Identifikasi Zona Akifer Hidrotermal Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis di Sekitar Sumber Air Panas Panggo Desa Kaloling Kabupaten Sinjai

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

SURVEY GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI KAMPALA KABUPATEN SINJAI SULAWESI SELATAN

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

APLIKASI METODE GEOLISTRIK DALAM SURVEY POTENSI HIDROTHERMAL (STUDI KASUS: SEKITAR SUMBER AIR PANAS KASINAN PESANGGRAHAN BATU)

PEMETAAN AKUIFER AIRTANAH DI WILAYAH KAMPUS UNSRAT MANADO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

METODE EKSPERIMEN Tujuan

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITAS JEMBER

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

Identifikasi Jalur Patahan Dengan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Wilayah Palu Barat

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

Abstrak

IDENTIFIKASI LAPISAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DI DAERAH KERING DESA SUMBERBOTO KECAMATAN WONOTIRTO KABUPATEN BLITAR

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012,

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup di muka bumi. Makhluk hidup khususnya manusia melakukan

Bab IV Akuisisi, Pengolahan dan Interpretasi Data

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 2 (2017), Hal ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

ABSTRAK

POTENSI AIRTANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS BATUAN DI KELURAHAN CANGKORAH, KECAMATAN BATUJAJAR, KABUPATEN BANDUNG BARAT

*

RESISTIVITAS BATUAN KAMPUS UNHAS TAMALANREA ABSTRAK

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Interpretasi Data Geolistrik untuk Memetakan Potensi Air Tanah dalam Menunjang Pengembangan Data Hidrogeologi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Sumber Air Tanah dalam Berdasarkan Analisis Data Resistivitas di Daerah Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pemetaan Penyebaran Pola Akuifer dengan Metode Resistivitas Sounding Konfigurasi Schlumberger di Daerah Dayu Gondangrejo Karanganyar

Deteksi Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner-Schlumberger di Masjid Kampus Universitas Sam Ratulangi dan Sekitarnya

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI AREA MANIFESTASI PANAS BUMI KALIULO, GUNUNG UNGARAN

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

PENENTUAN LITOLOGI BATUAN DAN MUKA AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH LANDFILL PLTU LABUHAN ANGIN SIBOLGA

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

Interpretasi Data Geofisika untuk Penentuan Titik Pemboran Air Tanah di Daerah Mertoyudan, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah

Analisa Resistivitas Batuan dengan Menggunakan Parameter Dar Zarrouk dan Konsep Anisotropi

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

Analisis Aliran Rembesan (Seepage) Menggunakan Pemodelan 3D Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner

III. METODE PENELITIAN

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 2, April 2014, Hal

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

Penyelidikan Geolistrik Schlumberger di Daerah Panas Bumi Jaboi Kota Sabang, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

Cross Diagonal Survey Geolistrik Tahanan Jenis 3D untuk Menentukan Pola Penyebaran Batuan Basal di Daerah Pakuan Aji Lampung Timur

SKRIPSI FITRIKAYANTI HASIBUAN NIM : DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Sari. Penyelidikan Geolistrik Tahanan Jenis di Daerah Panas Bumi Pincara, Kabupaten Masamba Sulawesi Selatan

PENERAPAN FORWARD MODELING 2D UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ANOMALI BAWAH PERMUKAAN

Maulana Malik*, Irzal Nur*, Asran Ilyas* *Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 18, Nomor 2, Agustus 2014

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Transkripsi:

ISSN:2089 0133 Oktober 2015 Indonesian Journal of Applied Physics (2015) Vol.5 No.2 Halaman41 Identifikasi Zona Akifer Hidrotermal Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis di Sekitar Sumber Air Panas Panggo Desa Kaloling Kabupaten Sinjai Lantu 1, D.A.Suriamihardja 2, A.M.Imran 3, dan Tri Harianto 4 1 Program Pasca Sarjana Ilmu Teknik Sipil universitas Hasanuddin 2 Program studi Geofisika jurusan Fisika FMIPA Unhas 3 Jurusan Teknik Geology fakultas Teknik Unhas 4 Jurusan Teknik Sipil fakultas Teknik Unhas geolantu@gmail.com Received 23-06-2015, Revised 27-09-2015, Accepted 02-10-2015, Published 20-10-2015 ABSTRACT Geothermal energy is one of the natural resources which emerged on the subsurface ofthe earth can be in a gaseous form (the vapor heat) or in the form of hydrothermal. The geothermal Panggo that located at watersheds of Kalamisu river, was one of the three sources of hydrothermal system existing in district Sinjai East. The existence of the geothermal system in this area will much give many advantagest if managed optimally. This research aims to map the spread of the hydrothermal aquifer zone at the subsurface and it potentials in Panggo village base on electrical properties. Methods used in this research were geo-electrical using Wenner and Schlumbergerconfigurations.At all these research area, it is found the presence of zones which has low resistivity (<20 Ωm), and it is interpreted as the spread of hydrothermal zones. The hydrothermal system appears at subsurface allegedly caused by the geological fault of Kalamisu across this region. ABSTRAK Keywords:hydrothermal, aquifer, geoelectric, and resistivity Energi geotermal adalah salah satu sumber daya alam yang muncul dipermukaan bumi dalam bentuk eneri gas (uap panas) atau dalam bentuk hidrotermal. Geotermal Panggo yang terletak di daerah aliran sungai kalamisu, adalah salah satu dari tiga sumber hidrotermal di kabupaten sinjai yang ada di kecamatan Sinjai timur. Keberadaan sistem panas bumi di daerah ini akan banyak memberi banyak manfaat jika dikelola secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran zona aquifer hidrotermal di bawah permukaan bumi. Panggo dan potensi-potensi yang dimiliki berdasarkan pada sifat-sifat listrik yang dimiliki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode geolistrik hambatan jenis dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger dan Konfigurasi Wenner. Di semua daerah penelitian ditemukan adanya zona yang juga resistivitasrendah (<20 Ohm meter), dan itu ditafsirkan sebagai zona penyebaran hidrotermal. Sistem hidrotermal muncul dari lapisan bawah permukaan diduga akibat sesar geologi Kalamisu yang melintasi wilayah ini Kata kunci: hidrotermal,akuifer, geolistrik, dan resistivitas PENDAHULUAN Sumber air panas Panggo berada pada posisi UTM 120.24122-120.24036 me dan 5.18272-5-18197 ms, yang terletak di desa Kaloling Kecamatan Sinjai Timur pada daerah aliran sungai Kalamisu. Temperatur manifestasi terukur 62 o C dengan temperatur udara 34 o C, debit alir 1 liter/detik dan PH terukur 8,46 [1,2]. Sumber air panas Panggo merupakan salah satu dari tiga sumber air panas yang ada di kecamatan Sinjai Timur. Sebelum pemekaran wilayah, ketiga sumber air panas ini berada dalam satu Desa yakni Desa Kampala. Ketiga sumber air panas tersebut adalah sumber air panas Waepellae di Desa Kampala, sumber air

Identifikasi Zona Akifer 42 panas Pangesoran di Desa Salohe dan sumber air panas Panggo di Desa Kaloling. Sumber air panas Panggo dan Pengesoren terletak di daerah aliran sungai Kalamisu. Sedang sumber air panas waepellae Kampala berada ditepi sungai Mangottong. Kedua sungai ini mempunyai hulu di kaki gunung Lompobatang-Bawakaraeng. Air panas yang muncul di ketiga loksi disebatkan kareana adanya sesar kalamisu yang melintasi ketiga wilayah ini. Sampai saat ini pemanfaatan ketiga sumber energi geotermal ini untuk pengembangan daerah belum begitu optimal, padahal potensi untuk itu cukup banyak, minimal sebagai objek wisata [3,4].Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki sistem geotermal di daerah ini. Tujuan penelitian ini adalah memetakan zona-zona penyebaran hidrotermal dan identifikasi posisi akuifer sumur air panas Panggo dengan menggunakan metode geolistrik hambatan jenis. Alasan pemilihan metode ini karena metode geolistrik sangat baik untuk memetakan zona konduktif di area yang memiliki kontras resistivitas tinggi [5,6]. Hasil dari penelitian diharapkan menambah refrensi pemerintah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna potensi sumber geotermal yang ada di daerah.geotermal secara umum diartikan sebagai kuantitas panas yang tersimpan dalam lapisan bumi, yang kemudian membentuk sistem panas bumi yang telah ada sejak bumi terbentuk [7]. Penelitiandilakukan dengan metode geolistrik hambatan jenis dengan mengunakan konfigurasi Schlumberger dan Wenner, untuk memetakan struktur pelapisan batuan dalam bentuk 1D dan 2D secara vertical maupun horisontal. Parameter yang diukur melalui pengukuran langsung di lapangan untuk mengetahui resistivitas semu pada setiap spasi elektroda. Konfigurasi elektroda pada metode geolistrik hambatan jenis digambarkanseperti pada Gambar 1. Gambar 1. Dua pasang elektroda arus dan potensial pada permukaan mediumbumi Untuk konfigurasi elektrodawenner, resistivitas semu dirumuskan seperti pada Persamaan 1. ρ a = 2πa V I (1) ρ a adalah resistivitas semua jarak antar elektroda. V merupakan selisih potensial antara elektode potensial. Sedangkan I adalah arus yang dialirkan dalam tanah. Untuk pengukuran dengan Vertical Sounding Electricity (VSE) digunakan konfigurasi Schlumberger, resistivitas semu untuk konfigurasi ini adalah seperti pada Persamaan 2. ρ a = π L2 l 2 2l V I L adalah ½ jarak pasangan elektrode arus. Sedangkanl adalah ½ jarak pasangan elektrode potensial. (2)

Identifikasi Zona Akifer 43 METODE Sumber air panas Panggo berada pada posisi UTM 120.24122-120.24036 me dan 5.18272-5-18197 ms, yang terletak di desa Kaloling Kecamatan Sinjai Timur pada daerah aliran sungai Kalamisu. Gambar2.(color online)peta geologi lokasi penelitian 3 2 4 1 Gambar 3. (color online) Lintasan pengambilan datawenner (line 1 s/d line 5) dan titik Sounding Schlumberger(Titik sounding 1 s/d 4) Peralatan yang digunakan adalah 1 unit resistivitymeter Single-Channel Twin Probe Resistivity (G-Sound). Pengukuran dilakukan secara langsung di sekitar sumur geothermal dengan menggunakan konfigurasi Wenner sebanyak lima lintasan dengan panjang bentangan masing-masing 100 m dan spasi elektroda 5m. Analisis dan interpretasi data pada konfigurasi Wenner dilakukan dengan menggunakan software RES2INV. Selanjutnya dilakukan pengukuran diempat titik sounding dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger dan analisis datanya menggunakan software IP2WIN.

Identifikasi Zona Akifer 44 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data dari 5 lintasan konfigurasi Wenner dan 4 titik sounding konfigurasi Schlumberger diperoleh sebagai berikut. Hasil Pengolahan dan Analisis data dengan Konfigurasi Wenner 1 2 3 4 5 Gambar 4.(color online)penampang 2D hasil pengolahan RES2INV di lintasan pengkuran dengan konfigurasi Wenner Hasil Pengolahan pengolahan data dengan menggunakan RES2INV diperoleh bahwa pada ke lima lintasan dengan konfigurasi Wenner diperoleh sebagai berikut: 1. Pada lintasan 1 dengan panjang bentangan 100 m dengan spasi antara elektroda paling kecil sejauh 5 m,hasil analisis data terdeteksi sampai kedalaman dengan 16 m dengan variasi resitivitas seperti pada Gambar 4 pada nomor 1. Pada lintasan ini secara umum teridentifikasi 3 jenis batuan yakni zona dengan resistivitas <20 Ωm (biru tua ) dengan kedalaman dari 3,75. Zona dengan resistivitas antara 20 Ωm-180 Ωm (biru muda sampai hijau) dan zona dengan resistivitas >180 Ωm (coklat sampai merah). 2. Pada lintasan 2 yang dilakukan searah dengan lintasan 1 dengan panjang lintasan sama dengan lintasan 1. Pada lintasan ini teridentifikasi kedalaman sampai 20 m. Pada lintasan ini, secara umum juga teridentikasi 3 jenis batuan yakni batuan dengan variasi

Identifikasi Zona Akifer 45 resistivitas <20 Ωm dengan kedalaman mulai dari 4 m ke bawah, zona dengan resistivitas antara 20 Ωm-180 Ωm, dan zona resistivitas >200 Ωm 3. Pada lintasan 3 dilakukan searah dengan lintasan 1 dan 2 mengarah dari Barat Daya di tepi aliran sungai Kalamisu. Pada lintasan ini lebih didominasi dengan zona resistivitas rendah yang terdiri dari zona dengan resistivitas <20 Ωm dan zona dengan resistivitas antara 20 Ωm-70 Ωm. 4. Lintasan 4 dilakukan memotong lintasan 1, 2, dan 3 mengarah ke daerah aliran sungai Kalamisu yakni arah Barat Laut-Tenggara (NW-SE) dengan panjang bentangan 100 m. Pada lintasan 4, kedalaman penetrasi teridentifikasi sampai pada kedalaman 16 m. Pada lintasan ini teridentifikasi pula zona dengan resistivitas rendah hampir sepanjang lintasan. Zona dengan resistivitas agak tinggi yang nilainya lebih besar dari 20 Ωm hanya ditemukan pada ujung atas lintasan pengukuran. 5. Lintasan 5 dilakukan searah dengan lintasan 4. Pada lintasan ini teridentifikasi pula sampai kedalaman 16 m. Hasil inversi menunjukkan bahwa pada lintasan ini teridentifikasi zona dengan resistivitas rendah yakni di bawah 20 Ωm dan nilai resistivitas yang agak tinggi antara 20 Ωm-80 Ωm dan resistivitas diatas 80 Ωm pada ujung atas Dari lima lintasan pengukuran dengan konfigurasi Wenner, ditunjukkan secara umum ada tiga jenis material dengan resistivitas ρ<20 Ωm, ditafsirkan sebagai zona penyebaran hidrotermal, zona dengan resistivitas 20Ωm<ρ<180 Ωm ditafsirkan sebagai lempung yang sebagian telah mengeras, sedang zona dengan resistivitas >200 Ωm ditafsirkan sebagai batuan basalt. Kelima lintasan didominasi oleh material dengan resistivitas rendah dan kedalaman bervariasi dan cukup dekat dengan permukaan tanah. Zona yang memiliki resisvitas rendah ini ditafsirkan sebagai zona hidrotermal. Dapat dikatakan bahwa zona sebaran hidrotermal tersebar merata di area penelitian. Zona ini merupakan lapisan pasir porositas tinggi, sehingga sistem hidrotermalnya mudah menyebar disekitar sumber panas bumi yang ada. Sounding dengan Konfigurasi Schlumberger Untuk melihat struktur 1D pelapisan batuan secara vertikal, dilakukan pengukuran dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger. Pengukuran dilakukan di empat titik pada sudut lintasan terluar daerah survei. Panjang bentangan elektroda setiap titik sounding 70 m, hasil analisis inversi datanya seperti pada Gambar 5 sampai dengan Gambar 8. 1. Titik sounding 1 Gambar 5.(color online)titik Sounding 1 konfigurasi Schlumberger Pada sounding 1 terdeteksi 4 lapisan dengan resistivitas masing-masing 23,2 Ωm; 142 Ωm; 6,85Ωm; dan 306 Ωm. Lapisan 1 ditafsirkan sebagai lapisan pasir dan aluvium yang terintrusi dengan rembesan air sungai. Lapisan ke 2 merupakan lapisan penutup yang terdiri dari batuan basalt dan pasir yang mengeras. Sedang lapisan ke-3 diprediksi sebagai

Identifikasi Zona Akifer 46 zona hidrotermal dengan resistivitas 6,85 Ωm. Lapisan ke-3 merupakan lapisan yang sangat poros dengan ketebalan sekitar 1,7 m. Sedangkan lapisan dengan resistivitas 306Ωm merupakan batuan dasar terdiri batuan basalt dan tufa vulkanik. 2. Titik sounding 2 3. Titik sounding 3 Gambar 6.(color online)titik sounding 2 konfigurasi Schlumberger Pada sounding ke-2 terdeteksi 4 lapisan dengan resistivitas masing-masing 12,8 Ωm; 628Ωm; 43,1Ωm; dan 18,1Ωm. Lapisan 1, 3, dan 4 juga merupakan lapisan dengan resistivitas rendah. Lapisan pertama diindikasikan sebagai endapan batu pasir dan lempung yang terintrusi air sungai, sedang lapisan ke-3 dan ke-4 dtafsirkan sebagai allufium tapi merupakan merupakan zona hidrotermal dengan resistivitas 43,1 Ωm dan 18 Ωm. Sedangkan lapisan ke-2 merupakan lapisan penutup dengan resistivitas 628 Ωm diperkirakan sebagai batuan basalt. Gambar 7.(color online) Titik sounding 3 konfigurasi Schlumberger Pada sounding ke 3 secara kuantitatif terdeteksi 5 lapisan dengan resistivitas masingmasing 15,8 Ωm; 482 Ωm; 5,03Ωm; 270 Ωm; dan 15,2 Ωm. Seperti halnya pada titik sounding ke-1 dan ke-2, dimana lapisan 1 dan lapisan 3 merupakan lapisan dengan resistivitas rendah. Lapisan ke 1 merupakan lapisan lempung, alluvium dan pasir dengan ketebalan 0,5 m. Lapisan ke-3 merupakan lapisan dengan resistivitas yang sangat rendah yang diinterpretasikan sebagai zona hidrotermal dengan kedalaman berkisar 2,15 m. Sedangkan lapisan 4 dengan resistvitas 270 Ωm ditafsirkan sebagai merupakan batuan basalt yang telah mengalami pelapukan dan retas oleh aktivitas tektonik. Lapisan ke-5 ditafsirkan zona akifer hidrotermal. 4. Titik sounding 4 Pada sounding ke-4 terdeteksi 5 lapisan dengan resistivitas masing-masing adalah 25,8 Ωm; 103 Ωm; 42,7Ωm; 2,81Ωm; dan 537 Ωm. Lapisan 1 ditafsirkan sebagai lapisan Alluivium yang terdiri dari endapan pasir dan lempung dengan tebal 0,4 m. Lapisan 3 dan lapisan 4 merupakan zona akifer hidrotermal dengan kedalaman lebih dari 11 m.

Identifikasi Zona Akifer 47 Lapisan 2 merupakan lapisan dengan resistivitas tinggi dan ditafsirkan sebagai batuan basalt yang telah mengalami pelapukan dan retas oleh aktivitas tektonik. Lapisan ke-5 di interpretasi sebagai batuan dasar berupa tufa vulkanik dengan resistivitas 537 Ωm. Profil warna pelangi yang tergambar pada bagian kanan setiap kurva sounding menyatakan variasi nilai resistivitas semu secara vertikal pada setiap titik sounding. Ada kesesuaian antara pengukran dengan konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger dimana pada setiap ujung lintasan pengkuran dengan konfigurasi Wenner teridentifikasi adanya batuan dengan resistivitas tinggi. Zona ini ditafsirkan merupakan zona batas penyebaran hidrotermal dangkal. Gambar 8.(color online)titik sounding 4 konfigurasi Schlumberger Pada sounding ke-4 terdeteksi 5 lapisan dengan resistivitas masing-masing adalah 25,8 Ωm; 103 Ωm; 42,7Ωm; 2,81Ωm; dan 537Ωm. Lapisan 1 ditafsirkan sebagai lapisan Alluivium yang terdiri dari endapan pasir dan lempung dengan tebal 0,4 m. Lapisan 3 dan lapisan 4 merupakan zona akifer hidrotermal dengan kedalaman lebih dari 11 m. Lapisan 2 merupakan lapisan dengan resistivitas tinggi dan ditafsirkan sebagai batuan basalt yang telah mengalami pelapukan dan retas oleh aktivitas tektonik. Lapisan ke-5 diinterpretasi sebagai batuan dasar berupa tufa vulkanik dengan resistivitas 537 Ωm. Profil warna pelangi yang tergambar pada bagian kanan setiap kurvasounding menyatakan variasi nilai resistivitas semu secara vertikal pada setiap titiksounding. Ada kesesuaian antara pengukuran dengan konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger dimana pada setiap ujung lintasan pengkuran dengan konfigurasi Wenner teridentifikasi adanya batuan dengan resistivitas tinggi. Zona ini ditafsirkan merupakan zona batas penyebaran hidrotermal dangkal. Gambar 9.(color online) Profil sebaran air panas Panggo

Identifikasi Zona Akifer 48 Dengan menggabungkan hasil analisis dan interpretasi pengukuran dengan konfigurasi Wenner, maka profil zona penyebaran sistem hidrotermal dapat digambarkan seperti pada Gambar 9. KESIMPULAN Hasil analisis dan interpretasi data hasil pengukuran 1D dan 2D dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger dan konfigurasi Wenner dan didukung oleh data geologi berupa peta geologi daerah Kampala dan sekitarnya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengukuran dengan konfigurasi Wenner ditemukan secara konsisten zona dengan resistivitas <20 Ωm pada semua lintasan survei. Zona ini ditafsirkan sebagai zona penyebaran hidrotermal dengan kedalaman bervariasi dari 1m sampai 12 m. hasil ini lebih diperkuat dengan terdapatnya sumur sumur air panas di daerah survei. Bedasarkan hasil pengukuran dengan konfigurasi Schlumberger teridentifikasi 4 sampai 5 lapisan. Pada setiap titiksounding secara konsisten pada lapisan ke 3 atau 4 ditemukan adanya struktur dengan resistivitas dibawah 20 Ωm. Lapisan diinterpretasikan zona lapisan sistem hidrotermal. Terdapatnya struktur dengan resistivitas tinggi disetiap titik sounding tergambarkan pula pada setiapunjung lintasan Wenner. Zona ini dapat ditafsirkan sebagai zona batas untuk akifer dangkal.pada titiksounding 4 daerah lingkup penelitian ditemukan zona dengan resistivitas sangat rendah (< 3 Ωm) dan diindikasikan sebagai zona akifer hidrotermal dengan kedalaman berkisar 11,3 m. DAFTAR PUSTAKA 1. Andri, E. S.W., Nanlohi, F., dan Bakrun. 2007. Survei Panas Bumi Terpadu (Geologi, Geokimia Dan Geofisika) Daerah Kampala Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Proceeding Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Dan Non Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi 2. Bakrun, dan Widodo, S. 2007. Survey Geolistrik Di Daerah Panas Bumi Kampala Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Proceeding Pemaparan HasilKegiatan Lapangan Dan Non Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi 3. Arnata, D. P. B., Musa, M. D., dan Sabhan. 2012. Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik. Jurnal Natural Science, Vol. 1, No. 1, Hal. 1-6. 4. Laila, I. K., Muryanto, S., dan Rachmansyah, A. 2013. Sebaran Mata Air Panas Blawan-Ijen berdasarkan Data Geolistrik Resistivitas. Natural B, Vol.2, No.2, Hal. 164-171. 5. Sulistyarini, I. Y., dan Irjan. 2011.Aplikasi Metode Geolistrik Dalam Survey Potensi Hidrothermal (Studi Kasus: Sekitar Sumber Air Panas KasinanPesanggrahan Batu. Jurnal Neutrino, Vol.4, No.1, Hal. 24-34. 6. Young, K. 2012.Hydrothermal Exploration Best Practices and Geothermal Knowledge Exchange on Openei. Proceedings, Thirty-Seventh Workshop On Geothermal Reservoir Engineering. Stanford University, California. 7. Farid, M., Hadi, A. I., dan Fetusianti, F. 2008. Analisis Resistivitas Batuan Berdasarkan Data Geolistrik Untuk Memprediksi Sumber Panas Bumi (Studi Kasus: Daerah Air Putih, Kec. Lebong Utara, Kab. Lebong, Prov. Bengkulu. J. Sains MIPA, Vol. 14, No. 2, Hal. 79 84.