laporan keuangan menurut Pratowo dan Rifka (2010) adalah untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan dan intuisi, mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan.

8 yaitu: Tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2014) ada enam, 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Tujuan analisis laporan keuangan juga diungkapkan oleh Munawir (2010), yaitu sebagai berikut: Tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Tujuan analisis laporan keuangan yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli di atas, dapat peneliti simpulkan tujuannya adalah untuk menjadi alat dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang dimaksud berupa langkah perbaikan dalam kelemahan perusahaan, untuk penilaian kinerja perusahaan, pembanding hasil yang dicapai dan mengetahui kekuatan perusahaan. 2.1.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Sebuah laporan keuangan yang diperlihatkan oleh pihak akuntan, maka selanjutnya menjadi tanggung jawab bagi manajer perusahaan melakukan analisa secara komprehensif dan kritis terhadap seluruh isi dari laporan keuangan tersebut. Dengan analisa secara komprehensif dan kritis tersebut diharapkan diperoleh kesimpulan atau rekomendasi yang maksimal dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Pedoman dan beberapa metode analisis laporan keuangan menurut Munawir (2010), yaitu:

9 Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horisontal dan analisis vertikal. Analisis horisontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Teknik analisis laporan keuangan menurut Munawir (2010), terdiri dari : 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan: a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupia. c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase. d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio. e. Persentase dalam total. Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahanperubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. 2. Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Laporan dengan persentase per komponen (Common Size Statement), adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. 6. Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. 7. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari suatu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan

10 tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. Semua teknik analisis yang digunakan itu merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan. Dan semua teknik tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu membuat data agar lebih dimengerti oleh pembaca sehingga dapat digunakan dengan baik sebagai acuan dasar dalam pengambilan keputusan. 2.2 Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Kesuma (2009) dalam Clarensi, Sri dan Nur (2013), pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Nugroho (2011) menyebutkan dengan mengetahui seberapa besar pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan didapatkan. Pertumbuhan penjualan menurut Swatha dan Handoko dalam Oktavia (2013), yaitu: Pertumbuhan atas penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan diukur dengan rasio pertumbuhan. Sedangkan rasio pertumbuhan yang dijelaskan oleh Fahmi (2012) menyebutkan sebagai berikut: Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang menguukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Rasio pertumbuhan ini yang umum, dapat dilihat dari segi penjualan. Harahap (2013) menyebutkan rasio ini menggambarkan persentasi perusahaan dari tahun ke tahun. Untuk mengukur pertumbuhan penjualan adalah: Pertumbuhan Penjualan = Penjualan Tahun Ini Penjualan Tahun Lalu Penjualan Tahun Lalu Pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh di dalam meningkatkan

11 profitabilitas perusahaan. Menurut Pagano dan Schlvardi dalam Hansen dan Juniarti (2014) pertumbuhan penjualan yang ditandai dengan peningkatan market share yang akan berdampak pada peningkatan penjualan dari perusahaan sehingga akan meningkatkan profitabilitas dari perusahaan. 2.3 Perputaran Kas Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efesiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Menurut Riyanto (2011) bahwa Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualan atau salesnya. Perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Menurut Wild, Subramanyan dan Haley (2005) bahwa perputaran kas dalam satu periode dapat dihitung dengan rumus: Perputaran Kas = Penjualan Bersih Rata rata Kas Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan. Munawir (2004) bahwa perputaran kas mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) karena dengan perputaran kas yang tinggi akan diperoleh keuntungan yang besar pula. Artinya jika perputaran kas tinggi maka profitabilitas akan meningkat. 2.4 Perputaran Piutang Rasio perputaran piutang mengukur berapa kali rata-rata piutang dapat tertagih selama satu periode. Menurut Raharjaputra (2009) Perputaran piutang digunakan untuk memperkirakan berapa kali dalam satu periode tertentu, jumlah arus kas masuk ke perusahaan yang

12 diperoleh dari piutang dagang, semakin cepat piutang dagang atau tagihan masuk akan semakin baik perusahaan memperoleh keuntungan. Periode perputaran piutang tergantung pada ketentuan jangka waktu dalam syarat pembayaran kreditnya. Penjelasan oleh Harahap (2010) menyebutkan rasio perputaran piutang ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar perputaran piutang semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Konsep piutang (receivable concept) menurut Fahmi (2013) adalah sebagai berikut: Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin baik, namun sebaliknya semakin lambat perputaran piutang maka semakin tidak baik. Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan. Makin lama syarat pembayaran semakin lama dana atau modal terikat dalam piutang tersebut, yang berarti semakin rendah tingkat perputaran piutang. Untuk menghitung perputaran piutang dapat digunakan rumus sebagai berikut, (Riyanto, 2008) : Perputaran Piutang = Penjualan Bersih Piutang Rata rata Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin tinggi profitabilitas. Karena penjualan yang masih berupa piutang tersebut akan segera menjadi kas dan membuat perusahaan memperoleh keuntungan. Riyanto (2008) yang mengemukakan bahwa perputaran piutang berpengaruh positif terhadap ROA. Artinya, jika perputaran piutang bertambah maka profitabilitas akan meningkat. 2.5 Perputaran Persediaan Perusahaan manufaktur selalu berhubungan dengan persediaan karena kegiatan produksi yang dilakukan selalu membutuhkan adanya barang yang siap untuk digunakan sepanjang waktu. Periode perputaran persediaan perlu diperhatikan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghabiskan persediaan dalam proses produksinya.

13 Perputaran persediaan dalam perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan dalam aktivitas operasionalnya. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, kemungkinan semakin besar perusahaan akan memperoleh keuntungan. Begitu pula sebaliknya, jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan (Raharjaputra, 2009). Kasmir (2014) menyebutkan: Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode atau rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Harahap (2013), perputaran persediaan adalah menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan penjulan berjalan cepat. Menurut Weston dalam (Kasmir 2014) rumus perputaran persediaan adalah: Perputaran Persediaan = Penjualan Persediaan Semakin tinggi perputaran persediaan maka semakin tinggi profitabilitas. Karena penjualan perusahaan yang lancar membuat persediaan tidak menumpuk dan terus berputar. Sehingga perusahaan akan semakin cepat mendapatkan laba selama periode perputaran persediaan dalam penjualan tersebut. Riyanto (2008) menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap ROA. Artinya, semakin bertambah perputaran persediaan maka semakin meningkat pula profitabilitas ROA. 2.6 Profitabilitas Return On Asset (ROA) Profitabilitas menurut Reeve dkk (2010) yaitu pengukuran kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan untuk memenuhi kebutuhan aset tetap tak terduga. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan aset-aset perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan.

14 ROA merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar. Harahap (2013) merumuskan: Return On Assets = Laba Bersih Total Aset 2.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini selain menggunakan buku sebagai referensi, penelitian ini juga menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi. Adapun beberapa penelitian terdahulu dari Pertumbuhan penjualan, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap Profitabilitas ROA, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Peneliti Susanti (2014) Judul Variabel Hasil Penelitian Pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang dan pertumbuhan penjualan terhadap Terikat: ROA 1.Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan Bebas: IT, bahwa IT dan Growth tidak RT, G berpengaruh terhadap ROA 2. Berdasarkkan hasil pengujian menunjukkan

15 roa pada bahwa RT berpengaruh perusahaan dagang terhadap ROA yang terdaftar di bei periode 3. Berdasarkkan hasil pengujian menunjukkan 2009-2012 bahwa IT, RT, dan Growth secara simultan berpengaruh terhadap ROA Nugroho Analisis pengaruh Terikat: ROA Berdasarkan hasil uji t, (2011) likuiditas, variabel CR, WCT, dan Size Pertumbuhan Bebas: CR, G, memiliki koefisien regresi penjualan, WCT, Size, yang positif. Sedangkan perputaran Modal Lev Growth dan leverage kerja, ukuran memiliki koefisien regresi perusahaan dan yang negatif. Hal ini berarti Leverage terhadap bahwa perusahaan dengan profitabilitas CR, perputaran modal kerja, Perusahaan (Studi dan Size yang tinggi akan pada Perusahaan menghasilkan profitabilitas Manufaktur yang (ROA) yang tinggi. Terdaftar pada BEI Sedangkan perusahaan pada Tahun 2005- dengan Growth dan 2009) leverage yang tinggi akan menghasilkan profitabilitas (ROA) yang rendah. Irman Pengaruh Tingkat Terikat: ROA, Berdasarkan hasil uji F atau Deni Perputaran Kas, hasil secara simultan, (2014) Perputaran Piutang Bebas: CT, diketahui variabel CT, RT Dan Perputaran RT, dan IT dan IT secara bersama-sama Persediaan berpengaruh signifikan Terhadap terhadap return on assets. Profitabilitas Pada Berdasarkan hasil uji t,

16 Perusahaan variabel CT berpengaruh Manufaktur Yang negatif dan signifikan Terdaftar Di Bursa terhadap ROA. RT dan IT Efek Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Irawan Pengaruh Terikat: ROA 1. perputaran piutang dan perputaran piutang perputaran persediaan tidak dan perputaran Bebas: RT, IT berpengaruh signifikan persediaan terhadap profitabilitas Terhadap perusahaan. profitabilitas 2. Perputaran persediaan lebih dominan berpengaruh terhadap profitabilitas. Suarnami, Pengaruh Terikat: ROA Berdasarkan hasil Suwendra, perputaran piutang pembahasan, maka dapat dan Cipta dan periode Bebas: RT dibuat simpulan bahwa (2014) pengumpulan dan DR perputaran piutang dan piutang terhadap periode pengumpulan profitabilitas piutang berpengaruh positif Pada perusahaan dan signifikan terhadap pembiayaan profitabilitas. Perputaran piutang secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Yuliani Pengaruh Terikat: ROA Terdapat pengaruh antara (2013) Perputaran Piutang perputaran piutang terhadap terhadap ROA pada tingkat Profitabilitas Bebas: RT kepercayaan 95% dengan pada Perusahaan diikuti fluktuasi naik

17 PT. Unilever turunnya perputaran piutang Indonesia tbk. pada PT. Unilever Indonesia Tahun 2005 2012 Tbk tahun 2005 2012 begitu pula diikuti dengan naik turunnya ROA. Pengaruh ini dinyatakan dalam koefisien korelasi R = 0,795 yang berarti koefisien korelasi termasuk dalam kategori hubungan yang kuat. Hastuti Analisis pengaruh Terikat: ROA Variabel ACRP, INVP, (2010) periode perputaran CCC, Size, Growth, Lev, Fix Persediaan, periode perputaran hutang Bebas: ACRP, INVP, CCC, mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel ROA. Dagang, rasio Size, Growth, lancar, leverage, Lev, Fix Pertumbuhan penjualan ukuran dan Perusahaan terhadap profitabilitas Perusahaan Sufiana Pengaruh Terikat : ROA perputaran kas, perputaran dan Perputaran Kas, piutang, perputaran Purnawati Perputaran Piutang persediaan berpengaruh (2013) Dan Perputaran Bebas: CT, secara simultan terhadap

18 Persediaan Terhadap Profitabilitas RT, IT profitabilitas. Sedangkan analisis secara parsial menunjukkan hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh terhadap Profitabilitas. Sumber: Data yang diolah, 2015 2.8 Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori dan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini akan menganalisis pengaruh pertumbuhan penjualan, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Model penelitian yang diajukan dalam gambar berikut ini merupakan kerangka konseptual dan sebagai alur pemikiran dalam menguji hipotesis. Pertumbuhan Penjualan (X1) H1 Perputaran Kas (X2) Perputaran Piutang (X3) Perputaran Persediaan (X4) H2 H3 H4 Profitabilitas (Y) H5 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

19 Keterangan : H1-H4 = Uji Parsial H5 = Uji Simultan 2.9 Hipotesis Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2010) adalah sebagai berikut: Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakah pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima atau tidak. Berdasarkan dari tinjauan pustaka, tinjauan penelitian sebelumnya, dan kerangka pemikiran yang penulis uraikan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 = Diduga pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2011-2013 H2 = Diduga perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2011-2013 H3 = Diduga perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. H4 = Diduga perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2011-2013 H5 = Diduga pertumbuhan penjualan, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.