PENGARUH PERMAINAN LEGO ADU CEPAT TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 3 SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

Pengaruh Permainan Dadu Kain Halus Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

PENGARUH KEGIATAN MENJAHIT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK PEJAJARAN

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH DONGENG TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH KEGIATAN MOZAIK TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 SURABAYA

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH PERMAINAN BOWLLING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. HAIRANISA AL AMANAH DEWI KOMALASARI

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Metode Bercakap-cakap Berbasis Media Pop Up Book Terhadap Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TARI TAKTETAH MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KERETA BERNOMOR TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA PERSATUAN KEBOMAS GRESIK

PENGARUH PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK-VERBAL ANAK KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 3 SURABAYA

Strategi Pembelajaran Model Pelatihan Menempel Kain Perca Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Pengaruh Media Papan Titian Terhadap Keseimbangan Gerak Motorik Kasar Anak Kelompok A di RA Al- Hidayah

Wahyu Surya Kusumawati. Dra. Hj. Mas udah M., M.Pd

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH KEGIATAN MENGGUNTING POLA TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK ISLAM QOSHRUL UBUDIYAH

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Meronce Pola Manik-Manik Geometri Terhadap Kemampuan Kognitif. TARBIYATUL FALAHIYAH MOJOPETUNG-GRESIK Nurul Alfiyah

PENGGUNAAN MEDIA BALOK CUISENAIRE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL WARNA DAN UKURAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK R.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBILANG ANAK

MEDIA SENI MENCETAK MODIFIKADI TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRIANAK

PENGARUH PERMAINAN PIPA BOCOR TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL DALAM BEKERJASAMA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN. Amilia Anom Sari Dewi Komalasari

PENGARUH TEKNIK KOLASE DENGAN BAHAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

Pengaruh Permainan Engklek Modifikasi Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR LOMPAT SATU KAKI DI KELOMPOK A TK PEMBINA SRENGAT BLITAR

PENGARUH MIND MAPPING BOARD TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA PUZZLE MODIFIKASI SEPATUKU TESIKU TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL POLA AB-AB ANAK USIA 4-5 TAHUN

Elisabeth Christiana PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MODEL PELATIHAN DASAR MENGGAMBAR TIRUAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENGARUH PERMAINAN KALENG PINTAR terhadap KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A di TK PUTERA HARAPAN

Amalia Tri Rachmawati Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. M., M.Pd.

Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Gambar Seri Terhadap Kemampuan Menyimak Anak Kelompok A

PENGARUH MEDIA PAPAN FLANEL TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL POLA AB-AB BERBENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A

Pengaruh Permainan Tradisional Karetan Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Melompat Dua Kaki

Pengaruh Penerapan Permainan Lego Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Kelompok A

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Al-Fithroh

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. Hairanisa Al Amanah Dewi Komalasari

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENGEMBANGAN PERMAINAN TEBAK KATA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK

PENGARUH MEDIA PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL BENTUK GEOMETRI KELOMPOK A DI TK ANEKA RIA

PENGARUH BERMAIN PASIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GEOMETRI KELOMPOK A

Pengaruh Bermain Puzzle Terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Kelompok A

PENGARUH PENCAMPURAN WARNA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN BALOK ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen, yaitu untuk

PENGARUH FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BERBICARA ANAK

Pengaruh Kegiatan Kirigami Goemetri Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B

Pengaruh Penggunaan Media Flashcard terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok A di TK Dharma Wanita Padelegan Pademawu Pamekasan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRI ANAK. Made Ayu Anggraeni Universitas PGRI AdiBuana Surabaya

KEGIATAN MEMBUAT MOZAIK DENGAN MEDIA KAPAS UNTUK MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK. Sri Indrayani, Hermahayu

PENERAPAN METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN NATURALIST INTELLIGENCE ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERBAHAN ALAM TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

PENGARUH SERI MENGGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERMULAAN ANAK. Nosha Putri Sekar Arum Nurhenti Dorlina Simatupang

EFFECT OF ACTIVITIES PAPER FOLDING (ORIGAMI) FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN AGES 4-5 YEARS IN AL-HISA TK IN DISTRICT RAYA TENAYAN PEKANBARU

Enok Dwi Mahmudi. Sri Joeda Andajani

Pengaruh Permainan Tradisional Angklek Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok A TK Dharma Wanita Persatuan Kemangi Gresik

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B RA MUSLIMAT NU 079 TARBIYATUS SHIBYAN PETUNG PANCENG GRESIK

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

PENGARUH MEDIA NUMBER SENSE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN BENTUK GEOMETRI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A DI TK NUSA INDAH II

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MOZAIK DAUN KERING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B TK QOSHRUL UBUDIYAH SURABAYA. Devita Dwi Prastiana

PENGARUH KEGIATAN SENI FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGGUNAAN MEDIA SATE BUAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP WARNA ANAK KELOMPOK A DI TK PAMIWAHAN PUTRA II WAHYU LUHUR

Pengaruh Penggunaan Permainan Dakon Modifikasi Terhadap Kemampuan Membilang Anak Kelompok A

PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN BERJALAN HALANG RINTANG TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DUPLEKS KOMUNIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B. Priska Anindita Titisari Putriningtyas Sri Setyowati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PEMECAHAN MASALAH SAINS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN KAYU MALELE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN

Transkripsi:

PENGARUH PERMAINAN LEGO ADU CEPAT TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 3 SURABAYA Marta Christiana (thathyaacircle@gmail.com) Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Siti Mahmudah (mahmudah_plb@yahoo.com) Program Studi Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Anak pada usia 4-5 tahun, pada dasar anak sudah mampu mengambil lego, mampu memasang lego hingga menjadi rangkaian, serta mampu melepas lego dari rangkaian. Penelitian pada anak kelompok A di TK dilatarbelakangi oleh motorik halus anak yang belum berkembang secara maksimal dalam mengambil, memasang, dan melepas rangkaian lego. Hal ini terlihat guru mengajak anak untuk menyusun kepingan lego, terdapat sebagian anak yang belum dapat menyusun kepingan lego tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu membuktikan apakah ada pengaruh permainan lego adu cepat terhadap perkembangan motorik halus anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian preexperimental design melalui one-group pretest-posttest. Subjek penelitian adalah terdiri atas 24 anak. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan statistik non parametrik uji jenjang bertanda Wilcoxon (wilcoxon match pairs test) dengan rumus t hitung < t tabel. Berdasarkan hasil analisis data tentang kemampuan motorik halus anak diperoleh rata-rata hasil pre-test 6,9 dan post-test 0,4. Dengan demikian T hitung = 0 < dari T tabel = 8 diperoleh hasil Ha diterima, berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa permainan lego adu cepat berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok A di TK. Kata Kunci : Permainan lego, motorik halus. Abstract Children at the age of 4-5 years, on the basis of the child is able to take lego, lego able to put up a series, and is able to remove the Lego of the circuit. A group of research on children in kindergarten motivated by the fine motor children who do not develop optimally in making, installing, and removing a series of lego. It is seen teachers encourage children to develop lego pieces, there are some children who have not been able to draw up the lego pieces. The aim of this study is to prove whether there was an effect lego racing games on the development of fine motor skills of children. This study uses a quantitative research approach to the type of pre - experimental research design through a one - group pretest - posttest. Subjects were composed of 24 children. Methods of data collection using observation and documentation. Analysis of the data using non- parametric statistical test of Wilcoxon marked level ( Wilcoxon matched pairs test) with the formula t <t table. Based on the analysis of data on children's fine motor skills gained an average of 6.9 results of pre - test and post-test 0.4. Thus T count = 0 < of T table = 8 obtained results Ha accepted, based on the results of these studies indicate that the game lego racing significantly affect fine motor skills in preschool children in group A. Keywords : lego game, fine motor skills.

PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau early childhood education (ECE) adalah pendekatan pedagosis dalam penyelenggaraan pendidikan anak yang dimulai dari saat periode kelahiran hingga usia enam tahun. Menurut NAEYC (National Association for the Education of Young Children), PAUD dimulai saat kelahiran hingga anak berusia delapan tahun. Batita dan balita mengalami perkembangan secara pesat di rentang usia tersebut dibanding periode berikutnya. Aspek sosial, emosional, kognitif, fisik motorik, bahasa dan jasmani tidak dipelajari secara terpisah oleh anak yang masih sangat muda. Pendidikan anak usia dini menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk sejak usia dini. Sedemikian pentingnya masa usia dini hingga sering disebut sebagai the golden age atau usia emas. Perkembangan motorik halus anak perlu di stimulasi karena motorik halus bukan hanya terkait dengan perkembangan fleksibilitas tangan dan jari-jemari untuk melakukan aktivitas seperti menyuapkan makanan ke mulut, menulis, menggambar, berpakaian maupun bermain dengan permainan yang membutuhkan koordinasi tangan. Tetapi motorik halus juga termasuk koordinasi otototot kecil di daerah seperti lidah, bibir, dan otototot pipi. Sedangkan pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus pada anak lebih meningkat lagi. Tangan, lengan, dan tubuh, semua bergerak bersama dengan lebih baik di bawah komando mata (Santrock, 2009:5). Sehingga motorik halus anak dikatakan berkembang apabila mampu mengkoordinasikan tangan dan mata secara seimbang. Salah satu cara dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan bagi anak usia dini yaitu dengan cara bermain. Menurut (Hurlock, 978: 320) menyatakan bahwa bermain ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Seorang anak memang tidak asing dengan hal bermain. Mendengar kata bermain, maka yang ada di dalam pemikirannya adalah hal bersenangsenang dan banyak lagi yang lain. Salah satunya yaitu dengan bermain lego, merupakan aktivitas yang menarik bagi anak. Bermain lego merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan motorik halus lego adalah sejenis alat permainan bongkah plastik kecil, bongkahan serta kepingan lain bisa disusun model apa saja serta memiliki warna yang berwarna-warni, memiliki ukuran berbeda ukuran dan berjumlah banyak. Untuk itu lego merupakan salah satu yang efektif dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Namun pada kenyataannya di TK masih banyak anak yang kemampuan motorik halusnya belum seimbang. Hal tersebut terlihat ketika guru membiarkan anak bermain lego secara bebas, anak terlihat kesulitan saat anak berusaha mengambil, memasang, serta melepas mainan lego. Melihat kenyataan diatas peneliti mencoba memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Solusi yang ditawarkan oleh peneliti yaitu dengan menerapkan pemberian permainan lego adu cepat. Sedangkan permainan lego adu cepat ini merupakan persaingan dalam suatu pertandingan yang memerlukan kecepatan gerak tangan dalam menyusun lego dan kecepatan berpikir dalam ketepatan penyusunan yang benar hal tersebut untuk meraih kemenangan pada permainan. Permainan lego adu cepat terdiri dari beberapa bongkahan lego, kemudian anak-anak membuat kompetisi kecil yaitu adu cepat merangkai lego. Dimana lego itu sendiri memberikan manfaat bagi anak yaitu anak dapat belajar menciptakan misi, belajar mengerti pondasi, belajar mengerti alat bantu, belajar berkomunikasi dan sharing ide, melatih kemampuan melatih motorik halus (Yulianti 2009: 4). Permainan lego adu cepat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dalam Kurikulum taman kanak-kanak tahun 200 yang harus dicapai oleh semua anak TK usia 4-5 tahun pada kelompok A. Kemampuan motorik halus anak harus dilatih setiap hari dengan hal yang menyenangkan serta disukai anak-anak. Dengan demikian, maka permainan lego menjadi permainan yang menarik dan menjadi hal baru, yang membuat anak merasa tertantang serta menghilangkan rasa jenuh. Kejenuhan yang terjadi karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda saat menerima materi yang sama, salah satu variasi yang mampu menghilangkan kejenuhan pada anak adalah dengan bermain. Dengan adanya permainan lego adu cepat yang bervariasi membuat anak merasa senang berada di sekolah serta dapat 2

menghilangkan kejenuhan yang muncul, serta permaian tersebut dapat merangsang motorik halus pada anak. Pada dasarnya pendidikan untuk anak usia dini, harus mengacu pada prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain, karena dunia anak adalah dunia bermain. Ini berarti, seluruh kegiatan belajar yang diprogramkan untuk anak tidak boleh mengandung unsur pemaksaan, serta program pendidikan untuk anak harus menyenangkan bagi peserta didik. Cara bermain lego adu cepat yaitu dengan mencampur kepingan-kepingan lego menjadi satu rangkaian, kemudian menatanya kembali menjadi bentuk tertentu yang sudah ditentukan. Anak yang tercepat menyusun lego sesuai dengan susunan yang benar, maka anak tersebut yang menjadi pemenangnya. Dengan adu cepat dalam bermain lego, diharapkan kemampuan motorik halus anak dapat berkembang serta menumbuhkan semangat kompetisi yang mendorong anak-anak untuk berpikir dan bereaksi cepat. Kesulitan terjadi pada anak-anak yang kemampuan motoriknya masih kurang, sehingga permainan ini butuh di ulang kembali agar motorik halus setiap anak dapat berkembang. Rumusan masalah pada TK Aisyiyah 3 Surabaya melakukan pembelajaran kemampuan motorik halus tentang permainan lego adu cepat dilihat dari kemampuan anak mengambil, memasang dan melepas dari rangkaian lego itu sendiri. Materi yang ditujukan pada anak bertujuan mengembangkan kemampuan motorik halusnya, sehingga berdasarkan hal yang dikemukakan, peneliti membuktikan bahwa apakah ada pengaruh permainan lego adu cepat terhadap perkembangan motorik halus anak kelompok A di TK. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh permainan lego adu cepat terhadap perkembangan motorik halus anak kelompok A di TK. Dan manfaat dari penelitian ini adalah mampu menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan dalam dunia pendidikan pada umumnya, dan khususnya mengenai kemampuan motorik halus anak melalui permainan lego adu cepat. Demikian diharapkannya penelitian ini dapat memecahkan masalah tersebut. Menurut Hasan (2009: 76-79) menyatakan bahwa menginjak usia 3,5 bulan, bayi mulai menunjukkan perkembangan motorik halusnya. Perkembangan motorik halus berhubungan dengan keterampilan si bayi dalam menggunakan tangannya. Perkembangan motorik halus di usia bayi, akan menjadi bekal bagi si anak untuk terampil menggunakan tangannya. Misalnya, memegang benda dengan benar (seperti pensil, bolpoin, gelas, sendok, garpu dan mainan), menulis cepat dan rapi, terampil menggunting, melipat, mewarnai, meronce, mengambil benda-benda kecil, dan memotong. Sedangkan menurut Sujiono (2007:.3) mengatakan bahwa gerakan motorik halus merupakan gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini tidak banyak memerlukan tenaga, namun hanya memerlukan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Pendapat Sujiono mendukung pendapat Hasan yaitu gerakan motorik halus hanya melibatkan bagian tubuh tertentu seperti menggunakan koordinasi tangan. Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan (Mayke Sugianto, T. 995). Pendapat Mayke didukung oleh pendapat Zaman (200: 6.6) bahwa alat permainan edukatif adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak. Dari pernyataan tersebut maka APE untuk anak selalu dirancang dengan pemikiran yang mendalam disesuaikan dengan rentang usia anak. APE juga dirancang untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Aspek-aspek yang dapat dikembangkan adalah aspek fisik (motorik halus dan kasar), emosi, sosial, bahasa, kognitif, dan moral. Permainan lego juga termasuk permainan yang mengembangkan perkembangan anak, dan terlebih dalam mengembangkan perkembangan motorik halusnya. Menyusun lego memang terlihat sederhana, hanya menempel atau menggabungkan sehingga menjadi satu bentuk baru yang menarik. Melihat uraian di atas maka peneliti merumuskan masalah Adakah Pengaruh Permainan Lego Adu Cepat Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok A di TK? METODE Dalam penelitian eksperimen ini dilakukan menggunakan desain penelitian Pre- Experimental Design dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O) disebut 3

Pengamat II Pengaruh Permainan Lego Adu Cepat Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok A Di Tk Pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut Post-Test (Arikunto 200:24) Populasi dalam penelitian kuantitatif diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 20:7). Dalam penelitian ini populasi yang ditetapkan peneliti adalah anak kelompok A TK Aisyiyah 3 Surabaya yang berjumlah 24 anak. Desain ini digambarkan sebagai berikut: O X O2 Pre-test Treatment Post-test (Sugiono 20: ) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah bermain dengan media lego adu cepat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan motorik halus. Dalam konstruksi lembar penilaian observasi, instrumen yang digunakan berupa observasi sistematis, pedoman observasi tersebut terdiri dari beberapa item tentang perkembangan kemampuan motorik halus dengan menggunakan acuan indikator pada kurikulum 200 tentang Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak. Adapun kisi-kisi pedoman observasi pengenalan konsep ukuran sebelum uji validasi isi (konsultasi dengan ahli) adalah sebagai berikut : Pada pelaksanaannya digunakan sebuah instrumen sebagai alat pengumpul data, dimana instrumen tersebut akan melewati beberapa tahapan. Instrumen yang sudah divalidasi selanjutnya akan diuji reabilitasnya, karena instrumen yang baik dan dapat dipercaya adalah instrumen yang sudah teruji validitasnya dan reabilitasnya.hasil pengamatan digunakan teknik reabilitas H.J.X. Fernandes (Arikunto, 200:244): KK = Tabel 3.6 Kontingensi Kesepakatan Pengamat I 2 2 3 4 Juml ah amat an () 3 2,3 4 Jum lah (2) 2 2 3 (Sumber: Hasil Pengujian Reabilitas) Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tingkat Pencapaian Perkembanga n Kemampuan Motorik Halus Capaian Perkemban gan Fisik/Moto rik Indikator Membuat berbagai bentuk dengan menggun akan kepingan lego. (Sumber: Permen Diknas 58, 200) Item Anak mampu mengambil lego. Anak mampu memasang lego hingga menjadi rangkaian. Anak mampu melepas lego dari rangkaian. K = = (Rumus: Pengujian Reabilitas) Teknik analisis data merupakan kelanjutan dari pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan statistika non-parametrik, dimana data yang dianalisis tidak harus berdistribusi normal (distribution free). Menurut Sugiyono (20: 2) menyebutkan bahwa statistik nonparametris digunakan untuk menganalisis data domain dan ordinal. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data menggunakan statistik. 4

Peneliti menggunakan statistik non parametris karena data yang digunakan adalah data ordinal. Selanjutnya memilih uji wilcoxon mathch pairs test karena ingin membedakan pengaruh sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa permainan lego adu cepat. Dalam penelitian ini data yang dianalisis memiliki jumlah subjek 2 dan berupa data ordinal serta tidak berdistribusi normal. Data ordinal merupakan data berjenjang/berbentuk peringkat karena satu data dengan yang lain mungkin tidak sama (Sugiyono, 2007: 24). Mengacu pada penjelasan diatas uji statistik non-parametris yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah uji wilcoxon match pairs test, uji ini dimaksudkan untuk mengetahui arah dan ukuran perbedaan. Uji Wilcoxon match pairs test dilakukan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan (two paired sample) dengan data berbentuk ordinal. Hipoitesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai dua kelompok atau lebih. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 20: 02). Dalam hal ini adalah perbedaan kemampuan motorik halus sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa permainan lego adu cepat. Tabel 3.7 Tabel Penolong Uji Wilcoxon Match Pairs Test No. X X Beda TandaJenjang A B X B - X A Jenja ng + - 2 3 Dst Jumlah T=.... (Sumber: Sugiyono, 200:5) 5 Keterangan: X A perlakuan X B X B- X A :Nilai sebelum diberi :Nilai setelah diberi perlakuan :Beda antara sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Langkah-langkah menganalisis tabel adalah sebagai berikut Sudjana (2005:450). a. Memberi nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Y-X). Harga mutlak yang paling kecil diberi nomor urut atau peringkat, harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut 2, dan harga mutlak terbesar diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya. b. Pada setiap nomor urut diberikan tanda yang didapat dari selisih (Y-X) c. Menghitung jumlah nomor urut yang bertanda positif dan jumlah nomor urut yang bertanda negatif. d. Untuk jumlah nomor yang didapat dari yang bertanda positif maupun negatif. Mengambil jumlah yang harga mutlaknya paling kecil. Menyebutnya jumlah ini dengan T. Jumlah T ini dipakai untuk menguji hipotesis, pengambilan keputusannya adalah: Jika Thitung < Ttabel, maka Ho ditolak.jika Thitung > Ttabel, maka Ho diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil sebelum perlakuan dan observasi hasil setelah perlakuan tentang pengaruh penerapan permainan lego adu cepat terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok A di TK, kemudian dianalisis dengan statistik non parametrik menggunakan rumus uji jenjang bertanda Wilcoxon (wilcoxon match pairs test). Berikut perhitungan statistik dengan menggunakan tabel penolong untuk tes wilcoxon : Tabel 4.4 Tabel Perhitungan Menggunakan Uji Wilcoxon No Nilai Sebelum perlakua n (X) Nilai Setelah perlakua n (Y) Beda Tanda Jenjang (Y- Jenj (+) (-) X) ang. 7 4 4 +4-2. 8 2 4 4 +4-3. 7 4 4 +4-4. 6 0 4 4 +4-5. 7 0 3 3 +3-6. 7 4 4 +4-7. 8 0 2 2 +2-8. 6 0 4 4 +4-9. 7 0 3 3 +3-0. 7 0 3 3 +3 -

. 8 9 + - 2. 8 2 4 4 +4-3. 6 0 4 4 +4-4. 8 9 + - 5. 6 5 5 +5-6. 7 4 4 +4-7. 7 0 3 3 +3-8. 7 0 3 3 +3-9. 6 5 5 +5-20. 6 5 5 +5-2. 8 0 2 2 +2-22. 6 5 5 +5-23. 7 4 4 +4-24. 6 9 3 3 +3 - Jumlah T+= 84 (Sumber: Hasil Perhitungan Kemampuan Motorik Halus Anak) Berdasarkan tabel hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji jenjang Wilcoxon, diketahui bahwa nilai t hitung yang diperoleh yaitu 0. Penentuan t hitung menurut Sugiyono (200:264) yaitu diambil dari jumlah jenjang yang kecil tanpa memperhatikan tanda t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel. Cara mengetahui t tabel yaitu menentukan (n,α), dimana n = jumlah sampel dan α = taraf signifikansi 5% sehingga t tabel yang diperoleh yaitu 8. Mengetahui jumlah angka yang diperoleh dari t tabel berjumlah 8 berarti t hitung < t tabel (0 < 8). T0= 0 PENUTUP Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh pada saat observasi awal dan setelah perlakuan, hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan lego adu cepat pengaruh terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK dengan nilai rata-rata hasil pre-test 6,9 dan rata-rata hasil post-test 0,4. Teknik analisis data yang diperoleh yaitu T hitung= 0 lebih kecil dari T tabel = 8. Terbukti bahwa pada anak kelompok A mampu mengikuti serta memahami perintah yang disampaikan, mampu mengenal bentuk sederhana yaitu persegi, persegi panjang, dan lingkaran, mampu menyusun dan membentuk kepingan lego menjadi bentuk sederhana, dan mampu melepas rangkaian bentuk sederhana yang telah dibentuk dari lego. Pada saat pembelajaran terakhir yaitu pada kegiatan observasi terakhir setelah diberi perlakuan, kemudian anak memperlihatkan minat mereka terhadap permainan lego yang lebih baik. Berdasarkan hasil perhitungan, juga terbukti bahwa pembelajaran menggunakan permainan lego adu cepat dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak TK A, dilihat dari cara anak memegang mainan serta mampu membuat bangun sederhana dari kepingan lego. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:. Hendaknya guru dapat menjadikan permainan lego adu cepat sebagai alternatif kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. 2. Sebaiknya para orangtua memperhatikan perkembangan yang terjadi pada anak, salah satunya kemampuan motorik halus. Hal ini bertujuan agar para orangtua dapat memberikan stimulasi yang lebih dan tepat kepada anak. 3. Bagi peneliti lain dianjurkan untuk mengembangkan lebih lanjut permainan lego adu cepat, sehingga menambah variasi jenis kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 200. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Cahyo, Agus N. 20. Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak. Jogjakarta: Flashbook Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan anak usia dini. Jogjakarta: Diva Press Hurlock, Elizabeth B. 978. Perkembangan Anak Jilid Edisi keenam. Jakarta: Erlangga Montolalu, dkk. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Sugiyono. 20. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks Sumantri. 2005.Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. 6

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Santrock, John W. 20. Masa Perkembangan Anak Buku 2 Edisi. Jakarta: Salemba Humanika Sudono, Anggani. 995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. T, Mayke Sugianto. 995. Bermain, Mainan, Dan Permainan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Yamin, Martinis. 200. Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Rineka Cipta Yulianti, Rani. 2009. Permainan Yang Meningkatkan Kecerdasan Anak Modern Dan Tradisional. Jakarta: Laskar Aksara Zaman, dkk. 200. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka 7