BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. hingga kehidupan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Sehat

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

PENATALAKSANAAN ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN SPRAIN ANKLE DEXTRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. menaiki tangga, berlari dan berolahraga secara umum dan lain-lain. Untuk

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konsep paradigma sehat menuju Indonesia sehat 2010, tujuan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : LINA WULANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CALCANEUS SPUR SINISTRA DENGAN MICRO WAVE DIATHERMY (MWD) DAN MASSAGE DI RSAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengancam penurunan kualitas manusia jika tidak segera

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

Statistics. sebelum1 sesudah1 selisih1 sebelum2 sesudah2 selisih2. N Valid Missing

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

1) Ida Bagus Ketut Surya, Bagian Fisioterapi RSUD Wangaya Denpasar, Bali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah. keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, pola kehidupan masyarakat Indonesia semakin hari semakin berkembang dan maju, dimana pola hidup tersebut dapat berpengaruh terhadap pembangunan bangsa Indonesia saat ini. Untuk itu peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan produktif sangat diperlukan dalam mengisi pembangunan. Untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan peningkatan sistem pelayanan kesehatan. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap individu hidup produktif baik secara sosial dan ekonomi. Kesehatan berkaitan dengan kata Sehat dimana sehat menurut Word Health Organitation (WHO) adalah keadaan sempurna secara fisik, mental dan sosial dalam kehidupannya. Dengan kondisi yang sehat manusia dapat menyelesaikan peran dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Banyak individu yang mengalami stress akibat kesibukan seharihari. Salah satu cara yang tepat untuk mengurangi stress adalah dengan berolahraga. Namun tidak sedikit cidera akibat berolahraga. Saat ini jumlahnya semakin banyak dan meningkat dan salah satu diantaranya adalah Sprain Ankle. Secara biomekanis, ankle atau pergelangan kaki merupakan bagian tubuh yang menerima beban dari seluruh tubuh baik pada saat berdiri maupun 1

2 berjalan. Pada saat berjalan atau berlari maka beban tubuh diterima oleh kaki atau pergelangan kaki pada kedua sisi secara bergantian. Oleh karena kaki dan pergelangan kaki menjadi pusat tumpuan badan pada saat berdiri, berjalan dan berlari, maka bagian tubuh tersebut cenderung mengalami gangguan akibat trauma mekanik. Salah satu trauma mekanik yang sering terjadi pada daerah pergelangan kaki adalah sprain ankle, yang merupakan trauma pada ligamentumligamentum sisi lateral ankle. Trauma ini Sering terjadi pada olahragawan dari cabang olahraga seperti sepak bola, atletik dan lain-lain. Trauma tersebut menyebabkan penarikan yang tiba-tiba ( Overstretch ) pada ligamentum lateral kompleks ankle sehingga menimbulkan nyeri hebat dan kesulitan untuk berjalan normal. Problem nyeri merupakan problem utama yang menyebabkan pasien mengalami gangguan berjalan. Pasien biasanya tidak memperhatikan injury yang terjadi ( hanya nyeri ringan ) sehingga tidak diobati atau mencari terapi yang tidak tepat, dan kondisi ini terjadi berulang kali ( repetition overstretch ). Keadaan ini bisa menimbulkan nyeri yang intermitten atau kadang-kadang konstan, dan dapat terjadi problem sekunder seperti unstable ankle joint ( Laxity Ligament ) dan gangguan Activity Daily Living ( ADL ) berjalan. Adanya gangguan ADL berjalan dapat mempengaruhi beban kompresi pada sendi lain terutama sendi lutut. Gangguan berjalan bisa menimbulkan ketidakseimbangan beban kompresi pada knee joint, sehingga keadaan ini secara progresif bisa menyebabkan Osteoartritis (OA) lutut atau nyeri lutut. 2

3 Keterlibatan sendi lain akibat kronik sprain ankle akan memperburuk kondisi penderita sehingga nyeri kronik sebagai problem utama harus diterapi dengan tepat. Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan profesional mempunyai peran dalam menangani sprain ankle, karena kondisi ini menimbulkan problem gangguan gerak dan fungsi. Fisioterapi sangat berperan dalam menangani problem nyeri kronik yang ditimbulkan dari kondisi sprain ankle. Beberapa modalitas fisioterapi dapat digunakan untuk mengobati sprain ankle. Dalam kenyataannya dilapangan, banyak fisioterapi menggunakan modalitas MWD, SWD, US, TENS, IR dan interferensi. Modalitas ultrasound ( US ) umum digunakan fisioterapi dilapangan. Ultrasound dapat menimbulkan efek yaitu merangsang penyembuhan luka dengan menimbulkan reaksi radang baru secara fisiologis, dan juga menurunkan nyeri melalui efek mekanik. Pemilihan intervensi yang tepat dan efektif sangat diperlukan dalam penanganan kondisi sprain ankle. Pemberian intervensi pada kondisi sprain ankle tidak hanya dengan menggunakan modalitas fisioterapi tetapi juga dapat dikombinasikan dengan pemberian latihan baik aktif maupun pasif. Sprain ankle dengan struktur jaringan yang terkena adalah ligamentum lateral compleks ankle, terletak superfisial dengan kulit sehingga efek ultrasound dapat mencapai kedalaman jaringan tersebut. Sedangkan untuk latihan yang dapat diberikan salah satunya adalah latihan stabilisasi. Dengan latihan stabilisasi diharapkan dapat melatih koordinasi yang sinergis dari 3

sistem neuromuskuler untuk menjaga dasar yang kokoh dalam mempersiapkan gerakan dan fungsi dan aktifitas. 4 B. Identifikasi Masalah Sprain ankle adalah kondisi terjadinya overstretch pada ligamentum lateral compleks ankle. Ligamentum lateral compleks terdiri atas :ligamentum talofibular anterior, ligamentum talofibular posterior, ligamentum calcaneocuboideum, ligamentum talocalcaneus dan ligamentum calcaneofibular. Sprain pada ligamentum lateral complex disebabkan oleh gerak inversi dan plantar fleksi ankle yang tiba-tiba. Keadaan ini menyebabkan nyeri dan oedem, serta penurunan fungsi seperti kesulitan berjalan. Derajat I sprain ankle sering menjadi kronik sprain ankle karena pasien biasanya tidak memperhatikan injury yang terjadi ( hanya nyeri ringan ) sehingga tidak diobati atau mencari terapi yang tidak tepat, dan kondisi ini terjadi berulang kali ( repetition overstretch ). Keadaan ini bisa menimbulkan nyeri yang intermitten atau kadang-kadang konstan, dan dapat terjadi problem sekunder seperti unstable ankle joint ( Laxity Ligament ) dan gangguan ADL berjalan. Adanya gangguan ADL berjalan dapat mempengaruhi beban kompresi pada sendi lain terutama sendi lutut. Gangguan berjalan bisa menimbulkan ketidakseimbangan beban kompresi pada knee joint, sehingga keadaan ini 4

5 secara progresif bisa menyebabkan OA lutut atau nyeri lutut. Keterlibatan sendi lain akibat kronik sprain ankle akan memperburuk kondisi penderita sehingga nyeri sebagai problem utama harus diterapi dengan tepat. Dalam menentukan diagnosis yang tepat pada kondisi sprain ankle, perlu dilakukan assesmen yang tepat untuk menghasilkan diagnosis yang baik. Hal ini sangat penting karena menyangkut pada intervensi terpilih yang akan diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dan yang tidak kurang pentingnya adalah melakukan re-evaluasi terhadap semua hal tersebut dan melakukan pencatatan sebagai bahan dokumentasi untuk tindakan selanjutnya pada kondisi yang sama. Beberapa modalitas fisioterapi dapat digunakan untuk mengobati sprain ankle. Dalam kenyataannya dilapangan, banyak fisioterapi menggunakan modalitas MWD, SWD, US, TENS, IR dan interferensi. Modalitas ultrasound ( US ) umum digunakan fisioterapi dilapangan. Ultrasound dapat menimbulkan efek yaitu merangsang penyembuhan luka dengan menimbulkan reaksi radang baru secara fisiologis, dan juga menurunkan nyeri melalui efek mekanik. Pemilihan intervensi yang tepat dan efektif sangat diperlukan dalam penanganan kondisi sprain ankle. Pemberian intervensi pada kondisi sprain ankle tidak hanya dengan menggunakan modalitas fisioterapi tetapi juga dapat dikombinasikan dengan pemberian latihan baik aktif maupun pasif. Penanganan nyeri pada sprain ankle memerlukan penanganan yang komprehensif sehingga perlu dipilih modalitas dan bentuk latihan yang dapat 5

6 memberikan hasil yang optimal, salah satu diantaranya adalah ultrasound dan latihan stabilisasi baik aktif maupun pasif. Dari identifikasi masalah yang ada, maka penulis membatasi penelitian pada pengaruh penambahan latihan stabilisasi pada intervensi stabilisasi pasif dan ultrasound terhadap pengurangan nyeri akibat sprain ankle. C. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah yaitu : 1. Apakah intervensi Therapeutic Ultrasound dan latihan stabilisasi dapat menurunkan nyeri pada sprain ankle? 2. Apakah intervensi Therapeutic Ultrasound, latihan stabilisasi dan elastic Bandage dapat menurunkan nyeri pada sprain ankle? 3. Apakah penambahan elastic bandage pada intervensi Therapeutic Ultrasound dan latihan stabilisasi lebih baik dalam menurunkan nyeri pada sprain ankle? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penambahan elastic bandage pada intervensi Therapeutic Ultrasound dan latihan stabilisasi lebih baik dalam menurunkan nyeri pada sprain ankle 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui intervensi Therapeutic Ultrasound dan latihan stabilisasi menurunkan nyeri pada sprain ankle. 6

b. Untuk mengetahui intervensi Therapeutic Ultrasound, latihan stabilisasi dan elastic Bandage menurunkan nyeri pada sprain ankle. 7 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi pendidikan fisioterapi a. Sebagai bahan kajian pada kasus serupa untuk peneliti yang lain. b. Sebagai bahan perbandingan khususnya kepada mahasiswa. 2. Bagi institusi pelayanan fisioterapi a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pada terapi dengan kasus yang sama. b. Sebagai bahan untuk membuka pola fikir ilmiah dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi fisioterapi. 3. Bagi peneliti a. Mengetahui manfaat penambahan latihan stabilisasi pada intervensi stabilisasi pasif dan ultrasound terhadap pengurangan nyeri akibat sprain ankle. b. Untuk membuktikan perbedaan pengaruh antara penambahan latihan stabilisasi pada intervensi stabilisasi pasif dan ultrasound dengan intervensi stabilisasi pasif dan ultrasound terhadap pengurangan nyeri akibat sprain ankle. 7