BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari ajaran Islam, termasuk aspek ekonomi. Dalam ushul fiqh, ada

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. fiqh klasik.dewasa ini, wacana tentang Mudharabah menjadi semakin mencuat

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa bunga (interest) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal dalam suatu kegiatan usaha memegang peranan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

1. Pengertian bank konvensional & bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, terjadi pertumbuhan bank-bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan (agen of development). Hal ini dikarenakan adanya fungsi

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang membutuhkan. berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sektor tersebut mempunyai andil dalam menambah devisa negara dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kejadian yang menarik. Lahirnya Bank Syariah Mandiri di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia pembangunan ekonomi tetap merupakan sentral dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan oleh perbankan syari ah. Seperti yang disebutkan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menggembirakan. Perbankan Syariah mampu tumbuh +/- 37% sehingga total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tetap memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem bunga, walaupun masih banyak negara yang mengalami kemakmuran

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Lembaga perbankan mempunyai arti penting dalam kegiatan perekonomian di setiap negara. Salah satu kegiatan bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran. 1 beberapa tugas dari bank adalah memberikan jasa-jasa keuangan bagi masyarakat, termasuk simpanan, pinjaman atau pembiayaan suatu perusahaan. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang menyebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan isi pasal tersebut maka salah satu tugas bank adalah menghimpun dana dari masyarakat. Selain menghimpun dana dalam bentuk simpanan, fungsi lain lembaga perbankan adalah pinjaman atau pemberian kredit yang telah banyak membantu masyarakat dalam pemenuhan dana untuk kelanjutan usahanya. 1 Rachmadi Usman, 2003, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, hlm. 59

2 Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi sistem perbankan adalah pengembangan sistem perbankan Syariah. Disamping itu di sisi lain, masyarakat muslim Indonesia menginginkan suatu konsep perbankan sesuai dengan kebutuhan dan syariat Islam. 2 Keberadaan Bank Syariah dalam sistem perbankan Indonesia merupakan bank umum yang berlandaskan pada prinsip syariah (hukum) Islam sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah memberikan landasan hukum bagi Bank Syariah baik dari segi kelembagaan maupun operasionalnya. Selanjutnya, dengan diberlakukannya Undang-undang No. 23 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia dapat menerapkan kebijakan moneter berdasarkan prinsip-prinsip syariah sehingga Bank Indonesia dapat mempengaruhi likuiditas perekonomian melalui bank-bank syariah. Dengan berlakunya kedua Undang-undang tersebut, perbankan nasional Indonesia mulai menerapkan sistem perbankan berganda atau dual banking sistem, yaitu adanya sistem perbankan konvensional dan syariah yang berlangsung dalam suatu negara. Penerapan dual banking sistem harus berlandaskan pada karakteristik dari masing-masing sistem sehingga Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam menetapkan kebijakan harus tetap dalam kerangka kedua Undang-undang tersebut dan mengacu kepada prinsip-prinsip syariah yang berbeda dengan bank 2 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia(Citra Aditya Bakti, Bandung : 2000), hal.86

3 konvensional. Perbedaan keduanya adalah Bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dengan sistem bunga yang diyakini umat Islam sebagai diharamkan memiliki sifat inflatoir dan cenderung diskriminatif. 3 Anwar Nasution sebagaimana dikutip oleh Neny Sri Imaniati, mengemukakan beberapa pengaruh dengan adanya bunga Bank adalah sebagai berikut 4 bahwa tingkat suku bunga yang mahal dewasa ini telah menimbulkan kesulitan bagi dunia usaha, neraca pembayaran luar negeri maupun bagi penggalian moneter dan kurs devisa, bahkan menurutnya tingkat suku bunga yang semakin mahal sejak tahun 1990 telah meningkatkan biaya operasi sehingga menimbulkan high cost bagi ekonomi Indonesia. Bank Syariah telah terbukti sangat resisten (tahan) terhadap krisis moneter sebagaimana diungkapkan Soebardjo Joyo Sumantoro yang menyatakan bahwa 5 Upaya restrukturisasi perbankan yang berlangsung sejak bulan Juli tahun 1998 hingga Desember 2001 adalah upaya mengatasi dampak krisis dan peningkatan ketahanan sistem perbankan masa depan. Indonesia memiliki 40% saja perbankan yang beroperasi secara syariat tidak akan terkena krisis. Bank Syariah memiliki prospek yang sangat cerah di masa yang akan datang. Tujuan pengembangan sistem perbankan Syariah adalah terutama untuk memenuhi 6 3 Muhaimin, Eksistensi Bank Syariah dan Pengembangannya di Indonesia, Tesis UNDIP, 2001, hal.8. 4 Neni Sri Imaniati, Sistem dan prospek perjanjian pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil pada Bank Muamalat Indonesia, Tesis Undip 1997. hal 4 5 Soebardjo Joyo Sumantoro, Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesiadalam majalah saksi No. 20, tahun II tanggal 13 Juni 2000, hal 9-21.

4 1. Kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep bunga. Dengan diterapkannya sistem perbankan syariah yang berdampingan dengan sistem perbankan konvensional, mobilisasi dana masyarakat dapat dilakukan secara lebih luas terutama dari segmen yang selama ini belum dapat tersentuh oleh sistem perbankan konvensional. 2. Peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan. Dalam prinsip ini konsep yang diterapkan adalah hubungan kerjasama investasi yang harmonis (mutual investor relationship). Sementara dalam bank konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dan kreditur yang antagonis (debitor to creditor relationship). 3. Kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki beberapa keunggulan komparatif berupa peniadaan pembebanan bunga yang berkesinambungan membatasi kegiatan spekulasi yang tidak produktif (unproductive speculation), pembiayaan ditujukan kepada usaha-usaha yang lebih memperhatikan unsur moral. Produk-produk perbankan syariah yang banyak diminati oleh nasabah adalah pembiayaan dengan akad Mudharabah. Akad Mudharabah adalah akad antara pemilik modal dengan pengelola modal dengan ketentuan bahwa keuntungan diperoleh dua belah pihak sesuai dengan kesepakatan. Didalam pembiayaan 6 Cecep K.Halim, Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia, Seminar Nasional Perbankan Syariah, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri Mataram, 21 September 2000, hal.3

5 Mudharabah pemilik dana (Shahibul Maal) membiayai sepenuhnya suatu usaha tertentu sedangkan nasabah bertindak sebagai pengelola usaha (Mudharib). Pada prinsipnya akad Mudharabah diperbolehkan dalam agama Islam karena untuk saling membantu antara pemilik modal dengan seorang yang pakar dalam mengelola uang. Dalam sejarah Islam banyak pemilik modal yang tidak memiliki keahlian dalam mengelola uangnya. Sementara itu banyak pula para pakar dalam perdagangan yang tidak memiliki modal untuk berdagang. Oleh karena itu, atas dasar saling tolong menolong Islam memberikan kesempatan untuk saling berkerja sama antara pemilik modal dengan orang yang terampil dalam mengelola dan memproduktifkan modal itu. Akad Mudharabah berbeda dengan akad pembiayaan yang ada pada perbankan pada umumnya (perbankan konvensional). Perbankan konvensional pada umumya menawarkan pembiayaan dengan menentukan suku bunga tertentu dan pengembalian modal yang telah digunakan mudharib dalam jangka waktu tertentu namun Akad Mudharabah tidak menentukan suku bunga tertentu pada mudharib yang menggunakan pembiayaan Mudharabah melainkan mewajibkan mudharib memberikan bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh mudharib. Pembiayaan Mudharabah pada dasarnya diperuntukan untuk jenis usaha tertentu atau bisnis tertentu. Dengan demikian akad Mudharabah ini memiliki keuntungan tersendiri bagi mudharib karena ketiadaan bunga yang harus dibayarkan kepada bank melainkan hanya ada sistem bagi hasil usaha dari keuntungan yang didapat mudharib. Keuntungan usaha secara Mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

6 dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu tidak disebabkan oleh kelalaian si pengelola. Namun, apabila kerugian itu disebabkan kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Salah satu perbedaan yang mendasar dalam struktur organisasi perbankan konvensional dengan perbankan syariah adalah kewajiban memposisikan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam perbankan syariah. DPS adalah lembaga independen atau juris khusus dalam bidang fiqih muamalat. Namun DPS juga bisa beranggotakan di luar ahli fiqih tetapi harus memiliki keahlian dalam bidang lembaga keuangan Islam dan fiqih muamalat. 7 Dewan Pengawas Syariah sangat diperlukan bagi perbankan dalam menjalankan usahanya agar selalu berpedoman dalam prinsip syariah. DPS dalam strukrur organisasi bank syariah diletakkan pada posisi setingkat dengan Dewan Komisaris pada setiap Bank Syariah. Posisi yang demikian ditujukan agar DPS lebih berwibawa dan mempunyai kebebasan opini dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada semua Direksi di bank tersebut dalam hal-hal yang berhubungan dengan pengaplikasian produk perbankan syariah. Oleh sebab itu, penetapan DPS dilakukan melalui RUPS setelah nama-nama anggota DPS tersebut mendapat pengesahan dari DSN. Namun, prakteknya keberadaan dan peranan DPS di dalam institusi syariah sangat penting untuk memberikan kepercayaan dan daya tarik 7 Analisa atas Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam Memastikan Pemenuhan atas Kepatuhan pada Prinsip syariah di Lembaga Keuangan syariah (di Indonesia),<http://hermannotary.blogspot.com/.../analisa-atas-peran-dewan-pengawas.html>, diakses tanggal 20 September 2014

7 masyarakat untuk menggunakan jasa dan produk di Bank Syariah khususnya terhadap produk bank dengan akad Mudharabah. Atas latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik mengambil judul Peran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pembiayaan Dengan Mudharabah Pada Bank Syariah. (Studi pada Bankaltim Syariah cabang Samarinda) B. Perumusan Masalah Berpijak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut agar lebih terarah pembahasan penulisan hukum ini, maka penulis membatasi pada permasalahan pokok yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Bagaimana fungsi dan peranan DPS dalam pengawasan terhadap pembiayaan dengan Mudharabah di Bankaltim Syariah? 2. Apakah pembiayaan dengan Mudharabah yang disalurkan oleh Bankaltim telah memenuhi prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan? 3. Bagaimana upaya untuk mengoptimalkan peran DPS terhadap pembiayaan dengan Mudharabah pada Bankaltim Syariah? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif Tujuan Objektif dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui fungsi dan peranan DPS dalam pengawasan terhadap pembiayaan dengan Mudharabah di Bank Kaltim Syariah.

8 b. Untuk mengetahui sejauh mana peran Dewan Pengawas Syariah dalam pembiayaan terhadap Mudharabah yang disalurkan oleh Bank Kaltim Syariah telah memenuhi prinsip-prinsip syariah dan perundang-undangan. c. Untuk mengetahui upaya untuk mengoptimalkan peran DPS terhadap pembiayaan dengan Mudharabah pada Bank Kaltim Syariah. 2. Tujuan Subjektif dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang diperlukan yang kemudian digunakan sebagai bahan untuk penulisan hukum ini sebagai salah satu syarat penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. KEASLIAN PENELITIAN Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian yang dilakukan penulis belum pernah diteliti dan ditulis oleh Penulis sebelumnya, dan apabila telah terdapat dan/atau diteliti penulisan tentang Peran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pembiayaan Dengan Mudharabah Pada Bank Syariah (Studi pada Bankaltim Syariah cabang Samarinda) agar dapat diketahui penelitian dan penulisan hukum yang membahas permasalahan tentang Peranan Dewan Pengawas Syariah terhadap pembiayaan dengan Mudharabah cukuplah banyak tetapi mempunyai rumusan masalah dan lokasi penelitian yang sangat berbeda yang dilakukan oleh penulis. Ada beberapa penelitian, diantaranya adalah:

9 1. Penelitian yang dilakukan oleh Friska Fitriyani Hamid tahun 2013 NIM 09/280743/HK/18004 dengan judul Pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah Di PT.Bank BRI Syariah Perumusan masalah yang diambil yaitu pertama, Bagaimana struktur pengawasan internal di PT.Bank BRI Syariah? Kedua,Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah di PT. Bank BRI Syariah? Ketiga, Adakah koordinasi dalam melaksanakan fungsi pengawasan antara Dewan Komisaris dengan Dewan Pengawas Syariah? Penulisan hukum ini meneliti pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah di PT.Bank BRI Syariah, sedangkan penulis melakukan penelitian mengenai Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai salah satu organ pengawas dalam institusi perbankan syariah mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting terutama dalam pengawasan yang menyangkut pembiayaan dengan Mudharabah terhadap prinsip syariah. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Restuti tahun 2011 NIM 07/263070/PHK/4744 mahasiswa Fakultas Hukum UGM angkatan 2009, bagian Kenotariatan dengan judul Peran Dewan Pengawas Syariah terhadap Pembiayaan Berbasis Syariah pada Bank Syariah Mandiri (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri cabang pembantu Payakumbuh), perumusan masalah yang diangkat penulis adalah sebagai

10 berikut pertama, Bagaimanakah peran Dewan Pengawas Syariah terhadap pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri? Kedua, Apakah pembiayaan yang disalurkan tersebut telah memenuhi prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan? Ketiga, Apakah peran Dewan Pengawas Syariah tersebut telah optimal? Penulisan hukum ini meneliti sejauh mana peran Dewan Pengawas Syariah terhadap pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri dalam memenuhi prinsip-prinsip syariah dan perundang-undangan. Penelitian-penelitian tersebut memiliki perbedaan dari penelitian yang penulis ajukan yaitu pada objeknya adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai fungsi dan peranan Dewan Pengawas Syariah terhadap pembiayaan dengan Mudharabah telah memenuhi prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan serta upaya Dewan Pengawas Syariah dalam menerapkan prinsip syariah terhadap akad Mudharabah dalam praktik perbankan syariah. Jadi sampai saat ini penulisan hukum yang berjudul Peran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pembiayaan Dengan Mudharabah Pada Bank Syariah (Studi Kasus pada Bank Kaltim Syariah cabang Samarinda) tidak ditemukan. Berdasarkan hal tersebut, penulisan hukum ini dianggap asli dan layak untuk ditulis.

11 E. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Bagi Penulis Melalui penulisan hukum ini, maka penulis dapat memahami lebih dalam mengenai Peran Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pembiayaan Dengan Mudharabah Pada Bankaltim Syariah 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengembangan ilmu hukum pada khususnya. Terutama masyarakat khususnya para nasabah bank syariah akan memahami fungsi dan peran pengawasan di bank syariah yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pembiayaan Dengan Mudharabah Pada Bankaltim Syariah. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah guna mengetahui pelaksanaan dari sebuah peraturan perundang-undangan, terutama yang menyangkut pembiayaan dengan mudharabah agar masyarakat dapat tertarik dan percaya untuk menggunakan jasa dan produk yang ada di syariah karena dalam hal ini sudah terdapat fungsi pengawasan agar prinsip-prinsip syariah dapat diterapkan. Selain itu masyarakat juga akan memahami operasional bank syariah sehingga masyarakat menjadi sadar akan hak-hak dan kewajibannya dalam melakukan transaksi di Bank Syariah.